sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET



dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR MUTU BUAH NAGA. Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel 1 berikut :

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

III. BAHAN DAN METODE

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Teknik Budidaya Anggur

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III.TATA CARA PENELITIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

MODUL BUDIDAYA MELON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

III. MATERI DAN METODE

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

Cara Mencangkok Pohon Mangga

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Transkripsi:

PENDAHULUAN Buah Naga dengan nama latin Hylocerous undatus sp. adalah buah dari tanaman kaktus berbatang segitiga dan termasuk tanaman langka. Di Cina disebut Feny Long Kwa dan Than Long sedangkan di Tailand disebut Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut Pitahaya. Buah Naga adalah buah semu berwarna ungu kemerahan dari salah satu jenis spesies tanaman kaktus, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 13 cm. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Tengah di wilayah sekitar Meksiko. Khasiat dari Buah Naga diantaranya sebagai obat menguatkan fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak serta meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan dan sebagai perawatan kecantikan. Buah naga dengan rasa yang enak dan sehat untuk dikonsumsi, serta adanya tambahan khasiat yang telah diakui oleh banyak orang dan areal tenaman belum luas, sehingga harganya cukup tinggi. Sebagai gambaran, di Jepang untuk dapat menikmati buah ini orang harus mengeluarkan antara 100 800 yen per biji. Untuk mendorong pengembangan buah naga, Direktorat Budidaya Tanaman Buah memfasilitasi penyusunan Standard Operating (SOP) Buah Naga agar dapat menjadi panduan budidaya yang baik bagi para petani, sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi dengan produktivitas yang optimal. Disamping itu, penyusunan SOP ini diharapkan dapat mendorong daerah

sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SOP yang akan diterapkan di kebun petani sesuai dengan pasar yang dituju. Pada saat ini target yang akan dicapai melalui penerapan SOP buah naga adalah: a. Produksi 40 buah/pohon/tahun atau 8 kg/pohon/tahun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun (per musim). b. Jumlah Kelas Super dengan bobot di atas 700 g sebanyak 20 % c. Jumlah kelas A dengan bobot buah antara 500-600 g sebanyak 65 %. d. Jumlah kelas B dengan bobot buah antara 350-450 g sebanyak 10 %. e. Jumlah kelas C dengan bobot buah antara 250-300 g sebanyak 5 %. f. Warna buah sesuai varietas dan nampak segar.

STANDAR MUTU BUAH NAGA Standar mutu buah naga merah super genjah yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah didasarkan pada ukuran buah, rasa, kandungan nutrisi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BUAH NAGA Standard Operating Pemilihan Lokasi SOP BN I 1 / 2 31-08-09... I. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi : Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta tercapainya produksi buah naga yang optimal dan sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. B. Tujuan : Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran a. Curah hujan yang ideal sekitar 720 mm/tahun. b.suhu udara yang ideal antara 26-36 C dan kelembaban 70-90%. c. Rata-rata ph tanah antara 6,5-7. d.ketinggian lahan 0-350 m dpl. D. Alat dan Bahan : Data iklim 10 tahun terakhir, ph-meter, Altimeter. I 1 i

Pemilihan Lokasi SOP BN I 2 / 2...... E. Fungsi : a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan dan suhu udara tahunan di suatu daerah. b. ph meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah. c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan. F. Prosedur Pelaksanaan a. Menghubungi Stasiun Meteorologi terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir. b.mengukur ph tanah. c. Mengukur ketinggian lahan. G. Referensi : - Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. - MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM - Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra I 2 i

Penyiapan Panjatan SOP BN II 1 / 3...... II. PENYIAPAN PANJATAN A. Definisi : Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman. B. Tujuan : Menopang tanaman buah naga C. Sasaran : Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk menopang rambatan tanaman buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Tiang beton atau tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren (tanaman hidup yang dipangkas sesuai kebutuhan) b. Pipa Besi/palang beton c. Heal ban ring 20 d. Tali Sintetis E. Fungsi : a. Tiang beton tanaman seperti gamal, jaranan, dan suren digunakan sebagai panjatan tanaman buah naga untuk menahan beratnya tanaman. b. Pipa Besi/ Heal ban ring 20/palang beton berbentuk + digunakan untuk tempat II 1 i

Penyiapan Panjatan SOP BN II 2 / 3...... bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas. d. Tali Sintetis digunakan sebagai penyangga sulur tanaman buah naga. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa panjatan dari tiang beton : - Panjatan berbentuk segi empat berukuran 12 cm x 12 cm dengan tinggi 2 m. Selain berbentuk segi empat, dapat bula berbentuk bulat atau segitiga. - Pada bagian permukaan ujung tiang bagian tengah terdapat as besi setinggi 10 cm untuk menempatkan Pipa Besi/palang beton bentuk + untuk penyangga sulur atau cabang. - Panjatan ditancapkan di tanah dengan cara ditanam dengan kedalaman sekitar 50 cm. - Ujung beton dipasang Pipa Besi/palang beton yang berlubang di tengah sedalam 10 cm. - Pipa Besi/Palang beton yang berlubang ditancapkan pada as besi yang terdapat pada permukaan tiang. - Setelah Pipa Besi/Palang beton + terpasang pada tiang beton, diatasnya dipasangkan Heal ban Ring 20 sebagai penopang sulur/cabang II 2 i

Penyiapan Panjatan SOP BN II 3 / 3...... b. Tiang panjatan bentuk tunggal berupa tiang beton cor : - Tiang beton terdiri dari rangkaian besi yang dicor. - Jarak antar tiang 2 x 2,5 m. - Tiang terbuat dari semen cor yang berukuran 12x12 cm, tinggi 2 m, termasuk 50 cm bagian yang terpendam dalam tanah. - Pada ujung tiang terdapat palang berbentuk + terbuat dari beton dengan ukuran lebar 8 cm, tinggi 10, panjang 70 cm. - Susunan diatas palang cor + disusun heal ban mobil ring 20. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra II 3 i

Pengolahan Lahan SOP BN III 1 / 4... III. PENGOLAHAN LAHAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah naga. B. Tujuan : Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran : Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Parang b. Cangkul c. Tugal/linggis (jawa) E. Fungsi : a. Parang digunakan untuk memotong dan membersihkan gulma dan rerumputan. b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah c. Tugal/linggis (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam I 4

Pengolahan Lahan SOP BN III 2 / 4. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Rumput atau semak dipotong sampai pangkal batang. b. Hasil potongan rumput atau semak, dikumpulkan pada lubang yang telah digali, kemudian dibakar agar hama dan penyakit yang ada dapat dimusnahkan. c. Selanjutnya tanah dicangkul sedalam satu cangkulan, kemudian dibolak-balik agar tanah menjadi gembur. d. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam yang berbeda. e. Pengolahan tanah untuk sistem tunggal : - Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya tiang panjatan dengan kedalaman lubang sekitar 50 cm, dan ukuran 12 x 12 cm. Jarak antar lubang tanam sekitar 2 m dan jarak antarbaris tanaman sekitar 2,5 m. - Memasang tiang panjatan pada lubang yang telah disiapkan. III 2

Pengolahan Lahan SOP BN III 3 / 4. - Membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan. - Membuat media tanam dengan mencampurkan tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. - Membuat lubang sedalam 15 cm dan berdiameter 150 cm. - Memasukkan media tanam ke dalam lubang tanam. - Menyiram media tanam dan biarkan terkena sinar matahari hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang tanam saja. - Menyiramkan pupuk PPC (pupuk pelengkap cair) organik pada setiap lubang tanam sebanyak 30 ml:10 liter air untuk 3 tiang secara merata melingkari tiang panjatan. Jarak penyiraman pupuk, dilakukan sehari sebelum tanam. III 3

Pengolahan Lahan SOP BN III 4 / 4. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra III 4 i

Sistem Pengairan SOP BN IV 1 / 2...... IV. SISTEM PENGAIRAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk tanaman buah naga. B. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan lahan dan sistem tiang yang digunakan untuk menanam buah naga. C. Sasaran : Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan areal lahan dan sistem tiang yang digunakan. D. Alat dan Bahan : Pompa air/diesel, Pipa plastik atau pipa karet, selang plastik atau selang karet. Ember plastik, penampung air (bagi petani mitra). E. Fungsi : a. Pipa air digunakan utuk mengalirkan air. b. Pompa air digunakan untuk menyedot air c. Sumur digunakan untuk menyimpan air. d. Ember digunakan untuk mengangkut air e. Selang air digunakan untuk menyemprotkan air IV - 1

Sistem Pengairan SOP BN IV 2 / 2.. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga dapat menggunakan pompa air dibantu dengan pipa terbuat dari bahan plastik atau karet atau sistem leb. b. Pengairan sistem pipa plastik atau pipa karet : - Pengairan pipa air sistem pompa: Siapkan pompa air sejenis Jet Pump atau diesel. Siapkan pipa plastik atau pipa karet ukuran ¾ dim untuk pengaliran air dari pompa air Pemasangan pipa diatur sesuai petak lahan. Selang plastik digunakan untuk menyemprotkan air ke tanaman sampai rata. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra IV - 2

Persiapan Bibit SOP BN V 1 / 4. V. PERSIAPAN BIBIT A. Definisi : Rangkaian kegiatan menyediakan bibit buah naga bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. B. Tujuan : a. Menyediakan bibit bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan. b. Menjamin bibit bebas dari hama dan penyakit. c. Menjamin bibit dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal. C. Sasaran : Mendapatkan bibit yang sesuai syarat tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. D. Alat dan Bahan : a. Gembor (jawa) b. Polibag c. Batang atau cabang tanaman buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan panjang batang/cabang 80-120 cm. d. Gunting/pisau e. Turus bambu V - 1

Persiapan Bibit SOP BN V 2 / 4.... E. Fungsi : a. Batang atau cabang sebagai bahan untuk membuat setek yang akan digunakan sebagai bibit b. Gembor (jawa) digunakan untuk penyiraman. c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan bibit. d. Gunting/pisau digunakan untuk memangkas batang/cabang yang akan dijadikan bibit. e. Turus bambu digunakan sebagai tambatan tunas baru (sifatnya sementara) sebelum ditanam di media tanam. F. Prosedur Pelaksanaan : Pada pelaksanaan kegiatan persiapan bibit yang dilakukan Pemudatani dan Mitra taninya dalam mengembangkan bibit menggunakan perbanyakan vegetatif. I. Perbanyakan vegetatif - Pangkas cabang/sulur, sisakan sekitar 20%. - Bagian yang 80% digunakan sebagai bibit. - Sulur dipotong-potong sepanjang 20-30 cm. - Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi batang dipotong miring ke arah batang pokok. V - 2

Persiapan Bibit SOP BN V 3 / 4.... - Setek dikering-anginkan agar getah mengering. - Sebelum bibit dimasukkan di polibag setek direndam atau dicelupkan dengan ramuan perangsang akar selama 10-15 menit, kemudian ditanam di polibag. Bibit dapat pula dibesarkan dalam polibag: Ukuran polibag 20 cm x 20 cm. Media berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Pada permukaan media dalam polibag disiramkan pupuk PPC, perangsang akar, dan air dengan perbandingan 10ml:10ml:10 liter. Aturlah kelembaban tanah dipolibag dengan cara menghindari sengatan matahari langsung. Media disiram dan bibit ditanam Setiap seminggu sekali disiram PPC. Untuk menghindari hama dan penyakit dilakukan pola PHT (pengamatan hama terpadu) untuk tindakan pencegahan. V - 3

Persiapan Bibit SOP BN V 4 / 4.... G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra V - 4

Penanaman VI. PENANAMAN SOP BN VI 1 / 2... A. Definisi : Rangkaian kegiatan meletakkan bibit di lahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam. B. Tujuan : Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal. C. Sasaran : Melakukan penanaman sesuai prosedur. D. Alat dan Bahan : a. Bibit b. Dolomit c. Cethok (jawa) d. Tali Sintetis E. Fungsi : a. Bibit sebagai bahan utuk menghasilkan buah. b. Dolomit untuk mencegah terjadinya pembusukan pangkal batang setek. c. Cethok (jawa) digunakan untuk membuat lubang tanam. d. Tali Sintetis untuk mengikat bibit pada tiang panjatan. VI - 1

Penanaman SOP BN VI 2 / 2...... F. Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Tiang Panjatan Bentuk Tunggal - Siapkan empat batang setek untuk setiap tiang panjatan - Membuat lubang tanam dengan kedalaman 10 cm - Lepaskan bibit dari polibag. Letakkan bibit pada lubang tanam. - Masukkan bibit sedalam 10 cm bila panjang setek 50-80 cm dan sedalam 4-8 cm bila panjangnya kurang dari 50 cm. - Pembenaman setek harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. - Jarak setek dengan pangkal sekitar 10 cm. - Setek diikat tidak terlalu erat pada tiang panjatan. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra. VI - 2

Penyulaman VII. PENYULAMAN SOP BN VII 1 / 2.... A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. B. Tujuan : Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal. C. Sasaran : Tanaman dapat berproduksi secara optimal. D. Alat dan Bahan : a. Setek bibit baru. b. Kapur atau dolomit. E. Fungsi : a. Setek bibit baru digunakan untuk mengganti setek yang mati, busuk pangkal batang, atau tidak tumbuh. b. Kapur/dolomit digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur (pembusukan batang). VII - 1

Penyulaman SOP BN VII 2 / 2. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Penyulaman dilakukan setelah tanaman diketahui benar-benar mati/stagnan. b. Setek yang mengalami busuk pada pangkal batang, setek yang mati atau tidak tumbuh, dicabut. c. Lubang tanam ditaburi dengan kapur atau dolomit. d. Ambil bibit baru untuk pengganti yang sudah siap di polibag. e. Setek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses penanaman. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra VII - 2

Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang SOP BN VIII 1 / 2. VIII. PENGATURAN LETAK DAN PENGIKATAN CABANG ATAU BATANG A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau batang dengan cara pengikatan. B. Tujuan : Supaya batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan tidak salah posisi. C. Sasaran : Percepatan pertumbuhan tanaman yang diharapkan dapat terpenuhi. D. Alat dan Bahan : a. Tali sintetis atau tali rafia. b. Kawat ram. E. Fungsi : a. Tali sintetis atau tali rafia atau kawat ram digunakan sebagai bahan untuk mengikat cabang yang dilekatkan pada tiang penyangga. VIII - 1

Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang SOP BN VIII 2 / 2. F. Prosedur Pelaksanaan : I. Sistem Penanaman Tunggal. - Setiap 21-25 cm harus diadakan pengontrolan dan pengikatan cabang. - Bentuk ikatan berupa simpul silang agar mudah untuk dilonggarkan atau dikencangkan. - Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang. G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra VIII - 2

Pengairan SOP BN IX 1 / 2. IX. PENGAIRAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan. B. Tujuan : Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. C. Sasaran : Memenuhi kebutuhan air tanaman. D. Alat dan Bahan : a. Pompa air b. Tandon. c. Pipa air. d. ember E. Fungsi : a. Pompa air berfungsi sebagai alat penyedot air dari tanah/kali/sungai. b. Tandon berfungsi sebagai alat menampung/ wadah air sebelum didistribusikan. c. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air. IX - 1

Pengairan SOP BN IX 2 / 2. d. Ember berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air F. Prosedur Pelaksanaan : a. Dilakukan setiap hari atau sesuai dengan kondisi lahan. b. Pada kondisi cuaca musim hujan perlu dilakukan penataan drainase untuk menanggulangi kelebihan air (genangan air). G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. MIM Mojokerto. Menanam Dragon Fruit/Buah Naga. 2003. MIM Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra IX - 2

Pemupukan X. PEMUPUKAN SOP BN X 1 / 5...... A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat. B. Tujuan : i. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai produksi optimal. ii. Mempertahankan kesuburan tanah. C. Sasaran: Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terpenuhi. D. Alat dan Bahan : Cangkul Ember Pupuk organik (pupuk kandang) Pupuk Anorganik Gembor (jawa) E. Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah tanaman dipupuk. b. Ember sebagai tempat untuk melarutkan pupuk anorganik X - 1

Pemupukan SOP BN X 2 / 5...... c. Pupuk organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. d. Gembor, untuk menyiramkan pupuk anorganik yang telah dilarutkan agar lebih merata. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pupuk urea tidak dianjurkan digunakan karena dapat menyebabkan pembusukan pada batang bila terjadi infeksi. b. Pupuk anorganik diberikan secara merata keseluruh perakaran tanaman, dengan dosis 400 gram pupuk yang dicairkan dalam 10 liter air. c. Setiap dua bulan sekali diberikan pupuk kandang yang sudah di fermentasi sebanyak 20 kg pupuk kandang. Peletakannya ditaburkan secara merata melingkar disekitar batang tanaman. Kemudian tanah dibumbun ringan sambil disiram air. Dosis itu untuk satu tiang (4 tanaman). d. Pemberian pupuk organik dan anorganik tidak boleh bersamaan, tetapi berselang seling setiap bulan. Misal. Bulan I menggunakan pupuk organik, Bulan II menggunakan pupuk anorganik, begitu seterusnya. X - 2

Pemupukan SOP BN X 3 / 5...... e. Setiap 10-15 hari dilakukan penyemprotan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) keseluruh bagian tanaman. Dosis 20 cc PPC : 14 Lt air untuk 20 tiang. f. Pada setiap perlakuan pemupukan selalu disertai pengairan. Jumlah pupuk juga jangan sampai kurang dosis karena menyebabkan batang menjadi kecil sehingga dapat mengganggu produksi. Juga jangan sampai kebanyakan, selain boros juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat berpengaruh pada penurunan produksi.

Pemupukan SOP BN X 4 / 5...... Tabel 1. Dosis Pupuk Cair Sesuai Umur Tanaman. Periode Umur Pemupukan Tanaman Jenis Pupuk Dosis Keterangan Awal tanam 1 hari Akar Daun 10 cc : 1 liter Disiramkan per tiang Disemprot per tiang Bulan I 1 Bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan I 1 bln 10 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan I 1 bln 20 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan II 2 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan II 2 bln 15 hari Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan III 3 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan IV 4 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan V 5 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VI 6 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VII 7 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan VIII 8 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan IX 9 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan X 10 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan XI 11 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya Bulan XI 12 bulan Nutrisi Organik Cair 1 lq : 3 cr : 5lt Disemprotkan secukupnya

Pemupukan SOP BN X 5 / 5...... G. Referensi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. Hasil Kajian dan Pengalaman di Lapangan oleh Pemuda Tani Sukoharjo dan petani mitra X - 5

Pemangkasan XI. PEMANGKASAN SOP BN XI 1 / 3.. A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk membentuk percabangan dan membentuk cabang produktif. B. Tujuan : Memperoleh keseimbangan pertumbuhan. C. Sasaran : Mendapatkan tanaman yang seimbang pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi. D. Alat dan Bahan : Gunting pangkas, larutan fungisida E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong batang dan cabang. b.larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pemangkasan Untuk Membentuk Batang Pokok. - Pilih tunas yang terletak diujung, tunas yang lain dipangkas pada pangkal tunas. XI - 1

Pemangkasan SOP BN XI 2 / 3.. - Bila tunas tumbuh kembali pada bagian bawah, harus dipangkas secepatnya. - Jika tunas yang teratas terbentuk, maka ujung batang tempat tunas terbentuk segera dipangkas ujungnya antara 1-2 cm. - Jika terdapat 3 tunas bersamaan maka dipilih sulur / tunas produksi yang terbaik yaitu yang kekar, berwarna lebih hijau dan tebal. - Bila tunas tetap tumbuh di bagian bawah, harus segera dipangkas. - Bekas luka pangkasan disemprot larutan fungisida. - Pucuk batang pokok dipangkas dengan ukuran pemangkasan 5-10 cm. b. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produksi. - Diantara beberapa tunas yang tumbuh di sekitar bekas pangkasan pucuk batang pokok, pilih sebanyak 3-4 tunas/cabang produksi yang kekar dan sehat dari ujung hingga ke bawah sekitar 30 cm. - Jika tunas yang tumbuh mencapai 20 cm dengan diameter 3 cm, segera dipangkas agar tumbuh tunas baru yang lebih baik. - Apabila tumbuh tunas susulan pada cabang produksi, segera dibuang agar pada fase generatif dapat merata dalam pembungaan. XI - 2

Pemangkasan SOP BN XI 3 / 3.. - Bila sulur produksi berhenti memanjang, pucuk dipangkas sepanjang 5-10 cm. c. Pemangkasan Untuk Membentuk Cabang Produktif. - Bila tumbuh 3-4 tunas baru pada cabang baru, disisakan satu tunas baru saja. - Dipilih tunas yang pertumbuhannya baik dan cepat, diusahakan yang letaknya paling dekat dengan batang pokok atau cabang akhir. G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. XI - 3

Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah SOP BN XII 1 / 2 XII. PROSES SELEKSI BUAH A. Definisi : Rangkaian kegiatan memilih buah yang sesuai dengan persyaratan tanaman buah naga produktif. B. Tujuan : Memperoleh buah dengan standar mutu yang telah ditetapkan. C. Sasaran : Diperoleh tanaman berbuah sempurna dengan produktivitas tinggi. D. Alat dan Bahan : a. Gunting pangkas, b. Larutan fungisida E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong/ menyeleksi buah. b. Larutan Fungisida digunakan untuk mencegah pembusukan XII - 1

Proses Pembungaan dan Seleksi Kuntum dan Buah SOP BN XII 2 / 2 F. Prosedur Pelaksanaan : - Langkah-langkah dan perlakuan dalam proses seleksi buah : - Jika tumbuh tunas cabang baru pada cabang produksi maka lakukan pemangkasan. - Bila tumbuh buah berukuran kecil berwarna merah, segera dibuang agar muncul kuntum bunga yang baru. - Jika cabang produksi berukuran kecil dan pendek, maka buah yang dipelihara cukup satu saja. G. Referansi : Daniel Kristanto. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. 2008. Penebar Swadaya. XII - 2

Pengendalian OPT SOP BN XIII 1 / 10 XIII. PENGENDALIAN OPT A. Definisi : Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik. B. Tujuan : a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup. C. Sasaran. Mendapatkan tanaman yang sehat dengan produktivitas tinggi. D. Alat dan Bahan : a. Pestisida kimiawi (insektisida, fungisida, herbisida), biopestisida, pestisida nabati, agens hayati. b. Alat aplikator pestisida. c. Ember. d. Pengaduk. e. Takaran (skala cc, ml, dan liter). f. Minyak tanah XIII - 1

Pengendalian OPT SOP BN XIII 2 / 10 g. Detergen h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai, kalium permanganat 0.05%. i. Pisau. j. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. E. Fungsi Bahan dan Alat : a. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT); b. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman; c. Ember untuk mencampur pestisida dan air; d. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air; e. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan liter); f. Minyak tanah untuk membakar sisa-sisa/bagian tanaman yang terserang OPT; g. Deterjen untuk mencuci alat aplikator, mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta pencampur bahan pestisida nabati; h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantailysol, kalium permanganat 0.05% untuk mencucihamakan (disinfektan) alat-alat pertanian (pisau, gunting pangkas, gergaji); XIII - 2

Pengendalian OPT SOP BN XIII 3 / 10 i. Pisau untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; j. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida). F. Waktu : a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis. b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT dipandang perlu untuk dikendalikan. G. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. b. Berikan garam disekitar pangkal pohon untuk mencegah serangan bekicot. c. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali) terhadap OPT utama. XIII - 3

Pengendalian OPT SOP BN XIII 4 / 10 d. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh hama atau gejala (symptom) dari penyakit. Apabila ragu konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). e. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. f. Daftar OPT utama antara lain adalah: Penyakit a. Busuk pangkal batang Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan, dan terdapat bulu putih. Sering terjadi pada bibit setek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan maupun setek yang belum berakar. XIII - 4

Pengendalian OPT SOP BN XIII 5 / 10 Pengendalian yang dianjurkan adalah : 1. Dilakukan penyemprotan Benlate 2 g/liter air atau Ridomil 2 g/liter 14 hari sekali selama satu bulan atau hanya dua kali penyemprotan. Bila ada gejala kekuningan pada bagian pangkal batang maka bagian yang disemprot adalah seluruh cabang atau batang, diutamakan pada bagian pangkal batang. 2. Benlate atau Ridomil dapat diberikan dengan cara kocoran pada pangkal batang sebanyak 100-150 cc. b. Busuk bakteri Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp. Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami bibit baru. XIII - 5

Pengendalian OPT SOP BN XIII 6 / 10 c. Fusarium Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu, dan berwarna busuk cokelat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara segera disemprot dengan Benlate berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. Hama a. Tungau (Tetranychus sp.) Gejala : tungau menyerang kulit cabang sehingga jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi cokelat. Pengendalian : dilakukan dengan menyemprotkan Omite berkonsentrasi 1-2 g/liter air. Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. b. Kutu Putih Gejala : kutu putih atau mealybug menyerang tanaman sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau tampak kotor. XIII - 6