BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

I. PENDAHULUAN. kacang panjang, daun kecipir, buncis, seledri, dan lain-lain. Kacang panjang

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

RUANG LINGKUP EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang membahas segala macam

NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR(PTH 1507) (Dampak Negatif Pestisida Kimia Terhadap Hama) OLEH: YUDHA WISANDI NPM

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

PENYIANGAN. Peserta diklat diharapkan mampu menyiang padi sawah dengan benar.

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1

Memahami Konsep Perkembangan OPT

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang penting dibudidayakan, karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konsep Ekologi PHT. Dr. Akhmad Rizali

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN CABAI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sayuran.sayuran berperan penting karena mengandung berbagai

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran adalah produk pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki beragam manfaat kesehatan bagi manusia.bagi kebanyakan orang, sayuran memberikan efek positif dan berperan dalam mengurangi resiko semua penyebab utama penyakit dan kematian ini dapat membuat masyarakat lebih berhati-hati dan cenderung semakin banyak mengkonsumsi makanan berbahan nabati daripada makanan berlemak tinggi atau berbahan hewani sehingga menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang sudah lama dikenal dan digemari banyak orang. Umumnya kacang-kacangan dipanen dalam bentuk biji, tetapi pada kacang panjang lebih sering dipanen dalam bentuk polong mudanya jarang sekali dipanen tua dalam bentuk biji untuk dimanfaatkan sebagai masakan tertentu. Kacangkacangan berperan penting dalam menyediakan sumber protein nabati bagi manusia. Di Indonesia kacang panjang merupakan sayuran yang sangat populer dikalangan masyarakat bahkan ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi daun kacang panjang (Vigna sinensis L.) karena dapat memperlancar Air Susu Ibu (ASI). Bagian tanaman kacang panjang yang dapat dikonsumsi adalah buah dan daun mudanya (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).

2 Berdasarkan data BPS tahun 2010, produksi kacang panjang selama lima tahun terakhir cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Tercatat tingkat produksi tanaman kacang panjang dari tahun 2006 sampai 2010 berturut-turut adalah 461,239 ton/tahun, 488,500 ton/tahun, 455,524 ton/tahun, 483,793 ton,tahun dan 488,174 ton/tahun, hal ini menandakan permintaan terhadap kacang panjang terus meningkat setiap tahunnya sehingga budidaya kacang panjang (Vigna sinensis L.) berpotensi untuk dikembangkan. Hama dan penyakit tanaman merupakan pembatas atau faktor kendala bagi peningkatan produksi dan kualitas kacang panjang (Vigna sinensis L.) (Johan, 2011). Semua tanaman memiliki tingkat toleransi tertentu terhadap populasi dan kerusakannya. Musuh alami berperan penting dalam menekan perkembangan jumlah populasi hama dengan memakan individu hama. Pertanaman yang tidak dijumpai populasi hama, musuh alami tidak dapat memangsa hama sehingga mereka mencari mangsa ketempat lain. Keadaan yang demikian dikhawatirkan populasi hama dapat meningkat jumlahnya sehingga dapat mendorong terjadinya letusan hama yang membahayakan dan musuh alami tidak dapat mengurangi jumlah letusan hama. Meningkatnya populasi hama secara ekologi dapat dijadikan salah satu ukuran yang paling baik untuk menentukan tindakan pengendalian. Usaha pengendalian hama saat ini seakan-akan suatu keharusan yang dilakukan untuk mencapai produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) yang diinginkan. Metode pengendalian hama yang paling banyak tersedia dan digunakan adalah perlakuan dengan insektisida yang pada mulanya telah dianggap sebagai metode yang efektif bagi pengendalian hama (Untung, 2006). Salah satu

3 bahan aktif insektisida yang diizinkan untuk digunakan pada tanaman kacang panjang adalah metomil yang efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama dan mempunyai cara kerja ganda yaitu sebagai racun kontak dan racun perut (Kompes, 2006). Insektisida adalah salah satu dari jenis pestisida. Menurut Green (1979) dalam Natawigena (1985), Petisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas, mencegah atau menangkis gangguan daripada serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecualivirus, bakteri atau jasat renikyang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Natawigena, 1985). Didalam lingkungan pestisida atau insektisida digunakan sebagai faktor tambahan dengan tujuan yaitu untuk memperbaiki kualitas lingkungan bagi manusia, perternakan dan juga tanaman pertanian. Pestisida digunakan di pertanian dan perkebunan dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan taraf kehidupan petani dan masyarakat luas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dari tahun ke tahun sebagai konsumen primer. Namun penggunaan yang berlebihan dan terus menerus akan menimbulkan dampak negatif baik terhadap manusia ataupun lingkungan sekitar (Soetikno dan Sastroutomo, 1992). Salah satu sebab utama penggunaan insektisida yang berlebihan oleh petani dan kurang selektif berakibat banyak serangga atau organisme lain ikut terbunuh dan residu insektisida menyebar kemana-mana dan terlebih akan menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati karena juga meracuni organisme yang bukan target. Upaya manusia dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati seringkali akan menyebabkan rusaknya

4 keanekaragaman dan menimbulkan ancaman karena manusia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya, terkadang melakukan hal-hal yang tidak terkendali (Soetikno dan Sastroutomo, 1992). Keanekaragaman hayati makhluk hidup, terutama mengenai ekologi hewan termasuk dalam pembelajaran materi biologi kelas X pada Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis informasi data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya dan 4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media. Agar dapat memenuhi Kompetensi Dasar tersebut, maka dibutuhkan sumber belajar. Konsep interaksi makhluk hidup yang diperoleh dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi berupa handout. Manfaat utama handout adalah melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Sumber belajar lebih menarik karena tidak hanya berdasarkan teori dan konsep tetapi juga berdasarkan fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah sehingga sumber belajar yang dihasilkan diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya oleh karena itu, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang Pengaruh Aplikasi Insektisida Terhadap Kelimpahan Hama Utama Dan Musuh Alami Pada Tanaman Kacang Panjang Di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Jenis hama utama dan musuh alami apa saja yang ditemukan pada tanaman kacang (Vigna sinensis L.) di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo? 2. Apakah ada pengaruh aplikasi insektisida terhadap kelimpahan hama utama dan musuh alami pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo? 3. Adakah manfaat hasil penelitian ini sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X semester 2? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui jenis hama utama dan musuh alami pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. 2. Mengetahui pengaruh aplikasi insektisida terhadap kelimpahan hama utama dan musuh alami pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. 3. Mengetahui pemanfaatan hasil penelitian ini sebagai sumber belajar biologi SMA kelas x Semester 2.

6 1.4 Manfaat Penelitian diantaranya : Hasil penelitian ini diharapkn dapat mencapai beberapa manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau sebagai dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan pengaruh aplikasi insektisida terhadap kelimpahan hama dan musuh alami pada tanaman kacang panjang. Hal ini sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan baik bagi kalangan akademis, petani atau masyarakat umum. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti Penelitian ini akan semakin menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai dampak atau pengaruh aplikasi terhadap hama dan musuh alami serta memperkuat pemahaman peneliti tentang metode penelitian dibidang ekologi. b) Bagi Siswa Sebagai seorang guru, hasil penelitian dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang keanekaragaman jenis yang ada disekitar lingkungan dan penerapan ilmu biologi pada kehidupan sehari-hari terutama pada materi keanekaragaman hayati SMA kelas X.

7 c) Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya lembaga terkait seperti Dinas Pertanian dan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo, yaitu dengan menerapkan strategi pengelolaan hama terpadu dan pemanfaatan yang lebih mementingkan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, hasil penelitian ini nantinya dapat memberikn masukan juga bagi masyarakat mengenai pentingnya pengelolahan hama terpadu terhadap keanekaragaman hayati. 1.5 Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak meluas maka peneliti melakukan batasan masalah sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian ini dibatasi hanya di area persawahan desa Wangkal kecamatan Gading kabupaten Probolinggo dengan lahan tanaman yang diamati terdiri dari 20 guludan setiap guludan terdapat 50 tanaman kacang panjang. 2. Kelimpahan yang diamati adalah hama dan musuh alami tanaman kacang panjang di desa wangkal kecamatan gading kabupaten probolinggo. 3. Perlakuan aplikasi insektisida dilakukan pada kacang panjang yang berumur 6 minggu setelah tanam. 4. Jenis insektisida yang digunakan Aplikasi insektisida metomil 25% (Duppont Lannate 25 WP).

8 5. Pengamatan dilakukan dilahan pertanian kacang panjang pada bulan April sampai dengan bulan Juni. 6. Sumber belajar yang dibuat adalah handout. 1.6 Definisi Istilah 1. Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman insektisida termasuk salah satu jenis pestisida (Wudianto, 1999). 2. Aplikasi Pestisida (Insektisida) yang tepat adalah Penerapan yang digunakan agar pestisida dapat berfungsi semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai anjuran dosis (Wudianto, 1999). 3. Metomil adalah Bahan aktif yang digunakan untuk insektisida yang beremampuan mengendalikan hama pada beberapa tanaman sayuran (Kompes, 2006). 4. Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk hidup, yang berasal dari kata Oikos berarti rumah atau tempat tinggal dam logos berarti telaah atau study (Saefudin dan Rini, 2009). 5. Kelimpahan adalah jumlah organisme dalam suatu populasi tertentu (Saefudin dan Rini, 2009).

9 6. Hama adalah organisme yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia (Untung, 2006). 7. Musuh alami adalah organisme pemakan hama atau karnivora (Saputra, 2007). 8. Sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional yang sudah dirancang maupun tanpa ada rancangan atau menurut sifatnya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran (Warsita, 2008).