PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X IPA. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 METRO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI LAMA DAN PUISI BARU DI KELAS VII. Oleh

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Pendahuluan. Kharisma et all, Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 UBUD SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE I AM THE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA MAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN Ni Pt. Sri Ulandari 1, I Nym. Sudiana 2, I.A Md. Darmayanti 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: ulanulandari618@yahoo.com 1, Sudiana1957234@gmail.com 2, idaayumadedarmayanti@yahoo.com 3 Abstrak Ini bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan narasi kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan, (2) pelaksanaan pembelajaran kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan, dan (3) evaluasi pembelajaran kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan observasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan tiga tahapan dalam pembelajaran. Ketiga tahapan tersebut meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Pada perencanaan pembelajaran, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lengkap berdasarkan komponen-komponen RPP pada kurikulum KTSP. Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh guru meliputi tiga kegiatan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), kegiatan penutup. Evaluasi pembelajaran berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan dilakukan dengan tes tertulis yang disesuaikan dengan instrumen yang terdapat dalam RPP. Kata kunci: pembelajaran, pengembangan teks wawancara menjadi karangan narasi Abstract This research aims to describes (1) learning plan to development a narrative essay based on interview text students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan, (2) implementation of learning develop a narrative essay based on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan, (3) Evaluation of learning to development a narrative essay based on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan. Subject of this research is Indonesia teacher and students of VIIA4 in SMP N 3 Sawan. Data collection method used is documentation method and observation method. Data is analyzed using qualitative descriptive technique. These results indicate that the teacher has conducted three phases of learning the third phase includes the planning of learning, implementation of learning, and evaluation of learning. On planning of learning, the teacher makes planning of learning completely based on components of RPP to the curriculum KTSP. On the implementation of learning there are two activities, it is teacher activities and students activities. The activities did by teacher involve three of learning activities, it is first activities, main activities (exploration, elaboration, and confirmation), last activities, (3) the evaluation of learning to development narrative essay depend on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan did by writing test adapted with insreuments on the RPP. Keywords: learning, the development of the interview text into a narrative essay. 1

PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan pada penguasaan empat keterampilan berbahasa dan sastra. Pada keempat keterampilan berbahasa siswa diharapkan terampil menyimak, berbicara, membaca serta menulis. Keempat keterampilan ini menjadi faktor pendukung dalam menyajikan pikiran, gagasan, dan pendapat, baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa. Keterampilan berbahasa menurut aktivitas penggunaannya terbagi dalam keterampilan yang bersifat reseptif dan bersifat produktif Menurut Tarigan (1981: 2) keterampilan membaca dan menyimak merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif hanya mengandalkan kemampuan untuk menerima informasi. Hal ini berkebalikan dengan keterampilan produktif yang dituntut untuk menghasilkan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang berupa ide, gagasan atau menghasilkan sebuah produk. Selain itu, pembelajaran keterampilan menulis tampaknya belum menggembirakan. Pada dasarnya, kemampuan menulis tidak berbeda jauh dengan kemampuan berbicara. Perbedaan itu terletak pada pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca. Dengan demikian, menulis tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan ke dalam wujud tulisan dengan menggunakan lambang grafem. Namun, seringkali pula menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit karena menulis dikaitkan dengan seni atau kiat sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat, jelas, dan singkat (Sudiati, 2005: 6). Keterampilan menulis merupakan sarana yang paling penting bagi siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Liang Gie (2002: 12) menyatakan bahwa menulis, arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama, dan suatu tanda kebahasaan dengan alat tulis pada suatu halaman tertentu. Keterampilan menulis dalam kegiatan menulis erat kaitannya dengan kemahiran merangkai kalimat, seperti menulis sebuah karangan. Karangan merupakan pernyataan gagasan atau ide yang bersumber dari pengalaman, pengamatan, imajinasi, pendapat, dan keyakinan dengan menggunakan media tulis sebagai alatnya. Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran siswa. Penalaran ini terutama terkait dengan proses penafsiran fakta sebagai ide dasar untuk dikembangkan menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan pikiran atau gagasannya secara cermat ke dalam tulisannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tulisan dapat terbagi menjadi lima bentuk, yaitu narasi (cerita), deskripsi (lukisan), eksposisi (paparan), argumentasi (bincangan), dan persuasi (mengajak). Namun, dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada salah satu bentuk tulisan saja, yaitu narasi(cerita). Menulis merupakan penjabaran standar kompetensi (SK) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih berlaku pada satuan pendidikan di Indonesia. Menurut Muslich (2012: 10). KTSP sendiri merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan/sekolah (SD, SMP, SMA). Kurikulum ini memberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk menyusun standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan pengorganisasian materi dengan kerangka standar kompetensi (SK) mata pembelajaran bahasa Indonesia harus diketahui, dikuasai, dan dilakukan oleh 2

siswa pada jenjang pendidikan. Standar kompetensi inilah yang memuat jabaran mengenai keterampilan menulis di sekolah menengah pertama yang dapat diimplemantasikan dalam bentuk mengungkapkan berbagai informasi. Sudah jelas bahwa menulis narasi merupakan kompetensi yang sudah ada dan diteruskan pada jenjang sekolah menengah pertama. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Kemampuan tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, tetapi harus melalui pelatihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis dalam bentuk narasi dan pesan singkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 3 Sawan yang mengajar kelas VII, khusunya diketahui bahwa saat ini kondisi kemampuan menulis karangan narasi siswa belum maksimal. Diketahui bahwa nilai rata-rata dari 26 siswa dalam di kelas VIIA4, yakni 70, sedangkan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya berdasarkan teks wawancara adalah 75. Itu menandakan ketuntasan pembelajaran masih belum tercapai. Dari hasil wawancara juga menjelaskan bahwa dari 25 siswa di kelas VIIA4 yang mendapat skor sesuai dengan KKM hanya 5 orang, sedangkan 20 orang mendapatkan skor di bawah KKM. Meskipun demikian, secara umum, siswa SMP Negeri 3 sawan memiliki potensi untuk ditingkatkan dalam kemampuan menulis, khususnya, dalam. Dalam hal ini, penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam akan membantu siswa untuk menceritakan kembali suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Kegiatan ini seperti menumbuhkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam akan membantu siswa untuk menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Sehubungan dengan pemaparan pada bagian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan? (3) Bagaimana evaluasi pembelajaran kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan?. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP 3 Sawan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam penelitian. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan. Objek penelitian ini adalah pembelajaran berdasarkan teks wawancara. 3

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk dicermati dan dianalisis adalah berupa RPP, khususnya perencanaan pembelajaran kelas VIIA4 di SMP Negeri 3 Sawan. Dari pengamatan dokumen tersebut, akan diperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Selain itu, dokumen juga akan diarsipkan adalah berupa hasil nilai siswa sebagai bentuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Metode observasi ini sangat tepat digunakan untuk mengamati tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu karakteristik yang menonjol dari observasi adalah sifatnya yang langsung. Observasi adalah pengamatan yang mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Yang akan peneliti observasi adalah pelaksanaan dan evaluasi narasi berdasarkan teks wawancara di kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Dalam penelitian ini, instrumen utama pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Pendokumenan atau dokumen ini digunakan untuk mendapat data mengenai perencanaan pembelajaran kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Lembar Observasi disertai dengan catatan lapangan. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan beberapa langkah, (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data.data-data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi narsi berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Pengembilan data dilakukan melalui dokumentasi dan observasi. Observasi dilakukan di kelas VIIA4 sebanyak dua kali, yaitu pada 14 September dan 15 September 2015. Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Pembelajaran Sebelum merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru meperhatikan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan pencatatan dokumen di SMP Negeri 3 Sawan, ditemukan bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang sudah ada. RPP adalah persiapan yang perlu dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar. RPP tersebut merupakan operasional dari silabus. Dalam RPP dimuat penggalanpenggalan kegiatan atau komponenkomponen yang menggambarkan segala sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dan siswa saat proses belajar-mengajar. Sesuai dengan data di lapangan, dalam penyusunan RPP pembelajaran, guru berpedoman pada silabus dan menyesuaikan dengan buku paket yang digunakan. Dengan demikian, guru dapat mengetahui materi yang tertera dalam silabus dimuat dalam buku paket yang digunakan. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP, dalam pelaksanaannya harus saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pencatatan dokumentasi dan observasi hanya pada satu RPP dalam narasi berdasarkan teks wawancara yang 4

disusun oleh guru pengajar bahasa Indonesia di kelas VIIA4 semester ganjil. RPP yang dibuat oleh guru terkait dengan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara tersebut sudah mencangkup komponen-komponen RPP yang sesuai dengan KTSP dengan menambah komponen karakter siswa, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkahlangakah, sumber belajar, dan penilaian. Namun, ada beberapa komponen yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih jauh lagi, terutama yang menyangkut materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, dan penilaian. Komponen dasar yang dimuat dalam RPP ini adalah mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara komponen dasar ini dilakukan dengan melakukan wawancara antarteman sebangku dengan menggunakan topik yang bebas dengan meperhatikan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung saat berwawancara. Standar kompetensi yang tertera di dalam RPP dengan bunyi mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat dalam penulisan standar kompetensi sudah sesuai dengan yang tertera di silabus dan memang itu yang dicantumkan di silabus. Kompetensi Dasar yang termuat dalam RPP tersebut berbunyi mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi dengan cara meperhatikan kalimat langsung dan tak langsung, kompetensi dasar tersebut sudah sesuai dengan yang tertera dalam silabus. Indikator yang tertera dalam RPP ini menuntut siswa untuk melakukan wawancara sesuai itu mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Siswa diharapkan mampu berdasarkan teks wawancara dengan memperhatikan sistematika yang benar, mulai dari membuat pendahuluan, isi dan penutup. Indikator yang termuat merupakan turunan dari kompetensi dasar. Indikator yang tertera dalam RPP yang disusun oleh guru menuntut siswa mampu mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Dari data RPP tersebut, perumusan indikator pada RPP yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pada 14 September dan 15 September 2015. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman kepada RPP yang digunakan oleh guru mengajar di kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Pertemuan pertama pada 14 September 2014 jam ke 6-7, dengan materi yang disampaikan oleh guru adalah mengubah teks wawancara ke dalam karangan narasi, dapat dideskripsikan berdasarkan kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut. Pada kegiatan awal guru memasuki ruangan kelas dan menuju meja guru, siswa berdiri sambil mengucapkan salam (panganjali umat). Sebelum pelajaran kegiatan pembelajaran dimulai guru dan siswa melakukan doa bersama. Doa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dengan menundukkan kepala sejenak yang bertujuan untuk memohon keselamatan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, guru melakukan pengabsenan terlebih dahulu untuk mengetahui dengan jelas berapa orang yang mengikuti pembelajaran. Setelah mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi berupa pengamatan secara sadar tentang segala sesuatu di jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Selanjutnya, guru menyampaikan apersepsi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran berkaitan dengan materi yang disampaikan, agar siswa mengetahui tentang materi apa yang akan mereka pelajari. Setelah itu, guru memasuki kegiatan inti dengan penyampaian materi berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dilakukan dengan 5

tanya jawab oleh guru untuk menggali pengetahuan siswa tentang mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Setelah beberapa menit, guru menjelaskan pengertian wawancara bagian-bagian dari wawancara diselingi dengan humor agar siswa tidak bosan dan tegang dalam melaksanakan pembelajaran. Beberapa menit kemudian, guru menjelaskan cara mewawancarai seorang tokoh dan juga memancing siswa agar aktif dengan cara bertanya dan menjawab pertanyaan guru agar proses pembelajaran tidak pakum dan siswa mudah menjadi bosan. Setelah itu guru memberikan contoh wawancara yang dilakukan antara osis dan siswa berprestasi di SMP 3 Sawan untuk mempermudah pemahaman siswa. Dengan keterbatasan waktu, pembelajaran ditunda dan akan dilanjutkan keesokan harinya, agar mendapat hasil yang maksimal. Pertemuan kedua pada 15 September 2015 jam ke 6-7. Materi yang disampaikan oleh guru adalah lanjutan materi berdasarkan teks wawancara yang telah berlangsung. Pada pertemuan kedua, guru melakukan langkah-langkah narasi berdasarkan teks wawancara sebagai berikut. Kegiatan awal dimulai dari guru memasuki kelas dan siswa berdiri dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam (panganjali umat) dan guru membalas salam yang disampaikan oleh siswa, dilanjutkan dengan berdoa besama. Guru membacakan satu persatu nama-nama siswa dan siswa menjawab hadir atau tidak hadir. Setelah mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi yang juga dikaitkan dengan pertanyaan pada pertemuan pertama. Pembelajaran mengembangakan karangan narasi berdasarkan teks wawancara ini dapat memotivasi siswa untuk dapat menyebutkan manfaat dari berdasarkan teks wawancara dengan baik dan tepat. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan indikator pembelajaran agar siswa mengetahui tentang materi yang akan mereka pelajari. Setelah beberapa menit guru memulai kegiatan inti dengan cara menjelaskan sedikit mengenai teks wawancara yang dibahas kemarin. Lalu guru mengingatkan kembali tentang contoh wawancara yang diberikan kemarin, untuk mempermudah pemahaman siswa. Guru pun menyampaiakan wawancara tersebut dan siswa dengan tenang mendengarkan apa yang disampaikan guru. Setelah itu, guru menerasikan teks wawancara yang di contohkan. Setelah kegiatan tersebut, guru menyuruh siswa membuat sebuah teks wawancara dengan teman sebangku sesuai dengan kompetensi dasar yang disamapikan dalam RPP. Soal tesebut adalah Tulislah sebuah teks wawancara yang dilakuakan dengan teman sebangku yang mengangkat tema bebas lalu teks wawancara tersebut dinarasikan!. Guru memberikan waktu 15 menit untuk mengerjakan tugas. Kegiatan akhir dilakukan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa saat menulis teks wawancara dan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Setelah kegiatan bertanya jawab selesai, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam (pramasanthi). Guru dan siswa sudah membahas materi yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil deskripsi pertemuan I dan pertemuan II di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan teks wawancara yang dilaksanakan oleh guru sudah mengacu pada RPP. Hal ini terlihat jelas dalam kegiatan awal, inti, dan akhir. Namun, ada beberapa komponen yang tidak disampaikan lagi pada pertemuan kedua ini. Komponen tersebut yaitu kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan karakteristik pedoman penilaian dalam RPP, karena guru sudah 6

melakukan tindak lanjut, umpan balik terhadap karya siswa, dan mengadakan evaluasi dan refleksi pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Dalam evaluasi pembelajaran berdasarkan teks wawancara, guru melakukan penilaian sesuai dengan tercantum di RPP. Guru menggunakan pedoman pengeskoran sesuai dengan masing-masing instrumen yang dicantumkan dalam RPP. Dalam proses pengeskoran, kriteria penilaian disesuaikan dengan instrumen yang digunakan. Instrumen tersebut, yaitu (1) ubahlah kalimat langsung di dalam teks wawancari menjadi kalimat tidak langsung, (2) narasikan teks wawancara, (3) sunting dengan temanmu. Penilaian instrumen pertama adalah jika penulisan dalam berdasarkan teks wawancara tersebut lengkap akan mendapat skor 3, jika kurang lengkap akan mendapat skor 2 dan jika tidak lengkap mendapat skor 1 sehingga skor maksimum dari soal nomor 1 adalah 3. Instrumen yang kedua, membacakan teks wawancara dengan lafal dan intonasi yang jelas, kriteria penilaiannya, yaitu 3 jika tepat, 2 jika kurang tepat dan 1 jika tidak tepat. Instrumen yang ketiga, kriteria penilaiannya, yaitu dalam menyunting teks wawancara yang sudah diubah menjadi teks narasi, jika penyuntinganya sangat cermat, mendapat skor 3, jika cukup cermat mendapat skor 2, dan kurang cermat akan mendapat skor 1. Jadi skor maksimal soal nomor 3 adalah 3. Total skor ketiga instrumen tersebut adalah 9. Nilai akhir yang diperoleh dengan cara mengalihkan perolehan skor dengan skor ideal (100) dan dibagi skor maksimum, akan mendapat nilai akhir dalam berdasarkan teks wawancara. 2. Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil pencatatan dokumentasi, observasi, RPP yang disusun oleh guru dalam pembelajaran berdasarkan teks wawancara diuraikan sebagai berikut. Proses yang dilakukan dalam pembelajaran sudah menunjukkan kesesuaian dengan komponen-komponen yang terdapat dalam RPP. Hal ini sejalan dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 53) yang menyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi beberapa komponen, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran. Pengembangan komponen RPP dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara belum maksimal, karena ada beberapa komponen yang harus diperbaiki. Namun, perencanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Komponenkomponen yang dimaksud adalah apersepsi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. RPP yang sebenarnya bertujuan mempermudah dan memperlancar pembelajaran terkesan hanya sebagai kepentingan administrasi sekolah (formalitas). Untuk menghilangkan kesan tersebut, hendaknya guru memperhatikan dan melengkapi komponen dalam RPP yang masih kurang, agar pengajaran menjadi efektif dengan RPP yang lengkap. 2. Pelaksanaan Pembalajaran Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan teks wawancara yang dilakukan dalam kelas sudah mengacu pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang telah disusun oleh guru. Namun, ada beberapa yang belum disampaikan, seperti apersepsi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan akhirnya mampu melakukan sesuatu. Hal itu 7

senada dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 75) yang menyatakan bahwa jika dalam pembelajaran di kelas guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah atau menerangkan yang berarti siswa hanya mendengarkan, siswa tersebut hanya mampu mengingat 20% dari yang didengarnya. Sebaliknya, apabila guru dalam pembelajaran di kelas mengemas kegiatan pembelajaran dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas dan melaporkan hasilnya, siswa tersebut akan mampu mengingat sampai dengan 90% dari yang dikerjakan dan dikatakannya dalam bentuk laporan lisan ataupun tertulis. Kegiatan belajar-mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan akhirnya mampu melakukan sesuatu. Hal itu senada dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 75) yang menyatakan bahwa jika dalam pembelajaran di kelas guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah atau menerangkan yang berarti siswa hanya mendengarkan, siswa tersebut hanya mampu mengingat 20% dari yang didengarnya. Sebaliknya, apabila guru dalam pembelajaran di kelas mengemas kegiatan pembelajaran dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas dan melaporkan hasilnya, siswa tersebut akan mampu mengingat sampai dengan 90% dari yang dikerjakan dan dikatakannya dalam bentuk laporan lisan ataupun tertulis. Guru tidak banyak melakukan ceramah saat menyampaikan materi dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru lebih banyak mengajak siswa untuk berdiskusi dengan cara melakukan tanya jawab multiarah. Hal ini merupakan pengalaman belajar siswa dengan memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri di bawah bimbingan guru. Hal ini dilakukan oleh guru agar pembelajaran menjadi efektif. Situasi yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar-mengajar itu sendiri. Guru sepatutnya, peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Seharusnya guru dapat menyesuaikan tingkah laku dalam mengajar terhadap situasi yang dihadapi. 3.Evaluasi Pembelajaran Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang diguanakan oleh guru, cara mengajar, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sebagian besar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran berdasarkan teks wawancara. Sebagian lagi kurang sesuai dengan tujuan berdasarkan teks wawancara. Alat evaluasi tersebut berupa instrumen, yaitu Buatlah teks wawancara dengan tema bebas yang dilakukan dengan teman sebangku lalu teks wawancara tersebut dikembangkan kedalam sebuah karangan narasi. Dalam pelaksanaannya, guru sudah menggunakan alat evaluasi sesuai instrumen 2 dan siswa tahu yang akan mereka kerjakan. Alat evaluasi yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran berdasarkan teks wawancara terlihat pada instrumen 1, yaitu menentukan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dalam teks wawancara! Dalam pelaksanaan evaluasi pada instrumen 1, guru tidak menyuruh siswa menulis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung di selembaran kertas, tetapi menyuruh siswa menyebutkan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dengan lisan. Kekurangan penilaian kepada siswa dalam instrumen 1 dilengkapi penilaian menggunakan instrumen 2 sehingga semua siswa mendapat nilai. Ini dikarenakan oleh guru tersebut kurang teliti dan hanya terpaku pada waktu yang dirasakan singkat dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks 8

wawancara. Tidak hanya itu, penilaian yang dilakukan oleh guru hanya berpatokan pada hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa dan guru tersebut kurang menguasai dan kurang memahami urutan-urutan dalam RPP sehingga tidak terlihat seperti proses pembelajaran. Semestinya, guru memberikan tes yang berbeda dengan instrumen yang ada, untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap masing-masing instrumen. PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa simpulan, seperti diuraikan di bawah ini. Perencanaan pembelajaran kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. RPP tersebut sudah mencangkup komponenkomponen yang sesuai dengan KTSP dengan menambah komponen karakter siswa, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah, sumber belajar, dan penilaian. Namun, ada beberapa komponen yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih jauh lagi, terutama yang menyangkut materi pembelajaran, langakah-langkah pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan penilain. Pelaksanaan pembelajaran kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 2 kali karena observasi I guru hanya menjelaskan materi pengembangan teks wawancara menjadi karangan narasi. Ini dikarenakan waktu yang tidak mencukupi sehingga penugasan akan dilanjutkan ke pertemuan berikutnya. Pada kegiatan awal, guru tidak memberikan motivasi yang berkaitan dengan apersepsi sebelum materi yang dibahas. Guru langsung menuju kegiatan inti setelah memberikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Pada observasi II, guru belum menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Guru sudah melaksanakan metode yang tercantum dalam RPP dan sudah mengadakan diskusi dengan siswa sebelum maupun sesudah memberikan soal mengenai pembelajaran berdasarkan teks wawancara. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran demonstrasi dan Tanya jawab. Dengan model tersebut, siswa termotivasi dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Evaluasi pembelajaran kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah penilaian tes lisan ataupun tes tertulis. Tes lisan dilakukan saat siswa melakukan proses tanya jawab mengenai pengertian wawancara, bagian wawancara, dan cara pengembangan teks wawancara ke dalam narasi. Tes tulis dilakukan saat siswa mengerjakan tugas mengembangkan teks wawancara yang telah dibuat menjadi karangan narasi pada selembar kertas dan tugas tersebut dibacakan serta disunting oleh siswa lain. Namun, penilaian lisan tidak disampaikan langsung oleh guru tetapi langsung melakukan penilaian secara individu pada tugas siswa. Nilai tersebut akan disesuaikan dengan pekerjaan siswa dalam berdasarkan teks wawancara. Penilaian ini disesuaikan dengan pedoman pengeskoran pada tiap-tiap instrumen yang dibuat oleh guru dalam RPP. Nilai yang didapat oleh siswa tergolong tuntas. Saran Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi narasi berdasarkan teks wawancara ini harus dipertahankan bila perlu ditingkatkan untuk mendapat kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. 9

DAFTAR PUSTAKA Liang Gie, The. 2002. Terampil Mengarang. Yogjakarta: ANDI. Muslich, Masnur. 2012. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Sudiati, Vero. 2005. Menjadi Wartawan Muda. Yogjakarta: Pustaka Widyatama. Tarigan, Henry Guntur. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende: Nusa Indah. 10