Pengaruh perendaman dosis hormon methyl testosteron berbeda terhadap sintasan hidup dan pertumbuhan larva ikan nila, Oreochromis niloticus

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :14-22 (2013) ISSN :

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract


BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN AROMATASE INHIBITOR DAN MADU TERHADAP NISBAH KELAMIN IKAN GAPI ( Poecilia reticulata Peters ) Oleh: Budi Utomo C

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PENGARUH DOSIS AKRIFLAVIN YANG DIBERIKAN SECARA ORAL KEPADA LARVA IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) TERHADAP NISBAH KELAMINNYA

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

I. PENDAHULUAN. Ikan guppy adalah salah satu sumber devisa bagi Indonesia. Berdasarkan data

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

Iptek bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Petani Ikan Kelurahan Rap Rap. (Science and Technology for Fish Farmers Group of Rap Rap Village)

M. Zairin Jr., A. Yunianti, R.R.S.P.S. Dewi, dan K. Sumantadinata

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

I. PENDAHULUAN. Budidaya monoseks sudah umum dilakukan pada budidaya ikan. (Beardmore et al, 2001; Devlin and Nagahama, 2002; Gomelsky, 2003), dan

(The effect of feed combination on growth and survival of catfish larvae, Clarias gariepinus)

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

Lama Waktu Perendaman Larva Ikan Cupang (Betta splendens) yang Berumur 5 Hari dengan Hormon 17α-Metiltestosteron terhadap Keberhasilan Monosex Jantan

BAB III BAHAN DAN METODE

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkawinan. Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. yang sudah dikenal luas dan termasuk komoditas ekspor. Kelebihan ikan guppy

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

Alih kelamin jantan ikan nila menggunakan 17α-metiltestosteron melalui pakan dan peningkatan suhu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

I. PENDAHULUAN. banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat. Dapat dikatakan lebih lanjut

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

The Effect of Sex Reversal Using 17 α-metiltestosteron Hormones Toward The Color Intensity of Male XX and Male XY of Figting Fish (Betta sp.

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

The effect of different acriflavine doses and immersion times on male sex reversal of bagrid catfish (Hemibagrus nemurus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

II. BAHAN DAN METODE

Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Pemanfaatan ragi (Saccharomyces cerevisiae) pada formulasi pakan dalam meningkatkan pertumbuhan ikan Nila (Oreochromis niloticus) Abstract

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Transkripsi:

Pengaruh perendaman dosis hormon methyl testosteron berbeda terhadap sintasan hidup dan pertumbuhan larva ikan nila, Oreochromis niloticus (The effect of immersion in different doses of methyl testosteron hormone on survival and growth of nile tilapia larvae, Oreochromis niloticus) Refli Matheos, Juliaan Ch Watung, Ockstan Kalesaran Abstract This study aimed to determine the effect of methyl testosterone hormone for immersion of tilapia larvae for 8 hours on survival rate and growth of tilapia larvae (Oreochromis niloticus). Test animals used were as many as 240 larvae of tilapia, with methyl testosterone hormone treatment as much as A = 0 mg / l, B = 1,5 mg / l, C = 2,5 mg / l, and D = 3,5 mg /. Survival rate of tilapia larvae live on the highest dose of 1.5 mg / l which is 93.33% (A) followed by 83.3% (C), 80% (A), 75% (D). Highest absolute growth of larvae at the 2,34 cm (D) followed at 2,23 cm (C), 2,21 cm (B), 2,13 cm (A). The results showed that the differences in the dose of methyl testosterone did not give significantly different effect on survival rate of larvae and absolute growth. Keywords: immersion, methyl testosterone hormone, Oreochromis niloticus, survival PENDAHULUAN Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup populer di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan komoditas unggulan. Sifat unggul dari ikan tersebut misalnya memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan toleran pada kondisi lingkungan yang rendah. Tetapi ikan ini juga memiliki kekurangan yaitu mudah untuk kawin silang dan bertelur secara liar, sehingga untuk mencapai ukuran konsumsi sedikit sulit karena menurut ( Khairuman dan Amri, 2008 ), khususnya untuk ikan nila betina setelah ukuran 200 gram akan mulai berproduksi. Jadi energi yang dihasilkan oleh ikan nila betina tidak sepenuhnya digunakan untuk pertumbuhan melainkan untuk reproduksi dan pergerakan. Menurut Yuliati dkk (2003) sifat mudah berkembangbiak dapat mengakibatkan pertumbuhan menurun 10-20 % per generasi yang ditandai dengan ukuran tubuh kecil, lambat tumbuh dan cepat matang gonad pada ukuran kecil. Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, umur dan kualitas air pemeliharaan (Putra dkk, 2011). Zairin (2002) menyatakan bahwa metode perendaman larva dalam hormon, maka hormon akan masuk kedalam tubuh ikan melalui pertukaran seperti insang, kulit dan gurat sisi serta melalui proses defusi. Sekarang ini belum diketahui dosis yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Namun perlu di perhatikan hormon steroid, misalnya methyl testosterone terdapat kecenderungan pemberian dosis yang terlalu rendah menyebabkan ikan 51

menjadi steril, abnormalitas dan juga kematian ( Zairin, 2002 ). Sesuai dengan pernyataan Shepered dan Bromage dalam Zairin (2002) bahwa methyl testosterone dan androgen umumnya memiliki sifat anabolik yang mampu merangsang pertumbuhan. Untuk perendaman yang efektif perlu diperhatikan hubungan konsentrasi dan lama perendaman. Umumnya perendaman dengan dosis yang tinggi akan membutuhkan waktu perendaman yang singkat dan sebaliknya (Hunter dan Donaldson, 1983). Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis yang tepat untuk perendaman larva ikan nila selama 8 jam dengan larutan hormon Methyl Testosterone terhadap sintasan dan pertumbuhan mutlak larva ikan nila ( Oreochromis niloticus ). BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidaya Ikan, Politeknik Negeri Nusa Utara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dan Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi pembenihan ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Sam Ratulangi. Waktu penelitian selama 2 bulan, dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2013. Wadah dan Bahan Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium berjumlah 12 buah. Ukuaran masing masing akuarium adalah 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan ketebalan kaca 5 mm dan dapat menampung 30 liter air. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan nila sebagai hewan uji. Larva ikan nila yang digunakan berumur 7 hari sebanyak 240 ekor yang diperoleh dari 52 hasil pemijahan 1 ekor induk betina dan tiap akuarium digunakan 20 ekor larva ikan nila. Hormon yang digunakan dalam penelitian ini adalah methyl testosterone sebanyak 22,5 mg dan juga alkohol 70 % sebanyak 18 ml yang digunakan untuk mengencerkan hormon. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut A = dosis methyl testosterone 0 mg/l B = dosis methyl testosterone 1,5 mg/l C = dosis methyl testosterone 2,5 mg/l D = dosis methyl testosterone 3,5 mg/l Prosedur Percobaan dan pengambilan Data Sebelum melakukan penelitian, ikan uji ditangkap dan ditampung dalam akuarium pemeliharaan dengan ukuran 50 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan aerasi dan dipelihara selama 2 hari untuk menghilangkan kuning telur dari perut ikan uji tesebut. Setelah persediaan kuning telur habis larva dibawa ke laboratorium untuk diberi perlakuan hormon methyl testosterone. Hormon methyl testosterone ditimbang dan ikan uji di hitung 20 ekor pada masing masing perlakuan. Hormon yang sudah ditimbang, di larutkan dengan alkohol 70 % sebanyak 1.5 ml pada masing masing dosis hormon. Kemudian hormon dimasukan dalam toples yang berisi air sebanyak 1 liter dan diberi aerasi selama 5 menit untuk menguapkan alkohol. Setelah itu larva ikan diisi dan diredam selama 8 jam. Selesai proses perendaman, ikan di angkat dan dipindahkan ke akuarium pemeliharaan dan dipelihara selama 1 bulan.

Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 wita dan pada sore hari pukul 16.00 wita. Jenis pakan yang diberikan adalah kuning telur dengan dosis 3 sendok teh perhari untuk tiap wadah selama satu minggu. Setelah itu menggunakan tepung pelet yaitu pellet yang sudah dihaluskan dengan dosis 2 sendok teh perhari pada tiap wadah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sintasan hidup dan pertumbuhan mutlak ikan uji. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu dan ph, dimana pengukuran suhu dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari dengan menggunakan thermometer. Sedangkan untuk mengukur ph dilakukan seminggu sekali yaitu pada pagi hari. Sintasan hidup Sintasan hidup larva ikan uji ditentukan pada akhir percobaan dan presentase sintasan hidup dari larva yang diberi perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut Murtidjo (2001) yaitu : N t Sr = X 100 % N o Sr = Pesentase kelangsungan hidup Nt = Jumlah larva pada akhir pengumpulan data No= Jumlah larva pada awal pengumpulan data. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan mutlak diperoleh dari selisih antara berat atau panjang rata rata selama pemeliharaan dan juga dapat diartikan sebagai pertambahan berat atau panjang dari setiap kelompok umur ( Weatherly dalam Lumenta 2000 ). Untuk menghitung pertumbuhan mutlak dapat digunakan rumus yang dikemukakan Suseno dalam Lumenta (2000) : L = L t - L o Ket : L = Pertumbuhan mutlak berupa panjang Lt = Panjang total rata-rata individu pada akhir percobaan Lo = Panjang total rata-rata individu pada awal percobaan Analisis Data Data yang diperoleh dinyatakan dalam bentuk nilai rata rata. Untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap sintasan hidup dan pertumbuhan mutlak, maka dilakukan analisis ragam. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sintasan Hidup Larva Hasil pesentase sintasan hidup larva ikan nila dengan perlakuan hormon methyl testosterone terhadap perlakuan A (0 mg/l), B (1,5 mg/l), C (2,5 mg/l) dan perlakuan D (3,5 mg/l) selama penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Sintasan hidup ( % ) 100 80 60 40 20 0 D 80 93.33 83.33 A B C Perlakuan Gambar 1. Histogram sintasan hidup larva ikan nila (Oreochromis niloticus) 75 53

Jumlah presentase sintasan hidup larva ikan nila tertinggi terdapat pada perlakuan B (93,33 %) yang diikuti perlakuan C (83,33 %), kemudian perlakuan A (80 %) dan D (75 %). Selanjutnya hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian hormon metil testosteron terhadap larva ikan nila selama 1 bulan pemeliharaan, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap sintasan hidup. Perlakuan D dengan dosis 3,5 mg/l mendapat sintasan yang terendah yaitu 75 %. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan Arfa dkk (2002) menggunakan dosis hormon metil testosterone sebanyak 4 mg/l dapat menghasilkan 47,20 % sintasan hidup ikan tetra kongo. Hasil penelitian Suryanto dan Setyono (2007) menggunakan dosis hormon methyl testosterone 2 ppm terhadap pengaruh umur yang berbeda pada ikan nila memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap sintasan hidup. 2. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan mutlak larva ikan uji dapat dilihat pada gambar 2. Pertumbuhan Mutlak (cm) 2.35 2.3 2.25 2.2 2.15 2.1 2.05 2 2.13 2.21 2.23 2.34 A B C D Perlakuan Gambar 2. Histogram pertumbuhan mutlak larva ikan nila ( Oreochromis niloticus ) Pertumbuhan mutlak yang tinggi yaitu terdapat pada perlakuan D yang menghasilkan panjang tubuh 2,34 cm, 54 diikuti perlakuan C = 2,23 cm kemudian perlakuan B = 2,21 cm dan perlakuan A = 2,13 cm. Dari hasil yang di peroleh maka dapat dilihat bahwa perlakuan dengan menggunakan dosis hormon methyl testosterone yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan bagi larva ikan nila. Hal ini didukung oleh perlakuan yang dilakuakan oleh Arfa dkk (2002) dimana pemberian hormon methyl testosterone pada ikan tetra kongo dengan dosis 4 mg/l didapat bobot panjang 4,40 cm. Watung (2000) perlakuan dosis hormon methyl testosterone yang dicampur dalam pakan pada ikan Gupi juga memberikan pengaruh peningkatan pertumbuhan panjang tubuh ikan. Hasil penelitian mendapatkan perlakuan hormon methyl testosterone dengan dosis berbeda setelah dilakukan analisis ragam, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak larva ikan. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu dan ph air. Hasil pengukuran suhu air selama penelitian berkisar 24 0 27 0 C, sedangkan untuk ph air berada pada kisaran 7,0 7,3 ppm. Kordi dalam Pehelerang (2006) mengemukakan bahwa suhu yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila yaitu pada kisaran 25 0 30 0 C. Pada umumnya ph yang cocok untuk semua jenis ikan termasuk ikan nila adalah pada kisaran 6,7 8,6. Kualitas air selama penelitian menunjukan layak untuk kegiatan budidaya ikan nila. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dosis hormon methyl testoterone tidak memberikan pengaruh yang nyata pada sintasan hidup dan pertumbuhan mutlak larva ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA Arfah H, Almuddin, Sumantadinata K, Ekasari J. 2002. Seks Reversal Pada Ikan Tetra Kongo Stadia Larva. Jurnal Akuakultur Indonesia Sex Reversal pada Ikan Tetra Kongo, 1 (2) : 69 74. Hunter GA, Donaldson EM. 1983. Hormonal sex control and application to fish culture. P 223-291. In : W.S. Hoar, D.J. Randall, and E. M. Donaldson (Eds). Fish Physiology, Vol. IX B. Academic Press. New York. Khairuman, AK. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta. Lumenta C. 2000. Manajemen Pemberian Pakan. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan. Universitas Sam Ratulagi Manado Murtidjo BA. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Putra I, Setiyanto DD. Wahyjuningrum D. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila Oreochromis niloticus Dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 : 56 63. Pehelerang EM. 2006. Sintasan Hidup Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) Yang Diberi Larutan Fertilisasi NaCl dan Urea Dalam Wadah Terkontrol. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT Manado ( Skripsi ). Suryanto AM, Setyono B. 2007. Pengaruh Umur Yang Berbeda Pada Larva Ikan Nila (Oreochromis sp.) Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukan Kelamin Jantan Dengan Menggunakan Methyl Testosterone. Jurnal Protein, vol. 15, no. 1. Watung JC. 2000. Pengaruh Pemberian Hormon Methyl Testosterone Pada Ikan Gupi ( Poecillia reticulate Peters ) Terhadap Maskulinisasi Dan Kematangan Gonad. Program Pascasarjana Univesitas Gaja Mada Yokyakarta ( Tesis ). Yuliati P, Kadarini T, Rusmaedi, Subandiyah S. 2003. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Sintaan Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) Dikolam. Jurnal Iktiologi Indonesia, vol. 3, no.2. Zairin M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Nila Jantan Atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta. Zairin MJr, Yunianti A, Dewi RRSPS, Sumantadinata K. 2002.Pengaruh Lama Waktu Perendaman Induk Didalam Larutan Hormon 17 α- Methyl Testosterone Terhadap Nisbah Kelamin Anak Ikan Gapi, Poecillia reticulate Peters. Jurnal Akuakultur Indonesia, 1 (1) : 31 35. 55