1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango pada siswa kelas VII B semester genap tahun pelajaran 2012/2013. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Sebagai subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B. Subjek pendamping adalah guru pengajar, pendekatan pembelajaran yang digunakanan, media atau sarana dan prasarana pembelajaran, materi pelajaran, sumber belajar lainnya, dan lingkungan belajar. Siswa di kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango ini berjumlah 23 orang yang terdiri dari 11 putera dan 12 puteri. Karakteristik secara jasmaniah masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kebanyakan siswa putera yang lebih menonjol kemampuan motoriknya ketimbang puteri. Dari segi ekonomi, sebagian besar siswa tergolong ekonomi lemah, sedangkan motivasi belajar pun bervariasi. Guru yang dilibatkan dalam penelitian (guru mitra) adalah guru yang cukup pengalaman dalam hal pelajaran pendidikan jasmani, sehingga ketika nantinya pendekatan bermain akan diterapkan dalam pembelajaran penjasorkes pada materi kebugaran jasmani dipastikan terlaksana dengan baik. 19
2 Sumber belajar lainnya turut dilibatkan seperti alat atau sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Dari sisi lingkungan belajar dianggap cukup menjamin terlaksananya pembelajaran secara optimal. 3.2 Variabel Penelitian Terdapat tiga variabel yang ditetapkan dalam PTK ini, yakni sebagai berikut. 1) Variabel input; berupa perencanaan pembelajaran, mulai dari perumusan pokok dan subpokok bahasan, penentuan metode, penyediaan media, pengembangan alat observasi dan evaluasi, dan penilaian hasil belajar siswa. 2) Variabel proses; berupa tindakan pembelajaran. Artinya, pembelajaran dilaksanakan berdasarkan perencanaan, dan yang diutamakan adalah penerapan pendekatan bermain dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani siswa. 3) Variabel output; berupa keluaran setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Keluaran dimaksud adalah evektivitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa dalam hal ini tingkat kebugaran jasmani siswa khususnya pada komponen kecepatan dan kebugaran. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus dengan berdasarkan sistem yang berlaku. Setiap siklus berlangsung 4 (empat) kali pertemuan, artinya 3 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 kali pertemuan untuk melaksanaan evaluasi atau tes hasil belajar siswa. Siklus berikutnya berlangsung apabila hasil refleksi siklus sebelumnya menunjukkan ketidaktercapaian kriteria
3 keberhasilan sebagaimana rumusan dalam indikator kinerja. Untuk setiap siklus dilaksanakan tahapan pembelajaran dengan prosedur sebagai berikut. 1) Persiapan Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut. a) Meminta izin kepada Kepala MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango sekaligus mengkonsultasikan guru yang akan menjadi mitra peneliti. b) Menyusun indikator sebagai sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti (dimuat dalam RPP). c) Mengkaji kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul selama proses pelaksanaan penelitian serta mendesain skenario sesuai dengan perencanaan. d) Membuat lembar pengamatan saat pendekatan bermain diimpelemntasikan dalam pembelajaran. e) Merancang alat evaluasi yang bertujuan untuk mengukur peningkatan kebugaran jasmani siswa. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan melalui pendekatan bermaian dan mengacu pada prosedur pembelajaran, yakni dibagi dalam tiga tahap kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 3) Observasi dan Evaluasi Kegiatan observasi yang dilakukan pada tahap ini mengamati proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal hingga akhir dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Sasarannya adalah menyangkut kegiatan guru dan aktivitas siswa yang terjadi di lapangan; sedangkan kegiatan
4 evaluasi dimaksudkan untuk melakukan penilaian terhadap capaian hasil belajar siswa dalam hal ini tingkat kebugaran jasmani, dengan menggunakan format evaluasi yang telah dibuat. 4) Refleksi Hasil dari kegiatan observasi dan evaluasi, peneliti bersama mitra melakukan refleksi atau pemantulan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Sasarannya adalah menemukana kendala-kendala yang kemudian didiskusikan untuk mencari solusi pemecahannya. Hasil dari refleksi tersebut akan menjadi acuan untuk menyimpulkan apakah tindakan siklus dilanjutkan atau sudah berakhir. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Ada dua data dalam penelitian ini, yakni data proses pembelajaran dan data tingkat kebugaran jasmani siswa. 1) Data proses pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi. Pemaknaan terhadap hasil pengamatan diwujudkan dalam bentuk klasifikasi dan memberikan tanda check list ( ) pada kolom yang tersedia. 2) data kebugaran jasmani pada komponen kecepatan dan kelincahan siswa diambil dengan cara memberikan tes kecepatan dan kelincahan. Instrumen kecepatan menggunakan lari cepat jarak 50 meter, datanya diambil berdasarkan waktu yang dicapai (satuan detik); sedangkan instrumen kelincahan menggunakan lari bolak-balik (shuttle run) sebanyak empat kali, dan setiap kali lari berjarak 5 meter sehingga keseluruhan dalam empat kali lari berjarak 20 meter. Datanya diambil berdasarkan waktu yang dicapai
5 N o (dalam satuan detik). Berikut ini adalah format yang digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa pada komponen kecepatan dan kelincahan. Tabel 1. Format instrumen kebugaran jasmani pada komponen kecepatan dan kelincahan Nama L / P 1 2 3 Jumlah Rata-rata Persentase Indikator Kinerja (%) 3.5 Analisis Data Kecepatan (Tes Sprint 50 meter) Waktu Skor Kriteria (dtk) Tuntas Tidak tuntas Kelincahan (Shuttle Run Test) Rtrt Klasifikasi Jlh Waktu Skor Kriteria SB B C K SK (dtk) Teknik analisis data bertujuan untuk mengolah data sehingga diperoleh makna dari data tersebut. 1) Data proses pembelajaran dianalisis dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan melihat dilaksanakan atau tidaknya suatu indikator pengamatan; 2) Data tingkat kebugaran jasmani (khusus komponen kecepatan dan kelincahan) siswa dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Artinya, hasil belajar siswa yang telah dimaknai dengan skor/nilai ditransfer ke dalam predikat/klasifikasi seperti tabel di bawah ini. Tabel 2. Pemaknaan nilai pada tes kecepatan menggunakan lari cepat 50 meter Skor Putra (detik) Kriteria Putri (detik) 5 s.d - 6.7 Baik sekali s.d 7.7 4 6.8-7.6 Baik 7.8 8.7 3 7.7-8.7 Cukup 8.8 9.9 2 8.8-10.3 Kurang 10.0 11.9 1 10.4-dst Kurang sekali 12.0 dst Sumber: http://pecintahockey.blogspot.com/2012/06/tes-dan-pengukuran-olahraga.html
6 Tabel 3. Pemaknaan nilai pada tes kelincahan menggunakan lari bolak balik Skor Putra (detik) Kriteria Putri (detik) 5 <15,5 Baik sekali <16,7 4 16 15,6 Baik 17,4-16,8 3 16,6-16,1 Cukup 18,2-17,5 2 17,1-17,6 Kurang 18,9 18,3 1 17,7-17,2 Kurang Sekali 19,6-19,0 Sumber: http://pecintahockey.blogspot.com/2012/06/tes-dan-pengukuran-olahraga.html Rumus yang digunakan untuk menentukan daya serap adalah: Daya serap individu = Daya serap klasikal = jumlah skor kecepa tan dan kelincahan 2 Jumlah semua daya serap individu Jumlah semua siswa Persentase = Jumlah siswa yang mencapai pada klasifikasi sama Jumlah semua siswa X 100
7