BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012 KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Disiapkan oleh:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012 KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Disiapkan oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

B A B I P E N D A H U L U A N

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambaran Umum Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah. sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia.

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 144 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA UMUM PENGADAAN FISK BANGUNAN BARANG/JASA DINAS CIPTA KARYA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2013 PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

5.1. Area Beresiko Sanitasi

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN] BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang I - 1

Transkripsi:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-nya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Tangerang. Anggota Pokja AMPL Kabupaten Tangerang terdiri dari SKPD terkait dan unsur masyarakat memberikan masukan signifikan terhadap penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini. Disamping itu masukan dan saran dari para fasilitator Kabupaten maupun Propinsi melalui KMW (Koordinator Manajemen wilayah) menjadikan buku putih sanitasi ini menuju perbaikan dan penyempurnaan. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada dasarnya merupakan awal dari rangkaian kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi yang ada dalam program PPSP. Penentuan Area Prioritas (Priority Setting) pembangunan sanitasi dalam Buku Putih Sanitasi ini didasarkan atas hasil analisis study Environmental Health Risk Assessment (EHRA) dan data sekunder yang tersedia serta persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Tangerang. Melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Ini diharapkan ada peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi skala Kabupaten yang berkelanjutan. Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kabupaten tangerang ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan perbaikan dari berbagai pihak, terutama yang berpengalaman dalam bidang Sanitasi sangat kami harapkan. Atas segala partisipasi aktif semua pihak dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini, kami menyampaikan terima kasih dengan harapan semoga Buku Putih ini bermanfaat bagi pembangunan dan pengembangan sanitasi, khususnya di Kabupaten Tangerang dan Indonesia pada umumnya. Tigaraksa, Juni 2012 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan Gerak... 2 1.3 Maksud dan Tujuan... 2 1.4 Metodologi... 3 1.5 Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan... 3 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANGERANG... 5 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik.... 5 2.2 Demografi... 9 2.3. Keuangan Dan Perekonomian Daerah Kabupaten Tangerang.... 10 2.4 Sosial Budaya... 14 2.5 Tata Ruang Wilayah... 16 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah... 21 BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN TANGERANG... 23 3.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene.... 23 3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik... 28 3.3. Pengelolaan Persampahan.... 34 3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan... 40 3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi... 43 BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN... 46 4.1 Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene.... 46 4.2. Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik... 50 4.3. Pengelolaan Persampahan.... 57 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - ii

4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan... 60 4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi... 65 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI... 69 5.1 Area Beresiko Sanitasi.... 69 5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini... 72 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - iii

Daftar Tabel Tabel 2.4.1. Jumlah Sarana Kesehatan... 14 Tabel 2.5.2. Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang... 18 Tabel 3.2.1. Jumlah MCK++ (SANIMAS) di Kabupaten Tangerang... 29 Tabel. 3.2.2.2. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem setempat - on site system) 31 Tabel 3.2.2.3. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem terpusat of site system) 32 Tabel 3.2.4. Kerjasama Media Terkait Sanitasi... 33 Tabel 3.2.6. Pendanaan Aspek PHBS Tahun 2008 2012... 34 Tabel 3.3.2. Cakupan Pelayanan DKPP Kabupaten Tangerang... 35 Tabel 3.3.3. Kondisi Sampah di TPA Jatiwaringin... 35 Tabel 3.3.4. Sumber dan Jenis Sampah yang Dihasilkan... 36 Tabel 3.3.2. Pendanaan Subsektor Persampahan Tahun 2008-2012... 37 Tabel 3.3.2.2. Data Timbulan Sampah dan Pelayanan Sampah Di Kab. Tangerang Tahun 2011... 38 Tabel 3.3.3.1. Diagram Sistem Pengelolaan Sampah Domestik KabupatenTangerang... 39 Tabel 3.4.1. Daerah Rawan Genangan Air... 40 Tabel 3.4.2.1. Diagram Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Tangerang... 42 Tabel 3.5.1.1. Jumlah Sambungan Langganan PDAM Tirta Kerta Raharja... 43 Tabel 3.5.1.2. Jumlah Kebocoran Air PDAM Tirta Kerta Raharja... 44 Tabel 4.1.1. Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Saat Ini... 47 Tabel 4.1.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013... 48 Tabel 4.2.1. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini... 51 Tabel 4.2.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013... 55 Tabel 4.3.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Saat Ini... 58 Tabel 4.3.2. Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013... 59 Tabel 4.4.1. Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Saat Ini... 61 Tabel 4.4.2. Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan tahun 2013... 63 Tabel 4.5.1. Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Saat Ini... 66 Tabel 4.5.2. Rencana Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi... 67 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - iv

Daftar Gambar Gambar 2.1.1. Peta Provinsi Banten dan Pulau Jawa... 5 Gambar 2.1.2. Peta Kabupaten Tangerang... 6 Grafik 2.3.3.2. Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Tangerang Tahun 2008, 2009, 2010... 7 Grafik 2.3.3.1. Suhu / Temperatur Udara Kabupaten Tangerang Tahun 2008, 2009, 2010... 7 Grafik 2.2.1. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Tangerang 2012-2017... 10 Grafik 2.2.2. Tingkat Kepadatan Penduduk... 10 Grafik 2.3.1.1. Ekonomi Makro... 11 Grafik 2.3.1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi... 11 Grafik 2.3.2.1. Indeks Kemampuan Fiskal... 11 Grafik 2.3.3.1. Realisasi APBD Tahun 2008 2012... 12 Grafik 2.3.3.2.1. Belanja Modal Sanitasi Per- SKPD... 12 Grafik 2.3.3.2.2. Proporsi Belanja Modal Sanitasi Total.... 13 Grafik 2.3.3.2.3. Belanja Santasi Per-Sub Sektor 5 tahun terakhir... 13 Grafik 2.3.3.2.4. Belanja Modal Sanitasi Per-penduduk.... 13 Grafik 2.4.2. Jumlah Sarana Pendidikan... 14 Grafik 2.4.3. Jumlah Rumah Tangga Miskin dan Rumah Kumuh Kabupaten Tangerang... 15 Grafik 2.5.1. Rencana Pola Ruang... 16 Gambar 2.5.1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tangerang... 17 Gambar 2.5.2. Peta Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang... 19 Gambar 2.6.2. Struktur Organisasi Perangkat Daerah.... 22 Grafik 3.1.1. Kondisi Sanitasi Rumah Tangga Kabupaten Tangerang... 23 Grafik 3.1.2. Kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene... 24 Grafik 3.1.3. Kebiasaan Membuang Tinja Anak... 24 Grafik 3.1.4. Kejadian Penyakit Diare... 25 Grafik 3.1.2.1. Jumlah Sarana Pendidikan Kabupaten Tangerang... 26 Grafik 3.1.2.2. Jumlah SD/MI berdasarkan Kepemilikan Sarana Sanitasi... 26 Grafik 3.1.2.3. Jumlah SMP/MTS berdasarkan Kepemilikan WC.... 27 Gambar 3.1.3. Sumber air minum dan masak... 28 Grafik 3.2.2. Saluran Akhir Pembuangan Tinja... 29 Gambar 3.3.1. Pola Penanganan Sampah Kabupaten Tangerang... 34 Grafik 3.3.1.1. Sistem Pengelolaan Sampah Rumah Tangga... 36 Grafik 3.3.1.2. Kondisi Pengelolaan Sampah Pada LIngkungan Yang Belum Terlayani... 36 Grafik 3.4.2.1. Cakupan Layanan Drainase Lingkungan.... 41 Grafik 3.1.1.4. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban... 43 Gambar 3.5.1. Cakupan Layanan PDAM Tirta Kerta Raharja... 44 Grafik 3.5.1. Cakupan Layanan Air Minum... 45 Grafik 4.1.1. Kegiatan Pengelolaan PHBS Saat Ini... 46 Grafik 4.1.2. Rencana Kegiatan Pengelolaan PHBS 2013... 48 Grafik 4.2.1. Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini... 51 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - v

Grafik 4.2.2. Rencana Kegiatan Sektor Air Limbah Domestik... 55 Grafik 4.3.1. Investasi Pengelolaan Sampah Saat Ini... 58 Grafik 4.3.2.1 Rencana Pengembangan Pengelolaan Persampahan... 59 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - vi

Daftar Singkatan MDGs : Millenium Development Goals Pemda : Pemerintah Daerah PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SLHD : Status Lingkungan Hidup Daerah Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan MPA : Methodology for Participatory Assessment MPA : Methodology for Participatory Approach PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat FGD : Focus Group Discussion IPA : Instalasi Pengolahan Air IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ISSDP : Indonesia Sanitation Sector Development Program EHRA : Environmental Helath Risk Assessment PRKL : Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan POKJA : Kelompok Kerja AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman BPS : Buku Putih Sanitasi SSA : Sanitation Supply Assessment PSA : Participatory Sanitation Assessment SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten MPSS : Memorandum Program Strategi Sanitasi PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat BAB : Buang Air Besar PAM : Pengelolaan Air Minum TPS : Tempat Pembuangan Sampah SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah RT : Rukun Tetangga RW : Rukun Warga KK : Kepala Keluarga 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Milennium Development Goals (MDGs) memuat Delapan (8) butir komitmen untuk tujuan pembangunan milennium sebagai bentuk kepedulian atas permasalahan global yang ditanda tangani oleh 147 kepala negara pada UN Milennium Summit bulan september tahun 2000. Delapan (8) butir komitmen tersebut terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator. Salah satu target sasaran MDGs butir ke 7c adalah menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015, dengan indikator proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum dan sarana sanitasi berkualitas. Pencapaian target MDGs poin 7c menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia hingga 2015 yang dituangkan dalam RPJMN 2010-2014. Diharapkan pada tahun 2015 sebesar 68,87% penduduk Indonesia telah memiliki akses teradap air miunum yang aman dan 62,41% telah memiliki akses terhadap sanitasi yang berkualtas. Pencapaian target MGDs ini bukanlah semata-mata tugas pemerintah pusat akan tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Salah satu upaya untuk memenuhi tujuan-tujuan Milennium Development Goals pada tahun 2015, pemerintah Indonesia menetapkan Open Defecation Free melalui program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) dengan mengintegrasikan sumber daya baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik dari kalangan pemerintah maupun non pemerintah diseluruh tingkatan. Program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) adalah sebuah roadmap pembangunan sanitasi diindonesia yang digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan Buku Putih Sanitasi Kota/Kabupaten dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) sesuai dengan kebutuhan pemerintah kota/kabupaten dan masyarakat melalui proses bottom-up sebagai kerangka kebijakan bagi pembangunan sektor hygiene dan sanitasi berskala kota/kabupaten secara komprehensip di daerah. Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang lebih baik dibidang kesehatan terutama kesehatan masyarakat (Kamus besar Bahasa Indonesia). Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup (WHO,2007). Sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penyakit (Ehler s,1958). Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoadmojo,(2003). Ruang lingkup sanitasi mencakup: Air limbah domestik (Black water) meliputi: air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran); Air limbah cucian (Grey water) meliputi: air buangan mandi dan cuci; Drainase lingkungan/tersier: Sistem saluran awal yang melayani perkotaan seperti: kompleks perumahan, area pasar, perkantoran, area lindustri, dan perkantoran; Pengelolaan persampahan meliputi: sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga; Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) meliputi: promosi kesehatan, perubahan perilaku; dan Menggunakan air bersih yang aman. Konsep Sistem Sanitasi mengacu pada Compendium for Sanitation and Technology mengartikan sanitasi adalah suatu proses multi langkah, di mana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Konsep ini mengelompokkan sistem sanitasi menjadi 5 kelompok funsional, yakni: Use interface, Penyimpanan atau pengolahan awal, Pengangkutan, Pengolahan akhir, dipakai kembali atau pembuangan akhir. Melalui implementasi Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahap 3 pemerintah pusat mendorong pemerintah kota/kabupaten di Indonesia untuk mampu memetakan kondisi terkini dibidang air minum dan sanitasi yang dituangkan dalam Buku Putih Santasi Kota/Kabupaten sebagai baseline data dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK). Buku putih sanitasi pada hakekatnya merupakan profil karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas atau arah pengembangan santasi kota/kabupaten dan masyarakat berdasarkan kondisi aktual dan faktual mencakup aspek teknis dan non teknis yaitu: aspek keuangan, kelembagaan, keterlibatan pemangku kepentingan dan kondisi perilaku hidup bersih dan sehat. 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 1

1.2. Landasan Gerak. Selanjutnya, agar pelaksanaan PPSP di daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk membentuk lembaga koordinasi bersifat ad-hoc berbentuk Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) di mana pembentukan pokja ini merupakan implementasi PPSP tahap 2 dan diharapkan dapat menjadi pengelola program PPSP didaerah. Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menyumbang capaian target MDGs 2015, Pemerintah Kabupaten Tangerang mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Tangerang (POKJA AMPL) Nomor 539.1/kep. 45 HUK/2012 sebagai landasan gerak Pokja AMPL Kabupaten Tangerang dalam melaksanakan tugasnya sesuai arahan Pokja AMPL Nasional diantaranya menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Tangerang serta melaksanakan tugas lainnya. Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, sejalan dengan aspirasi dan persepsi masyarakat yang berkembang, maka Visi Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Tahun 2008 2013 adalah: Menuju Masyarakat Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri, dan Berwawasan Lingkungan Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi Kabupaten Tangerang periode 2008 2013, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat; 2. Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat; 3. Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, dan sektor informal; 4. Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang terstruktur; 5. Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab (good governance); 6. Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan; 7. Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan partisipasi kritis dalam proses pembangunan; 8. Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam kegiatan pembangunan; 1.3. Maksud dan Tujuan. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada dasarnya merupakan awal dari rangkaian kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi yang ada dalam program PPSP, dimana selanjutnya Kabupaten/Kota juga akan menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan Memorandum Program Sektor Sanitasi. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi atau profil sanitasi di Kabupaten Tangerang terkini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tangerang yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor hygiene dan sanitasi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Tangerang beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sektor hygiene dan sanitasi yang dapat diakses oleh masyarakat dengan komponen teknis yang lengkap, dapat beroperasi secara berkelanjutan dan tidak menimbulkan dampak sampingan bagi lingkungan. Di samping itu, Pokja AMPL diharapkan 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 2

dapat menjadi embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Tangerang. 1.4. Metodologi. Secara umum metode yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penyusunan buku putih ini, yaitu: Data gambaran umum wilayah meliputi: Kondisi demografis, adsminitratif dan kondisi fisik, kondisi keuangan dan perekonomian daerah, kondisi sosial budaya, kondisi tata ruang wilayah dan kondidi kelembagaan pemerintah daerah. Data terkait profil sanitasi wilayah meliputi: kelembagaan dan cakupan layanan sub sektor air limbah domestik, kelembagaan dan cakupan layanansub sektor persampahan, kelembagaan dan cakupan layanan sub sektor drainase. Data terkait PMJK dan promosi hygiene, pelibatan dunia usaha, komunikasi dan media. 2. Pendalaman data Sekunder. Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan: Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja AMPL yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Tangerang selaku Ketua Pokja; Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi); Diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi. 3. Pengumpulan Data Primer. Proses pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa studi atau kajian dengan cakupan wilayah sasaran yang termasuk kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tangerang. Adapun bentuk studi yang dilakukan adalah sebagai berikut: Studi Kelembagaan dan Keuangan; Studi Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment); Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA); Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA); Studi Komunikasi dan Pemetaan Media; 4. Analisa Data Primer. Penetapan Area Beresiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA); 1.5. Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain. 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Besar dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara; 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pearaturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 3) Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum; 4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 3

6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437); 7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438); 8) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Umum; 9) Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4725); 10) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 11) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 13) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59); 14) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 15) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman; 16) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam; 17) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 18) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 19) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Daerah ; 20) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 21) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 22) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 23) Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri; 24) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 25) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 26) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Sampah; 27) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP); 28) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 29) Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 489); 30) Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Retribusi Persampahan; 31) Peraturan Daerah Kabupaten tangerang Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Penyedotan Kakus; 32) Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor... Tahun... tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang Tahun 2008 2013; 33) Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor... Tahun... tentang Rencana Pembangunan Induk Jangka Menengah ( RPIJM) 2011; 34) Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang; 35) Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor... Tahun... tentang Ijin Pembuangan Limbah cair. 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 4

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik. 2.1.1. Geografis. BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANGERANG Kabupaten Tangerang terletak pada posisi cukup strategis berada dibagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 20-106 43 Bujur Timur dan 6 00-6 00-6 20 Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Tangerang 959,61 km² atau 95,961 hektar, ditambah kawasan reklamasi pantai dengan luas ± 9.000 hektar, dengan garis pantai sepanjang ± 51 kilometer dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa (dengan garis pantai ± 50 Km 2 ); b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kota Tangerang; c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok; d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km, yang bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas hambatan (jalan TOL) Jakarta - Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Kedudukan geografis Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan DKI Jakarta menjadi salah satu potensi Kabupaten Tangerang untuk berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Negara. Kedekatan dengan Ibukota dan sebagai pintu gerbang antara Banten dan DKI Jakarta, maka akan menimbulkan interaksi yang menumbuhkan fenomena interdepedensi yang kemudian berdampak pada timbulnya pertumbuhan di suatu wilayah. Peta Provinsi Banten dan Pulau Jawa 2.1.2. Administratif Secara adminstratif Kabupaten Tangerang adalah salah satu daerah tingkat II yang merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Provinsi Banten, wilayah pemerintahan kabupaten Tangerang terdiri atas 29 (dua puluh sembilan) kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 246 (dua ratus empat puluh enam) desa. 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 5

Pokja AMPL Kabupaten Tangerang Peta Kabupaten Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 6

2.1.3. Kondisi Fisik 2.1.3.1. Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3% dan ketinggian tanah antara 0-50 meter di atas permukaan laut. Dibagian Utara ketinggian tanah berkisar antara 0-25 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pasarkemis, dan Sepatan. Sedangkan dibagian tengah ke arah selatan ketinggian tanah mencapai lebih dari 25 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi tersebut ketinggian tanah wilayah Kabupaten Tangerang terbagi atas 2 dataran, yaitu 44.595 Ha atau 40,16% berada pada ketinggian tanah 0-25 m dan 66.443 Ha atau 59,84 % berada pada ketinggian tanah 26-50 meter di atas permukaan laut. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa wilayah dataran Kabupaten Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian tanah antara 0-25 meter di atas permukaan laut. 2.1.3.2. Geologi. Keadaan goelogis Kabupaten Tangerang menurut jenis batuannya terdiri dari beberapa jenis batuan, yaitu : Aluvial seluas 63.512 Ha, Pleistocen Vulcanic Facies 43.365 ha, Pliocen sedimentary 17.095 ha dan Niocens sedimentary seluas 4.299 Ha. Sedangkan menurut jenis tanahnya terdiri dari aluvial kelabu tua, asosiasi glei humus rendah dan aluvial kelabu, asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan, podsolik kuning, aluvial kelabu, asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu, asosiasi aluvial kelabu dan glei humus rendah, serta asosiasi hidromorf kelabu dan paluosol. Daerah bagian utara kabupaten Tangerang merupakan daerah yang sedikit bergelombang lemah, daerah ini termasuk dalam ketegori bentuk lahan bentukan asal pengendapan (alluvial). 2.1.3.3. Klimatologi. Berdasarkan data Badan Meteorologi Geofisika Klas I Tangerang temperatur udara di Kabupaten Tangerang tahun 2008 2010 berada pada suhu 25,90 ⁰C 28,50 ⁰C, suhu maksimum terjadi pada bulan September 2009 yaitu 28.50 ⁰C dan suhu minimum pada bulan pebruari 2008 yaitu 25.90 ⁰C. rata-rata suhu udara dikabupaten Tangerang dalam kurun waktu tahun 2008 2010 yaitu 27,50⁰C. Keadaan curah hujan tertinggi pada tahun 2008-2010 terjadi pada bulan pebruari tahun 2008 yaitu sebesar 664 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam 3 tahun terakhir tahun 2008 2010 yaitu sebesar 159,3 mm. Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2008-2010 yaitu sebesar 11,6 hari hujan. Keterangan lebih jelas dapat dilihat dalam grafik 2.3.3.1 dan 2.3.3.2 dibawah ini: Grafik. 2.3.3.1 Grafik. 2.3.3.2. Suhu / Temperatur Udara Kabupaten Tangerang Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Tangerang Tahun 2008, 2009, 2010 Tahun 2008, 2009, 2010 Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 7

2.1.3.4. Kondisi Sumber Daya Air Kuantitas air sungai di Kabupaten Tangerang relatif cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi debit aliran yang cukup besar antara musim hujan dan musim kemarau, sedangkan kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran di beberapa sungai. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2011-2031 diketahui bahwa di sebagian wilayah Kabupaten Tangerang (meliputi 6 kecamatan yaitu: Mauk, Rajeg, Pasar Kemis, Cikupa, Curug dan Legok) terdapat 3 lapisan akifer meliputi: 1. Akifer dangkal dengan kedalaman < 20 m yang didominasi oleh lapisan pasir; 2. Akifer menengah dengan kedalaman 20 70 m yang merupakan lapisan lempung formasi Bantam Atas; 3. Akifer dalam dengan kedalaman > 70 m yang merupakan bagian dari formasi Genteng dan formasi Bojongmanik. Potensi air sungai dan situ/rawa yang merupakan potensi air permukaan di Kabupaten Tangerang berdasarkan Satuan Wilayah Sungai (SWS) menunjukan potensi sebagai berikut: 1. Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane-Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt diwakili oleh pengukuran di Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315 m³/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998. 2. Di SWS Cisadane-Cikuningan, belum ada data pengukuran jangka panjang, pengukuran dilakukan sesaat menggunakan current meter dan didapat debit aliran terkecil sebesar 0,078 m³/dt diwakli oleh pengukuran di Sungai Cikoncang, stasiun Cikeusik pada tanggal 5 September 2002, sedang debit terbesar adalah 2,454 m³/dt diwakili oleh pengukuran di Sungai Cimadur, stasiun Sukajaya pada tanggal 6 September tahun 2002. 3. Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukan bahwa Kabupaten Tangerang mengalami defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara suplus air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 bulan). 4. Air tanah, debit air tanah di KabupatenTangerang berkisar antara 3 10 liter/detik/km2. Air tanah ini cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan Jakarta Tangerang oleh industri-industri, sehingga terjadi penurunan muka air tanah yang cukup drastis. Di bagian utara kabupaten air tanah umumnya tidak dapat digunakan karena asin/payau. Potensi sumberdaya air tanah-dalam di Kabupaten Tangerang terdapat 5 buah CABT di Kabupaten Tangerang dengan potensi air tanah secara total cukup besar. Potensi tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Potensi sebagai imbuhan air tanah bebas (Q1) sebesar 3.278 juta m³/tahun dan 2. Potensi sebagai aliran air tanah tertekan (Q2) sebesar 100 juta m³/tahun. Selain sungai dan air tanah di Kabupaten Tangerang juga banyak dijumpai badan air permukaan berupa situ dan rawa yang tersebar hampir di wilayah Kabupaten Tangerang sebagai berikut: 1 Situ Pondok Sukaharja Sindang Jaya 27.7 ha 2 Situ Cilongok Sukamantri Pasar Kemis 23 ha 3 Situ Pasir Gadung Pasir Gadung Cikupa 7.3 ha 4 Situ Kelapa Dua Kelapa Dua Kelapa Dua 37.5 ha 5 Situ Cihuni Cihuni Pagedangan 32.34 ha 6 Situ Jengkol Cikuya Solear 4.1 ha 7 Rawa Ranca Ilat Cirumpak, Kemuning Kronjo 67.98 ha 8 Rawa Waluh Kosambi Dalem Kronjo 70 ha 9 Rawa Garugak Kemuning Kresek 177 ha 10 Rawa Patrasana Patrasana,Pasirampo Kresek 245 ha 11 Rawa Gabus Tamiang Kresek 9.72 ha 12 Rawa Genggong Tamiang Kresek 8.4 ha 13 Rawa Setingin Klebet Kemiri 26.4 ha 14 Rawa Gede Pekayon,Sukadiri Sukadiri 2.8 ha 15 Rawa Sulang Lebakwangi Sepatan 8 ha 16 Rawa Koja Pisangan Jaya Sepatan - ha 17 Rawa Kepuh Rawabani,Pakuhaji Pakuhaji - ha 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 8

18 Rawa Gelam/Panggang Kutajaya Pasar Kemis 11.7 ha 19 Rawa Pangodokan Kutabumi Pasar Kemis - ha 20 Rawa Dadap Pengadegan Pasar Kemis - ha 21 Rawa Warung Rawa Rebo Wanakerta Sindang Jaya 7.9 ha 22 Rawa Bojong Bojong Cikupa 7.6 ha 23 Rawa Jambu Jambukarya Rajeg - ha 2.1.3.5. Kualitas Air Sungai dan Air Tanah Kualitas air sungai yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu Sungai Cimanceuri, Sungai Cirarab dan Cisadane berdasarkan pemantauan yang dilakukan Bagian Laboratorium pada BLHD Kabupaten Tangerang pada tahun 2010, ditambah Sungai Cidurian pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cimanceuri Titik Pengambilan Sampel Sungai Cimanceuri yaitu di Jembatan Kutruk (Desa Pasir Barat, Jl. Kutruk, Kec. Jambe), Jembatan Surya Toto (Jl. Arya Jaya Santika, Ds. Pasir Bolang, Kec.Tigaraksa), Jembatan Balaraja (Jl. Raya Serang Km. 24, Ds. Talaga Sari, Kec.Balaraja), Jembatan Barong (Ds. Ranca Labuh, Kec.Kemiri) dan Jembatan Lontar (Jl. Raya Kronjo-Mauk, Ds. Kronjo, Kec.Kronjo). Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cimanceuri yaitu : Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H 2S,BOD 5, COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr 6+ ),Nitrit sebagai N (NO 2 -N),pH,Seng (Zn),Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida, Tembaga (Cu). 2. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cirarab Jembatan Blokeng (Jl. Serdang kulon, Ds. Serdang Kulon, Kec. Panongan), Jembatan Cukang Galih (Jl. Cukang Galih, Ds. Cukang Galih, Kec.Curug), Jembatan Blunder (Kampung Blunder, Kec.Cikupa), Jembatan Pasar Kemis (Jl. Raya Pasar Kemis, Ds. Kuta Jaya, Kec.Pasar Kemis), Jembatan Cadas (Jl. Raya Cadas, Desa Dukun, Kec.Sepatan).Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cirarab yaitu; Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H 2S,BOD 5,COD,Kadmium (Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr 6+ ),Nitrit sebagai N (NO 2 -N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga (Cu),Timbal (Pb). 3. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane Jembatan Cihuni (Jl. Cihuni, Kec. Pagedangan), Jembatan Eretan Kajangan (Desa Gaga, Kec. Pakuhaji), Desa Tanjung Burung, Kec. Teluk Naga. Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cisadane yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H 2S, BOD 5, COD, Khlorida Bebas (Cl), Khrom Hexavalen (Cr 2+ ), Nitrit sebagai N (NO 2 -N), ph, Seng (Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu), Timbal (Pb). 4. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cidurian Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek, Kecamayan Kresek, Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo, Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek Kecamatan Kresek, Desa Kedaung, Kecamatan Mekar Baru. Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cidurian yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H 2S, BOD5, COD, DO, Khlorida Bebas (Cl) Khrom Heksavalen (Cr6+), Nitrit sebagai N (NO 2 -N), Tembaga (Cu), Timbal (Pb) Sianida (CN). Kualitas air tanah Kabupaten Tangerang sendiri telah terintrusi air laut sejauh ± 7 km dari pantai ke darat di Kecamatan Mauk dengan kedalaman intrusi maksimal 70 m. Adapun kualitas air tanah di daerah utara (Mauk) didominasi oleh air tanah payau-asin sedang ke arah selatan kualitas air tanah relatif lebih baik. 2.2. Demografi. Populasi penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 2017 diperkirakan terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 3.7% - 4,8%/Tahun. 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 9

Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha. Grafik 2.2.2. Tingkat Kepadatan Penduduk 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 10

2.3. Keuangan Dan Perekonomian Daerah Kabupaten Tangerang. 2.3.1. Perekonomian Daerah Indikator perekonomian daerah Kabupaten Tangerang yang diuraikan disini meliputi Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan, Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). PDRB harga konstan relatif naik dari tahun ke tahun, berbeda dengan Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang mengalami penurunan pada tahun 2009. Namun pada tahun 2011 dan tahun 2012 pada umumnya indikator perekonomian mengalami kenaikan, sehingga dapat dikatakan beberapa tahun terakhir iklim perekonomian Kabupaten Tangerang sangat kondusif dalam mendukung kebijakan pembangunan Kabupaten Tangerang. Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 7,45 % sedangkan tingkat inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,30 %. Grafik. 2.3.1.1. Grafik. 2.3.1.2. Grafik 2.3.1. Ekonomi Makro Kabupaten Tangerang 2.3.2. Kemampuan Fiskal. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Tangerang dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan cukup besar. Selain fakta diatas, grafik Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dibawah ini juga menunjukan hal yang serupa. Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) sendiri merupakan ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah, untuk menyediakan sumber daya atau kebijakan tertentu tanpa mengancam kesinambungan posisi keuangan pemerintah daerah. Ruang fiskal diperoleh dari pendapatan umum setelah dikurangi pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya (earmarked) serta belanja yang sifatnya mengikat seperti belanja pegawai dan belanja bunga. Grafik. 2.3.2.1. Indeks Kemampuan Fiskal Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) Kabupaten Tangerang Tahun 2008-2012 725.217 940.509 736.829 1.015.190 1.219.456 Dalam jutaan rupiah 2008 2009 2010 2011 2012 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 11

2.3.3. Keuangan Daerah Kabupaten Tangerang 2.3.3.1. Realisasi APBD Sumber pendapatan daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari pendapatan Asli daerah, (PAD) yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Perolehan pendapatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 10 % dibandingkan pendapatan pada tahun 2009 yang mencapai Rp. 1.827.049.317.250,-., sedangkan bila dibandingkan dengan perolehan pendapatan pada tahun 2008 penurunan pendapatan pada tahun 2010 mencapai 13,8 % dikarenakan pemekaran wilayah bagian selatan Kabupaten Tangerang menjadi Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 26 %, kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali sebesar 0,9 %. APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami defisit rata-rata 10 % dibandingkan dengan total pendapatan daerah. Grafik. 2.3.3.1. Realisasi APBD Tahun 2008-2012 Dalam Jutaan Rupiah 2.3.3.2. Investasi Sanitasi. Investasi sanitasi yang dialokasikan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang terhadap pembangunan sektor sanitasi yang meliputi sub-sektor limbah, drainase, sampah dan PHBS masih relatif kecil jika dibandingkan dengan nilai APBD dari tahun ke tahun. Belanja modal sanitasi terbesar dianggarkan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dengan belanja modal sanitasi sebesar Rp.18.280.585.200,- pada tahun 2012 yang dialokasikan untuk belanja modal pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan yang terkecil pada Badan Lingkungan Hidup Daerah. Grafik. 2.3.3.2.1. Belanja Modal Sanitasi Per- SKPD Belanja Modal Sanitasi Per SKPD DINAS CIPTA BLHD DINAS KESEHATAN DKPP DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KECAMATAN 18.281 13.974 10.708 8.022 8.958 9.900 5.363 5.839 3.886 4.969 2.3763.054 3.623 3.194 1.811 2.534 200 587 1.479 1.905 776 364 867 900 1.113 1.722 150 1.213 2008 2009 2010 2011 2012 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 12

Proporsi belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang rata-rata hanya 1.16 % dari total belanja modal APBD atau. Rp. 22,784,973,916,- per tahun yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yang memiliki tugas, fungsi dan kewenangan dalam sektor sanitasi yaitu Dinas Cipta Karya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah. Grafik. 2.3.3.2.2. Proporsi Belanja Modal Sanitasi Total. Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total APBD (%) 1,12 1,12 0,76 1,44 1,43 2008 2009 2010 2011 2012 Belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang per-subsektor pada tahun 2012 dengan belanja terbesar pada sektor persampahan yaitu sebesar Rp. 17.826.343,200,- dan yang terkecil pada aspek PHBS sebesar Rp. 1.962.275.000,- Grafik. 2.3.3.2.3 Belanja Santasi Per-Sub Sektor 5 tahun terakhir Belanja Sanitasi Per Subsektor Air Limbah Sampah Drainase Aspek PHBS 17.826 8.732 5.163 2.744 2.376 13.810 9.334 10.412 10.175 5.771 4.775 5.098 4.725 4.495 1.644 2.390 2.366 2.640 1.326 1.962 2008 2009 2010 2011 2012 Belanja modal sanitasi per-penduduk di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 sebesar 11.252 rupiah dan telah mengalami peningkatan sebesar 5,8 % dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 4.777 rupiah. Grafik. 2.3.3.2.4. Belanja Modal Sanitasi Per-penduduk. Belanja Modal Sanitasi Per-penduduk 7.579 8.391 4.777 9.938 11.252 2008 2009 2010 2011 2012 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 13

2.4. Sosial Budaya. 2.4.1. Sarana Kesehatan. Jumlah sarana Kesehatan Kabupaten Tangerang seluruhnya terdapat 5.732 unit yang terdiri dari Rumah Sakit sampai pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat desa dalam tabel sebagai berikut: Tabel. 2.4.1. Jumlah Sarana Kesehatan Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Tangerang Desa Siaga Poskesdes Polindes Poskentren Pedagang Eceran Obat berijin Posyandu Instalasi Farmasi Kabupaten Optikal Apotik Laboratorium Klinik Swasta Praktek Dokter Gigi Sawsta Praktek Bidan Swasta Praktek Dokter Umum Swasta Praktek Dokter Spesialis Swasta Balai Pengobatan Swasta Rumah Bersalin Swasta Rumah Sakit Swasta Rumah Sakit Pemerintah Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Puskesmas 14 63 37 23 57 1 2 173 21 301 38 12 1 42 39 42 425 230 714 1.279 2.218 Sumber : BPS Kab. Tangerang 2.4.2. Sarana Pendidikan. Jumlah sarana pendidikan Kabupaten Tangerang pada seluruh jenjang (SD, SLTP, SMA, SMK, PT) sejumlah 1806 unit sekolah terdiri dari SD Negeri dan Swasta sejumlah 884 unit, SLTP Negeri dan Swasta sejumlah 206 unit, SMA Negeri dan Swasta sejumlah 106 unit, SMK Negeri dan Swasta sejumlah 80 unit, MI 276 unit, MTs 193 unit, MA 59 unit dan 2 unit Perguruan Tinggi swasta. Grafik 2.4.2. Jumlah Sarana Pendidikan Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Tangerang Jumlah Sekolah 884 206 106 80 276 193 59 2 SD SLTP SMA SMK Mi MTs Ma PT Sumber : BPS Kab. Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 14

2.4.3. Rumah Tangga Sangat Miskin dan Rumah Kumuh Kabupaten Tangerang. Jumlah rumah tangga sangat miskin di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 177.148 atau 5,8 % dari total penduduk Kabupaten Tangerang kepala keluarga, sedangkan jumlah rumah kumuh berdasarkan data Bappeda tahun 2008 mencapai 81.440 rumah atau 11,8 % dari total kepala keluarga di Kabupaten Tangerang. Jumlah penduduk sangat miskin terbanyak berada di kecamatan Pakuhaji sebesar 13.256 KK dan jumlah rumah kumuh terbanyak di kecamatan Teluk Naga sejumlah 7.484 KK. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Tangerang masih terdapat warga masyarakat yang tinggal pada lingkungan rawan sanitasi. Grafik. 2.4.3. Jumlah Rumah Tangga Miskin dan Rumah Kumuh Kabupaten Tangerang Jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin Dan Rumah Kumuh RUMAH KUMUH PENDUDUK SANGAT MISKIN Tigaraksa 5.580 8.193 Teluk Naga 7.484 11.492 Sukamulya 6.541 6.092 Sukadiri 6.100 4.631 Solear 2.026 6.855 Sindang Jaya 6.962 5.965 Sepatan Timur 0 7.770 Sepatan 1.938 5.046 Rajeg 3.710 12.277 Pasar Kemis 3.265 4.303 Panongan 3.879 4.333 Pakuhaji 2.614 13.256 Pagedangan 3.836 3.876 Mekar baru 4.188 5.541 Mauk 1.196 8.198 Legok 778 5.712 Kronjo 3.567 5.925 Kresek 1.945 6.922 Kosambi 1.174 7.725 Kemiri 2.190 6.183 Kelapa dua 1.424 1.308 Jayanti 101 4.460 Jambe 36 4.152 Gunung Kaler 2.263 6.115 Curug 473 2.784 Cisoka 1.994 7.241 Cisauk 1.361 3.605 Cikupa 1.530 2.727 Sumber : BAPPEDA Kab. Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 15

2.5. Tata Ruang Wilayah. 2.5.1. Rencana Pola Ruang Wilayah Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 2030 merupakan rencana penyebaran peruntukkan ruang dalam wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang berfungsi : 1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Tangerang; 2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang; 3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan 4. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Tangerang. Penetapan pola ruang ini bersifat dinamis, sesuai dengan dinamika pembangunan, bukan berarti selalu mengarah pada perubahan fungsi suatu ruang tetapi harus sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung yang telah ditetapkan. Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut serta didasari oleh Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 54 tahun 2008 tentang penataan ruang kawasan JABODETABEKPUNJUR, maka penataan ruang diarahkan untuk : 1. Kawasan lindung meliputi: kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. 2. Kawasan budidaya meliputi kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia. Untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan, maka tahap pertama yang dilakukan meliputi penetapan dan pengelolaan Kawasan Lindung, selanjutnya dengan menetapkan arahan pengembanganan dan pengelolaan Kawasan Budidaya berdasarkan sifat-sifat kegiatan, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan. Grafik. 2.5.1. Rencana Pola Ruang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 16

Pokja AMPL Kabupaten Tangerang Gambar 2.5.1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 17

2.5.2. Rencana Sistem Pusat Pelayanan. Rencana Sistem Pusat Pelayaan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 2030 mengacu pada aspek kondisi wilayah, aksesibilitas, tingkat pelayanan dan kebijakan pengembangan yang ada yaitu meliputi : 1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) 4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tabel 2.5.2. Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang. No Kecamatan Hirarki Pelayanan Fungsi 1 Balaraja PKWp Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 2 Teluknaga PKWp Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 3 Curug PKWp Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 4 Kronjo PKL Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Perikanan Kawasan pantai berhutan bakau 5 Tigaraksa PKL Pusat pemerintahan kabupaten Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 6 Mauk PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 7 Cikupa PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi 8 Sepatan PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 9 Mekarbaru PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah 10 Gunungkaler PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah 11 Kresek PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah 12 Kemiri PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 13 Sukamulya PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang Pertanian Keterangan Dipromosikan untuk dijadikan PKW Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKW Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKW Merupakan Ibukota Kabupaten Tangerang Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 18

No Kecamatan Hirarki Pelayanan Fungsi 14 Sindang Jaya PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Pertanian industri 15 Jayanti PPK Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Pertanian 16 Cisoka PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang 17 Solear PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang 18 Jambe PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang 19 Cisauk PPK Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 20 Pagedangan PPK Pusat pemerintahan kecamatan industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 21 Legok PPK Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 22 Panongan PPK Pusat pemerintahan kecamatan industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang 23 PasarKemis PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Pertanian 24 Rajeg PPK Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang Pertanian 25 Sepatan Timur PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan sedang 26 Pakuhaji PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian industri Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 27 Sukadiri PPK Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 28 Kosambi PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Industri Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau 29 Kalapa Dua PKLp Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Keterangan Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 19

Pokja AMPL Kabupaten Tangerang Gambar 2.5.2. Peta Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 20

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Tugas penyusunan dan pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah. Selanjutnya di tindak lanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang dengan susunan kelembagaan sebagai berikut: 1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Inspektorat Kabupaten 4. Badan Kepegawaian Daerah 5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 6. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu 7. Dinas Pendapatan Daerah 8. RSUD Kabupaten Tangerang 9. Satuan Polisi Pamong Praja 10. Dinas daerah yang meliputi : a. Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan c. Dinas Kesejahteraan Sosial d. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil f. Dinas Pertanian dan Peternakan g. Dinas Perikanan dan Kelautan h. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah i. Dinas Bina Marga dan Pengairan j. Dinas Tata Ruang k. Dinas Cipta Karya l. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika m. Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran n. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi o. Dinas Perindustrian dan Perdagangan p. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman 11. Lembaga Teknis Daerah yang meliputi : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b. Badan Lingkungan Hidup Daerah c. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan d. Badan Penanaman Modal Daerah e. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat f. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik g. Kantor Perpustakaan Daerah h. Kantor Arsip Daerah. 12. Kecamatan. 13. Kelurahan / Desa. 2.6.1. Lembaga Pengelola Pelayanan Sanitasi Secara kelembagaan badan atau dinas yang diberikan kewenangan mengelola pelayanan terkait Sanitasi (PHBS, limbah, sampah dan air bersih) diwilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut : a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilaksanakan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 21

b) Pengelolaan drainase dan sumberdaya air dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang; c) Pengelolaan Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh Lembaga Teknis Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang; d) Pengelolaan Limbah Domestik, Limbah Industri dan Limbah Medis dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Dinas Cipta karya Kabupaten Tangerang; e) Pengelolaan Sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dan Dinas Cipta Karya Kabupaten Tangerang; f) Pengelolaan penyediaan Air bersih dilaksanakan oleh BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tangerang. 2.6.2. Struktur Organisasi Perangkat Daerah. 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 22

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN TANGERANG 3.1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. Berbagai program dan kegiatan pembangunan di bidang sanitasi telah dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup lebih sehat pada semua tatanan, baik pada tatanan rumah tangga maupun tatanan disekolah sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud. Perlu disadari bahwa derajat kesehatan masyarakat yang ideal tidak bisa dipisahkan dari kondisi fisik lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakatnya, dikarenakan empat faktor tersebut merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dan saling menunjang terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan harus diupayakan terus menerus, salah satunya melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Definisi perilaku mengacu pada sebuah tindakan atau perbuatan yang identik dengan kebiasaan atau pola hidup, perilaku hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan tingkat kebersihan dan kesehatan sesorang atau masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan promosi higiene adalah kegiatan menawarkan, mengkampanyekan atau menanamkan pola atau kebiasaan hidup sehat pada seseorang atau masyarakat, misalnya: kebiasaan praktek cuci tangan pakai sabun. Keadaan terkini (existing) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan promosi higiene pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah di Kabupaten Tangerang dapat dijabarkan sebagai berikut: 3.1.1. Tatanan Rumah Tangga. Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Tangerang meliputi perilaku membuang limbah tinja (black water) dan non tinja (grey water) seperti air urine, air cucian pakaian, air cucian peralatan dan praktek cuci tangan pakai sabun. Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Tangerang pada saat ini dapat dikatakan masih rendah, dimana masih terdapat warga masyarakat yang melakukan Buang Air Besar (BAB) sembarangan dan belum memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat kearah lebih baik dan sehat guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Hasil study EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang memiliki jamban pribadi sebesar 57 %, jumlah rumah tangga yang menggunakan MCK umum 9 %, WC Helikopter 11 %, Sungai 6 %, Kebun/Pekarangan 14 % dan Selokan 3 %. Grafik 3.1.1.1. Kondisi Sanitasi Rumah Tangga Kabupaten Tangerang Kondisi Sanitasi Kabupaten Tangerang 6% 14% 11% 9% 3% 57% Jamban Pribadi MCK Umum WC Helikopter Sungai Kebun Selokan Sementara itu berdasarkan hasil analisa kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan seharihari menunjukkan bahwa sebesar 86,9 % masyarakat tidak cuci tangan pakai sabun pada 5+1 waktu penting, 55,5 % jamban tidak bersih dari tinja, 55.3 % Jamban tidak bebas dari kecoa, 37,2 % fungsi penggelontor pada jamban tidak berfungsi, 43 % jamban tidak tersedia sabun, 6,8 % terdapat pencemaran pada wadah air dan sebesar 89 % 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 23

masyarakat masih melakukan prkatek buang air besar sembarangan (BABs). Grafik 3.1.1.2. Kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. PHBS 100 80 Persen 60 40 20 0 Ya CTPS Jamban bersih dari Tinja Jamban bebas dari Kecoa Fungsi Penggelontor Ketersediaan Sabun di jamban Pencemaran Wadah Air Perilaku BABs Ya 13,1 44,5 55,3 62,8 57 6,8 89 Tidak 86,9 55,5 44,7 37,2 43 93,2 11 Bila dilihat pada grafik 3.1.1.1. kebiasan masyarakat yang dianggap praktek Buang Air Besar sembarangan (BABs) yakni buang air besar di WC helikopter, disungai, dikebun dan diselokan yang jumlahnya mencapai 34%. Sedangkan bila dilihat pada grafik 3.1.1.2 jumlah masyarakat dengan perilaku buang air besar sembarangan mencapai 89 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah kepemilikan jamban pribadi sebesar 57 % tersebut tidak berbanding lurus dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABs) yang mencapai 89 %, hal ini dikarenakan kondisi kualitas jamban pribadi yang dimiliki masyarakat belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia. Penggunaan jamban yang tidak sesuai standar SNI tersebut dianggap sebagai perilaku BABs yaitu saluran pembuangan akhir tangki septik tidak diolah terlebih dahulu akan tetapi langsung dibuang dan disalurkan ke sembarang tempat diantaranya ke selokan, saluran drainase, sungai, kolam, empang dan kebun atau sawah dan tangki septik yang ada tidak pernah disedot. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang tata cara membuat jamban pribadi dan tangki septik yang aman. Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat dilihat pada pola dan kebiasan masyarakat membuang tinja anak, dimana perilaku masyarakat membuang tinja anak dijamban hanya sebesar 19,6 %, sedangkan 5,1 % dibuang ditempat sampah, 6,3 % dibuang dikebun, 6,7 % disungai, 3,3 % ditempat lainya dan 59 % tidak tahu. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan higiene. Grafik 3.1.3. Kebiasaan Membuang Tinja Anak WC/Jamban; 19,60% Tdk tahu; 59% Tempat Sampah; 5,10% Sungai/Seloka n; 6,70% Lainnya; 3,30% Kebun/Pekara ngan; 6,30% 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 24

Tingginya angka ketidaktahuan masyarakat terkait tata cara membuang tinja anak sebesar 59 % sebagaimana digambarkan pada grafik 3.1.1.3. mencerminkan bahwa tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan masih rendah. Rendahnya tingkat ekonomi juga mengakibatkan keterbatasan masyarakat dalam menyediakan sarana sanitasi. WC helikopter yang dibangun diatas empang ini merupakan sarana sanitasi yang biasa digunakan dan masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Tangerang terutama masyarakat yang berdomisili di wilayah utara. Kurang lebih 11 % masyarakat Kabupaten Tangerang masih menggunakan WC jenis helikopter ini. Kebanyakan mereka tidak menyadari dampak langsung dari membuang limbah tinja ditempat terbuka. Kebiasaan seperti ini dilakukan oleh masyarakat dikarenakan tingkat perekonomian masyarakat yang masih dibawah rata-rata sehingga tidak memiliki kemampuan membangun WC yang layak dan sehat untuk hunian mereka. Pola kebiasaan hidup yang demikian perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan dari pencemaran limbah domestic. Terdapat juga sebagian masyarakat Kabupaten Tangerang yang merasa lebih mudah buang air besar di sungai khususnya bagi masyarakat yang berdomisili dibantaran sungai. Kondisi WC yang terapung disungai ini sengaja di bangun oleh masyarakat yang tinggal dibantaran sungai karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal dan juga karena memang tidak mempunyai biaya untuk membangun WC dirumahnya. Selain itu juga disebabkan oleh faktor minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang dampak pembuangan limbah tinja bagi ekosistem sungai dan lingkungan permukiman mereka. Ada juga sebagian masyarakat yang memang tidak mau membangun WC dikarenakan kebiasaan lebih mudah dan murah untuk buang hajat di sembarang tempat (BAB) sembarangan. Secara umum limbah domestik yang dihasilkan rumah tangga di Kabupaten Tangerang selain limbah tinja (black water) juga terdapat limbah cair (grey water) yakni limbah yang dihasilkan dari limbah kamar mandi, cucian pakaian, cucian peralatan memasak. Dll Limbah cair domestik (grey water) ini juga merupakan salah satu faktor penyumbang terjadinya pencemaran lingkungan dikarenakan belum terdapat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sehingga pembuangan limbah cair rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur dan air hujan disalurkan ke satu saluran yang bermuara dipekarangan, kebun dan sawah atau disalurkan ke drainase lingkungan yang langsung mengalir ke sungai. Pembuangan limbah cair rumah tangga (grey water) di sekitar pekarangan masih dianggap layak tanpa memperhatikan dampak dari limbah tersebut terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Tempat pembuangan limbah yang ada juga tergolong sangat sederhana atau langsung di buang ke permukaan tanah sehingga tanpa disadari akan menimbulkan bau yang tidak sedap dilingkungan dan pekarangan disekitar hunian masyarakat bahkan terkesan tampak kumuh. Kebiasaan masyarakat yang kurang baik ini selalu memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan menjadikan penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare masih merupakan penyakit dengan angka kesakitan yang selalu terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Berdasarkan analisa study EHRA tahun 2012 persentase kejadian diare setiap tahunnya mencapai 74,8 % dengan persentase tertinggi pada penderita orang dewasa perempuan yakni mencapai 27 %, sedangkan orang dewasa laki laki dan anak balita mencapai 18 %, anak remaja 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 25

laki-laki 14 %., anak remaja perempuan 13% dan anak non balita 10 %. Angka-angka tersebut dapat menggambarkan bahwa tingkat pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan air limbah domestik rumah tangga cukup beresiko. Grafik 3.1.1.4. Kejadian Penyakit Diare Kejadian Penyakit Diare 18% 27% 13% 18% 14% 10% Balita Non Balita Remaja Laki-laki Remaja Perempuan Dewasa laki-laki Dewasa Perempuan 3.1.2. Tatanan Sekolah. Kebiasaan berperilaku hidup yang kurang sehat dikabupaten Tangerang tidak saja dilakukan oleh masyarakat pada tatanan rumah tangga tetapi juga dilakukan oleh siswa-siswi disekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan sekolah di Kabupaten Tangerang saat ini tergolong masih rendah, dimana masih terdapat sekolah yang belum memiliki WC, tempat kencing, fasiltas cuci tangan untuk guru dan siswa serta sarana sanitasi lainnya. Walaupun terdapat sekolah yang telah memiliki WC akan tetapi secara kualitas dan kuantitas masih jauh dari layak. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang tahun 2011 jumlah sekolah negeri maupun swasta tingkat SD, SMP dan SMA mencapai 1.806 unit, jumlah SD/MI sebanyak 1.160 unit, SLTP/MTS 339 unit, SMA/MA 165 unit, SMK 80 unit dan Perguruan tinggi 2 unit. Grafik 3.1.2.1 Jumlah Sarana Pendidikan Kabupaten Tangerang Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Tangerang 884 Jumlah Sekolah 206 106 80 276 193 59 2 SD SLTP SMA SMK Mi MTs Ma PT Dari jumlah SD/MI tersebut sebesar 1.157 unit SD/MI (99 %) tidak memiliki fasilitas tempat kencing, fasilitas cuci tangan dan tidak ada ketersediaan sabun di toilet. Kondisi sarana sanitasi di sekolah dasar dan madarasah ibtidaiyah berdasarkan data dinas pendidikan Kabupaten Tangerang tahun 2011 menunjukkan sejumlah 180 unit SD/MI (16 %) tidak memiliki WC/toilet dan sumber air bersih, sedangkan 980 unit SD/MI (84 %) sudah memliki WC/toilet akan tetapi kondisinya belum layak dikarenakan ketersedian air bersih belum memadai yakni 45 % tidak tersedia air bersih, 35 % selalu tersedia dan 20 % kadang-kadang. Grafik. 3.1.2.2. Jumlah SD/MI berdasarkan Kepemilikan Sarana Sanitasi Jumlah SD/MI Berdasarkan Kepemilikan Sarana Sanitasi Sekolah 980 180 1.157 1.157 MEMILIKI WC TIDAK MEMILIKI WC & TEMPAT KENCING TIDAK ADA FASILITAS CUCI TANGAN TIDAK ADA KETERSEDIAAN SABUN 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 26

Sedangkan kondisi sarana sanitasi di SMP/MTS berdasarkan data dinas pendidikan Kabupaten Tangerang tahun 2011 menunjukkan sebesar 190 unit SMP/MTS (43%) tidak memiliki WC/toilet dan selebihnya sebesar 255 unit SMP/MTS (57%) sudah memliki WC/toilet akan tetapi kualitas dan kuantitasnya belum layak dan memadai dikarenakan tidak terdapat fasilitas cuci tangan dan ketersediaan sabun. Grafik. 3.1.2.3. Jumlah SMP/MTS berdasarkan Kepemilikan WC. Jumlah SMP/MTS Berdasarkan Kepemilikan Sarana Sanitasi 255 190 445 445 MEMILIKI WC TIDAK MEMILIKI WC & TEMPAT KENCING TIDAK ADA FASILTAS CUCI TANGAN TIDAK ADA KETERSEDIAAN SABUN Kepemilikan sarana sanitasi di sekolah tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur perilaku hidup bersih dan sehat disekolah, dengan rendahnya kepemilikan sarana sanitasi berarti rendah pula perilaku hidup bersih dan sehat disekolah. Perilaku praktek cuci tangan pakai sabun (PHBS) disekolah juga masih rendah dikarenakan 99 % sekolah dikabupaten Tangerang tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan tempat kencing. WC SDN GURADOG I & II Tegalsari Tigaraksa Sistem sanitasi sekolah di Kabupaten Tangerang baik pada tingkat SD, SMP dan SMA menggunakan sistem setempat (on-site) dimana pembuangan limbah tinja di salurkan di tangki septik setempat dan limbah selain tinja (urine) disalurkan ke saluran drainase sehingga di mungkinkan berpengaruh pada rendahnya tingkat kesehatan lingkungan disekolah. Terbatasnya kepemilikan sarana sanitasi di sekolah dapat berpengaruh pada mutu dan kualitas proses belajar mengajar disekolah. 3.1.3. Kualitas dan Kuantitas Air. Air bersih merupakan kebutuhan hidup yang esensial, selain dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik seperti minum, masak, mandi dan mencuci; air juga berpengaruh pada bidang sosial, ekonomi, teknologi dan kesehatan. Jika secara kualitas air tidak memenuhi syarat, maka akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, teknis, estetika, dan ekonomis. Gangguan kesehatan dapat terjadi karena adanya penyakit-penyakit yang penularannya melalui media air (Water Borne Diseases). Oleh karena itu, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi syarat. Secara umum sumber air di Kabupaten Tangerang berasal dari air sungai Cimanceuri, Cirarab, Cisadane dan Cidurian. Selain dari air sungai, sumber air yang digunakan sebagai bahan konsumsi sehari-hari diperolah dari air tanah dengan membuat sumur-sumur dangkal, air hujan dengan membuat kubangan sebagai tandon air tadah hujan dan air danau atau situ.. Kualitas air tanah di Kabupaten Tangerang telah terintrusi air laut sejauh ± 7 km dari pantai ke darat di Kecamatan Mauk dengan kedalaman intrusi maksimal 70 m. Adapun kualitas air tanah di daerah utara (Mauk) didominasi oleh air tanah payau-asin sedang ke arah selatan kualitas air tanah relatif lebih baik. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 27

Berdasarkan hasil laboratorium Badan Lingkungan Hidup Daerah pada tahun 2010 kualitas air sungai yang terdapat di Kabupaten Tangerang dinyatakan memiliki nilai ambang baku mutu sebagai berikut : 1. Sungai Cimanceuri mengandung Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H 2S,BOD 5, COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr 6+ ),Nitrit sebagai N (NO 2 -N),pH,Seng (Zn),Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida, Tembaga (Cu). 2. Sungai Cirarab mengandung Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD 5, COD, Kadmium (Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr 6+ ),Nitrit sebagai N (NO 2 -N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga (Cu),Timbal (Pb). 3. Sungai Cisadane mengandung Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD 5, COD, Khlorida Bebas (Cl), Khrom Hexavalen (Cr 2+ ), Nitrit sebagai N (NO 2 -N), ph, Seng (Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu), Timbal (Pb). 4. sungai Cidurian mengandung Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD 5, COD, DO, Khlorida Bebas (Cl) Khrom Heksavalen (Cr6+), Nitrit sebagai N (NO 2 -N), Tembaga (Cu), Timbal (Pb) Sianida (CN). Sebagian masyarakat Kabupaten Tangerang di wilayah utara seperti: Gunung Kaler, Mekar Baru, Kronjo dan sekitarnya masih menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci bahkan sebagian untuk minum dengan cara membuat sumur-sumur sebagai penampungan air hujan. Berdasarkan analisa survey EHRA sumber air yang digunakan oleh masyarakat untuk Minum dan Masak diperoleh dari air isi ulang 47,1%, botol kemasan 12,5%, PDAM 1,7 %, sumur pompa tangan 30,9% sumur gali 26,3 % dan lainnya 10,1% sedangkan sumber ar untuk memasak sebesar 46,4 % dari sumur pompa tangan, 29,9 % dari sumur gali, 3,4% dari PDAM, 5,9% air isi ulang, 0,8% botol kemasan dan dari sumber lainnya sebesar 10,7%. Gambar 3.1.3.1. sumber air minum dan masak Sumber: Analisa EHRA 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 28

3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik. Pengelolaan air limbah domestik diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Perencanaan Air Minum. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tangerang secara umum dibagi menjadi 2 sistem, yaitu sistem setempat (on-site system) dan sistem terpusat (off-site system). Sistem setempat adalah sistem pengolahan limbah yang langsung diolah ditempat sedangkan sistem terpusat adalah sistem pengolahan limbah yang mengalirkan limbah tinja dan non tinja sekaligus dalam satu saluran dan satu tempat pengolahan. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tangerang dilakukan dengan menggunakan dua sistem yaitu pada wilayah permukiman pedesaan menggunakan sistem on-site sedangkan untuk wilayah permukiman perkotaan sebagian sudah menggunakan sistem of-site. Pada sistem on-site terdapat beberapa cara pembuangan air limbah rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu: 1. Komunitas yang membuang air limbah domestik ke Cubluk/Kebun/kolam/sawah 2. Komunitas yang membuang air limbah domestik langsung ke drainase/sungai 3. Komunitas yang membuang air limbah domestik ke tangki septik sederhana 4. Komunitas yang membuang air limbah domestik ke IPAL (Perumahan Lippo Karawaci) 5. Komunitas yang membuang air limbah domestik Tangki Septik Komunal (Kronjo,Pakuhaji) Grafik 3.2.1. Saluran Akhir Pembuangan Tinja Tdk tahu; 9,70% Lainnya; 7,80% Kebun; 6,90% Tangki Septick; 39,80% Sungai; 4,80% Kolam/Sawah; 10,50% Drainase; 3,50% Cubluk; 15,80% Pipa Sewer; 1,20% Kondisi saluran akhir pembuangan tinja rumah tangga di Kabupaten Tangerang berdasarkan analisa study EHRA tahun 2012 menunjukan saluran pembuangan akhir tinja ke tangki septik sebesar 39,80 %, ke Pipa sawer 1,20 %, ke cubluk 15,80%, ke drainase 3,50 %, ke sungai 4,80 %, ke kolam /sawah 10,50 %, ke kebun 6,90 % lainnya 7,80 % dan tidak tahu 9,70 %. Pengelolaan air limbah domestik di Perumahan Lippo Karawaci telah dibangun IPAL seluas 6.000 meter dengan kapasitas pelayanan untuk 40.000 penghuni. IPAL Perumahan Lippo Karawaci menggunakan sistem Seaweed Treatment Plant (STP) yaitu memproses limbah cair rumah tangga menjadi air bersih dengan kapasitas 11.000 m³/hari. Industri Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) Di Kabupaten Tangerang telah dibangun IPLT Sepatan Timur dengan kapasitas yang masih terbatas dikarenakan minimnya teknologi dan ketersediaan truk penyedot tinja serta minimnya biaya operasional sehingga belum mampu menyediakan layanan yang optimal. Pengelolaan air limbah rumah tangga di wilayah permukiman padat pedesaan melalui program Sanimas (sanitasi berbasis masyarakat) telah dibangun MCK++ dengan sistem setempat (on-site) yang disertai dengan sistem pengolahan limbah tinja menjadi biogas melalui biaya APBD dan bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN serta LSM BEST yang didanai oleh masyarakat Jerman (Borda). Jumlah sarana yang telah di bangun sebanyak 97 unit MCK++ dari tahun 2003 2011 di 14 Kecamatan, 19 unit dibangun oleh dana APBN, 55 unit dibangun oleh dana APBD dan 23 unit dibangun oleh NGO (LSM BEST). 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 29

Tabel 3.2.2. Jumlah MCK++ (SANIMAS) di Kabupaten Tangerang NO NAMA LOKASI JMLH VOLUME JMLH LUAS Sumber TAHUN RT RW KECAMAT AN PENGGUNA (m³) TOILET LAHAN (m²) Pendanaan 1 MCK++ Sukadamai 02 01 sukadamai 2003 500 38 13 6 Borda 2 MCK ++ Gintung Cikande 2006 320 11,05 12 4,9 APBD 3 MCK ++ Cibogo 022 03 Cisauk 2006 120 9 4 3,7 APBN 4 SWM Telaga Bestari Cikupa 2006 1002 600 10 8 Borda 5 MCK++ Sepatan 04 05 Sepatan 2007 300 16,05 10 8 APBD 6 MCK++ Pondok Jaya Sepatan 2010 600 6 8 3 Sikip,APBD 7 MCK++ Tanjung Pasir Rajeg 2011 200 9 8 3 APBD 8 MCK++ Caringin Cisoka 2011 150 20 3 2,18 APBD 9 MCK++ Tanah Merah Sepatan Timur 2011 200 20 8 2,18 APBD 10 MCK++ Curug Kulon Curug 2011 200 20 8 2,18 APBD 11 mck++ Pasilian Kronjo 2011 200 20 3 2,18 APBD 12 MCK++ Pakuhaji Pakuhaji 2011 200 20 3 2,18 APBD 13 MCK++ Sukamanah 04 03 Solear 2008 60 3 3 2,18 APBN, APBD 14 MCK++ Solear 02 02 Solear 2009 100 19,5 3 4,2 APBN, APBD 15 Share septik tank Cituis 2011 1 APBN, APBD 16 MCK++ Kp. Pulo Gintung 04 07 Sukadiri 2012 500 4 APBD 17 MCK++ Kp. Rawalini tlk naga 04 07 Teluk Naga 2012 400 4 APBD JUMLAH 5.052 811,6 105 53,88 Jumlah sarana MCK yang telah dibangun di Kabupaten Tangerang seluruhnya mencapai 122 unit. Jumlah pembangunan MCK terbanyak berada di kecamatan Solear sebesar 15 unit dan kedua Kecamatan Balaraja sebesar 11 unit. Tabel 3.2.3. Jumlah Sarana MCK 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 30

3.2.1. Kelembagaan. Secara kelembagaan Kebijakan mengenai pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tangerang adalah merupakan tugas Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang yang secara legal formal diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang diberikan kewenangan mengeluarkan ijin pembuangan limbah cair dan memungut retribusi pengelolaan limbah domestik melalui peraturan daerah Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pelayanan Sedot Kakus dan Pelayanan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang mencakup Jasa pelayanan Niaga, Non niaga dan Sosial. Selanjutnya berdasarkan analisa kelembagaan, instansi yang memiliki kepentingan terhadap pengelolaan air limbah domestik dikabupaten Tangerang adalah BAPPEDA, BLHD, Dinas Cipta Karya, Dunia Usaha dan NGO. 3.2.2. Sistem Sanitasi Dan Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik. Sistem sanitasi yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Tangerang menggunakan sistem setempat (on-site), dalam sistem setempat ini kotoran manusia dan air limbah dikumpulkan dan diolah dilahan milik pribadi dengan tehnologi tangki septik. Selain itu juga ada sebagian masyarakat yang menggunakan MCK++ dengan tangki septik setempat. Yang dimaksud dengan menggunakan sistem setempat (on site) sebagaimana digambarkan pada diagram sistem tabel 3.2.2.1. adalah sebagai berikut: A. Black Water (Limbah Tinja): 1. Dari WC Helikopter langsung ke sungai 2. Dari WC Helikopter lansung ke empang 3. Dari WC disalurkan ke Tanki septik disalurkan ke sungai 4. Dari WC disalurkan ke Tangki septik disedot truk tinja diolah di IPLT lalu dibuang kesungai 5. Dari WC disalurkan ke Tangki septik disedot truk tinja dibuang ke sungai 6. Dari WC disalurkan ke Tangki septik langsung diolah menjadi bio gas B. Grey Water ( air urine, air cucian piring, air kamar mandi, air cucian pakaian) 1. Air kamar mandi, air cucian pakaian, air cucian piring langsung ke saluran drainase dan disalurkan ke sungai. Selanjutnya, untuk masyarakat yang tinggal di wilayah permukiman perkotaan sebagian masyarakat sudah dilayani dengan sistem sanitasi terpusat (of-site), pada sistem terpusat ini kotoran manusia (black water) dan air limbah rumah tangga (grey water) umumnya disalurkan pada satu tempat bak kontrol dan dibuang kesaluran melalui satu sambungan rumah. Beberapa sistem penyaluran yang menggunakan sistem terpusat (of site) sebagimana digambarkan pada diagram sistem tabel 3.2.2.3. adalah sebagai berikut: 1. Black Water (limbah tinja) dan Grey water (limbah rumah tangga) disalukan ke bak kontrol kemudian disedot Truk Tinja dibawa ke IPLT diolah dan dibuang kesungai 2. Black Water (limbah tinja) dan Grey water (limbah rumah tangga) dibuang ke saluran pembuangan air limbah/ pipa servis dan kemudian disalurkan ke bak penamungan/pengolahan IPLT dan selanjutnya dibuang ke sungai. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 31

Tabel. 3.2.2.1. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem setempat - on site system) 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 32

Tabel. 3.2.2.2. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem terpusat of site system) 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 33

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik. Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik berdasarkan survey PMJK yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa 69 % masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kemauan untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan sanitasi, sedangkan peran laki-laki dan perempuan dalam pembangunan memiliki peran yang sama, selanjutnya berkenaan dengan akses, pengaruh dan manfaat pembangunan sanitasi bagi masyarakat 99 % mengatakan sangat bermanfaat. Kontribusi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik adalah sebagai berikut: 1. Bersedia memelihara dan membersihkan MCK. 2. Bersedia membersihkan selokan 3. Memiliki kemauan untuk meningkatkan pembangunan sanitasi lingkungan dengan mengusulkan pembangunan MCK melalui PNPM. 4. Bersedia membayar iuran pemeliharaan MCK. 3.2.4. Pemetaan Media. Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan promosi higiene dengan menggunakan beberapa metode dan saluran komunikasi diantaranya melalui penyuluhan rutin tentang kesehatan lingkungan, penerbitan brosur (leafleat) oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan penerbitan artikel sanitasi melalui media masa. Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menjalin kerjasama penerbitan artikel dengan media masa lokal yaitu Tangsel Pos dan Tangerang Pos dan telah diterbitkan artikel terkait sanitasi sebanyak 4 kali penerbitan pada bulan Juni dan Juli tahun 2012. Tabel 3.2.4. Kerjasama Media Terkait Sanitasi NO NAMA MEDIA JENIS ACARA ISU YANG DIANGKAT TANGGAL TERBIT PESAN KUNCI PENDAPAT MEDIA 1 Tangsel Pos & Tangerang Artikel Kegiatan Survey Sanitation Supply 14 Juni 2012 Keterlibatan masyarakat terkait Positif Pos Assesment (SSA) pengelolaan sampah 2 Tangsel Pos & Tangerang Pos 3 Tangsel Pos & Tangerang Pos Artikel Kegiatan Survey Pemberdayaan Masyarakat Jender & Kemiskinan 21 Juni 2012 Keterlibatan masyarakat dalam pemb. sanitasi Positif Artikel Penyelesaian Penyusunan Buku Putih Sanitasi oleh Pokja AMPL Kab. Tangerang 12 Juli 2012 Buku Putih Sanitasi sebagai acuan pembangunan Sanitasi di Kab. Tangerang Positif 4 Tangsel Pos & Tangerang Pos Artikel Peran Aktif Kab. Tangerang dalam PPSP melalui Nawasis 17 Juli 2012 Pemb. Sanitasi di Kab. Tangerang perlu perhatian pemerintah Positif 3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha. Dalam pengelolaan air limbah domestik pemerintah daerah Kabupaten Tangerang juga melibatkan partisipasi dunia usaha diantaranya : 1. Kerjasama dengan Care Internasional Indonesia, kegiatan pemberian tempat cuci tangan di sekolah-sekolah di 7 kecamatan sebanyak 120 unit pada tahun 2008; 2. Kerjasama dengan SIKIB, yaitu kegiatan pembangunan MCK di SD wilayah Sepatan dan Sepatan Timur sebanyak 10 unit pada tahun 2009; 3. Kerjasama dengan SIKIB, yaitu kegiatan pembangunan MCK di SD di wilayah Tanjung Pasir pada tahun 2010; 4. Kerjasama dengan Bank Jabar Banten, yaitu kegiatan pembangunan MCK di Sepatan pada tahun 2010. 3.2.6. Pendanaan Dan Pembiayaan. Dana yang dianggarkan untuk pembiayaan aspek PHBS pada tahun 2008 2012 rata-rata mencapai 0,17 % dari Total APBD Kabupaten Tangerang. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 34

- - Pokja AMPL Kabupaten Tangerang Tabel 3.2.6. Pendanaan Aspek PHBS Tahun 2008-2012 NO SUBSEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 RATA-RATA 1 Aspek PHBS 2.376.000.000 4.775.362.600 4.724.913.120 2.639.817.000 1.962.275.000 3.295.673.544 Total Belanja APBD 1.690.648.258.691 1.921.183.264.102 1.789.183.055.252 2.027.796.561.839 2.403.051.965.798 1.966.372.621.136 Proporsi Pembiayaan Aspek PHBS 0,14 0,25 0,26 0,13 0,08 0,17 3.2.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak. Berdasarkan analisa study EHRA terdapat beberapa isu strategis dan permasalahan mendesak mengenai PHBS yang perlu menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu: 1. Tingginya angka praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABs) pada tatanan rumah tangga sebesar 89 %. 2. Tingginya angka perilaku tidak cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 +1 waktu penting sebesar 86,9 %. 3. Masih minimnya sarana sanitasi sekolah dasar di Kabupaten Tangerang dimana sebesar 16 % tidak memiliki WC dan 99 % tidak memiliki sarana cuci tangan dan tempat kencing (urinoir). 4. Belum adanya kelembagaan setingkat UPTD dalam pengelolaan air limbah domestik dan persampahan. 3.3. Pengelolaan Persampahan. Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Tangerang merupakan tanggungjawab Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pengelolaan layanan persampahan yang dilaksanakan masih terbatas pada pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan sebagian pengumpulan dan penyapuan jalan dikonsentrasikan pada jalur jalan utama serta pasar yang merupakan target pelayanan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tangerang. Sedangkan pada sebagian besar daerah pelayanan yang merupakan daerah pemukiman pengumpulan sampah ke TPS dilakukan oleh masing-masing penduduk. Pola operasional pengelolaan persampahan di Kabupaten Tangerang pada umumnya masih menggunakan pola sederhana yaitu Kumpul-Angkut-Buang. Pola pewadahan dilakukan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan berupa tong-tong sampah yang berada di pinggir jalan serta kontainer yang diletakkan tersebar di daerah-daerah potensial penghasil sampah di daerah perumahan padat perkotaan, di Pasar-pasar (Komersil) serta perkantoran. Pola pengumpulan sampah diperumahan dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah dikumpulkan di TPS. Pola pengangkutan dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda empat berupa Dump truk serta truk kompaktor diangkut menuju TPA Jatiwaringin dengan menempuh jarak dari pusat sentroid sampah sekitar 10 Km. Pola penanganan sampah di TPA Jatiwaringin dengan cara ditimbun dan dibakar (open dumping), walaupun sudah dirancang menggunakan teknologi sanitary landfill tetapi prakteknya tetap secara open dumping. Gambar 3.3.1. Pola Penanganan Sampah Kabupaten Tangerang Rumah tangga 76.5 % (A) TPS? Digunakan kembali Pasar Temporer 4.8 % Pasar Utama Komersial 10,0 % 7.6 % (C) Stasiun Peralihan Antara (SPA) 88 % (B) TPA Open dumping (20.8%, Kabupaten Tangerang) Industri Jalan/Taman 1.1 %? Pengolahan sendiri Sungai 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 35

Daerah pelayanan sampah di Kabupaten Tangerang dibagi menjadi 3 (tiga) koordinator wilayah, yaitu: 1. Korwil Curug. Daerah ini meliputi 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Curug, Kecamatan Panongan, Kecamatan Pagedangan, Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Cisauk, Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan Solear, Kecamatan Cisoka, Kecamatan Jambe dan Kecamatan Legok. 2. Korwil Balaraja. Daerah ini meliputi 13 (tiga belas) Kecamatan, yaitu Kecamatan Mekar Baru, Kecamatan Gunung Kaler, Kecamatan Kresek, Kecamatan Sukamulya, Kecamatan Balaraja, Kecamatan Jayanti, Kecamatan Cikupa, Kecamatan Kronjo, Kecamatan Rajeg, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan Timur dan Kecamatan Sindang Jaya. 3. Korwil Teluk Naga. Daerah ini meliputi 6 (enam) Kecamatan, yaitu Kecamatan Paku Haji, Kecamatan Teluk Naga, Kecamatan Mauk, Kecamatan Kemiri, Kecamatan Sukadiri dan Kecamatan Kosambi. Tingkat pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan saat ini baru bisa melayani 41,4 % dari seluruh wilayah Kabupaten Tangerang. No Tabel 3.3.2. Cakupan Pelayanan DKPP Kabupaten Tangerang Kecamatan Jumlah Penduduk 2011 (*) Terlayani Oleh DKP Belum Terlayani Oleh DKP (presentase) 1 Cisoka 82.677 Terlayani 80 % 2 Solear 78.965 Terlayani 80 % 3 Tigaraksa 116.476 Terlayani 50 % 4 J a m b e 46.552 Belum Terlayani - 5 Cikupa 225.026 Terlayani 40 % 6 Panongan 81.528 Terlayani 60 % 7 C u r u g 164.798 Terlayani 35 % 8 Kelapa Dua 160.308 Terlayani 30 % 9 L e g o k 99.113 Terlayani 40 % 10 Pagedangan 94.889 Terlayani 80 % 11 Cisauk 54.317 Terlayani 80 % 12 Pasar Kemis 223.647 Terlayani 35 % 13 Sindang Jaya 82.013 Terlayani 80 % 14 Balaraja 120.939 Terlayani 40 % 15 Jayanti 69.084 Terlayani 85 % 16 Sukamulya 71.453 Belum Terlayani - 17 K r e s e k 74.282 Belum Terlayani - 18 Gunung Kaler 62.659 Belum Terlayani - 19 K r o n j o 67.791 Belum Terlayani - 20 Mekar Baru 45.355 Belum Terlayani - 21 M a u k 93.102 Terlayani - 22 K e m I r I 50.595 Terlayani - 23 Sukadiri 65.186 Terlayani - 24 R a j e g 130.292 Belum Terlayani - 25 Sepatan 90.089 Terlayani - 26 Sepatan Timur 86.556 Belum Terlayani - 27 Pakuhaji 120.905 Belum Terlayani - 28 Teluknaga 150.408 Terlayani - 29 Kosambi 127.983 Terlayani - Jumlah 2.936.988 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 36

Tabel. 3.3.3. Kondisi Sampah di TPA Jatiwaringin Volume Anorganik Anorganik Organik Organik Sampah Terangkut Residu Lapak Residu Lapak (m 3 ) % (m 3 )/hari 12,78 19,42 101,35 154,00 793 67,80 537,654 32.20 71.74 Sumber : Hasil Perhitungan dan Survey bulan Sept 2011 Tabel 3.3.4. Sumber dan Jenis Sampah yang Dihasilkan Sumber Sampah Jenis Sampah Volume Permasalahan Sampah organik (daun dan sisa makanan) 60% Terbatasnya jumlah armada pengangkut sampah Perumahan Sampah un-organik (Plastik) 25% Terbatasnya jumlah TPS Pecahan kaca dan kaleng 15% Terbatasnya tehnologi Daur Ulang Sampah Jumlah 100% Sisa sayuran 60% Masih kurangnya koordinasi antara PD Pasar dengan DKP Pasar Plastik 30% Belum terangkutnya 100 % sampah yang dihasilkan oleh Pasar Kertas dan bahan lain Jumlah 10% Kendala dalam pengangkutan sampah ke TPS dan ke TPA 100% 3.3.1. Sampah Rumah Tangga. Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Tangerang berdasarkan analisa study EHRA tahun 2012 menunjukkan bahwa sampah sampah rumah tangga yang diolah sebesar 1,4 %, dibuang ke TPS 9,6 %, kemudian 69 % dibakar dan sisanya 20 % sampah dibuang sembarangan. Grafik 3.3.1. Sistem Pengelolaan Sampah Rumah Tangga SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 0% 4% 3% 0% 12% 1% 1% 10% 69% Daur Ulang Dibuang Ke TPS Dibakar Dibuang Kelubang tertutup Dibuang kelubang terbuka Dibuang Kesungai Dibiarkan Dibuang ke kebun Tidak tahu Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil studi EHRA bagi lingkungan yang belum terlayani menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di tinjau dari penanganan setempat 17 % diolah dan sisanya 83 % sampah belum/tidak diolah. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 37

Grafik 3.3.4. Kondisi Pengelolaan Sampah Pada LIngkungan Yang Belum Terlayani PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Diolah Tidak Diolah 17% 83% 3.3.2. Kesadaran Masyarakat Dan PMJK dalam Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Tangerang berdasarkan analisa survey PMJK, tingkat peran serta masyarakat Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan sampah sudah cukup baik, dimana peran sertanya dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan, sebagai berikut : 1. Penyediaan tong sampah di setiap rumah, walaupun sebagian besar masyarakat masih menggunakan tong sampah tunggal (belum membagi sampah atas sampah organic dan an organic). 2. Terlibat kerjabakti dalam melaksanakan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh masyarakat di beberapa daerah. 3. Membentuk kelompok usaha yang mengolah sampah menjadi barang-barang berguna (program 3 R) khususnya untuk ibu-ibu PKK. Sedangkan persepsi masyarakat secara umum terhadap pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : 1. Sampah bukan barang tidak berguna tetapi merupakan barang yang bernilai ekonomi 2. Masyarakat umumnya bersedia memilah sampah menjadi bagian sampah organik dan an organik di rumahnya 3. Rata-rata komposisi sampah rumah tangga 50 % sampah organik dan 50 % sampah an organik 60 % responden sudah mengetahui proses pembuatan compos dan pemanfaatannya 3.3.3. Kelembagaan. Secara kelembagaan kebijakan mengenai pengelolaan sampah adalah merupakan tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tangerang yang secara legal formal diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tangerang diberikan kewenangan memungut retribusi pengelolaan sampah melalui peraturan daerah Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang mencakup jasa pelayanan Niaga, Non Niaga dan Sosial. Berdasarkan analisa kelembagaan yang memiliki kepentingan terhadap pengelolaan Persampahan di Kabupaten Tangerang adalah BAPPEDA, DKPP, Dinas Cipta Karya, Swasta dan NGO. 3.3.3.1. Pendanaan. Pendanaan pada sektor sampah masih relatif kecil yaitu 0,52 % dari total APBD tahun 2008 2012 dengan peningkatan anggaran rata-rata 59 % /tahun. SUBSEKTOR PERSAMPAHAN Total Belanja APBD Proporsi Belanja Modal Sektor Sampah Terhadap Total Belanja APBD (%) 2008 2009 2010 2011 2012 RATA-RATA Pertumbuhan (%) 5.163.250.521 9.334.013.045 5.098.098.600 13.810.030.800 17.826.343.200 10.246.347.233 59 1.690.648.258.691 1.921.183.264.102 1.789.183.055.252 2.027.796.561.839 2.403.051.965.798 1.966.372.621.136 10 0,31 0,49 0,28 0,68 0,74 0,52 14 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 38

3.3.4. Sistem dan Cakupan Pelayanan Persampahan. Sistem pengelolaan sampah secara umum dapat dibagi kedalam dua aktivitas utama yaitu: Pengumpulan dan Pemrosesan akhir, dua aktivitas ini pada dasarnya terjadi proses daur ulang. Berdasarkan UU nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan setelah UU Nomor 18 tahun 2008 tersebut diundangkan, maka sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi (pada 2011) setelah tahun 2012 maka yang diperkenankan hanya sistem controlled dan sanitarry landfil. Sistem penanganan sampah di TPA Jatiwaringin dilakukan dengan cara ditimbun dan dibakar (open dumping), walaupun sudah dirancang menggunakan teknologi sanitary landfill tetapi prakteknya tetap secara open dumping. Aakan tetapi pemerintah kabupaten tengah berusaha untuk menyiapkan tehnologi sanitary landfill. Dan saat ini TPA Jatiwringin sedang dipersiapkan menjadi TPA Regional yang akan menampung sampah dari Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan sebagian dari sampah DKI dengan sistem Sanitary Landfill. Tabel 3.3.4.1. Data Timbulan Sampah dan Pelayanan Sampah Di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 NO URAIAN Volume Sampah % Terlayani % Belum Terlayani % Sistem 1 Total Timbulan Sampah Kab. Tangerang (Th. 2012) 5.512,28 m³/hr 100,00 2 TPA Jati Waringin 1.485,00 m³/hr 26,94 open dumping 3 TPS Telaga Bestari 11,00 m³/hr 0,2 Pemilahan, Komposting 4 TPST Sampora 6,00 m³/hr 0,109 pengumpulan 5 TPST Bermis 8,00 m³/hr 0,145 Pemilahan, Komposting 6 TPST Mustika Tigaraksa 12,00 m³/hr 0,218 Pemilahan, Komposting JUMLAH 5.512,28 m³/hr 72,39 1.522,00 m³/hr 27,61 3.990,28 m³/hr 72,39 Sumber: DKPP Kab. Tangerang Tahun 2012 Jumlah timbulan sampah di Kabupaten Tangerang berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tangerang mencapai 5.512, 28 m³/hr, jumlah sampah yang terangkut sebesar 1.485,00 m³/hr. Sedangkan pelayanan sampah oleh swasta sebesar 401,00 m³/hr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cakupan pelayanan sampah di Kabupaten Tangerang sebesar 27 % terlayani oleh DKPP, 7 % terlayani oleh swasta dan sisanya 66 % belum terlayani. Disamping TPA Jati Waringin juga terdapat pengelolaan sampah yang tangani oleh sektor swasta dengan cara mendaur ulang sampah, terdapat 4 pengelola sampah dari sektor swasta yang diprakarsai oleh LSM BEST. 72% CAKUPAN PELAYANAN SAMPAH KABUPATEN TANGERANG 27% Terlayani DKPP 1% Terlayani Swasta Belum Terlayani Kondisi Fasilitas Compoting di TPST Ciakar di Kawasan Perumahan Citra Raya Kondisi TPS di Perumahan Telaga Bestari 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 39

3.3.4.2. Diagram Sistem Pengelolaan Sampah Domestik KabupatenTangerang Pokja AMPL Kabupaten Tangerang 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 40

3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan. Secara umum pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tangerang masih menggunakan sistem gabungan (mix drain) di mana air hujan dan pembuangan limbah cair rumah tangga disalurkan dalam satu saluran. Peruntukan saluran drainase tersebut hanya untuk memindahkan genangan air ke sungai. Genangan air di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang biasanya terjadi pada saat mendapatkan kiriman buangan air hujan dari wilayah Bogor dan Puncak, pada saat curah hujan tingi genangan air terjadi pada jalan-jalan protokol sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Genangan air di Kabupaten Tangerang sering terjadi di 12 Kecamatan yaitu: kecamatan Mauk, Pakuhaji, Cikupa, Sepatan, Rajeg, Kronjo, Kresek, Sukadiri, Pagedangan, Teluknaga, Kosambi, dan Tigaraksa. Hal ini dikarenakan sebagaian besar wilayah dataran pantai. Tabel 3.4.1. Daerah Rawan Genangan Air No KECAMATAN LOKASI PENYEBAB BANJIR 1 Mauk Kelurahan Mauk Timur dan Kelurahan Mauk Barat Sarana Drainase tidak tersedia, kerusakan saluran dan prasarana drainase 2 Pakuhaji Jl Raya Kampung Melayu daerah bibir pantai Sarana Drainase tidak tersedia, kerusakan saluran dan prasarana drainase, abrasi laut Luapan sungai dan saluran pembuangan, penyempitan saluran 3 Cikupa Perum Tataka Puri pembuang,kerusakan saluran dan prasarana drainase,sarana drainase tidak ada Luapan sungai dan saluran pembuangan, penyempitan saluran 4 Sepatan Tersebar pembuang,kerusakan saluran dan prasarana drainase,sarana drainase tidak ada 5 Rajeg Tersebar Penyumbatan saluran drainase 6 Kronjo Tersebar Sarana drainase tidak ada 7 Kresek Tersebar Penyempitan saluran pembuang, luapan sungai dan saluran pembuangan 8 Sukadiri Desa Surapati, Desa Banyu Asin dan Desa Jatiwaringin Luapan sungai dan saluran pembuangan, penyempitan saluran pembuang,sarana drainase disatukan dengan buangan air limbah 9 Pagedangan Perum Setneg Kerusakan sarana prasarana drainase Kampung Melayu Timur, Perbatasan Kampung Melayu Timur Luapan saluran irigasi yang melebihi tinggi badan jalan,penyempitan 10 Teluknaga dan Melayu Barat, Pasar Kampung Melayu dan Desa Tanjung saluran pembuang,kerusakan saluran dan prasarana Pasir drainase,sarana drainase tidak ada 11 Kosambi Jl Salembaran-Dadap, sebagian Desa Cengklong, sebagian Desa Kosambi Barat dan Desa Kosambi Timur Penyempitan saluran pembuang, sarana drainase disatukan dengan buangan air limbah dan penyumbatan saluran drainase karena tombunan sampah 12 Tigaraksa Perumahan Mustika Tigaraksa Luapan sungai Cimanceuri karena pendangkalan 3.4.1. Kelembagaan Secara kelembagaan kebijakan mengenai pengelolaan drainase di kabupaten Tangerang merupakan tugas dan wewenang Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Cipta Karya yang secara legal formal diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010. Berdasarkan analisa kelembagaan yang memiliki kepentingan terhadap pengelolaan drainase di Kabupaten Tangerang adalah BAPPEDA, Dinas Bina Marga Dan pengairan, Dinas Cipta Karya dan Swasta. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 41

3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Drainase Lingkungan. Sistem drainase lingkungan Kabupaten Tangerang belum dikelola secara maksimal, mengingat pembangunan sarana dan prasarana drainase masih bersifat parsial dan belum terintegrasi. Prasarana dan sarana drainase lingkungan yang ada saat ini sebagian besar masih dari tanah dan fungsi drainase yang ada bercampur dengan saluran limbah industri maupun rumah tangga sehingga hal ini membawa dampak buruk terhadap kesehatan lingkungan dan rendahnya kemampuan drainase mengendalikan genangan air pada kawasan terbangun. Fungsi drainase lingkungan di Kabupaten Tangerang secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air; 2. Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan; 3. Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan; 4. Pemeliharaan kualitas air. 5. Sebagai saluran pembuangan limbah industri 6. Sebagai saluran pembuangan limbah rumah tangga Cakupan pelayanan drainase lingkungan berdasarkan hasil Study EHRA menunjukkan bahwa 69% jumlah penduduk Kabupaten Tangerang telah terlayani drainase lingkungan dan sisanya 31 % atau belum terlayani. Grafik 3.4.2.1. Cakupan Layanan Drainase Lingkungan. Cakupan Pelayanan Drainase Lingkungan 31% 69% Terlayani Belum Terlayani Pendanaan pada sektor drainase masih relatif kecil yaitu rata-rata 0,27 % dari total APBD pada tahun 2008 2012. NO SUBSEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 RATA-RATA 1 Drainase 2.743.991.000 1.643.591.000 1.325.970.000 10.412.201.000 10.175.455.628 5.260.241.726 Total Belanja APBD 1.690.648.258.691 1.921.183.264.102 1.789.183.055.252 2.027.796.561.839 2.403.051.965.798 1.966.372.621.136 Proporsi Belanja Modal Sanitasi 0,16 0,09 0,07 0,51 0,42 0,27 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 42

Tabel. 3.4.2.2. Diagram Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Tangerang 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 43

3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi. Ketersediaan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) di Jamban pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Tangerang adalah terdapat sarana CPTS dijamban sebesar 57 % dan tidak terdapat sarana CPTS dijamban sebesar 43 %. Grafik 3.5.1. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban Tidak Ada CTPS di Jamban; 43,0% Ada CTPS di Jamban; 57,0% 3.5.1. Pengelolaan Air Bersih. Kebijakan terkait pengelolaan sumber daya air adalah merupakan tugas atau wewenang Dinas Bina Marga dan Pengairan yang diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010. Namun, kewenangan terkait sistem penyediaan air minum di Kabupaten Tangerang merupakan tugas atau wewenang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang yang secara legal formal di tetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang No 10 tahun 2008, UU nomor 5 Tahun 1962, Permendagri Nomor 7 Tahun 1998, Permendagri Nomor 2 tahun 1998 tentang tarif air minun, Perda Nomor 13/HUK/76 tgl 13 April 1976, Perda Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kerjasama Badan Usaha Swasta. PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang memiliki sambungan langganan seluruhnya 103.420 SL, yang melayani 3 Kota yakni Kab. Tangerang, Kota Tangerang dan DKI Jakarta, jumlah terbesar SL PDAM Tirta Kerta Raharja berada di Kota Tangerang sebesar 60,8 %, di Kabupaten Tangerang sebesar 39,1 % dan DKI Jakarta 0,003% Tabel. 3.5.1.1. Jumlah Sambungan Langganan PDAM Tirta Kerta Raharja NO Golongan Jumlah SL 1 Kabupaten Tangerang Pelanggan Domestik (umum) 40.523 Pelanggan Air Curah: PT BSD 5 PT Alam Sutra 1 PT Lippo Karawaci 1 PT Prima Indereksa 1 Tangki Mobil 1 Jumlah SL di Kabupaten Tangerang 40.532 2 Kota Tangerang Pelanggan Domestik (umum) 62.877 Pelanggan Air Curah: PDAM Kota 3 Bandar Udara Soeta 1 Flat Moderland 1 Tangerang City 1 PT Putra Mahatiti 1 Tangki Mobil 1 Jumlah SL di Kabupaten Tangerang 62.885 3 DKI Jakarta PAM Jaya (Lebak Bulus) 1 PAM Jaya (Rempoa) 1 PAM Jaya (Cengkareng) 1 Jumlah SL di Kabupaten Tangerang 3 Total SL 103.420 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 44

Tabel 3.5.1.2. Jumlah Kebocoran Air PDAM Tirta Kerta Raharja NO Uraian Satuan Anggaran 2009 Realisasi 2009 1 Produksi Air m³ 141.512.922 140.343.202 2 Distribusi Air m³ 141.210.935 136.134.538 3 Penjualan Air m³ 123.381.440 121.956.572 4 Kehilangan Produksi ke Distribusi m³ 301.987 4.208.664 % 0,21 3,00 5 Kehilangan distribusi ke Penjualan m³ 17.829.495 14.177.966 % 12,63 10,41 6 Kehilangan produksi ke Penjualan m³ 18.131.482 18.386.630 % 12,84 13,51 Total Kehilangan air perusahaan sebesar 18.363.630 m³ meliputi kehilangan Intalasi Pengolahan Air dan kehilangan air pada jaringan pipa distribusi serta pipa sambungan langganan antara lain disebabkan: 1. Kehilangan air pada saat melakukan back wash dan pembuangan lumpur 2. Water meter macet karena dalam proses penggantian 3. Kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang diketahui 4. Kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang belum diketahui 5. Penggunaan air karena Flushing. Pelayanan air minum yang diberikan oleh PDAM Kerta Raharja untuk Masyarakat Kabupaten Tangerang hanya sebesar 15,0% pada tahun 2010 dan 17,1 % pada tahun 2011 dan mengalami kenaikan sebesar 2,1 % dibandingkan pada tahun 2010. Gambar 3.5.1.3. Cakupan Layanan PDAM Tirta Kerta Raharja CAKUPAN PELAYANAN PDAM TIRTA KERTA RAHARJA 39,7% 33,7% 23,3% 24,1% 15,0% 17,1% 21,9% 24,7% 2010 2011 Kota Tangerang Kota Tangsel Kab. Tangerang Gabungan Cakupan dan Sistem pelayanan PDAM saat ini meliputi: 1. Zona Cibaja Plus (Cibaja Selatan) meliputi Kecamatan Cisoka, Balaraja, Jayanti, Tigaraksa, Jambe, Cikupa dan Panongan yang menggunakan sistem IPAM Kecamatan Solear dengan kapasitas terpasang 100 Liter/Detik dari sumber air baku sungai Cidurian. Tingkat pelayanan mencapai 5,7 %. 2. Zona Cipacul meliputi Kecamatan Cisauk, Pagedangan, Curug dan Legok menggunakan sistem IPAM Cikokol, Babakan dan TTM dengan kapasitas terpasang 10 Liter/Detik. Tingkat pelayanan mencapai 20 %. 3. Zona Sepatan Plus meliputi Kecamatan Sepatan, Pasar Kemis, dan Rajeg menggunakan sistem IPAM Cikokol dengan kapasitas terpasang 30 Liter/Detik. Tingkat pelayanan mencapai 8,9 %. 4. Zona Bojong Renged mencakup Kecamatan Teluk Naga dan Kosambi menggunakan IPAM Bojong Renged dengan kapasitas terpasang sebesar 100 Liter/detik dengan tingkat pelayanan mencapai 9,0%. 5. Zona Pakumas meliputi Kecamatan Pakuhaji, Mauk dan Sukadiri menggunakan IPAM IKK Mauk dengan kapasitas terpasang mencapai 15 Liter/detik, Tingkat pelayanan mencapai 3,6 %. 6. Zona Kejori sebesar meliputi Kecamatan Kronjo, Kemiri dan Kresek menggunakan IKK Kronjo dengan kapasitas terpasang 22,50Liter/ detik. Tingkat pelayanan mencapai 0,4 %. 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 45

Cakupan layanan air minum berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) menunjukkan bahwa Cakupan layanan air minum di Kabupaten Tangerang sebesar 61% dari sektor swasta, 1 % dari PDAM dan sisanya 38 % belum terlayani. Grafik 3.5.1.2.1. Cakupan Layanan Air Minum Cakupan Layanan Air Minum Non PDAM PDAM Belum Terlayani 38% 61% 1% 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 46

2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 46

2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 47

2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 48

2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 49

2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 50

NO NAMA PERUSAHAAN JUMLAH PELANGGAN KETERANGAN 1 2 3 PT AETRA 4.100 PT CIPUTRA RESIDENCE 8.884 PDAM TIRTA KERTARAHARJA 37.766 TOTAL 50.750 3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga. Di Kabupaten Tangerang belum terdapat pengelolaan limbah industri rumah tangga, umumnya industri rumah tangga membuang limbahnya di drainase lingkungan atau di sungai 3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis. Limbah medis di Kabupaten Tangerang umumnya di hasilkan oleh rumah sakit pemerintah atau swasta, puskesmas dan industri-industri farmasi. Pengelolaan limbah medis pada rumah sakit seluruhnya telah memiliki IPAl medis, sedangkan untuk Puskesmas yang memiliki IPAL baru 7 Puskesmas dari 42 puskesmas yaitu: Puskesmas Balaraja, Cisoka, Mauk, Kronjo, Sepatan, Curug dan puskesmas Sindang jaya. Pengelolaan limbah medis padat dari seluruh puskesmas dikelola oleh pihak swasta. Sementara pengelolaan limbah medis dari klinik belum tertangani. Tabel 3.5.3. Data IPAL Medis KERJASAMA DENGAN DILAKUKAN MEMILIKI SARANA PENGOLAH APAKAH ALAT BERFUNGSI PIHAK KETIGA PEMBINAAN OLEH LIMBAH DENGAN BAIK NO NAMA RUMAH SAKIT (LIMBAH MEDIS) DINAS KESEHATAN KETERANGAN IPAL INCENERATOR IPAL INCENERATOR YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 RSUD Balaraja ya tdk ada v v v 2 RSUD Tangerang ya ada (tdk digunakan) v v Pembinaan dinkes kota 3 RS Siloam G ya tdk ada v v v 4 RS Qodr ya tdk ada v v v 5 RS Paramita ya tdk ada v v v 6 RS Mulia Insani ya tdk ada v v v 7 RS Mitra Husada ya tdk ada v v v 8 RS Selaras ya tdk ada v v v 9 RS Ciputra ya tdk ada v v v 10 RSIA Selaras ya tdk ada v v v 11 RSIA Tiara ya tdk ada v v v 12 RSB. Permata Hati ya tdk ada v v v 13 RSIA Keluarga Kita ya tdk ada v v v 14 RSIA Bunda Sejahtera septic tank tdk ada v v 15 RSIA St. CAROLUS ya tdk ada v v v 16 RSIA Harapan Mulia ya tdk ada v v v 17 RSIA Bunda Lestari septic tank tdk ada v v v 15 16 16 16 2012 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 51

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 4.1.1. Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Saat Ini Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene di Kabupaten Tangerang saat ini harus diakui masih belum menjadi prioritas utama perhatian Pemerintah Daerah mengingat 5 (lima) tahun belakangan ini Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang masih fokus kepada pembangunan infrastruktur transportasi. Adapun kegiatan PHBS yang dilakukan saat ini sebatas promosi, penyuluhan dan pemantauan kesehatan. Dalam mengembangkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) dan Promosi Higiene Pemerintah Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mengucurkan dana APBD sebesar Rp.1.962.275.000 melaui Dinas Kesehatan dan kecamatan-kecamatan dengan menggulirkan program terkait PHBS dan Promosi Higiene. Program tersebut yang berjalan saat ini diantaranya adalah Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Dalam pelaksanaan program-program diatas didukung juga oleh Sumber Daya Puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Tangerang. Grafik 4.1.1. Kegiatan Pengelolaan PHBS Saat ini (Th. 2012) 1.812.275.000 150.000.000 MOM INVESTASI Dalam upaya mencapai target program-program terkait PHBS dan Promosi Higiene sebagaimana yang telah diuraikan diatas Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang pada Tahun 2012 melaksanakan berbagai kegiatan pendukung. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya yaitu Pemicuan dan Rencana Aksi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan deklarasi desa stop BABS di 3 Desa / 3 Kecamatan di Kabupaten Tangerang, Pemantauan Sarana Sanitasi dan Kualitas Kesehatan Lingkungan (Tersebar di 42 Puskesmas / 29 Kec), Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat (Penyuluh penyakit berbasis lingkungan dan penyuluhan kesehatan di 10 Desa ) serta berbagai kegiatan penyuluhan lainnya baik terkait kesehatan keluarga maupun kesehatan lingkungan. Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 4.1.1. Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Saat Ini 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 51

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER Pemicuan dan Rencana Aksi STBM dan deklarasi desa stop 64.200.000 1 BABS di 3 Desa / 3 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Pemantauan Sarana Sanitasi dan Kualitas Kesehatan 208.375.000 2 Lingkungan (Tersebar di 42 Puskesmas / 29 Kec) Pengembangan media promosi dan informasi sadar 319.276.000 3 hidup sehat (Penyuluh penyakit berbasis lingkungan dan penyuluhan kesehatan ) Penyuluhan masyarakat pola 4 hidup sehat 354.709.000 Pengkajian pengembangan 5 lingkungan sehat (EHRA) 150.000.000 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Stimulan 625.200.000 6 sarana dasar sanitasi yang Tersebar di 42 Puskesmas / 29 Kec Penilaian Penyediaan Layanan 7 Sanitasi 50.000.000 Pembinaan Penyuluhan 8 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan 9 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Penyuluhan masyarakat pola 10 hidup sehat 25.000.000 Penyuluhan Kebersihan 11 Lingkungan 13.690.000 Pembinaan Penyuluhan 12 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan 13 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan 14 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan 15 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan 16 Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan JUMLAH 1.962.275.000 Sumber : Buku APBD 2012 APBD APBD APBD APBD APBD APBD LOKASI KEGIATAN Saga, Pagedangan, Kedaung Barat KABUPATEN Kronjo dan Sukamulya KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN SKPD PELAKSANA DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KET Investasi APBD KABUPATEN BLHD 15.000.000 APBD LEGOK KECAMATAN 21.825.000 APBD KRESEK KECAMATAN APBD MAUK KECAMATAN APBD TELUKNAGA KECAMATAN 20.000.000 APBD JAYANTI KECAMATAN 20.000.000 APBD SUKADIRI KECAMATAN 20.000.000 APBD CISAUK KECAMATAN 30.000.000 APBD KELAPA DUA KECAMATAN 25.000.000 APBD GUNUNG KALER KECAMATAN 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 52

4.1.2. Pengembangan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Yang direncanakan Program dan kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Yang direncanakan pada dasarnya hanya meningkatkan dan mengembangka program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Hanya saja wilayah cakupan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013 lebih luas dibanding tahun sebelumnya. Adapun program yang dikembangkan diantaranya yaitu Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat. Grafik 4.1.2. Rencana Kegiatan Pengelolaan PHBS 2013 Rencana Kegiatan Pengelolaan PHBS Tahun 2013 1.388.645.000 0 INVESTASI MOM Kegaiatan yang mendukung pogram upaya kesehatan masyarakat diantaranya yaitu kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan masyarakat dan sarana pelayanan kesehatan di berbagai lokasi khususnya di ruangruang publik. Sementara untuk promosi kesehatan sendiri dikembangkan ke berbagai elemen masyarakat, seperti promosi melalui media komunikasi baik media cetak maupun media elektronik, melalui Puskesmaspuskesmas yang tersebar di Kabupaten Tangerang dan yang lebih penting yaitu adanya peningkatan promosi kesahatan terhadap sekolah-sekolah. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan dilakukan kegiatan Penyuluhan PHBS dan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan. Secara teknis program maupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan baru pada tahap sosialisasi dan masih dibutuhkan pengembangan kegiatan untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDG s). Secara lebih rinci kegiatan yang direncanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.1.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013 N O NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER LOKASI KEGIATAN 1 Pemantauan kesehatan APBD puskesmas dan lingkungan sarana pelayanan 16.560.000 saryankes swasta kesehatan 2 Pemantauan kesling tempattempat APBD pasar, salon, umum (TTU) 6.660.000 kolam renang SKPD PELAKSANA DINKES DINKES KET 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 53

N SKPD NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER LOKASI KEGIATAN O PELAKSANA 3 Pengawasan kualitas air bersih APBD Air perpipaan dan DINKES di masyarakat ( Inspeksi 35.100.000 non perpipaan sanitasi dan pemeriksaan) 4 Lomba sekolah sehat tk APBD Kab Tangerang DINKES kabupaten 120.000.000 5 Lomba Sekolah sehat tk APBD Kab Tangerang DINKES provinsi 80.000.000 6 Lomba sekolah sehat tk APBD Kab Tangerang DINKES nasional 30.000.000 7 Promosi kesehatan melalui APBD Kab Tangerang DINKES Talkshow 50.000.000 8 promosi kesehatan melalui APBD Kab Tangerang DINKES Radio Spot 20.000.000 9 Promosi kesehatan melalui APBD Kab Tangerang DINKES Media Masa 50.000.000 10 Promosi kesehatan melalui APBD Kab Tangerang DINKES Tabloid Intan 50.000.000 11 Promosi kesehatan melalui APBD Kab Tangerang DINKES Pameran kesehatan 25.000.000 12 Kampanye Anti Merokok dan APBD Kab Tangerang DINKES napza : 75.000.000 13 Kemitraan Penyuluhan APBD Kab Tangerang DINKES Kesehatan 10.000.000 14 Pelatihan teknis penyuluhan APBD Kab Tangerang DINKES bagi petugas Promosi 75.000.000 kesehatan dan konseling 15 Promosi Kesehatan (Puskesmas APBD Kec Teluknaga DINKES Teluknaga) 2.000.000 16 Pengkajian PHBS APBD Puskesmas Curug DINKES 9.000.000 17 Stimulan sarana sanitasi dasar APBD Ds. STBM, DINKES di masyarakat 75.000.000 P2WKSS, Gebrak Pakumis 18 Stimulan sarana sanitasi dasar di sekolah 120.000.000 19 Stimulan sarana cuci tangan di sekolah 67.500.000 20 Penyuluhan Pola Hidup Sehat Masyarakat Rajeg (desa Siaga Puskesmas RAJEG) 21 Penyuluhan Pola Hidup Sehat Masyarakat Desa Jambu Karya dan Desa Daon (Desa Siaga Puskesmas SUKATANI) 22 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan 23 Program Upaya Kesehatan Masyarakat (Pembinaan Penyuluhan Kesehatan 50.000.000 50.000.000 50.000.000 35.000.000 APBD Ds. STBM, P2WKSS, Gebrak Pakumis,sekolah sehat DINKES APBD Ds. STBM, DINKES P2WKSS, Gebrak Pakumis,sekolah sehat APBD Puskesmas Rajeg DINKES APBD APBD Puskesmas Sukatani Kecamatan Tigaraksa APBD 7 Desa 1 KelurahanKec.Pan ongan DINKES Kecamatan Tigaraksa Kecamatan Panongan KET 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 54

N O NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER LOKASI KEGIATAN Keluarga dan Kesehatan Lingkungan) SKPD PELAKSANA KET 24 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan 35.000.000 Kesehatan Lingkungan 25 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan 21.825.000 Kesehatan Lingkungan 26 Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan 30.000.000 kesehatan lingkungan 27 Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan 25.000.000 kesehatan lingkungan 28 Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan 25.000.000 kesehatan lingkungan 29 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan 25.000.000 Keluarga 30 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan keluarga dan 25.000.000 Kesehatan Lingkungan 31 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan 50.000.000 Kesehatan Lingkungan 32 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan 25.000.000 Kesehatan Lingkungan 33 Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan 25.000.000 Kesehatan Lingkungan JUMLAH 1.388.645.000 Sumber : Buku Rancangan APBD 2013 APBD Legok Kecamatan Legok APBD KEC.KRESEK Kecamatan Kresek APBD Kec Kosambi Kecamatan Kosambi APBD Kel. Medang Kecamatan Pagedangan APBD Kec. Pagedangan Kecamatan Pagedangan APBD Kec. Jayanti Kecamatan Jayanti APBD Kecamatan Sukadiri Kecamatan Sukadiri APBD Kecamatan Cisauk Kecamatan Cisauk APBD Kecamatan Mekar Baru Kecamatan Mekar Baru APBD Kec. Gn. Kaler Kecamatan Gunung Kaler 4.2. Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik. 4.2.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domistik Saat ini Air limbah domestik di Kabupaten Tangerang saat ini pada umumnya masih dibuang ke septictank individual dan tidak diolah sesuai dengan baku mutu limbah domestik sebagaimana ketentuan khususnya Keputusan Menteri Lingkungan hidup (Kep.112/MENLH/07/2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Domestik). Bahkan dibeberapa wilayah terutama diwilayah utara Kabupaten Tabgerang masih dibuang ke saluran drainase, kebun, sawah dan badan air. Sementara untuk pengelolaan lumpur tinja sebagian besar belum dikelola oleh IPLT mengingat keterbatasan kapasitas IPLT yang tak sebanding dengan produksi limbah tinja masyarakat Kabupaten Tangerang, dimana IPLT Kabupaten Tangerang sendiri saat ini berlokasi di Kecamatan Sepatan Timur. Selain IPLT milik Pemerintah Daerah di Kabupaten Tangerang terdapat juga IPLT yang dikelola oleh swasta, yaitu IPLT Lippo Karawaci. IPLT tersebut sudah dikelola dengan baik dengan menggunankan sistem perpipaan, namun pelayanannya masih terbatas pada rumah hunian dikawasan tersebut kurang lebih mencapai 40.000 rumah/kk. 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 55

Kendati demikan pengembangan pengelolaan limbah domestik saat ini yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang belum dilakukan secara terkoordinasi oleh semua pihak, dimana pengembangan dilakukan hanya oleh stakeholder tertentu saja. Program yang di luncurkan dalam rangka pengembangan pengelolaan limbah domestik saat ini yaitu Program Penataan Lingkungan dan Pemukiman Pedesaan yang dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya dan Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Grafik 4.2.1. Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini (Th. 2012) 3.014.134.500 1.500.675.000 807.383.000 BELANJA MODAL (APBN) BELANJA MODAL (APBD) M.O.M. (APBD) Kegiatan yang dilakukan pada Program Penataan Lingkungan dan Pemukiman Pedesaan pada umumnya masih terbatas pada pembuatan MCK dan pembuatan SPAL. Namun untuk penanganan limbah domestik sendiri belum banyak dilakukan kegiatan pengolahan limbah, hanya fasilitasi pembuangan limbah melalui MCK dan SPAL seperti yang yang telah diuraikan diatas. Adapun kegiatan pengolahan yang dilakukan baru di beberapa wilayah saja, diantaranya yaitu pembangunan IPAL Komunal untuk ±70 KK di Kecamatan Teluknaga, IPAL di Kecamatan Kronjo dan pembangunan MCK yang disertai dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Kaliasin, Desa Cipaeh, Desa Kosambi Dalam, Desa Kemuning dan Desa Koper melalui kegiatan Sanitasi Langsung Berbasis Masyarakat (SLBM). Sementara kegiatan dalam program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman yaitu sebatas penambahan biaya operasional IPLT dan biaya pemeliharaan truk tinja, belum pada peningkatan kapasitas IPLT atau peningkatan pelayanan jasa kelola lumpur tinja. Dalam hal pengelolaan limbah, kegiatan PNPM yang sebagian didanai APBN juga ikut berperan di wilayah Kabupaten Tangerang. Output kegiatan PNPM berupa sarana sanitary seperti MCK dan kemandirian masyarakat dalam mengelola timbulan limbah rumah tangga. Mengenai kegiatan-kegiatan tersebut secara libih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2.1. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 1 Pembangunan MCK Umum 124.000.000 2 Pembangunan MCK (P2WKSS) 148.000.000 3 Pembangunan SPAL (P2WKSS) 96.400.000 SUMBER LOKASI KEGIATAN SKPD DANA DESA KEC. PELAKSANA APBD KRESEK DINAS CIPTA APBD DINAS CIPTA APBD DINAS CIPTA KET 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 56

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 4 Penataan tempat air bersih (MCK) dan lingkungan 5 Penataan SPAL 6 Pembangunan SPAL 7 Pembangunan SPAL 8 Pembangunan SPAL 100.000.000 100.000.000 65.000.000 65.000.000 100.000.000 9 Lanjutan pembangunan SPAL 70.000.000 10 Lanjutan pembangunan SPAL 70.000.000 11 Pembangunan MCK 12 Pembangunan MCK 13 Pembangunan MCK 14 Pembangunan MCK 15 Pembangunan MCK 53.500.000 53.500.000 53.500.000 85.960.000 76.120.000 16 Pembangunan MCK 87.000.000 17 Rehab MCK dan Pemagaran 70.500.000 18 Pembangunan MCK 19 Pembangunan MCK 20 Pembangunan MCK 21 Pembangunan MCK 22 Pelatihan Pemanfaatan Limbah Skala Rumah Tangga 23 Biaya Operasional dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 70.000.000 70.000.000 70.000.000 95.226.000 100.000.000 252.892.000 SUMBER DANA APBD LOKASI KEGIATAN DESA KEC. Rt.01/02 RAJEG Ds.Rajeg, APBD Kp Ranca Bango Rt 10/03 APBD Kp. Kayu Bongkok RT 04/01 Ds. Kayu Bongkok APBD Rt. 01 /02, Kayu agung APBD Rt. 01/03 Kp. Cadas, Karet APBD rt.01/04 desa sangiang APBD Kp. Utan Jati RT 04/03 Ds. Kedaung Barat, Kec. Sepatan Timur. APBD SDN Pinang Kel. Tigaraksa APBD SDN Tigaraksa IV APBD SDN Tigaraksa I APBD SMPN 3 Balaraja APBD Sekolah SDN Sangiang I dan IV APBD SDN Bencongan I APBD SDN Pakulonan Barat 3 APBD SMPN 2 Kronjo APBD SMPN 2 Mauk APBD SMPN 1 Mauk APBD SMAN 26 Kec. Kemiri APBD RAJEG SEPATAN SEPATAN SEPATAN SEPATAN TIMUR SEPATAN TIMUR TIGARAKS A TIGARAKS A TIGARAKS A BALARAJA SEPATAN KELAPA DUA KELAPA DUA KRONJO MAUK MAUK KEMIRI SKPD PELAKSANA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA BLHD APBD SEPATAN DKPP KET 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 57

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Lumpur Tinja 25 Pembangunan SPAL 26 Pembangunan SPAL 27 Pembangunan SPAL 28 Bangunan MCK 29 Bangunan MCK 30 Penataan SPAL 31 Penataan SPAL 32 Rehabilitasi SPAL 33 Pembangunan SPAL 34 Pembangunan SPAL 35 Pembangunan SPAL 36 Pembangunan SPAL 37 Pembangunan SPAL 38 Lanjutan SPAL 39 Rehab WC/MCK 40 Pembuatan MCK 41 Pembangunan SPAL 201.350.000 72.075.000 49.000.000 29.275.000 33.806.250 33.806.250 49.000.000 49.000.000 46.725.000 39.000.000 49.000.000 49.000.000 49.000.000 39.000.000 49.550.000 44.296.000 37.026.000 35.000.000 SUMBER DANA APBD LOKASI KEGIATAN DESA KEC. SKPD PELAKSANA DKPP APBD Kp. Kaliasin DINAS BINA MARGA APBD Rt.06/03 KRONJO KECAMATAN Pasir APBD Kp.Gabral KRONJO KECAMATAN Rt.14-16/04 Muncung APBD SDN Banyu MAUK KECAMATAN Asih APBD SDN Mauk MAUK KECAMATAN IV APBD Rt 03 Rw 09 SEPATAN KECAMATAN desa karet kec. Sepatan APBD kp. Sarakan SEPATAN KECAMATAN rt.03/03 desa pisangan jaya APBD Kp. Sepatan SEPATAN KECAMATAN Dukuh RT 05/01 Kel. Sepatan APBD Kp. Blok PAKUHAJI KECAMATAN babulak kulon rt.02/03 desa buaran mangga APBD kp. Cilongok PAKUHAJI KECAMATAN rt.03/04 kel. Pakuhaji APBD kp. Pondok PAKUHAJI KECAMATAN lor rt.03/03 kel. Pakuhaji APBD kp. Plonco PAKUHAJI KECAMATAN sebrang rt.03/04 desa rawa boni APBD kp. Duri PAKUHAJI KECAMATAN rt.02/01 desa pakualam APBD RT 02/01 PAKUHAJI KECAMATAN Kp. Duri Ds. Pakualam APBD SDN KOSAMBI KECAMATAN Salembaran III APBD SMA PAGEDAN KECAMATAN Pagedangan GAN APBD Kp. Rawa Saban RT 07/05 Ds. SUKADIRI KECAMATAN 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 58 KET

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN DESA KEC. Karang Serang SKPD PELAKSANA KET 42 Pembangunan SPAL 43 Pembangunan SPAL 44 Pembangunan SPAL 45 Pembangunan SPAL 46 Pembangunan SPAL 47 Pembangunan SPAL 48 Pembangunan SPAL 49 Pembangunan SPAL 50 Pembangunan SPAL 51 Pembangunan SPAL 35.000.000 34.000.000 34.000.000 30.000.000 34.000.000 20.000.000 20.000.000 45.000.000 61.175.000 98.495.000 52 Pembangunan SPAL 169.495.000 53 Rehabilitasi Saluran Pembuangan Air Limbah ( 208.845.000 SPAL ) Total APBD 3.821.517.500 54 Pembangunan MCK melalui Program SLBM 275.000.000 55 Pembangunan MCK melalui Program SLBM 275.000.000 56 Pembangunan MCK melalui Program SLBM 275.000.000 57 Pembangunan MCK melalui Program SLBM 247.500.000 58 Pembangunan MCK melalui Program SLBM 247.500.000 59 Pembuatan MCK Total APBN 180.675.000 1.500.675.000 APBD Kp. Rawa Pisangan RT 04/05 Ds. Karang Serang APBD Gg Bareto Rt.03/01, gintung APBD Gintung Tugu Rt.18/03, gintung APBD Gg Mesra Rt.01/01, gintung APBD Kebon Nangka Rt.04 / 02, karang serang APBD Rt. 14 / 03, Sukadiri APBD Rt. 03 / 01, Sukadiri APBD Rt. 013/04 Ds. Kosambi SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI SUKADIRI KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN APBD Ds. Jati Mulya Rt. 01/01 KOSAMBI KECAMATAN APBD Kp. Jayanti JAYANTI KECAMATAN Rt. 15/03 Ds. Cikande APBD KOSAMBI KECAMATAN APBD DAK APBN Kel Balaraja Kp. Baru RT. 04/04 Desa Kaliasin BALARAJA SUKAMUL YA DAK APBN Desa Cipaeh GUNUNG KALER DAK APBN DAK APBN Desa Kosambi Dalam Desa Kemuning MEKAR BARU KRESEK KECAMATAN DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DINAS CIPTA DAK APBN Desa Koper KRESEK DINAS CIPTA APBN PNPM MANDIRI 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 59

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) Jumlah 5.322.192.500 Sumber : Buku APBD 2012 SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN DESA KEC. SKPD PELAKSANA KET 4.2.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domistik Pada umumnya program dan kegiatan pengembangan pengelolaan air limbah domistik yang direncanakan masih relatif sama dengan tahun sebelumnya, hanya volume dan fokusnya saja yang berbeda. Pada tahun 2013 investasi sanitasi Kabupaten Tangerang mencapai Rp. 9.022.289.374 lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 5.322.192.500. Memperhatikan kegiatan-kegiatan pada tahun sebelumnya, kegiatan pada tahun yang akan datang juga diarahkan pada pembuatan sarana pengelolaan limbah domistik di sekolah-sekolah seperti pembuatan MCK. Investasi Kabuapaten Tangerang terhadap sarana pengelolaan limbah domistik di sekolah-sekolah mencapai Rp.1.839.600.000. Namun kembali seperti tahun sebelumnya rencana kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah belum pada tahap peningkatan pengolahan limbah, baru pada tahap peningkatan dan pengembangan penampungan dan pembuangan limbah.. Grafik 4.2.2. Rencana Kegiatan Sektor Air Limbah Domistik Tahun 2013 175.575.000 100.000.000 Tabel 4.2.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 SUMBER LOKASI KEGIATAN NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) DANA DESA KEC. Tambah Ruang Kelas dan MCK SD Blukbuk I 200.000.000 APBD Blukbuk 1 Kronjo 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 60 SKPD PELAKSANA CIPTA CIPTA Rehab Berat Ruang Kelas dan MCK SDN 169.600.000 APBD Sampora 2 Cisauk Bendungan 3 MCK SDN Guradog Pete 49.900.000 APBD Pete Tigaraksa Tigaraksa 4 Pembangunan MCK SDN Kaduagung I 30.000.000 APBD Tigaraksa Tigaraksa Tigaraksa

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 61 DESA KEC. SKPD PELAKSANA 5 Pembuatan MCK SDN Cukanggalih I 50.000.000 APBD Cukanggalih Panongan Curug 6 Pembuatan MCK SDN Kadu Sempur 50.000.000 APBD Kadu Curug 7 Pembuatan MCK SDN Kadu III 50.000.000 APBD Kadu Curug 8 Pengadaan MCK SDN Tegal Kunir Lor 50.000.000 APBD Mauk Mauk Mauk 9 MCK SDN Mekarsari II 20.000.000 APBD Mekarsari Jambe Rajeg 10 Pengadaan MCK SDN Sukamanah I 20.000.000 APBD Sukamanah jambe Rajeg 11 Pengadaan MCK SDN Sukatani III 20.000.000 APBD Sukatani Rajeg Rajeg 12 Pengadaan MCK SDN Tanjakan I + III 20.000.000 APBD Tanjakan Rajeg Rajeg 13 Pengadaan MCK SDN Tanjakan IV 20.000.000 APBD Tanjakan Rajeg Rajeg 14 Pengadaan MCK SDN Rancabango III 20.000.000 APBD Rancabango Rajeg Rajeg 15 Pembuatan MCK Siswa SD Rawaboni IV 30.000.000 APBD Rawaboni Pakuhaji Pakuhaji 16 Pembuatan MCK (genting) SDN Belimbing I 55.500.000 APBD Belimbing Kosambi Kosambi 17 Pembangunan MCK SDN 3 Sumurbandung 250.000.000 APBD Sumurbandung CIPTA Jayanti 18 Pembangunan MCK SDN 4 Cikande 50.000.000 APBD Cikande Jayanti Jayanti 19 MCK SDN Cikuya III 69.600.000 APBD Cikuya Solear Solear 20 Pembangunan MCK SMPN Sukamulya I 100.000.000 APBD Buniayu CIPTA Sukamulya 21 Pembangunan Musholla+MCK SDN Benda II 100.000.000 APBD Kp. Benda RT. CIPTA Sukamulya 02/01 Benda 22 Pembangunan MCK SDN Merak II 50.000.000 APBD Kp. Merak RT. Sukamulya Sukamulya 06/01 Merak 23 Pembangunan MCK SDN Buniayu I 50.000.000 APBD Kp. Kongsi RT Sukamulya Sukamulya 03/01 Buniayu 24 Pemeliharaan Jalan Lingkungan/Jembatan 605.350.000 APBD 5 Kel, 1 Kelapa Kelapa Dua Kelapa dua Lingkungan/MCK/SPAL dua 25 Perbaikan MCK SDN Candu I 45.000.000 APBD Serdangwetan Legok Legok 26 Pembangunan MCK SDN Sukamulya I 50.000.000 APBD Kp. Ceplak RT. 01/01 Sukamulya Sukamulya Sukamulya 27 Pembangunan MCK SDN Kaliasin II 50.000.000 APBD Kp. Kaliasin Sukamulya Sukamulya 04/02 Kaliasin 28 Rehab MCK SDN Kaliasin III 50.000.000 APBD Kp. Tarikolot RT. Sukamulya Sukamulya 07/04 Kaliasin 29 Rehab MCK Sekolah 120.000.000 APBD Margamulya CIPTA Mauk Pembuatan Saluran Air Limbah 40.000.000 APBD Kp. Kelapa Dua 30 Kademangan RT. 03/05 Balaraja 31 Pembangunan saluran pembuangan air 135.575.000 APBD Cangkudu, Kp. DBM Balaraja limbah ( SPAL ) Ciapus Rt. 01/02 32 33 Pembangunan SPAL Belakang Kantor Kepala Tobat 85.000.000 APBD Tobat, Kp. Peuteuy Rt. 06/01 - Kp. Hauan Rt.01/05 Pembangunan SPAL 98.000.000 APBD Gembong, Kp. Gembong Raya RT. 01/01 Balaraja Balaraja DBM DBM

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN DESA KEC. SKPD PELAKSANA 34 Pembuatan SPAL Dadap Rt 003 Rw 005 50.000.000 APBD Dadap Kosambi DBM 35 Pembuatan SPAL Rt 002 Rw 005 100.000.000 APBD Jatimulya DBM SPAL/Drainase dan Gorong-Gorong 100.000.000 APBD SMAN 21 Kab. DBM 36 Tangerang Sukadiri Sukadiri Normalisasi SPAL 90.207.374 APBD Kp. Curug Rt. DBM 37 002/006 Curugsangereng Curug 38 Pemeliharaan 737.500.000 APBD Rajeg Rajeg Rajeg Jalan/Jembatan/Irigasi/MCK/SPAL Pean 40 Pemeliharaan Jalan, jembatan, irigasi, 714.000.000 APBD Sepatan MCK/SPAL Pean 41 Pemeliharaan 947.745.000 APBD Teluknaga Teluknaga Teluknaga Jalan/Jembatan/Irigasi/MCK/SPAL Pean 42 Pemeliharaan jalan /jembatan / irigasi/ 882.000.000 APBD Kosambi Kosambi Kosambi MCK/ SPAL Pean 43 Pemeliharaan Jalan/Jembatan/Irigasi/ MCK/ 906.000.000 APBD Cisauk Cisauk Cisauk SPAL Pean 44 Pemeliharaan 891.000.000 APBD Gunungkaler Gunung Gunungkaler Jalan/Jembatan/Irigasi/MCK/SPAl Pean Kaler 46 MCK Gedung PKK Kelapa Dua 42.500.000 APBD Kelapa dua CIPTA Kelapa dua 47 Pembuatan MCK 55.392.000 APBD Bencongan Kelapa dua Kelapa Dua 48 Rehab MCK Kantor Balaraja 40.000.000 APBD Balaraja Balaraja 49 Pemeliharaan MCK Musolah Kantor Kronjo 30.000.000 APBD Kronjo Kronjo 50 51 Penataan Halaman dan Lingkungan Kantor ( Paving blok dan SPAL) Pelatihan Pemanfaatan Limbah Skala Rumah Tangga 532.420.000 APBD Panongan 100.000.000 APBD Lokasi P2WKSS di Kab. Tangerang 9.022.289.374 Panongan CIPTA BLHD Sumber : Buku Rancangan APBD 2013 4.3. Pengelolaan Persampahan 4.3.1. Kegiatan Pengembangan Persampahan saat ini Kondisi pengelolaan persampahan oleh masyarakat di Kabupaten Tangerang pada umumnya masih menggunakan metode ditimbun dan dibakar. Selain itu konsep 3R juga belum banyak diterapkan, hingga saat ini belum ada daerah di Kabupaten Tangerang yang sudah sepenuhnya menerapkan konsep 3R. Penerapan konsep 3R saat ini masih terbatas di lingkungan perumahan yang dikelola oleh pihak swasta seperti Perumahan Telaga Bestari dan Perumahan Mustika. Sedangkan pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dilakukan dengan cara mengangkut dari sumber timbunan sampah kemudian dibawa ke TPS atau TPST dan selanjutnya di angkut ke TPA Jatiwaringin. Namun demikian, TPA Jatiwaringin masih menggunakan metode Open Dumping tanpa ada pengolahan sampah lebih lanjut, sehingga kapasitas sampah di TPA Jatiwaringin semakin lama semakin berkurang. Melihat kondisi tersebut seharusnya sudah seharusnya pengembangan pengelolaan persampahan di Kabuapten Tangerang harus dilakukan dengan maksimal. Kendati demikian, pada prakteknya 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 62

pengembangan yang dilakukan masih kurang optimal baik dilihat dari output kegiatan ataupun dari nilai investasi yang dikeluarkan. Investasi Kabupaten Tangerang sendiri terhadap sektor persampahan hanya mengalokasikan dana sebesar 0,7% dari total APBD tahun 2012. Pada saat ini yang intens dalam pengelolaan pengembangan persampahan adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Keamanan (DKPP). Program yang digulirkan oleh DKPP saat ini adalah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Kegiatan yang dilaksanakan guna mendukung program tersebut diantaranya yaitu kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, Study Management Pengelolaan Persampahan Pola 3R dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan termasuk pemeliharaan TPA Jatiwaringin. Pengembangan kapasitas dan peningkatan sistem pengolahan sampah di TPA Jatiwaringin sendiri hingga kini masih dalam proses kajian dan pembuatan masterplan, yang sejatinya operasional TPA Jatiwaringin baik berdasarkan kebutuhan maupun peraturan perundang-undangan sudah menggunakan sistem sanitary landfill. Secara lebih lengkap kegiatan pengelolaan persampahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Grafik 4.3.1. Kegiatan Pengelolaan Sampah Saat Ini (Tahun 2012) 15.755.343.200 1.771.000.000 300.000.000 MOM B. MODAL INVESTASI Tabel 4.3.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Saat Ini NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 1 Pemeliharaan rutin kendaraan operasional Kebersihan 7.869.251.200 2 Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan 376.000.000 3 Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan 4.983.900.000 4 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan 46.900.000 5 Pengadaan Gerobak Sampah 195.000.000 6 Biaya Operasional dan Pemeliharaan TPA Sampah ( Jatiwaringin dan Pasir Muncang ) 100.000.000 7 Biaya OPerasional Peningkatan Pelayanan Kebersihan 2.155.292.000 SUMBER LOKASI SKPD KET DANA KEGIATAN PELAKSANA APBD Kabupaten DKPP MOM APBD Kabupaten DKPP APBD MAUK DKPP MOM APBD Kabupaten DKPP MOM APBD Kabupaten DKPP APBD Kabupaten DKPP MOM APBD Kabupaten DKPP MOM 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 63

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 8 Pengadaan Truck Operasional 1.200.000.000 9 Koordinasi Penanganan Sampah 200.000.000 10 Fasilitasi Pengendalian dan Pemeliharaan Kebersihan 400.000.000 11 Study Management Pengelolaan Persampahan Pola 3R 300.000.000 Jumlah 17.826.343.200 Sumber : Buku APBD 2012 SUMBER DANA LOKASI SKPD KET KEGIATAN PELAKSANA Kabupaten DKPP APBD Kabupaten DKPP mom APBD Kabupaten DKPP MOM APBD Kabupaten DKPP Investasi 4.3.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan Persampahan Program pengembangan pengelolaan persampahan yang dicanangkan pada tahun 2013 masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Kegiatan utama yang dilakukanpun tidak jauh berbeda seperti penyediaan sarana dan prasarana persampahan termasuk pengadaan sarana pengangkutan sampah. Kegiatan tambahan lain yang dilakukan adalah Pelatihan Pengembangan SDM di bidang Teknologi Persampahan sebagai salah satu upaya dalam mendorong peningkatan kinerja pengelolaan persampahan. Uraian lebih rinci kegiatan pengelolaan persampahan yang direncanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Grafik 4.3.2.1 Rencana Pengembangan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 9.092.600.000 125.000.000 B. MODAL INVESTAsI Tabel 4.3.2 Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 1 Pengadaan Tong sampah Gantung 25.000.000 SUMBER LOKASI SKPD KET DANA KEGIATAN PELAKSANA APBD Kab. Tangerang DKPP 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 64

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 2 Pengadaan Bak Pick Up Anggkutan Sampah 15.000.000 SUMBER LOKASI SKPD KET DANA KEGIATAN PELAKSANA APBD Kab. Tangerang DKPP 3 Pelatihan Pengembangan SDM di bidang Teknologi Persampahan 145.000.000 APBD Kab. Tangerang DKPP 4 Pengadaan Gerobak Sampah 160.100.000 5 Pembangunan Bak Sampah Kp. Saga Rt.04/04 Ds. Tobat 20.000.000 6 Pengadaan Tong Sampah 7 Pengadaan Gerobak Sampah 10.000.000 17.500.000 8 Pengadaan truck sampah di 29 Kecamatan 8.700.000.000 9 Penanganan Sampah di daerah rawan sampah 100.000.000 APBD Kab. Tangerang DKPP APBD Desa Tobat DKPP APBD Taman Pasar Ceplak, Kp. Ceplak RT.01/01 Ds. Kaliasin DKPP APBD Kp. Ceplak DKPP RT.01/01 Ds. Kaliasin APBD Kab. Tangerang DKPP APBD Kab. Tangerang DKPP Investasi 10 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan (Fasilitasi Pengendalian dan Pemeliharaan Kebersihan) 25.000.000 APBD 7 Desa 1 Kelurahan Kec.Panongan Kecamatan Panongan Investasi JUMLAH 9.217.600.000 Sumber : Buku Rancangan APBD 2013 4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 4.4.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan Saat Ini Peningkatan pengelolaan drainase lingkungan saat ini masih cenderung bergerak di wilayah perkotaan, mengingat tingginya resiko banjir akibat makin tingginya aktifitas masyarakat sehingga terus menambah beban saluran drainase perkotaan seperti di Kecamatan Kelapa Dua dan Kecamatan Cikupa. Peningkatan pengelolaan drainase belum dilakukan secara terencana dan terintegrasi di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang, peningkatan dilakukan masih bersifat parsial berdasarkan kebutuhan masyarakat dan pemantauan langsung oleh SKPD terkait. Pada tahun 2012 Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang melaksanakan program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada program tersebut yaitu pembangunan dan rehabilitasi drainase serta gorong-gorong yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Sebagai upaya dalam peningkatan pengelolaan drainase lingkungan Kab Tangerang yang lebih terarah dan teencana pada saat ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) menggagas kegiatan penyusunan Perencanaan Masterplan Sistem Drainase Kab. Tangerang dengan nilai anggaran sebesar 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 65

Rp.750,000,000. Sehingga dimasa yang akan datang dapat dijadikan pedoman dan dasar pelaksanaan program dan kegiatan terkait peningkatan pengelolaan drainase lingkungan. Tabel 4.4.1 Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Saat Ini NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 1 Pembangunan Drainase Puspem Tigaraksa SUMBE R DANA LOKASI KEGIATAN KECAMATA DESA N 1.982.945.000 APBD TIGARAKSA 2 Drainase Jalan 89.949.000 APBD Ds. Bojong CIKUPA 3 4 Pembuatan Gorong - Gorong dan Pintu Air Pembuatan Saluran Air/ Drainase 70.775.000 APBD KOSAMBI 109.495.000 APBD 5 Pembuatan Saluran Air 55.775.000 APBD 6 7 Pembangunan Jaringan Irigasi Jalan Desa (Drainase) Pembangunan Jaringan Irigasi (Drainase) 55.775.000 APBD 55.775.000 APBD 8 Normalisasi Saluran Air 55.775.000 APBD 9 Normalisasi Saluran Air/ Turab 94.779.128 APBD 10 Normalisasi Saluran Air 81.775.000 APBD 11 12 13 14 15 16 17 18 Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Pembangunan Saluran Air Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air Pembuatan Saluran Air Utama 48.775.000 APBD 48.775.000 APBD 87.775.000 APBD 48.775.000 APBD 64.775.000 APBD 66.625.000 APBD 67.375.000 APBD 85.775.000 APBD Ds. Salembaran Jaya Rt. 01, 02 /02 Ds. Kosambi Barat Rt. 03/01 Kp. Kelapa Rt. 01/02 Ds. Pangkat Kp. Saradan Hilir Rt. 06/01 Ds. Pangkat Kel. Bencongan Rw 08 - Rw 10 Kel. Bencongan Rw. 15 Kel. Bencongan Rw 023 Kel. Bencongan Indah Rt. 02/02 Kel. Bencongan Indah Rt. 01/003 Kel. Bencongan Indah Rt. 01/003 Kel Bencongan Indah Rw 006 Kel Bencongan Indah Rw 007 Kel Bojong Nangka Rw 025 Kel Bojong Nangka Rt 006-07 ke RT 02, RT 24 Kel. Pakulonan Barat KOSAMBI KOSAMBI JAYANTI JAYANTI KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA KELAPA DUA SKPD PELAKSANA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA KET 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 66

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBE R DANA 19 Pembuatan Saluran Air 70.275.000 APBD 20 21 Rehabilitasi Saluran Tersier BR dan Tengah Pembangunan Saluran Air LOKASI KEGIATAN SKPD PELAKSANA 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 67 DESA Kel. Pakulonan Barat Rw 002 95.775.000 APBD Ds. Sidoko 115.000.000 APBD 22 Lanjutan Drainase 80.000.000 APBD 23 Perbaikan Saluran Air 75.000.000 APBD 24 25 Pembangunan Drainase dan bahu jalan simpang kutruk batas kota tigaraksa Pembangunan Drainase dan bahu jalan simpang kutruk solong 26 Drainase lingkungan 150.000.000 APBD 27 Pembuatan Saluran Air 49.000.000 APBD 28 Pembuatan Saluran Air 49.225.000 APBD 29 Perbaikan Saluran Air 49.000.000 APBD 30 Pembuatan Saluran Air 50.000.000 APBD 31 Pembuatan Saluran Air 39.949.000 APBD 32 Pembuatan Saluran Air 39.949.000 APBD 33 Pembuatan Saluran Air 49.287.000 APBD 34 Pembuatan Saluran Air 49.287.000 APBD 35 Perencanaan Masterplan Sistem Drainase Kab. Tangerang 36 Pembangunan Drainase 2.470.212.500 APBN Kp. Kawidaran Rt 016/05 Ds. Cibadak Kp. Kosambi Rt. 03/01 Ds. Cibadak Kp. Saredang Rt. 01/03 Ds. Matagara KECAMATA N KELAPA DUA GUNUNG KALER CIKUPA CIKUPA TIGARAKSA 1.500.000.000 APBD TIGARAKSA 2.200.000.000 APBD TIGARAKSA Ds Mauk Barat Jl Ir Sutami Rt. 05/06 Kp. Pabuaran, Curug Kulon Kp. Pabuaran Rt. 01/05, Curug Kulon RT. 07 RW. 15 Perum. Binong Permai, Binong Kp Cilongok RW 05 Desa Sukamantri 150 m x 1 m RT. 01-06 / 01 Kelurahan Kosambi Barat (110 m x 30 cm) Kp. Sungapan RW. 013 Kelurahan Dadap (110 m x 40 cm) RT. 05/02, Kedaung Barat RT 04/02, Kedaung Barat MAUK DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS BINA MARGA DINAS CIPTA KET CURUG KECAMATAN CURUG KECAMATAN CURUG KECAMATAN PASAR KEMIS KECAMATAN KOSAMBI KECAMATAN KOSAMBI KECAMATAN SEPATAN TIMUR SEPATAN TIMUR 750,000,000 APBD KAB. TANGERANG BAPPEDA KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG KECAMATAN KECAMATAN PNPM MANDIRI

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBE R DANA LOKASI KEGIATAN DESA KECAMATA N SKPD PELAKSANA KET 37 Pembuatan Plat Duiker/Gorong-Gorong 50.500.000 APBN KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG PNPM MANDIRI Jumlah 10.353.927.628 Sumber : Buku APBD 2012 4.4.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang direncanakan masih seperti sebelumnya, hanya nilai investasinya yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya yaitu mencapai Rp. 11.650.944.335. Kegiatan yang dilakukan pada tahun yang akan datang adalah sebagai berikut: Tabel 4.4.2. Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan tahun 2013 NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER DANA 1 Drainase SDN Waru 24.000.000 APBD Desa Pasirjaya 2 3 Biaya Pembuatan Saluran Air Limbah Biaya Pembangunan dan Perbaikan Saluran Air LOKASI KEGIATAN DESA KECAMATAN SKPD PELAKSANA CIPTA KET 40.000.000 APBD Kp. Kademangan RT. 03/05 Kelapa Dua 35.000.000 APBD 4 Perbaikan Saluran Air 61.400.000 APBD 5 6 8 Pengaspalan Jalan dan Saluran Air di Depan Puskesmas Pasirnangka Rehabilitasi Saluran Sekunder Kepuh Kec. Kemiri Pembangunan Saluran Tersier Kp. Rumpaksinang RT. 001/01 Kp. Babakan RW 06 Kel. Bojongnangka Kelapa Dua Kelapa Dua 226.500.000 APBD Desa Pasirnangka DBM 200.000.000 APBD Kecamatan Kemiri DBM 150.000.000 APBD Kp. Pulo Timur RT. 01/03 Ds. Buniayu SUKAMULYA DBM 9 Lanjutan drainase PUSPEM 5.000.000.000 APBD Kab Tangerang DBM 10 11 12 13 14 Drainase Desa Rt. 08/04 Bulakan Desa Bitungjaya Drainase Jln.Lingkungan Rt.01/02 Drainase Lingkungan Mekar Asri II RT.04/06 Pembuatan Saluran Air Cileutik Pembangunan saluran pembuangan air limbah ( SPAL ) 65.000.000 APBD Desa Bitungjaya CURUG DBM 49.750.000 APBD 40.000.000 APBD Kel.Mekarbakti Kec.Panongan Kel.Mekarbakti Kec.Panongan PANONGAN Panongan PANONGAN Panongan 125.000.000 APBD Kel.Curug Kulon CURUG DBM 135.575.000 APBD 15 Pembuatan Drainase 15.000.000 APBD Desa Cangkudu, Kp. Ciapus Rt. 01/02 Kel. Balaraja, Kp. Bakung Rt. 04/01 CISOKA DBM BALARAJA Balaraja 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 68

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Peningkatan Gorong-Gorong dan Normalisasi Saluran Pembuang Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Normalisasi Sal.Pembuangan/Drainase Depan Puskesmas Kronjo SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN DESA KECAMATAN SKPD PELAKSANA 80.000.000 APBD Kp.Pag.udik Rt.02/01 PAGEDANGAN DBM 100.000.000 APBD Kp.Kapuran Rt.02/04 DBM 100.000.000 APBD Kp.daon Rt.22/04 RAJEG DBM 90.000.000 APBD Pasilian Anyar Rt.04/02 DBM 90.000.000 APBD Kp.Gagunung Rt.11/02 SUKAMULYA DBM 182.000.000 APBD Kp.Pasilian DBM 140.000.000 APBD Kp.Pagenjahan Rt.06/03 DBM 60.000.000 APBD Kp.Pag.ilir Rt.04/02 DBM 60.000.000 APBD Pasar Lama Desa Kronjo DBM 25 Pembangunan Drainase 375.000.000 APBD Sasak DBM 26 27 Peninggian, Peningkatan Hotmix dan Pembuatan Saluran Air Pasar Mauk Pembuatan saluran air Rt. 002/003, 004/007 & 008/004 200.000.000 APBD Mauk Timur MAUK DBM 294.000.000 APBD Rawa Burung DBM 28 Rehabilitasi saluran air 150.000.000 APBD RT.01 RW. 03 Desa Cihuni DBM 29 SPAL/Drainase dan Gorong- Gorong 100.000.000 APBD 30 Perbaikan Saluran Air 95.000.000 APBD 31 Perbaikan Saluran Air 95.000.000 APBD 32 Perbaikan Saluran Air 37.500.000 APBD SMAN 21 Kab. Tangerang Kec. Sukadiri Jl. Rorojongrang RW 04 - Jl. Kalasan Kel. Bencongan Jl. Borobudur Raya RW 012 - Mendut Raya RW 12 Kel. Bencongan Kp. Bencongan RT 02/001 Kel. Bencongan 33 Perbaikan Saluran Air 63.067.335 APBD RW 10 Kel.Bojongnangka DBM 34 35 36 Perbaikan Saluran Air & Pengerukan Perbaikan Turab Saluran air Tertier Normalisasi dan Pasangan Turap Batu kali pada Saluran Tersier MIN Sukamulya DBM DBM DBM DBM KET 28.000.000 APBD RW 28 Kel.Bojongnangka DBM 152.000.000 APBD 95.000.000 APBD Kp. Balaraja RT 01/01 Desa Talagasari Desa Tobat,Kp. Iwul Rt. 01/02 DBM DBM 37 Normalisasi/Penurapan saluran irigasi pembuang Depan Abdul Fatah 140.000.000 APBD Kp.Pasilian anyar Rt.03/02 DBM 38 Penurapan Saluran Air 150.000.000 APBD Ketapang DBM 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 69

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 Turap tepi saluran Kp. Cicayur Rt.01/01 Penurapan Saluran Irigasi Tersier Perencanaan normalisasi saluran sungai Pembangunan Saluran Dan Pintu Irigasi Tandon Rehabilitasi Saluran Sekunder Leuweung Gede Kec. Kresek Rehabilitasi Saluran D.I Kecil Ranca Buaya Kec. Tigaraksa Normalisasi Saluran di Kelurahan Kutabumi Normalisasi Saluran di Desa Gelam Jaya Normalisasi Saluran di Kelurahan Kutajaya Normalisasi Saluran di Desa Sukamantri Peningkatan Saluran dan pintu Pembuangan Air/Drainase Ds Pag.Ilir Perbaikan Saluran Air Desa Pasar Kemis Rt/Rw. 02,03,05,07/06 Perbaikan Saluran Air/Drenase Depan Kantor Kecamatan Kronjo Normalisai Pembuangan Air/Drainase Ds Pagedangan udik SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN DESA KECAMATAN SKPD PELAKSANA 40.000.000 APBD Kelurahan Cisauk Cisauk 162.000.000 APBD Kp. Gerobogan Pulo RT. 03/03 Ds. Sukamulya DBM KET 400.000.000 APBD DBMP DBM 180.000.000 APBD Kp.Kronjo DBM 200.000.000 APBD Kecamatan Kresek DBM 200.000.000 APBD Kecamatan Tigaraksa DBM 30.000.000 APBD Kec. Pasar Kemis Pasar Kemis 30.000.000 APBD Kec. Pasar Kemis Pasar Kemis 30.000.000 APBD Desa Pangadegan Pasar Kemis 20.152.000 APBD Kec. Pasar Kemis Pasar Kemis 45.000.000 APBD Pag.Ilir Kronjo 250.000.000 APBD Pasar Kemis DBM 50.000.000 APBD Kecamatan Kronjo 40.000.000 APBD Rt.01 Rt.uyud 53 Pengerukan saluran irigasi 200.000.000 APBD 54 Normalisasi Saluran irigasi (pengerukan sungai/kali) 100.000.000 APBD Pemagaran, Perbaikan 55 Saluran dan Penataan 150.000.000 APBD Lapangan JUMLAH 11.650.944.335 Sumber : Buku Rancangan APBD 2013 Ds. Mekarsari, Ds. Rajeg Mulya, Ds. Tanjakan, Ds. Tanjakan Mekar Desa Pekayon - Karang Serang Kecamatan Sukadiri Dasana Indah Blok U RW 23,24,26 & 27 Kel. Bojongnangka Kecamatan Kronjo Kecamatan Kronjo DBM DBM CIPTA 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 70

4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi 4.5.1. Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Saat Ini Komponen terkait sanitasi yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang adalah pengelolaan air bersih dan limbah medis. Air bersih dan limbah medis di Kabupaten Tangerang dikelola oleh beberapa stakeholder yaitu Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan, Dinas Cipta Karya, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), RSUD Tangerang, RSUD Balaraja dan Puskesmas; Badan Usaha Milik Daerah atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kertaraharja dan pihak swasta yaitu PT Aetra, PT Ciputra Residence dan Beberapa Rumah Sakit Swasta. a. Pengelolaan Air Bersih PDAM Tirta Kertaraharja hingga saat ini telah menyalurkan air bersih sebanyak 37.766 SL, sedangkan PT Aetra dan PT Ciputra Residence masing-masing telah menyalurkan 4.100 SL dan 8.884 SL. Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang sendiri belum dapat dipastikan cakupannya, karena masing-masing SKPD terkait belum melakukan pemantauan terkait pelayanan sarana prasarana air bersih. Pengembangan air bersih oleh PDAM Tirta Kertaraharja, PT Aetra dan PT Ciputra Residence tentu saja dilakukan secara profesional. Namun ketiga stakeholder tersebut masih mengedepankan pada profit perusahaan (Profit Oriented) sehingga daerah yang terlayani sebagian besar adalah daerah perkotaan atau di Ibu Kota Kecamatan yang identik dengan tingkat perekonomian masyarakatnya yang cukup tinggi. Sementara daerah yang masuk wilayah sub urban seperti kebanyakan daerah di wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang masih banyak yang belum terlayani. Pemerintah Daerah saat ini melaksanakan peningkatan pengelolaan air bersih berdasarkan skala prioritas. Dimana pengembangan diarahkan pada daerah-daerah di wilayah utara dan wilayah barat Kabupaten Tangerang yang memang rawan air bersih seperti Kecamatan Kronjo, Kecamatan Solear dan Kecamatan Cisoka. Program yang dilakukan dalam peningkatan pengelolaan air bersih yaitu Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah dan Program Lingkungan Sehat Perumahan. Adapun kegiatankegiatan yang dilaksanakan diantaranya yaitu Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar dan operasionalisasi mobil IPA (Instalasi Penyediaan Air bersih) di wilayah rawan air. b. Pengelolaan Limbah Medis Limbah medis cair di Kabupaten Tangerang pada umumnya sudah dikelola sesuai dengan prosedur, karena selama ini Dinas Kesehatan secara rutin terus melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Rumah Sakit yang ada. Rumah sakit yang sudah melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan diantaranya yaitu RSUD Balaraja, RSUD Tangerang, RS Siloam G, RS Ciputra, RS Paramita, RS Mulia Insani, RS Mitra Husada dan RS Selaras. Pengelolaan limbah medis sebagian besar sudah dikelola menggunakan IPAL, hanya sebagian kecil saja yang masih menggunakan septictank. Namun pada tingkatn Puskesmas yang sudah mengelola limbah medisnya dengan menggunakan IPAL baru sebagian kecil saja, yaitu Puskesmas Kecamatan Balaraja, Cisoka, Kronjo, Mauk, Sepatan, Curug dan Sindang Jaya. Adapun limbah medis padat saat ini belum dikelola dengan baik. Hal tersebut diakibatkan oleh tidak terjangkaunya penyediaan alat yang dibutuhkan untuk pemusnahan limbah medis padat yaitu incenerator. Sedangkan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam peningkatan pengelolaan limbah medis saat ini melalui Dinas Kesehatan yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemusnahan limbah medis di Puskesmas-Puskesmas. Secara lebih rinci dapat dilahat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5.1. Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Saat Ini NO NAMA KEGIATAN 1 Penataan sarana air bersih dan lingkungan kp. Sumur daon rt.02/05 desa sukamanah kec. Rajeg BIAYA (Rp) SUMBER DANA LOKASI SKPD PELAKSANA 100,000,000 APBD KAB. TANGERANG DINAS CIPTA 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 71

NO NAMA KEGIATAN 2 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin 3 Koordinasi perencanaan air minum, drainase dan sanitasi perkotaan 4 Penelitian sumber air baku di Kabupaten Tangerang 5 Sosialisasi Perda Kerjasama dan Penyediaan Air minum Daerah BIAYA (Rp) SUMBER DANA LOKASI SKPD PELAKSANA 124,000,000 APBD KAB. TANGERANG DINAS CIPTA 75,000,000 APBD KAB. TANGERANG BAPPEDA 300,000,000 APBD KAB. TANGERANG BAPPEDA 56,000,000 APBD KAB. TANGERANG BPMD 6 Operasionalisasi Mobil IPA 200,000,000 APBD KAB. TANGERANG BLHD 7 Pelatihan Pemanfaatan Limbah Skala 100,000,000 APBD KAB. TANGERANG BLHD Rumah Tangga 8 Pemusnahan limbah medis puskesmas 60.480.000 APBD KAB. TANGERANG DINAS KESEHATAN Jumlah 1,705,000,000 Sumber : Buku APBD 2012 4.5.2. Rencana Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Rencana peningkatan pengelolaan air bersih Pemerintah Dearah Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 selain APBD, untuk pendanaan banyak dibantu oleh Pemerintah Pusat melalui DAK Air Minum. Pelaksana kegiatan DAK air minum sendiri adalah Dinas Cipta Karya melalui kegiatan koordinasi dan penyediaan sarana prasarana air bersih dan sanitary. Selain itu pada tahun yang sama terdapat juga kegiatan Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan Sanitasi Perkotaan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Dengan kegiatan tersebut diharapkan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitary pada tahuntahun yang akan datang menjadi lebih terarah dan tepat sasaran. Sedangkan mengenai limbah medis Dinas Kesehatan pada tahun 2013 dalam upaya peningkatan limbah medis yaitu melaksanakan program pengembangan lingkungan sehat dan program penyediaan, perbaikan dan peningkatan sarana prasarana rumah sakit. Kegiatan yang dilakukan adalah Pemusnahan limbah medis puskesmas dan pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah sakit di RSU Kabupaten Tangerang. Berbagai kegiatan dalam menunjang program tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5.1. Rencana Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) 1 2 3 4 5 6 SUMBER DANA Pengadaan Sumur Bor SMPN Sukamulya I 25.000.000 APBD LOKASI Kp. Gagunung RT. 03/05 Ds. Buniayu Rehab WC SDN Legok II dan sarana air bersih 25.000.000 APBD Kel. Babakan Pengawasan kualitas air bersih di masyarakat ( Inspeksi sanitasi dan pemeriksaan) Koordinasi dan Pengendalian Program Kegiatan DAK (Air bersih, Sanitasi, Perumahan) 35.100.000 APBD Air perpipaan dan non perpipaan 350.000.000 APBN Cipta karya Pendamping Kegiatan DAK Air Minum 168.664.000 APBN Kab Tangerang Pembangunan Sarana Air Bersih Komunal skala kawasan 4.000.000.000 APBD Kec. Kronjo, Kec Mauk dan Kec. SKPD PELAKSANA CIPTA Kecamatan Legok DINKES CIPTA CIPTA CIPTA 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 72

NO NAMA KEGIATAN BIAYA (Rp) SUMBER DANA Rajeg LOKASI SKPD PELAKSANA Kp. Kalijodo RT. CIPTA Pengadaan Sarana Air Bersih 35.000.000 APBD 7 02/06 Ds. Parahu CIPTA Infrastruktur Air Minum ( DAK ) 1.686.640.000 APBN Kab Tangerang 8 CIPTA BOP DAK ( Infrastruktur Air Minum ) 130.025.000 APBN Kab Tangerang 9 Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan 10 Sanitasi Perkotaan 75.000.000 APBD Kab Tangerang BAPPEDA Penyusunan PERBUP tentang Zona Pelayanan Air 11 Minum Kab. Tangerang 100.000.000 APBD Kab Tangerang BPMD Pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah APBD 12 sakit 2.635.000.000 RSUD RSUD 13 Pemusnahan limbah medis puskesmas 75.600.000 APBD Kab Tangerang JUMLAH 9.341.029.000 Sumber : Buku Rancangan APBD 2013 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 73

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Penetapan area berisiko sebagai langkah ke empat dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang telah dilakukan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL). Berdasarkan pembobotan dan skoring terhadap penilaian SKPD terhadap sanitasi, data sekunder dan index rasio hasil study EHRA wilayah Kabupaten Tangerang dikelompokan kedalam 4 (empat) kelompok area berisiko sanitasi. Ke empat kelompok tersebut yaitu: a. Area berisiko sanitasi 4 (Risiko sangat tinggi) b. Area berisiko sanitasi 3 (Risiko tinggi) c. Area berisiko sanitasi 2 (Berisiko sedang) d. Area berisiko sanitasi 1 (Kurang berisiko) Kabuapaten Tangerang berdasarkan administrasi pemerintahan terdiri dari 29 kecamatan dan 274 desa/kelurahan. Terdapat 24 desa berada dalam area berisiko sanitasi sangat tinggi, 50 desa pada area berisiko sanitasi tinggi, 119 desa pada area berisiko sanitasi sedang dan 81 desa pada area kurang berisiko sanitasi. Penyebab utama risiko sanitasi di Kabupaten Tangerang yaitu masih tingginya angka Buang Air Besar Sembarangan (BABs), masih tingginya tingkat pencemaran sumber air, kurangnya kesadaran masyarakat untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan belum optimalnya pengelolaan sampah. Sebaran area berisiko beserta penyebab utamanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 5.1.1. Area Berisiko Sanitasi No Area Berisiko Wilayah Prioritas Kecamatan Desa Bobot Penyebab Utama Risiko A Area Risiko 4 1 Jayanti Pabuaran 3,5 BABS, CTPS dan Sampah 2 Jayanti Sumur Bandung 3,5 BABS, CTPS dan Sampah 3 Kemeri Klebet 3,5 BABS, CTPS dan Sampah 4 Cisoka Cempaka 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 5 Gunung kaler Cibetok 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 6 Jayanti Pangkat 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 7 Rajeg Pangarengan 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 8 Rajeg Ranca Bango 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 9 Rajeg Sukamanah 3,4 BABS, CTPS dan Sampah 10 Jambe Jambe 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 11 Jambe Kutruk 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 12 Jambe Ranca Buaya 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 13 Jambe Sukamanah 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 14 Jambe Taban 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 15 Legok Ciangir 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 16 Pagedangan Cihuni 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 17 Rajeg Rajeg Mulya 3,3 BABS, CTPS dan Sampah 18 Teluknaga Kp. Melayu Barat 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 19 Cisauk Cisauk 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 20 Kronjo Pasir 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 21 Legok Palasari 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 74

No Area Berisiko Wilayah Prioritas Kecamatan Desa Bobot Penyebab Utama Risiko 22 Pagedangan Lengkong Kulon 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 23 Pagedangan Malang Nengah 3,2 BABS, CTPS dan Sampah 24 Pagedangan Pagedangan 3,2 BABS, CTPS dan Sampah B Area Risiko 3 1 Pakuhaji Surya Bahari 3,1 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 2 Sepatan Pondok Jaya 3,1 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 3 Pagedangan Jatake 3,1 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 4 Gunung kaler Gunung Kaler 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 5 Jayanti Pasir Gintung 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 6 Kronjo Cirumpak 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 7 Sepatan Kayu Bongkok 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 8 Sepatan timur Kampung Kelor 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 9 Kelapa dua Bencongan Indah 3,0 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 10 Sepatan timur Kedaung Barat 2,9 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 11 Sepatan timur Sangiang 2,9 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 12 Kosambi Dadap 2,9 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 13 Sukamulya Kali Asin 2,9 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 14 Cikupa Budi Mulya 2,8 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 15 Jayanti Cikande 2,8 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 16 Kresek Patrasana 2,8 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 17 Sepatan timur Tanah Merah 2,8 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 18 Gunung kaler Kedung 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 19 Jayanti Jayanti 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 20 Kosambi Rawa Burung 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 21 Kresek Koper 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 22 Kresek Pasir Ampo 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 23 Pagedangan Karang Tengah 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 24 Sukamulya Buni Ayu 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 25 Teluknaga Bojong Renged 2,7 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 26 Gunung kaler Tamiang 2,6 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 27 Kelapa dua Curug Sangereng 2,6 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 28 Cikupa Pasir Gadung 2,5 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 29 Pakuhaji Kalibaru 2,5 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 30 Pakuhaji Kramat 2,5 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 31 Sindang jaya Wanakerta 2,5 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 32 Sukadiri Buaran Jati 2,5 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 33 Cikupa Bunder 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 34 Cikupa Cikupa 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 35 Cikupa Sukanagara 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 36 Gunung kaler Rancagede 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 37 Gunung kaler Sidoko 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 38 Jambe Ancol Pasir 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 39 Kemeri Karang Anyar 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 40 Kemeri Kemeri 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 41 Legok Legok 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 42 Mekar baru Kedaung 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 43 Mekar baru Klutuk 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 44 Mekar baru Kosambi Dalam 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 45 Mekar baru Waliwis 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 46 Pakuhaji Buaran Bambu 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 47 Pakuhaji Buaran Mangga 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 75

No Area Berisiko Wilayah Prioritas Kecamatan Desa Bobot Penyebab Utama Risiko 48 Pakuhaji Sukawali 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 49 Pasar kemis Gelamjaya 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 50 Rajeg Jambu Karya 2,4 BABS, CTPS, Sampah dan Sumber air 5.2. Peta Area Beresiko 5.3. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini (Cakupan Layanan) 300 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang 2012 250 200 150 100 50 0 67 53 57 29 50 47 23 16 71 51 68 52 47 31 48 47 47 47 39 51 CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR 5.2.1. Pengelolaan PHBS Pengelolaan PHBS saat ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Persen 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Ya CTPS Jamban bersih dari Tinja Jamban bebas dari Kecoa PHBS Fungsi Penggelont or Ketersediaa n Sabun di jamban Pencemara n Wadah Air Perilaku BABs Ya 13,1 44,5 55,3 62,8 57 6,8 89 Tidak 86,9 55,5 44,7 37,2 43 93,2 11 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 76

5.2.2. Pengelolaan Limbah Domestik Cakupan Layanan Pengelolaan Limbah Domsestik Terlayani Belum Terlayani 33% 67% 5.2.3. Pengelolaan Sampah Kondisi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 0% 3% 4% 0% 12% 1% 1% 10% 69% Daur Ulang Dibuang Ke TPS Dibakar Dibuang Kelubang tertutup Dibuang kelubang terbuka Dibuang Kesungai Dibiarkan Dibuang ke kebun Tidak tahu 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 77

CAKUPAN PELAYANAN SAMPAH KABUPATEN TANGERANG 72% 27% 1% Terlayani DKPP Terlayani Swasta Belum Terlayani 5.2.4. Pengelolaan Drainase Cakupan Layanan Drainase Lingkungan Drainase Non Drainase 31% 69% 5.2.5. Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Medis 2012 Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Halaman - 78