PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Naskah Publikasi

dokumen-dokumen yang mirip
TESIS PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH)

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA TESIS. Oleh:

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

EFEKTIFITAS METODE HIPNOTERAPI LIMA JARI (HP MAJAR) TERHADAP TINGKAT STRES AKADEMIK REMAJA DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian quasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB III METODE PENELITIAN

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pre-test post-test with control group. Desain penelitian

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, instrument

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

SKRIPSI SULASTRI J

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment, dengan desain pre-post test with control group yaitu melibatkan. Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

Transkripsi:

PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta IKRIMA RAHMASARI 20111050019 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

LEMBAR PENGESAHAN Naskah Publikasi PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : Januari 2014 Oleh: IKRIMA RAHMASARI 20111050019 Penguji Prof.Dr.dr. Samekto Wibowo, P.Far.Sp.FK.,Sp.S(K) Harmilah, S.Pd,S.Kep,Ns.,Sp.KMB Rahmah, M.Kep.,Sp.Kep.An (...) (...) ( ) Mengetahui Ketua Program Studi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Yuni Permatasari Istanti, Ns,M.Kep.,Sp.Kep.KMB,CWCS,HNC)

Intisari PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Ikrima Rahmasari 1, Samekto Wibowo 2, Harmilah 3 Latar Belakang : Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang menimbulkan ketegangan otot akibat kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Pada pasien TTH ditandai dengan nyeri rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis, sehingga untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri TTH dengan merilekskan otot-otot tubuh yaitu dengan latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) secara bertahap. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien Tension Type Headache (TTH). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design dengan pendekatan pretest posttest Control Group Design. Jumlah sampel 110 pasien, kelompok perlakuan 55 pasien dan kelompok kontrol 55 pasien. Setiap pasien yang mengalami TTH dilakukan terapi PMR. PMR dilakukan selama 3 hari, dengan diawali dengan pretest dulu dan diakhiri dengan posttest. Instrument pengkajian untuk nyeri menggunakan lembar Numeric Pain Scale (NPS). Hasil : Pasien Tension Type Headache (TTH) setelah dilakukan Progressive Muscle Relaxation (PMR) terjadi penurunan skala nyeri (ρ=0,000). Kesimpulan : Pasien Tension Type Headache (TTH) setelah dilakukan Progressive Muscle Relaxation (PMR) selama ±10 menit 1 kali per hari selama 3 hari terjadi penurunan skala nyeri, sehingga teknik Progressive Muscle Relaxation (PMR) efektif untuk di implementasikan pada pasien yang mengalami Tension Type Headache (TTH). Kata kunci : Nyeri, Progressive Muscle Relaxation (PMR), Tension Type Headache (TTH)

PENDAHULUAN Nyeri kepala merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua orang dan lebih dari 90% populasi pernah mengalami satu jenis sakit kepala (6). Ada tiga jenis nyeri kepala, berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala dari IHS (International Headache Society) yang terbaru tahun 2004, terdiri atas Migraine, Tension Type Headache (TTH), serta Cluster Headache dan cephalalgia lainnya dari nyeri kepala primer lainnya (5). Penderita Tension Type Headache (TTH) selalu menyampaikan gejala nyeri dan kekakuan otot (spasme otot). Kaku otot sendiri akan menimbulkan keluhan nyeri yang pada gilirannya akan memperburuk keadaan. Nyeri yang dirasakan terasa kaku pada kepala, dahi dan menjalar hingga ke leher. Tidak jarang penderita mengatakan adanya penurunan fungsi pada aktivitasnya karena nyeri kepala yang dideritanya Selain penanganan secara farmakologi, cara lain adalah dengan manajemen nyeri non farmakologi dengan melakukan teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku (1). Progressive muscle relaxation atau relaksasi otot merupakan teknik relaksasi yang memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (2). Berdasarkan wawancara dengan seorang perawat yang menyampaikan bahwa mereka mengetahui teknik progressive muscle relaxation atau relaksasi otot dapat menurunkan nyeri, namun mereka belum melaksanakan teknik relaksasi ini karena menganggap penggunaan terapi analgesik memberikan efek kerja yang lebih cepat daripada menggunakan terapi non farmokologis. Fakta yang terjadi saat ini di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, perawat belum mengembangkan intervensi keperawatan dengan menggunakan teknik terapi non farmakologi, khususnya pasien TTH. Disamping itu pasien dengan TTH belum mendapatkan intervensi tersendiri dalam proses penyembuhannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan metode randomized control group pre test-post test design. Dalam rancangan ini terdapat dua macam perlakuan, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (3). Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik probability sampling dengan model simple random sampling (4). Populasi penelitian adalah pasien yang dirawat di RS Moewardi Surakarta di ruang penyakit dalam, ruang bedah, ruang post operasi dan pasien yang berkunjung di poliklinik dengan jumlah reponden 110, sebagai kelompok perlakuan 55 reponden dan kelompok kontrol 55 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Numeric Pain Scale (NPS). Penilain skor nyeri sebagai berikut : 1) nilai 10 : sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien, 2) nilai 9, 8, 7 : sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan, 3) nilai 6

: nyeri seperti terbakar atau ditusuktusuk, 4) nilai 5 : nyeri seperti tertekan atau bergerak, 5) nilai 4 : nyeri seperti kram atau kaku, 6) nilai 3 : nyeri seperti perih atau mules, 7) nilai 2 : nyeri seperti meliiti atau terpukul, 8) nilai 1 : nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan, 9) nilai 0 : tidak ada nyeri (7). Tahap pelaksanaan penelitian : 1. Diawali dengan peneliti mendapatkan ijin survey penelitian dari institusi pendidikan (UMY). 2. Mengajukan permohonan ijin penelitian ke RSUD Moewardi Surakarta. 3. Menyerahkan surat ijin penelitian ke kepala yang bersangkutan/ daerah yang akan dilakukan penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan. 4. Peneliti menggunakan 2 asisten penelitian yang 1 minggu sebelum pelaksanaan peneliian sudah dilakukan persamaan persepsi, dengan kriteria asisten penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti : a. Pendidikan terakhir S.Kep, Ns yang saat ini sedang menempuh S2 keperawatan. b. Menguasai tentang progressive muscle relaxation. c. Memahami setiap item tentang penilaian skala nyeri dengan menggunakan lembar observasi Numeric Pain Scale. 5. Peneliti memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi. 6. Mengidentifikasi responden yang berkunjung yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Mengadakan pendekatan dengan responden dan menjelaskan tujuan serta manfaat penelitian (informed consent).. peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk membedakan kedua kelompok deberikan kartu warna merah untuk responden yang akan dilakukan terapi PMR. Peneliti menjelaskan cara tahapan yang akan dilakukan dan memberikan kartu warna merah untuk kelompok perlakuan. 7. Mengukur skala nyeri kedua kelompok pada hari pertama (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol) dengan menggunakan NPS (pre test). 8. Memberikan latihan PMR pada kelompok perlakuan. Dalam satu kali prosedur PMR dilakukan ±10 menit dengan tiga kali fase istirahat. Dilakukan pada hari pertama setelah di anamnesa, hari kedua, dan ketiga. 9. Mengukur skala nyeri responden pada hari ketiga, yaitu pada kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok perlakuan) dengan NPS (post-test). Uji analisa data yang digunakan pada peneltian ini adalah : 1. Analisis Univariat Analisa ini menggambarkan tentang distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel yang diteliti. Variabel umur menjadi kelompok 18-45 tahun, variabel jenis kelamin menjadi laki-laki dan perempuan, variabel penyakit penyerta responden. 2. Analisis Bivariat a. Uji beda dua mean independent Uji beda dua mean independent digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Tahapan yang dilakukan : 1) Menentukan selisih pre-test dan post test pada setiap kelompok.

2) Menguji homogenitas varians. 3) Analisis dengan T independent. b. Uji beda dua mean independent Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh PMR terhadap perbedaan nyeri sebelum Tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji normalitas, setelah diketahui hasilnya normal maka dilakukan pengujian dengan uji T test independent (8). dilakukan tindakan (pre-test), dan tingkat nyeri setelah dilakukan PMR (post-test). HASIL 1. Karakteristik Demografi Penelitian ini melibatkan 110 responden sebagai subjek penelitian. Adapun karakteristik subjek penelitian sebagai berikut : Tabel 1 Karakteristik Demografi Subyek Penelitian Kelompok Perlakuan dan Kontrol Karakteristik Kelompok Perlakuan ρ Kontrol ρ n df value N df value Jenis Kelamin 55 1 0,839 55 1 0,500 Umur 55 25 0,578 55 25 0,578 Penyakit penyerta 55 7 0,000 55 7 0,006 Hasil pengujian pada tabel 1 menunjukkan bahwa homogenitas pada distribusi data kedua kelompok memiliki menurut jenis kelamin dan umur memiliki nilai ρ > 0,05. Hal ini berarti bahwa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak berbeda bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada distribusi frekuensi karakteristik responden kedua kelompok homogen. Sedangkan berdasarkan penyakit penyerta responden nilai homogenitas ρ < 0,05. Hal ini berarti kedua kelompok berbeda bermakna, sehingga disimpulkan bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden menurut penyakit penyertanya tidak homogen. 2. Analisis Univariat Karakteristik subyek penelitian berdasarkan penurunan intensitas nyeri pada pasien TTH sebelum dan sesudah dilakukan PMR pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tabel 2 Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien TTH (Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol) Skala Nyeri Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Total 0-10 n (%) N (%) n (%) 0 0.0 2 1,8 2 1,8 1 0.0 7 6,4 7 6,4 2 0.0 5 4,5 5 4,5 3 12 10,9 14 12,7 26 23,6 4 16 14,5 12 10,9 28 25,5 5 16 14,5 9 8,2 25 22,7 6 11 10,0 6 5,5 17 15,5 7 - - - - - - 8 - - - - - - 9 - - - - - - 10 - - - - - - Total 55 50 55 50 110 100 Berdasarkan tabel 2 Penurunan intensitas nyeri pasien TTH, baik kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan posttest, mayoritas terjadi penurunan 4-5 skor nyeri, masing masing 16 responden (14,5%). Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan 3 skor nyeri, yaitu 14 responden (12,7%).

Tabel 3 Rerata Pretest dan Posttest pada Kelompok Perlakuan N rerata ρ value Intensitas nyeri sebelum dilakukan PMR 55 5,58 Intensitas nyeri sesudah dilakukan PMR 55 1,15 0,006 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden, memliki nilai ρ=0,000 dengan rerata penurunan intensitas nyeri sebelum dilakukan PMR 5,58 dan pada rerata penurunan intensitas nyeri sesudah dilakukan PMR 1,15. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ρ<0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan PMR pada kelompok perlakuan. Tabel 4 Rerata Pretest dan Posttest pada Kelompok Kontrol n rerata ρ value Intensitas nyeri Pretest 55 5,53 Intensitas nyeri posttest 55 2,09 0,006 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 55 responden kelompok kontrol memliki nilai ρ=0,006 dengan rerata penurunan intensitas nyeri sebelum dilakukan PMR 5,58 dan pada rerata penurunan intensitas nyeri sesudah dilakukan PMR 1,15. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ρ<0,05 yang berarti ada terjadi penurunan intensitas nyeri pada kelompok kontrol. 3. Analisis Bivariat Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PMR terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien TTH yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam, di ruang bedah, di ruang post operasi, dan pasien yang berkunjung di Poli Klinik RSUD Moewardi Surakarta. Tabel. 5 Hasil Analisis Penurunan Intensitas Nyeri Pasien TTH Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Mean T-Test ρ value Intensitas nyeri kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol 1,055 4,033 0,000 Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil analisis dimana p=0,000. Nilai ρ<0,05 dengan nilai t hitung 4,033. Hal ini menunjukkan bahwa nilai dan nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (4,033 > 2,074). Artinya ada pengaruh intensitas nyeri pasien TTH antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan PMR. DISKUSI 1. Dari hasil uji normalitas setelah intervensi pada pasien TTH dengan PMR selama 3 hari pada kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan bahwa nilai signifikansi kelompok eksperimen 0,051 (0,051>0,05) dan kelompok kontrol 0,203 (0,203>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran skor berdistribusi normal. Hasil rerata pretest dan posttest kelompok perlakuan didapatkan 0,000 (0,000>0,05) dan pada kelompok kontrol didapatkan hasil 0,006 (0,006>0,05), sehingga dapat bahwa

nilai rerata pretest posttest kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak berbeda bermakna. 2. Penurunan intensitas nyeri pada pasien TTH sebelum dan sesudah dilakukan PMR menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan mengalami penurunan intensitas nyeri 4 skor nyeri, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan intensitas nyeri 3 skor nyeri. 3. Berdasarkan hasil dati uji T-test didapatkan hipotesis untuk pengaruh PMR terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien TTH adalah t hitung lebih besar daripada t tabel (4,033>2,074) dengan ρ value 0,000 maka H 0 ditolak. Oleh karena itu, PMR berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien TTH Seiring dengan pendapat Townsend (2001) yang mengatakan keuntungan dari teknik progresif adalah menurunkan ketegangan otot, kecemasan, insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasma otot, nyeri leher dan punggung, dan tekanan darah tinggi. Sejalan dengan pendapat Asminarsih (2009) yang mengatakan bahwa teknik progressive muscle relaxation dapat menurunkan skala nyeri pada pasien gastritis (rata-rata respon nyeri sebelum intervensi 1,68 dan sesudah intervensi 0,53). Begitu juga dengan penelitian Puteri (2011) yang menyatakan bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan skala nyeri pada pasien fraktur pre operasi ORIF dengan hasil ρ=0,013. SIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pasien Tension Tyoe Headache (TTH) setelah dilakukan progressive muscle relaxation (PMR) selama 10 menit dalam 3 hari terjadi penurunan skala nyeri, sehingga teknik progressive muscle relaxation (PMR) efektif untuk di implementasikan pada pasien Tension Type Headache (TTH). DAFTAR PUSTAKA 1. Smeltzer, Suzanne C. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta. 2. Loese J.D. (2001). Peripheral Pain Mechanism and Nociceptic Plasticity. In Bonica s Management of Pain. Lippiccott Williams. 3. Budiarto. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar. EGC. Jakarta. 4. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. 5. Price, S.A & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke- 6. EGC. Jakarta. 6. Bennet, J.E., Mandell, G.L & Dolin, R. (2004). The Principles and Practices of Infection Diseases. (Ed. 6 th ). Churchill Livingstones. ISBN 0-443-066434. 7. Potter, P.A & Perry, A.P. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4, Volume 1. EGC. Jakarta.

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta. 9. Townsend, M.C. (2000). Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing a Pocket Guide For Care Plane Relaxation. Edisi 3. EGC. Jakarta. 10. Asminarsih, Z.P. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Progresif Terhadap respon Nyeri dan Frekuensi Kekambuhan Nyeri Gastritis. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. 11. Puteri, O.B. (2011). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Fraktur Pre Op.ORIF di Irna Bedah II RS.DR.Slamet Martodirdjo Pamekasan. Tesis. Universitas Madura (UNIRA). Pamekasan. 12. Gagliese, L & Katz, J. (2005). Age Differences in Postoperative Pain Are Scale Dependent : A Comparison of Measures of Pain Intensity And Quality in Younger And Older Surgical Patients. Pain. 103 (1-2), 11-20.