III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

Syifa Nurjannah*, Budi Ayuningsih**, Iman Hernaman** Universitas Padjadjaran

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

[Pengaruh Level Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)...] Nughraha F

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

Pengumpulan daun apu-apu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Timbangan analitik dan timbangan digital, berfungsi untuk menimbang. 2. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Materi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III METODOLOGI. Penelitian mengenai konsentrat terfermentasi dilaksanakan. Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.

LAMPIRAN. % dari pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

Saeful Anwar*, Ana Rochana**, Iman Hernaman** Universitas Padjadjaran

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1) Ransum Ransum yang dibuat terdiri atas dedak halus, onggok, bungkil inti sawit, bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum officinarum). Bahan pakan diperoleh dari toko makanan ternak Ciawi Indah, yang berada di sekitar Pasar Ciawi, Bogor dan pucuk tebu diperoleh dari perkebunan di PTPN VI Subang. 2) Complete Rumen Modifier (CRM) CRM merupakan campuran produk pakan yang digunakan sebagai mixed feed additive yang berfungsi dapat menurunkan produksi gas metan. Terdiri atas tongkol jagung giling, lerak giling (Sapindus rarak), daun sengon giling (Albizia falcataria), daun turi giling (Sesbania grandiflora), molases, urea dan beberapa mikro mineral (Cu, Zn, dan Fe). Diperoleh dari Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. Bahan ini diberikan sebanyak 0-4% dari ransum yang digunakan (berdasarkan bahan kering). Tabel 1. Kandungan Nutrien CRM Kandungan Jumlah Protein Kasar, PK (%) 8,74 Lemak Kasar, LK (%) 3,47 Serat Kasar, SK (%) 31,32 Saponin (%) 6,43 Tanin (%) 2,46 Sumber : Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak Ruminansia, Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor (2015)

3) Cairan Rumen Cairan rumen digunakan sebagai sumber mikroorganisme rumen pada analisis menggunakan Rusitec. Cairan rumen berasal dari seekor sapi perah betina dewasa berfistula dengan bobot badan ±350 kg. Pengambilan cairan rumen dilakukan setiap 48 jam sekali pada pukul 10.00 WIB di kandang sapi perah Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. Jumlah cairan rumen setiap pengambilan yaitu ±2,8 liter. 4) Saliva Buatan Saliva buatan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode McDougall (1948) yang dikutip oleh Tilley and Tery (1963). Larutan ini digunakan sebagai penyangga atau buffer agar ph tetap seimbang, kisaran ph sekitar 6,8-7,0. Prosedur pembuatan saliva buatan terlampir pada Lampiran 1. 5) Gas Karbondioksida (CO2) Gas karbondioksida digunakan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi anaerob dalam vessel dan cairan rumen. 6) Oven Oven digunakan untuk mengetahui kadar bahan kering ransum sebelum dan sesudah inkubasi dengan temperatur 60 o C. 7) Syrinx Glass Syrinx glass digunakan untuk mengambil sampel gas total dari gascollection bag yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan methane analyzer. 8) Methane Analyzer Methane analyzer digunakan untuk mengukur gas metan yang dihasilkan selama inkubasi.

9) Kertas Lakmus Kertas lakmus digunakan untuk mengontrol ph saliva buatan dan cairan rumen sebelum dan sesudah inkubasi. 3.1.2 Alat Pembuatan Ransum Penelitian 1) Timbangan kapasitas 220 gram dengan ketelitian 0,001 gram untuk menimbang bahan pakan dan CRM. 2) Spatula atau sendok, digunakan untuk mengambil bahan yang ditimbang. 3) Plastik, digunakan untuk mencampurkan bahan sampai homogen. 3.1.3 Alat Pengambilan Cairan Rumen 1) Kain kasa, digunakan untuk menyaring cairan rumen. 2) Gelas ukur, digunakan untuk mengukur cairan rumen yang dibutuhkan. 3) Ember plastik, digunakan untuk menyimpan sementara cairan rumen. 3.1.4 Seperangkat Alat Rusitec 1) Penampung saliva buatan yang berisi larutan McDougall, sebagai penyangga agar ph tetap seimbang. 2) Pompa peristaltik, untuk mengalirkan saliva dari penampung sampai ke vessel. 3) Vessel untuk tabung fermentasi, dan feed container untuk tempat inkubasi pakan. 4) Waterbath digunakan untuk menyesuaikan suhu lingkungan rumen agar mikroba rumen bekerja dengan optimal. 5) Heater (pemanas air) dilengkapi thermostat, untuk menaikkan dan mengatur suhu di dalam waterbath.

6) Rak penyimpanan botol effluent dan gas-collection bag, untuk menyimpan botol effluent dan gas collection. 7) Botol penampung effluent untuk menampung sisa hasil fermentasi dalam bentuk cairan. 8) Gas-collection bag untuk menampung sisa hasil fermentasi dalam bentuk gas. 9) Motor listrik, untuk mengatur kecepatan feed container. 10) Roda gila, untuk konventor gerakan berputar. 11) Rak vessel di waterbath, untuk menyimpan vessel pada saat proses fermentasi. 12) Tabung CO2, untuk menjaga keadaan lingkungan agar tetap anaerob pada saat proses fermentasi. 13) Terminal gas CO2, untuk memperbanyak aliran gas CO2. 14) Tempat untuk mengganti sampel baru, digunakan pada saat pergantian sampel baru. 15) Selang benang untuk mengalirkan saliva dari tempat penampungan sampai ke vessel, dan selang silikon untuk mengalirkan sisa hasil fermentasi dari vessel ke botol effluent. 16) Spuit (jarum suntik) untuk memperbaiki alur saliva yang tersumbat pada selang benang, dan botol semprot berisi larutan saliva yang digunakan untuk menambah saliva yang masih kurang di dalam vessel. 17) Kantong nilon untuk tempat pakan dan CRM yang akan disimpan dalam feed container.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Pembuatan Ransum Penelitian 1) Siapkan tabel kandungan nutrisi bahan pakan dan buat formulasinya. Ransum yang dibuat sebanyak 500 gram. 2) Siapkan dan timbang masing-masing bahan pakan sesuai persentase. Bahan pakan terdiri atas dedak halus, onggok, bungkil inti sawit, bungkil kedelai, tepung daun gamal, dan pucuk tebu. Adapun kandungan nutrien bahan pakan penelitian terdapat pada Tabel 2, sedangkan komposisi ransum penelitian dan kandungan nutriennya terdapat pada Tabel 3. 3) Masukkan bahan pakan yang telah ditimbang ke dalam plastik. 4) Setelah dimasukkan, lalu bahan pakan dicampur sampai homogen. Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penelitian No Bahan Pakan.%... Kandungan PK LK SK Abu TDN 1 Dedak Halus 6,70 5,30 23,9 12,60 58,40 2 Onggok 2,90 1,30 9,20 7,60 60,70 3 Bungkil Inti Sawit 14,52 9,10 21,90 4,46 60,00 4 Bungkil Kedelai 44,60 1,30 5,10 6,70 87,20 5 Tepung Gamal 22,5 4,81 41,65 9,93 63,10 6 Pucuk Tebu 5,60 1,83 39,78 10,18 56,2 Sumber : Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak Ruminansia, Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor (2015)

No Tabel 3. Komposisi Ransum Penelitian dan Kandungan Nutriennya Bahan Pakan Persentase (%) Jumlah (gram) Kandungan PK LK SK Abu TDN.....%... 1 Dedak Halus 8 40 0,54 0,42 1,91 1,01 4,67 2 Onggok 7 35 0,20 0,09 0,64 0,53 4,25 3 Bungkil Inti Sawit 15 75 2,19 1,37 3,29 0,67 9,00 4 Bungkil Kedelai 10 50 4,46 0,13 0,51 0,67 8,72 5 Tepung Gamal 20 100 4,5 0,96 8,33 1,99 12,62 6 Pucuk Tebu 40 200 2,24 0,73 15,91 4,07 22,48 Jumlah 100 500 14,12 3,70 30,59 8,94 61,74 3.2.2 Prosedur Penggunaan Alat Rusitec Pada penelitian ini terdapat tiga tahapan untuk menjalankan alat Rusitec, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penghentian. 1) Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan menjalankan alat dan mempersiapkan bahan yang digunakan, hanya diisi dan dialiri dengan menggunakan aquades. Hal ini bertujuan untuk mengontrol kinerja alat agar dapat bekerja secara optimal. Lalu persiapan bahan yang digunakan seperti saliva buatan, pakan, dan kantong nilon. Persiapan kantong nilon ini mulai dari pemberian kode lalu dimasukkan ke dalam oven 60 C selama 48 jam sehingga didapatkan berat konstan, lalu ditimbang. 2) Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan evaluasi pakan menggunakan alat Rusitec meliputi penanganan isi rumen, inkubasi pakan dalam vessel, penggantian kantong

nilon, pengumpulan produksi gas dan effluent selama 48 jam, serta pengontrolan aliran saliva ke vessel. a. Penanganan isi rumen Saring isi rumen dengan 4 lapis kain kasa ke dalam ember plastik, lalu cairan rumen dimasukkan ke dalam vessel sebanyak 400 ml dan tambahkan saliva buatan sebanyak 400 ml. Timbang padatan isi rumen yang telah diperas sebanyak 75 gram, lalu dimasukkan ke dalam kantong nilon yang telah diberi kode. Setelah itu kantong nilon dimasukkan ke dalam feed container di dalam vessel. Kantong nilon yang berisi padatan isi rumen diambil pada 24 jam setelah dimasukkan untuk diganti dengan pakan baru yang akan diinkubasikan. Baik penanganan padatan maupun cairan rumen dilakukan secepatnya dibantu dengan mengalirkan gas CO2 untuk menjaga isi rumen tersebut dalam kondisi anaerob. Cairan rumen diambil setiap dua hari sekali pada waktu yang sama. b. Penimbangan sampel pakan yang diinkubasikan Timbang pakan yang akan diinkubasikan sebanyak 15 gram dan masukkan ke dalam kantong nilon berkode serta tambahkan CRM sebanyak 0%, 2%, dan 4% sesuai dengan perlakuan seperti tercantum dalam Tabel 4, lalu ikat rapat kantong nilon. Perhitungan banyaknya CRM yang ditambahkan terdapat pada Lampiran 2. Setelah itu masukkan kantong nilon ke dalam feed container pada hari pertama untuk diambil 48 jam mendatang.

Tabel 4. Komposisi Ransum Perlakuan Berdasarkan Bahan Kering Bahan Pakan Perlakuan (%) P1 P2 P3 Ransum 100 100 100 CRM 0 2 4 Total 100 102 104 Ransum (gram) 15 15 15 CRM (gram) 0 0,254 0,508 Total 15 15,254 15,508 Kandungan Nutrien PK (%) 14,12 14,03 13,94 LK (%) 3,70 3,695 3,690 SK (%) 30,59 30,61 30,62 Abu (%) 8,94 8,79 8,65 Saponin (%) - 0,11 0,22 Tanin (%) - 0,04 0,08 c. Penggantian kantong nilon. Penggantian kantong nilon dilakukan setiap 48 jam sekali. Pada saat penggantian, dimasukkan lagi kantong nilon yang berisi pakan yang baru. Untuk meminimalisir perubahan temperatur pada proses penggantian kantong nilon, vessel tetap direndam pada air bersuhu ±39 o C, sementara itu didalam vessel dialiri CO2 untuk menjaga lingkungan dalam vessel tetap anaerob. Disamping penggantian kantong nilon, dilakukan pula koleksi effluent (cairan sisa hasil fermentasi) dan gas yang diproduksi sekaligus pengukuran konsentrasi metan. d. Pengontrolan aliran saliva ke vessel Kegiatan ini harus dilakukan terutama sesaat setelah penggantian sampel yang diinkubasikan. Seringkali effluent di dalam vessel belum penuh sehingga effluent yang masuk ke botol penampung terganggu. Untuk memperlancar aliran dapat dilakukan dengan menyuntikkan saliva ke dalam outlet vessel

secara kontinyu hingga effluent dapat masuk ke dalam botol secara stabil. Kecepatan aliran saliva adalah 3-4%. 3) Tahap Penghentian Tahap ini harus dilakukan agar pada saat pengujian selanjutnya kondisi selang tetap berjalan lancar, tidak akan menghambat dan mempengaruhi pada analisis selanjutnya. Caranya sama seperti pada saat tahap persiapan, yakni diisi dan dialiri dengan aquades. 3.2.3 Prosedur Pengukuran Degradasi Bahan Kering 1) Masukkan kantong nilon beserta sisa pakan di dalamnya yang diambil dari dalam feed container ke dalam oven 60 C selama 48 jam. 2) Setelah berat kantong konstan, lalu dimasukkan ke dalam eksikator. 3) Timbang kantong yang berisi sisa pakan. 4) Selisih berat bahan kering sebelum dan sesudah sampel diinkubasikan ke dalam feed container merupakan nilai degradasi bahan kering pakan. Penentuan degradasi bahan kering dihitung menggunakan rumus (Tilley dan Terry, 1963). DBK (%) = (BK x A) - (BK x B) (BK x A) x 100% Keterangan : DBK : Degradasi Bahan Kering BK : Kandungan Bahan Kering (%) A : Total berat sampel sebelum diinkubasi B : Total berat sampel sesudah diinkubasi

3.2.4 Prosedur Pengukuran Produksi Gas Metan 1) Pengukuran konsentrasi metan dilakukan dengan menggunakan methane analyzer. 2) Gas metan yang dihitung adalah yang terdapat dalam gas-collection bag yang diproduksi selama 48 jam analisis. 3) Konsentrasi gas metan pada gas-collection bag dapat segera diukur secara bergantian dengan memasukkan mulut gas-collection bag ke dalam syrinx glass. 4) Dari mulut syrinx glass lalu dimasukkan ke dalam saluran input methane analyzer. 5) Angka yang terbaca pada methane analyzer adalah persentase volume (ml) metan pada gas yang tertampung dalam gas-collection bag. 3.2.5 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati adalah : 1) Degradasi Bahan Kering 2) Produksi Gas Metan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas tiga perlakuan dan enam ulangan, sehingga ada delapan belas unit percobaan. Adapun masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : P1 = 100% Ransum + 0% CRM P2 = 100% Ransum + 2% CRM P3 = 100% Ransum + 4% CRM

Model matematika yang digunakannya adalah sebagai berikut: Y ij = µ + π i + β j + ε ij Keterangan : Yij : Nilai pengamatan ke-i dalam kelompok ke-j µ : Nilai rataan populasi γ i : Pengaruh aditif perlakuan ke-i β j : Pengaruh aditif dari kelompok ke-j єij : Kesalahan (galat) percobaan ke-i dalam kelompok ke-j i : 1, 2, 3 j : 1, 2, 3, 4, 5, 6 Tabel 5. Daftar Analisis Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan 2 JKP KTP KTP Kelompok 5 JKK KTK Galat 10 JKG KTG KTG Total 17 JKT Sumber : (Gaspersz, 1995) Keterangan : db JK KT : Derajat Bebas : Jumlah Kuadrat : Kuadrat Tengah Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 H1 : P1 = P2 = P3 berarti tidak ada pengaruh antar perlakuan. : P1 P2 P3 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah Keputusan: 1. Jika Fhitung Ftabel (0,05) artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1.

2. Jika Fhitung > Ftabel (0,05) artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Jika perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji jarak berganda duncan dengan rumus : LSR = SSR x S y S y = KTG r dimana: S y r KTG LSR SSR : Standard error : Ulangan : Kuadrat Tengah Galat : Least Significant Range Test : Studentized Significant Range Bila selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR ternyata: d LSR maka tidak berbeda nyata, d > LSR maka berbeda nyata.