RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN ASET DAERAH DENGAN PEMANFAATAN GOOGLE API

dokumen-dokumen yang mirip
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DESIGN ASSET FOR MAPPING USING GOOGLE API

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG DAERAH STUDI KASUS: BAGIAN PERLENGKAPAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM`

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN

SOFTWARE REQUIREMENT SPECIFICATION SISTEM PERENCANAAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI SESUAI DENGAN STANDARD IEEE

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

Kata kunci : Sistem informasi, UML, Penggajian

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TEMPAT KESEHATAN DI KOTA JAMBI. Erick Fernando STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pendataan Paud Di Indonesia Berbasis Web

SIMULASI PERENCANAAN BIAYA IBADAH HAJI DENGAN METODE MONTECARLO DAN PERSPEKTIF TIME VALUE OF MONEY

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN UML (Studi Kasus: SMP N 1 Jambi)

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. penyebaran informasi masih menggunakan cara selebaran ataupun melalui suratsurat

BAB IV HASIL RANCANGAN Hardware 1. Processor : Intel Dual Core CPU 2.0GHz 2. Memory (RAM) : 1 GB 3. Hardisk : 80 GB

1 BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM MANAJEMEN SPARE PART FASE ANALISA DAN DESAIN SISTEM MENGGUNAKAN METODE WATERFALL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 3. Metode Perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan di bahas perancangan database, perancangan website, dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Waterfall (Jogiyanto, 2010:59). Pada penelitian ini dilakukan mulai dari tahap analisa, desain dan

BAB III METODE PENELITIAN. (Software Development Life Cycle). System Development Life Cycle (SDLC) adalah

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap implementasi sistem adalah tahap penerapan dari hasil analisis dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian rekayasa perangkat lunak yang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PERSYARATAN PRODUK


BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI MONITORING PROYEK FURNITURE DI PT. XYZ

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Gambaran Umum Tujuan dari Membuat aplikasi Sistem Informasi Monitoring SP2d dan SPM

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Implementasi Antarmuka Aplikasi a. Login Gambar 4-1. Tampilan Halaman Utama Cara Pemakaian: 1. User mengisi username e dan password. 2. Tekan b

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh ke dalam bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk

IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE UNTUK MENCARI LOKASI ATM DI WILAYAH DEPOK

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (Hardware) dan perangkat lunak (software), baik dari sisi client maupun sisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi website, antara lain: perangkat keras yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. (RAM), Sistem Operasi Windows 8.

BAB IV HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PENILAIAN RAPOT DI SEKOLAH MENENGAH ATAS YADIKA 2

Tugas Akhir. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Parkir. Universitas Komputer Indonesia, Bandung

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. praktik di CV. Dwitunggal Abadi, ada beberapa cara yang telah dilakukan, ditampilkan dalam web yang akan dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun pengembang adalah berbasis web. Untuk dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 3 Perancangan Sistem

Membuat spesifikasi kebutuhan sistem berdasarkan ISO 9001:2000. Mendesain sistem informasi sesuai spesifikasi kebutuhan yang dihasilkan

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pondok Pesantren di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OBJEK WISATA KOTA BANDUNG

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN. aplikasi pencarian judul buku terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program Aplikasi Pemesanan untuk Jasa Amal pada Yayasan Dana

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Transkripsi:

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN ASET DAERAH DENGAN PEMANFAATAN GOOGLE API Yudhi Kurniawan Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ma Chung Villa Puncak Tidar N 01, Malang, 65314, Indonesia e-mail: Yudhi.kurniawan@machung.id ABSTRAK Sejak diberlakukannya sistem otonomi daerah, pemerintah daerah berwenang untuk mengelola dan memantau lokasi - lokasi aset yang ada di daerah masing-masing. Pengelolaan aset tersebut tidak hanya berhenti sampai tahap pengarsipan, namun diharapkan juga pemerintah daerah dapat mengambil keputusan, menganalisis pemetaan, mengelola dan memantau keberadaan serta kondisi aset tersebut sebagai dasar dari pihak eksekutif dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan aset daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan hasil dalam bentuk geografis yang dilengkapi dengan foto kondisi aset terakhir dan posisi letak aset, berada dalam sebuah peta dan juga dalam bentuk visualisasi data sebagai excutive summary report. Sistem ini dikembangkan dalam bentuk web based dengan penggunaan teknologi ASP.NET framework 4 untuk bahasa pemrogramannya dan memanfaatkan subgurim.net sebagai framework peta Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Aset Daerah, ASP.NET Framework 4, Subgurim.Net, Executive Summary Report PENDAHULUAN Sejak diberlakukannya sistem otonomi daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan penuh dan bertanggung jawab untuk mengelola dan memantau lokasi - lokasi aset yang ada di daerah masing-masing. Pengelolaan aset tersebut tidak hanya berhenti sampai tahap pengarsipan, namun diharapkan juga pemerintah daerah dapat mengambil keputusan, melakukan analisa, mengelola dan memantau keberadaan serta kondisi aset tersebut serta memberikan informasi yang berhubungan dengan data baik berupa spasial dan non spasial. Hampir semua komunitas bisnis termasuk pemerintah di dalamnya ingin menampilkan atau melihat entitas-entitas beserta atributnya terkait bisnisnya secara keseluruhan di atas peta analog maupun digital. Dengan tampilan ini mereka mengharapkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif beserta pola-pola spasial yang melekat erat pada aktivitas terkait, yang sebenarnya hanya dapat diwujudkan dalam bentuk visual. Namun hal tersebut tidak akan nampak jika hanya diwujudkan dalam data numerik atau tabel atribut saja. Begitupun juga denganinformasi mengenai aset pemerintah daerah diharapkan tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh Bagian Peralatan dan Aset Daerah saja, namun juga Sekretaris Daerah serta Anggota Dewan/DPR terkait untuk dimanfaatkan sesuai keperluan masingmasing. Jika informasi tersebut hanya disajikan dengan peta konvensional maka akan terasa kurang efisien karena peta konvensional tidak mampu memberikan informasi secara lengkap C-9-1

mengenai aset daerah. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengatasi masalah ini yaitu Sistem Informasi Geografis. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) bertujuan untuk dapat memenuhi keperluan informasi yang cepat dan akurat sehingga mempermudah pemerintah daerah untuk mengelola asetnya. Sistem informasi geografis mampu menyajikan informasi berupa data spasial beserta atribut-atributnya dalam bentuk geografis yang dilengkapi dengan dashboard menampilkan execuitve summary report, sehingga informasi yang diperoleh lebih menarik dan mudah untuk dipahami. METODE Dalam penelitian ini di gunakan beberapa metode sesuai dengan System Development Life Cycle dalam model waterfall dimana kegiatan awal yang dilaksanakan adalah 1. Analisa Kebutuhan Dan Permodelan Proses Dalam analisa kebutuhan ini dibuatt sebuah tabel kebutuhan fungsional dan non fungsional yang nantinya di gunakan sebagai dasar dalam permodelan prosesnya. Tabel 1 : Analisa Kebutuhan Sistem Informasi Geografis No. Deskripsi Fungsional Pengguna Sistem 1. Sistem hanya dapat dioperasikan menggunakan web browser 2. Operator sistem adalah staff SKPD yang ditujuk oleh pimpinan untuk mengoperasikannya 3. Masing - masing pengguna memiliki username dan password yang berbeda 4. Pengguna dapat login dan logout ke sistem 5. Pengguna memiliki hak akses dalam sistem sesuai kewenangannya 6. Pengguna dapat melakukan eksplorasi peta 7. Pengguna dapat melakukan mastering dan managing data spasial dan data atribut 8. Pengguna dapat melakukan view laporan 9. Pengguna dapat mengunduh peta 10. Pengguna dapat mengunduh laporan 11. Pengguna dapa mencari lokasi aset dengan memasukan keyword tertentu Pengguna dapat melakukan managing data user 12. Pengguna dapat memilih layer peta 13. Sistem dapat menampilkan peta berdasarkan layer yang dipilih 14. Sistem dapat menampilkan atribut dari data spasial 15. Sistem dapat menampilkan hasil pencarian berdasarkan keyword 16. Sistem dapat memproses laporan secara otomatis Non Fungsional C-9-2

No. Tabel 1 : Analisa Kebutuhan Sistem Informasi Geografis (Lanjutan) Deskripsi 17. Sistem menampilkan menu dan fitur sesuai dengan hak akses pengguna 18. Sistem dapat memberikan konfirmasi kelengkapan data apa saja yang wajib diisi. 19. Sistem memberikan konfirmasi terhadap perubahan, penambahan, dan penghapusan data Fungsional Pengguna Sistem Non Fungsional Dari tabel analisa kebutuhan yang ada maka di lanjutkan dengan identifikasi Aktor-aktor yang terkait antara lain : a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) b. Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah c. Eksekutif : a. Sekretaris Daerah b. Dewan/DPR. Masing-masing SKPD menyusun Rencana Kebutuhan Barang dan Kebutuhan Pemeliharaan Barang kemudian menyampaikannya kepada Bagian Perlengkapan untuk meneliti dan menyusunnya menjadi Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (RDKBMD). Jika ternyata Rencana Kebutuhan Barang dan Kebutuhan Pemeliharaan Barang tidak disetujui maka pihak SKPD yang bersangkutan diminta untuk menyusun ulang, Jika diterima maka RDKBDM akan diajukan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan sebagai Daftar Rencana Tahunan dan Pemeliharaan Barang Daerah Kabupaten. Gambar 1 : Activity Diagram Perencanaan Kebutuhan Pelaksanaan penerimaan barang diawali dengan pihak SKPD menerbitkan surat perintah kerja/surat perjanjian/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Barang yang akan diterima harus disertai dengan dokumen yang jelas menyatakan macam/jenis, banyak, harganya, dan spesifikasi barang. Pernyataan penerimaan barang dinyatakan sah apabila telah ditandatangani oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah (Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah). Apabila berdasarkan penelitian ternyata ada kekurangan syarat-syarat yang belum terpenuhi, maka penerimaan barang dilakukan dengan membuat tanda penerimaan barang sementara yang dengan tegas mencantumkan sebab-sebab dari penerimaan sementara barang. Apabila kekurangan dan syarat-syarat tersebut telah terpenuhi maka dapat dilaksanakan penerimaan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. C-9-3

Gambar 2: Activity Diagram Penerimaan Barang Dari barang yang sudah diterima maka dilanjutkan dengan proses penyaluran, dimana proses ini disesuaikan dengan kebutuhan per SKPD, ada beberapa mekanisme yang harus dijalankan yang digambarkan dalam diagram sebagai berikut : Gambar 3: Activity Diagram Penyaluran Barang Daerah Setelah barang diterima selanjutnya adalah penyimpanan dengan menggunakan beberapa dokumen dengan tujuan mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang, dan keadaan persediaan barang ke dalam buku/kartu barang. Berdasarkan hasil analisa masalah tersebut, maka didapatkan aktor beserta dengan generalisasinya. C-9-4

Gambar 4: Generalisasi Aktor Dari identifikasi kebutuhan dan juga permodelan yang sudah dilakukan maka tahapan berikutnya adalah membuat desain sistem dalam bentuk object oriented yang pertama menggambarkan seluruh sistem dan fungsi dalam bentuk dalam Use-Case Diagram Gambar 5: Use case Diagram Sistem Informasi Geografis Setelah Use Case Diagram telah di gambarkan maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan Class Diagram sebagai bahan untuk membuat darabase secara fisik C-9-5

Gambar 6 : Class diagram Sistem Informasi Geografis Pemetaan Aset Dari Class Diagram maka tahapan selanjutnya di-generate menjadi Physical Data Model yang digunakan sebagai basis data dalam sistem informasi yang akan di buat. Gambar 7 : Physical data model Sistem Informasi Pemetaan Aset Daerah HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Arsitektur Sistem Model atau Arsitektur Sistem yang dikembangkan menggunakan model 2 Tier dimana sisi Aplikasi dan Database terpisah, dimana dalam pengujian Sistem ini digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: C-9-6

a. Prosesor Intel Core i5, 2.53GHz b. RAM 4GB c. Harddisk 500GB d. OS Windows 7 Ultimate e. Google Chrome 19 digunakan sebagai browser selama pengujian 2. Implementasi Sistem Berikut merupakan halaman atau user interface berdasarkan analisa dan perancangan pada bab sebelumnya. a. Halaman Awal (Halaman Map Publik) Tampilan awal pada saat website diakses adalah halaman peta publik seperti pada gambar 8 User dapat mengakses peta secara langsung dengan memilih layer yang sudah disediakan seperti pada gambar 9 atau melakukan pencarian dengan memasukkan nama unit kerja sebagai kata kuncinya seperti pada gambar10. Namun data yang disajikan hanya sebatas data gedung yang telah diberi status publik. Gambar 8: Halaman peta publik Pada halaman ini terdapat menu untuk melakukan seleksi data dan penarian data yang terletak pada sebelah kanan tepat di sebelah peta daerah yang disajikan. C-9-7

Gambar 9 : Menu Pencarian Pada Halaman ini user dapat melihat lokasi aset bangunan pada peta yang ditandai dengan poligon, serta dapat melihat informasi terkait dengan aset tersebut yaitu dengan klik pada nama aset yang muncul pada Info window seperti pada gambar 9 Gambar 10 : Peta aset User dapat melihat informasi terkait dengan aset yang dipilih dan juga dapat mencetak secara langsung peta serta informasi terkait dengan klik tombol print seperti pada gambar 11 C-9-8

Gambar 11 : Menu atribut aset b. Halaman Utama (User Logged In) Seluruh user yang telah berhasil login akan masuk ke halaman peta. Tidak sama dengan peta yang disajikan pada peta publik, peta ini menyajikan data aset secara keseluruhan, baik itu aset tanah maupun aset gedung dan bangunan. Gambar 3.6 Halaman utama user logged in Gambar 12 : Navigasi Peta Asset User yang telah berhasi login juga dapat melakukan pencarian dengan memberi inputan berupa ID Barang, ID Lokasi, serta Tahun Detail aset, seperti pada gambar 12 C-9-9

Gambar 12 : Menu pencarian user logged in c. Halaman Change Password User dapat mengganti password dengan memberi input password lama dan password baru seperti pada gambar 13. Gambar 13 : Halaman change password d. Halaman Add User Menu untuk menambahkan user baru hanya bisa dilakukan oleh Admin. Penambahan user baru dilakukan dengan memilih unit kerja user, user level, userid, nama, serta password untuk login user. Prosesnya seperti pada gambar 14 Gambar 14 : Halaman add user e. Halaman Update User Menu update user juga hanya dapat diakses oleh Admin. Admin dapat melihat daftar user berdasarkan user level, unit kerja, atau menampilkan seluruh user sekaligus. C-9-10

Gambar 15 : Halaman update user f. Halaman Manage Map Menu manage map dapat diakes oleh Admin maupun SKPD untuk melakukan penambahan koordinat pada aset. Namun untuk SKPD hanya dapat mengakses asetnya masing-masing, sedangkan Admin dapat mengakses seluruh aset. Untuk memilih aset yang akan diproses, dapat melalui hierarki dropdown maupun dengan melakukan pencarian berdasarkan ID Barang, ID Lokasi, dan Tahun Detail seperti pada gambar 16. Gambar 16 : Halaman manage map Setelah memilih aset, maka informasi yang terkait dengan aset tersebut akan tampil dan menu untuk menambah koordinat dan foto juga akan tampil seperti pada gambar 17 Gambar 17: Menu manage coordinate g. Halaman Report Seluruh user login dapat mengakses laporan mengenai jumlah aset per dinas yang disajikan dalam diagram batang seperti pada gambar 18 dan laporan total aset per tahun seperti pada gambar 19 C-9-11

Gambar 18 : Report jumlah aset per dinas KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 19 : Report total aset per tahun Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi Sistem Informasi Geografis Pemetaan Aset Daerah Kabupaten XYZ, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Sistem informasi geografis pemetaan aset daerah Kabupaten XYZ mampu untuk melakukan proses pemetaan digital dengan menampilkan area aset menggunakan poligon dan menyajikan informasi yang terkait aset tersebut. b. Beberapa informasi yang terkait dengan aset masih belum lengkap, karena adanya petugas yang tidak memsukkan informasi dengan lengkap pada sistem informasi manajemen aset daerah. c. Pemanfaatan google map cukup membantu dalam proses penyajian peta digital sebgaia basis peta. Saran Saran untuk pengembangan sistem ini adalah : 1. Sistem informasi geografis ini dikembangkan lagi dengan menggunakan foto udara atau citra satelit yang lebih up to date 2. Petugas terkait diharapkan segera melengkapi informasi yang terkait dengan aset melalui sistem informasi manajemen barang daerah. 3. Sistem Informasi geografis ini dikembangkan lagi dengan pemanfaatan teknologi 3 dimensi, sehingga eksplorasi peta dapat lebih baik dan menarik. C-9-12

DAFTAR PUSTAKA Boehm B, Kitapci H., 2006, The WinWin approach : using a requirements negotiation tool for rationale capture and use. In : Dutoit A, McCall R, Mistrik, I, Paech B(eds) Rationale Management in Software Engineering, Springer Dennis Alan, Wixom Barbara Haley, Tegarden David, 2009, Systems Analysis And Design With UML Version 2.0, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc Eddy Prahasta. (2009), Sistem Informasi Geografis konsep-konsep Dasar Perspektif Geodesi & Geomatika,Informatika Departemen Dalam Negeri (2007), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, Depdagri, Jakarta Liu Liping, Roussev, Boris, 2006, Management of the object oriented development process, IDEA group publishing Priestley, Mark, 2003, Practical Object-Oriented Design With UML, Second Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc Whitten, Jeffery, L., etc, 2004, Systems Analysis and Desaign Methods, The McGraw-Hill Companies,Inc Word Agroforestry Centre, Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, Word Agroforestry Centre, 2008. C-9-13