BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk penanganan korban, saksi, dan pelaku akan diurusi oleh pihak Reserse.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM INFORMASI PENDATAAN KASUS KECELAKAAN DAN TILANG PADA BAGIAN SATLANTAS DI KPPP TANJUNG PERAK

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi komputer yang mampu menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB III PENGGUNAAN LIE DETECTOR SEBAGAI ALAT PENDUKUNG DALAM PENGUNGKAPAN PERKARA PIDANA PADA TAHAP PENYIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta menerapkan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perluasan media informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan perlu adanya sistem untuk mengelolah file-file proyek, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya penggunaan komputer di berbagai bidang. Banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kepada orang tertentu, mulai dari mengirim utusan (kurir), lewat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelajaran juga menjadi hal yang sangat penting. dalam bentuk permainan sehingga anak-anak tertarik untuk belajar.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2009 / 2010

PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP PERKARA PIDANA SAMPAI PADA TINGKAT PENYIDIKAN. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. BP-USKP atau Badan Penyelenggara Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat dilakukan oleh perusahaan. kepada partner bisnisnya dan dapat melakukan pemesanan secara online.

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak sebagai penunjang pekerjaan terutama di bagian TU.

PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BARESKRIM POLRI STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN PENYIDIKAN

Sandy Kartasasmita, M.Psi., Psikoterapis., Psikolog., CMHA., CBA FORENSIC PSYCHOLOGY

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia membuat manusia yang dalam hal ini sebagai user. menggunakan model ataupun pengarsipan secara manual.


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan informasi orang bisa mengetahui hal-hal yang belum diketahuinya,

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PENYELIDIKAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suku dinas P2B (Pengawasan dan Penertiban Bangunan) Kota

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat merubah cara hidup manusia. Perubahan-perubahan ini seiring

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum, memiliki berbagai macam peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi sudah merambah semua bidang, mulai dari bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL WAWANCARA DENGAN AKBP AUDIE LATUHERY KASAT CYBERCRIME DIT RESKRIMSUS POLDA METRO JAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan dunia informasi yang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB 1 PENDAHULUAN. paling efektif dan efisien pada masa sekarang. Oleh karena itu, suatu lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan khususnya bidang pendidikan seperti sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dengan perusahaan lainnya dalam mencapai sasaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lancarnya pelaksanaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dulunya merupakan barang yang berharga dan yang bisa memiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif menyebabkan kebutuhan akan informasi semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini banyak budaya dari luar masuk ke Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Gambar desain penelitian adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis,

BAB 1 PENDAHULUAN. internet bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat. untuk mencari parkir di tempat tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. sketsa wajah tersangka pelaku kriminal.

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga kesehatan pemerintah yang memberikan jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi sekarang ini sudah semakin berkembang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini

Demikian untuk menjadi maklum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kombinasi dari bahasa sansekerta cred yang artinya kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan penyedia jasa pengiriman barang memegang peranan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. terutama komputer yang merupakan sarana utama kerja dan sarana utama hiburan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kejahatan yang terjadi di negara kita telah semakin banyak dan beragam macamnya. Suatu tindak kejahatan secara umum menimbulkan bukti segitiga, yaitu adanya barang bukti, korban dan saksi, juga pelaku tindak kejahatan. Dalam menyelidik suatu tindak kejahatan pihak kepolisian terbagi menjadi dua tim dengan tugas yang berbeda untuk menangani bukti segitiga itu. Untuk penanganan korban, saksi, dan pelaku akan diurusi oleh pihak Reserse. Sedangkan dalam penyidikan barang bukti dan mengolah Tempat Kejadian Perkara ( TKP ) menjadi wewenang tim Forensik untuk menyidiknya. Dalam tugasnya Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal ( Puslabfor Bareskrim ) Mabes Polri, berfungsi memberikan bantuan tekhnis operasional di lapangan dalam menyelidiki suatu tindak kejahatan baik secara pidana maupun perdata dengan menggunakan parameter sains. Karena setiap kejahatan akan meninggalkan bekas yang dapat dilacak oleh pihak penyidik guna mengungkap kejahatan. Pembuktian secara ilmiah dibutuhkan multi disiplin ilmu baik eksak ( Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, dan Tehnik ), maupun non eksak ( Psikologi, Kriminologi ). Puslabfor tidak bertugas untuk membuktikan suatu tindak kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang diduga sebagai pelaku kejahatan, tetapi mencari alibi alibi lain yang dijalankan secara ilmiah 1

2 agar benar benar menguatkan pembuktian bahwa tindakan kejahatan benar dilakukan oleh pelaku. Selain ditingkat pusat, Laboratorium Forensik juga mengadakan pemeriksaan laboratorium pada tingkat kewilayahan dalam membantu proses penyidikan nantinya. Sampai sekarang Puslabfor memiliki enam buah cabang yang berada di Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Makasar, dan juga Denpasar. Alasan pendirian dikota kota itu karena merupakan kota besar dan diharapkan dapat memback-up masalah pemeriksaan forensik Provinsi yang menjadi areal wilayah kerja cabang tersebut. Perkara yang ada di kewilayahan akan ditangani oleh Labfor Cabang setempat yang merupakan cakupan wilayah cabang tersebut. Setelah perkara ditangani, maka Labfor Cabang mengirimkan laporan perkara perkara yang telah ditangani Labfor Cabang tersebut ke Puslabfor Mabes Polri. Sesampainya di Puslabfor Mabes Polri, laporan laporan yang masuk dari semua cabang akan direkapitulasi yang kemudian akan dilaporkan ke Mabes Polri. Setelah laporan perkara semuanya telah selesai dibuat, maka laporan laporan tersebut akan dikumpulkan untuk dijadikan arsip. Sampai dengan saat ini, laporan perkara yang masuk dari Labfor Cabang ke Puslabfor sangatlah banyak. Selama ini aliran laporan perkara dari cabang ke pusat dan pengarsipan di pusat masih dilakukan dengan sistem manual. Untuk pengirimannya masih menggunakan jasa pelayanan Pos, sedangkan untuk pengarsipan masih ditumpuk begitu saja setelah laporan itu selesai dibuat.

3 Hal itulah yang mendorong penulis untuk menjadikan masalah tersebut menjadi bahan untuk skripsi ini. Karena penulis beranggapan bahwa sistem yang sudah ada tersebut harus diperbaiki agar menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kinerja Puslabfor Mabes Polri. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin membuat sebuah aplikasi yang dapat membantu Puslabfor Mabes Polri dalam hal pelaporan perkara dari Labfor Cabang ke Puslabfor, serta pengarsipan di Puslabfor itu sendiri. Aplikasi ini akan menggunakan jaringan internet, sehingga memudahkan pengiriman laporan dari Labfor Cabang ke Puslabfor Mabes Polri. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan aliran laporan perkara dari cabang ke pusat akan lebih mudah dipantau sehingga dapat memperlancar dan mempermudah tugas Puslabfor Mabes Polri. Selain itu, dengan aplikasi ini Puslabfor Mabes Polri juga dapat mengetahui laporan perkara selama periode waktu tertentu, misalnya jumlah perkara yang masuk selama sebulan atau setahun. 1.2 Ruang Lingkup Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi perancangan aplikasi pelaporan data perkara pada Puslabfor Mabes Polri yang mencakup : 1. Laporan laporan perkara yang terdiri dari : a. Rekapitulasi laporan perkara per bulan b. Rekapitulasi laporan perkara per tahun c. Rekapitulasi laporan perkara per polda d. Laporan jumlah perkara yang belum selesai

4 e. Laporan jumlah perkara yang sudah selesai f. Kinerja Taud dan Unit 2. Pengguna atau user adalah admin,taud, dan unit 3. Wilayah atau kota yang dicakup yaitu Medan, Palembang, Semarang, Jakarta, Surabaya, Makasar, dan Denpasar. 4. Pembuatan database yang berguna untuk pengarsipan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa dan merancang sistem aplikasi pelaporan perkara pada Puslabfor Mabes Polri sehingga Labfor Cabang dapat lebih mudah untuk mengirimkan laporan perkara ke Puslabfor Mabes Polri. Adapun manfaat yang akan diperoleh adalah : 1. Meningkatkan kinerja Puslabfor Mabes Polri. 2. Mempermudah pengiriman laporan perkara dari Labfor Cabang ke Puslabfor Mabes Polri. 3. Mengetahui jumlah perkara yang masuk. 4. Mengetahui jumlah perkara yang sudah selesai dan belum selesai. 5. Mempermudah dalam pengarsipan. 1.4 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metodologi analisis,studi pustaka, dan perancangan, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

5 1. Metode Analisis Analisis sistem dilakukan melalui tahapan tahapan yaitu : a. Analisis terhadap sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan. b. Survei atas kebutuhan pengguna. c. Data data yang berhubungan dengan perusahaan diperoleh melalui studi lapangan, yaitu survei dan wawancara dengan pihak perusahaan. d. Analisis terhadap hasil survei. e. Identifikasi persyaratan sistem. 2. Studi Pustaka : Studi pustaka dilakukan untuk mencari teori teori yang dapat mendukung di dalam pembuatan aplikasi ini. 3. Metode Perancangan : a. Merancang UML. b. Merancang database. c. Merancang layar. d. Merancang spesifikasi proses. 1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulisan, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan dan metodologi yang

6 digunakan dalam penelitian ini secara sistematik penulisan skripsi. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori ataupun peraturan yang dapat menunjang pembahasan dan dipakai untuk menarik kesimpulan dalam skripsi ini. Di samping itu, bila masalah itu berhubungan erat dengan lokasi dan situasi sekitarnya, maka pada bab ini perlu dikemukakan penggambaran lokasi dan situasi tersebut. Pengungkapan teori diambil dari literatur (studi pustaka) dipakai sebagai penunjang penulisan skripsi, dengan cara mengutip pendapat penulis atau pakar, penyunting, penerjemah yang dimuat dalam koleksi literatur tersebut. BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang organisasi, analisis sistem yang sedang berjalan dan permasalahan yang ada, usulan pemecahan masalah, serta perancangan aplikasi yang akan dibuat. BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan sistem, tampilan layar, serta hasil evaluasi dari aplikasi yang sudah berjalan.

7 BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan saran saran pengembangan di masa yang akan datang.