BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Profil Sanitasi Wilayah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2013 I - 1

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

Sub Sektor : Air Limbah

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

1. Sub Sektor Air Limbah

Transkripsi:

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Kondisi pengelolaan sanitasi di kabupaten Nganjuk pada dasarnya dapat ditinjau dari 4 (empat) pepilar yaitu (i) Peilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); (ii) Ketersediaan Fasilitas Sanitasi; (iii) Kapasitas Manajemen Pengelolaan Sanitasi; dan (iv) Peraturan dan Kebijakan Pengelolaan Sanitasi. Masing-masing pilar perlu dikaji secara cermat untuk dapat melihat kondisi pengelolaan sanitasi secara terpadu sehingga kebijakan, perencanaan, implementasi, dan monitorin dan evaluasi pelaksanan pembangunan sanitasi di kabupaten Nganjuk dapat wujudkan secara terukur dan sesuai dengan target yang diharapkan. Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta promosi higiene di Kabupaten Nganjuk dibagi pada dua tingkatan, yaitu di tingkat masyarakat (rumah tangga) dan tingkat sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat ini merupakan dasar atau modal utama dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten Nganjuk. Tanpa adanya PHBS, maka berbagai kegiatan penyediaan infrastruktur sanitasi tidak berkelanjutan baik dari segi pemanfaatannta maupun operasional dan pemeliharaannya. 3.1.1. Tatanan Rumah Tangga Pada tatanan rumah tangga, kondisi PHBS dan promosi hygiene dapat dilihat dari 3 hal, yaitu pengetahuan, silap dan perilaku. Dari hasil Studi EHRA, secara umum masyarakat pada tatanan rumah tangga sudah terpaparkan pengetahuan mengenai pentingnya sanitasi dan hygiene. Hal ini ditunjukan dari sikap masyarakat terkait dengan kesehatan lingkungan, kesehatan individual dan pentingnya hidup sehat. Namun secara praktik, ternyata pengetahuan dan sikap tersebut tidak diterapkan. Hal ini dikarenakan berbagai macam alasan, mulai dari tidak tersedianya fasilitas, tidak tahu bagaimana menggunakan fasilitas sanitasi, sampai pada pemahaman bahwa tidak adanya resiko yang mereka hadapi dengan kondisi yang ada (perilaku tidak sehat). Contoh sederhana dalam ketidaksinambungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku adalah praktik buang sampah ke sungai. Walaupun secara pengetahuan dan sikap masyarakat sudah tahu hal tersebut tidak baik, tetapi secara praktik mereka tetap melakukan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksinambungan di tingkat masyarakat dan lapangan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 1

antara keinginan dan kebutuhan untuk hidup bersih dan sehat dengan ketersediaan aksess terhadap sanitasi. Kegiatan promosi hygiene juga dirasakan belum dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sebagian besar kegiatan promosi kegiatan masih mengalami keterbatasan terkait dengan pola atau upaya yang efektif dan efisien untuk dapat memicu masyarakat untuk berubah perilaku. Saat ini melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pemicuan secara efektif dan efisien sudah mulai dapat dilaksanakan. Contohnya perubahan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Melalui pemicuan stop BABS, terjadi perubahan perilaku secara drastis di tingkat masyarakat. Namun demikian perubahan perilaku yang telah dilakukan tanpa diimbangi dengan penyediaan fasilitas sanitasi yang sesuai dengan standar kesehatan dan teknis maka akan terjadi perubahan kembali ke kebiasaan lama. 3.1.2. Tatanan Sekolah Kondisi PHBS dan promosi higiene di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran kesegaran jasmani dan kegiatan ekstra kurikuler terkait program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan UKS sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga komponen yang disebut Trias UKS, yaitu (i) pendidikan kesehatan; (ii) pelayanan kesehatan; dan (iii) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Setiap tahunnya diadakan lomba sekolah sehat dan bersih yang pada dasarnya melihat pelaksanaan kegiatan UKS ditiap-tiap sekolah. Kegiatan PHBS disekolah difokuskan pada kegiatan cuci tangan pakai sabun dan kantin sehat. Untuk kegiatan buang air besar dan buang air kecil untuk murid dan guru sudah tersedia kamar mandi/wc yang dipisahkan lokasinya. WC untuk murid dan guru dipisahkan juga berdasarkan jenis kelamin. Untuk SD, sampai saat ini untuk fasilitas cuci tangan belum semua sekolah memilikinya. Sedangkan untuk fasilitas WC, dari sekitar 700 Sekolah SD sejumlah 72 SD tidak memiliki WC untuk guru dan 63 SD tidak memiliki WC untuk murid. Untuk SMP, sampai saat ini untuk fasilitas cuci tangan belum semua sekolah memilikinya. Sedangkan untuk fasilitas WC, dari sekitar 118 Sekolah sejumlah 49 SMP tidak memiliki WC untuk guru dan murid. Untuk SMA, sampai saat ini untuk fasilitas cuci tangan juga belum semua sekolah memilikinya. Sedangkan untuk fasilitas WC, dari sekitar 54 Sekolah SMA sejumlah 41 SMA tidak memiliki WC untuk guru dan murid. Untuk SMK, sampai saat ini untuk fasilitas cuci tangan belum semua Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 2

sekolah memilikinya. Sedangkan untuk fasilitas WC, dari sekitar 29 SMK sejumlah 23 SMK tidak memiliki WC untuk guru dan murid. Ketersediaan air bersih untuk keperluan sanitasi baik di Tingkat SD, SMP, SMA dan SMK sangat bergantung pada lokasi dan kondiai geografi setempat. Untuk daerah yang sulit air, maka fasilitas cuci tangan dan toilet seringkali tidak tersedia. Untuk kelengkapan fasilitas cuci tangan dan wc seperti halnya ketersediaan sabun dan alat pembersih fasilitas dimaksud, seringkali ketersediaan sabun kurang diperhatikan. Sedangkan untuk kebersihan dan pemeliharaan WC, biasanya diserahkan kepada penjaga sekolah. Beberapa sekolah melalui kegiatan UKS menyerahkan sebagian tanggung jawab untuk kebersihan lingkungan dan sanitasi pada murid-muridnya selain kepada penjaga sekolah. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 3

Tabel 3.1. Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK (toilet dan tempat cuci tangan) Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih Fas.Cuci Persediaan Siapa yang membersihkan toilet Jumlah WC / Toilet Jml Tempat Kencing PDAM SPT SGL Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P SD Negeri 45738 42407 2653 3813 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 814 1114 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SD Swasta 994 920 48 108 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 15 35 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MI Negeri 1514 1508 79 120 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 17 36 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MI Swasta 3974 3696 342 445 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 61 86 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMP Negeri 18155 17124 1027 1214 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 64 166 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMP Swasta 906 627 141 161 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 27 30 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MTS Negeri 2802 2940 189 198 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 0 0 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MTS Swasta 3314 3037 495 379 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 23 22 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMA Negeri 5021 7226 355 343 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 15 25 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMA Swasta 1259 1328 149 122 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 4 11 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MA Negeri 765 1179 65 60 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 0 0 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V MA Swasta 1462 1743 340 199 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 7 14 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMK Negeri 3826 2964 223 157 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 6 10 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V SMK Swasta 6844 4378 471 331 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 13 12 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA V Keterangan : L = laki-laki P = perempuan S = selalu tersedia air K = kadang-kadang T = tidak ada persediaan air Y = ya T = tidak SPT = Sumur pompa tangan SGL = Sumur gali NA= Not Available/Data Tidak Tersedia Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 4

Tabel 3.2. Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene) Nama Sekolah Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat mata pertemuan / Tidak pelajaran penyuluhan pernah PenJas di tertentu kelas Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Dikumpulkan Cara Pengelolaan Sampah Dipisahkan Dibuat kompos Tempat buangan air kotor Dari Toliet Dari Kamar Mandi Kapan Tangki Septik Dikosongkan SD Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA SD Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA MI Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA MI Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA SMP Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA SMP Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA MTS Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA MTS Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA SMA Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA SMA Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA MA Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA MA Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA SMK Negeri v v v NA NA NA NA NA NA NA SMK Swasta v v v NA NA NA NA NA NA NA NA= Not Available/Data Tidak Tersedia Kondisi Higiene Sekolah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 5

3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 2008 dan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 16 Tahun 2009, pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Nganjuk diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk pada Bidang Perumahan dan Permukiman, Seksi Permukiman dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang permukiman; b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang permukiman; c) Membina dan melaksanakan tugas di bidang permukiman meliputi peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan serta pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase, sanitasi/air limbah dan air bersih; d) Memberikan bantuan teknik pada kecamatan, desa serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan sarana prasarana air limbah dan sistem penyediaan air minum (SPAM); e) Menyelesaikan masalah operasional sistem drainase dan penanggulangan banjir, pengembangan lingkungan permukiman, perbaikan prasarana dan sarana air bersih; f) Menyediakan sarana prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air; g) Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum dan prasarana sarana air limbah; h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman sesuai dengan tugasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Struktur Organisasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai berikut : Kegiatan perencanaan pengelolaan air limbah domestic dilakukan di Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah. Kegiatan pengadaan sarana dan pengelolaan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah, swasta dan masyarakat. Kegiatan pengelolaan disamping dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten juga dilakukan oleh masyarakat tiap RT/RW/desa dan swasta. Untuk pengaturan dan pembinaan dilakukan oleh instansi teknis di daerah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 6

yaitu PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan. Untuk peraturan daerah terkait dengan pengelolaan air limbah domestik. Kondisi pemangku kepentingan dan peratuaran kegiatan pengelolaan air limbah domestic dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 7

Tabel 3.3. Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik Bappeda / Cipta Karya - - skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik Bappeda / Cipta Karya - - dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Bappeda / Cipta Karya - - PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah Cipta Karya - - domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan Cipta Karya - - awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik Cipta Karya Swasta Masyarakat ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah Cipta Karya Industri/ - dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Rumah Sakit Membangun sarana IPLT dan atau IPAL Cipta Karya Industri/ Rumah Sakit - PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Cipta Karya Swasta - Mengelola IPLT dan atau IPAL Cipta Karya Swast / Industri/ - Rumah Sakit Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Cipta Karya Swasta - Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah Cipta Karya / BPPT - - domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis Cipta Karya - - bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah Cipta Karya / Swast / Industri/ - domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Kesehatan / LH Rumah Sakit Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Cipta Karya / Kesehatan / LH - - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran Cipta Karya / - - pengelolaan air limbah domestik Kesehatan / LH / Pol PP dan Bappeda MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Cipta Karya/ LH / Kesehatan - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Cipta Karya - - kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Cipta Karya / LH / Kesehatan Cipta Karya / LH / Kesehatan - - - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 8

Tabel 3.4. Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Nganjuk Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestik Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada - Tidak Ada Efektif dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilakasnakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Ket. - - Tidak Ada - - Tidak Ada Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 9

3.2.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan air limbah di Kabupaten Nganjuk akan dilakukan secara terencana dan berkelanjutan melalui berbagai kebijakan dan strategi. Secara umum kebijakan yang ingin diterapkan Pemerintah Kabupaten Nganjuk yaitupeningkatan akses pelayanan air limbah baik yang melalui sistem setempat maupun sanitasi berbasis masyarakat seperti Sanimas/SLBM. Sistem setempat adalah suatu cara penanganan air limbah rumah tangga pada sumbernya secara individual yang biasanya dilakukan dengan menggunakan tangki septik (septic tank). Sistem ini merupakan cara yang terbanyak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Nganjuk dengan jumlah tangki septik sebanyak ±35% rumah tangga. Data ini perlu diklarifikasikan lebih jauh, mengingat perolehan informasi yang akurat tentang penggunaan tangki septik adalah hal yang sulit karena adanya perbedaan persepsi tentang tangki septik dan lubang pembuangan tinja yangsederhana. Selain itu lebih dari 90% rumah tangga menyebutkan bahwa tangki septik tersebut tidak pernah disedot sehingga kemungkinan besar tangki septic tersebut tidak memenuhi stándar teknis. Hal ini memperlihatkan jumlah pengguna tangki septik di Nganjuk hanyalah ± 35% setelah memperhitungkan beberapa penyesuaian. Sedangkan Sanimas /SLBM merupakan unit MCK ++ yang dibangun dan diperuntukkan untuk masyarakat yang terdiri dari unit biodigester, bak sedimentasi, baffle reactor, dan filter anaerobic dan dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).Berdasarkan dokumentasi pihak Fasilitator Kabupaten Nganjuk, dari 11 titik(sanimas / SLBM) yangsudah terpakai cakupannya hanya ± 500 KK atau setara dengan 1.500 jiwa. Hal iniberarti bahwa area cakupan pelayanannya baru sekitar 0,20% dari total populasi. Sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestic terbagi menjadi beberapa aliran, diantaranya WC sentor yang mendapatkan input berupa air yang selanjutnya masuk kedalam tangki septic sebagai penampungan awal yang akhirnya bermuara ke sungai. Aliran laninnya dari pemukiman berupa air hujan dengan yang jatuh dan meresap pada lingkungan permukiman lalu mengalir melalui selokan, yang selanjutnya mengalami pengolahan dan daur ulang didalam aliran sungai. Sistem sanitasi yang lainnya lebih lengkapnya dapat dilihat pada peta 3.1. cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik dan Peta 3.2. Lokasi Infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik dan Tabel 3.5. Diagram Sistem Sanitasi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 10

pengelolaan air limbah domestik serta beberapa contoh kegiatan SLBM di Kabupaten Nganjuk. photo pembangunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 11

Peta 3.2. Lokasi Infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 12

Tabel 3.5. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/ Nama Aliran Air Hujan (Grey Water) Pemukiman Lingkungan Pemukiman Selokan Sungai Sungai Air Lahan Pekarang an Sawah Kebun Sungai Kecil Sungai Sungai Limbah Rumah Tangga (Black Water) WC Sentor Tangki Septictank Saluran drainase Sungai Sungai Sementara sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Nganjuk berdasarkan kelompok fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3.6. Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Nganjuk, Sedangkan system pengelolaan air limbah secara terpusat di Kabupaten Nganjuk belum ada. Kelompok Fungsi Perumahan Tabel 3.6. Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Nganjuk Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data 1 2 3 4 5 - WC Konvensional (cemplung) - WC Sentor - Jumlah KK Tersambung - Jumlah Sungai 64.765 unit 98.824 unit 39 Sungai Dinas Kesehatan Pengairan Fasilitas Umum/ Rumah Sakit IPAL - Jumlah Rumah Sakit 7 rumah sakit Rumah Sakit Kab. Ngajuk Industri Rumah Tangga Bak Penampung - Jumlah Industri Rumah Tangga - Jumlah tenaga kerja 595 industri kecil 12.241 orang Nganjuk DalamAngka Industri Besar IPAL - Jumlah Industri Besar - Luar kawasan Industri 2 industri besar 12 Ha Indagkoptamben Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 13

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK Terkait dengan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik, secara umum tingkat kesadaran masyarakat masih rendah. Hal ini ditunjukan melalui beberapa hal, yaitu (i) tingkat akses terhadap layanan sistem pengolahan air limbah (SPAL) sebesar 42.41% namun yang sudah memenuhi persyaratan kesehatan hanya 27.92%; (ii) tingkat buang air besar sembarangan (BABS) masih cukup tinggi (kurang lebih... %dari total populasi); (iii) kualitas bangunan bawah jamban keluarga maupun jamban komunal (MCK), termasuk fasilitasi sanitasi dasar di sekolah yang belum memenuhi standar teknis dan kesehatan masih dibawah 50%; (iv) air limbah/buangan sisa mandi dan memasak yang tidak terolah sama sekali. Dari hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan oleh beberapa SKPD terkait, yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah, serta Kantor Lingkungan Hidup, fokus pendataan masih ditujukan pada keberadaan fisik fasilitas pengelolaan air limbah domestik, khususnya jamban dan MCK. Terkait dengan fasilitas pengelolaan air limbah buangan yang berasal dari kegiatan mandi, cuci dan memasak, datanya belum tersedia. Selain itu pendataan terkait dengan kualitas dari fasilitas sanitasi masih belum menjadi fokus dari pelaksanaan pendataan yang saat ini sedang berjalan. Berdasarkan beberapa hal diatas, kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam pengelolaan air limbah domestik pada dasarnya bukanlah hal yang mengejutkan karena sampai saat ini masyarakat belum atau tidak mengetahui pentingnya pengelolaan air limbah domestik dan dampaknya terhadap kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Sebagian masyarakat masih melakukan praktek BABS walaupun fasilitas jamban komunal sudah tersedia. Hal ini dikarenakan pola perilaku yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat sehingga sulit untuk berubah. Perilaku BABS ini ditambahkan kebiasaan lainnya yang tidak higienis kemudian berdampak terhadap kesehatan masyarakat dimana angka kejadian diare khususnya pada musim hujan meningkat. Pada tahun 2010 angka kesakitan diare rata-rata di Kabupaten Nganjuk adalah 11.43, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi... 311 / 10.000 dari bab I Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Kesehatan pada dasarnya telah melakukan upaya untuk merubah perilaku BABS masyarakat. Upaya ini Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 14

dilakukan melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang mendapatkan dukungan dari Bank Dunia melalui proyek TSSM (Total Sanitation & Sanitation Marketing). Kegiatan ini bertujuan untuk memicu terjadi perubahan perilaku sehingga masyarakat tidak lagi BABS dan secara mandiri membangun jambannya sendiri. Namun demikian keterlibatan masyarakat masih terbatas, khususnya terbatas hanya pada kelompok perempuan yang memang lebih memerhatikan masalah kesehatan keluarga. Sedangkan untuk kelompok laki-laki keterlibatannya masih minim sekali. Selain kegiatan STBM, melalui dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah dilaksanakan juga kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi Kementerian PU. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik di kawasan padat, kumuh dan miskin (PAKUMIS). Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah melaksanakan kegiatan SLBM di 15 lokasi. Masing-masing lokasi SLBM diharapkan dapat meningkatkan 100-200 KK. Namun demikian, seperti yang telah disampaikan di atas, tidak semua masyarakat menggunakan fasilitas yang tersedia. Sebagian masih melakukan kebiasaan BABS. Dari hasil analisis di lapangan, kegiatan STBM difokuskan pada pemicuan perubahan perilaku namun ditindaklanjuti dengan pembangunan jamban keluarga yang secara kualitas masih tidak sesuai dengan standar teknis maupun kesehatan. Sedangkan dari kegiatan SLBM, fasilitas pengelolaan air limbah disediakan namun tidak dilaksanakan pemicuan perubahan perilaku. Seharusnya kedua pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sehingga hasil yang didapat lebih maksimal. Untuk pengelolaan air limbah domestik di tingkat sekolah (SD-SMA), dari total 700 SD, 90% telah memiliki fasilitas sanitasi dasar; dari total 119 SMP, 50% telah memiliki fasilitas sanitasi dasar; dan dari 54 SMA, 25% telah memiliki fasilitas sanitasi dasar. Namun demikian, seperti yang telah diuraikan di atas, kualitas dari fasilitas yang tersedia dan frekuensi penggunaannya tidak terdata. Untuk itu, jika siswa SD-SMA ini akan dijadikan ujung tombak untuk menjadi agen perubahan dalam perilaku hidup bersih dan sehat seperti yang diharapkan dalam kegiatan lomba Duta Sanitasi yang didukung oleh dinas Pendidikan dan dinas PU Cipta Karya, maka pembangunan sanitasi sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus. Dari data pemanfaatan dan BOS, hanya...% yang digunakan untuk peningkatan prasarana dan sarana sanitasi dasar di sekolah. Hal ini menunjukkan perhatian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 15

terhadap sanitasi sekolah sangat kecil padahal disaat yang bersamaan memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan siswa yang akan berpengaruh pada kualitas siswa itu sendiri. MCK ++ DI KELURAHAN PAYAMAN KECAMATAN NGANJUK (SANIMAS TAHUN 2006) MCK++ Kamp Dusun Pelem, Kecamatan Kertosono (SLBM TAHUN 2010) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 16

Kecamatan Jumlah Tabel 3.7. Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Jumlah MCK Tahun MCK Jumlah Sanimas RT RW (KK) KK Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola dibangun Miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya RT RW KSM Lainnya dibangun Sawahan 11393 4610 6174 Ngetos 8451 4002 5001 Berbek 15138 6049 5595 2 2008 Loceret 18054 6873 12452 1 2010 Pace 13887 5882 11382 Tanjunganom 27645 8342 18343 1 2011 1 2012 Prambon 17403 6151 12709 1 2011 1 2012 Ngronggot 17598 6353 10791 Kertosono 14374 4750 9035 1 2010 1 2011 1 2012 Patianrowo 11215 3905 6175 Baron 11352 4611 7052 Gondang 13877 4424 8461 Sukomoro 11035 4327 6020 Nganjuk 15948 4606 11930 1 2006 1 2009 1 2010 1 2011 1 2012 Bagor 15958 5695 8943 Wilangan 7059 2327 3739 Rejoso 18708 4752 9196 Ngluyu 4221 1005 1740 Lengkong 9045 3001 4869 Jatikalen 5103 2896 3982 Tahun Sanimas Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 17

Tabel 3.8. Kondisi sarana MCK Kecamatan Jumlah Pemakai Ada biaya Tmpt buang air kotor Jumlah Jml Kmr Fasilitas Persediaan Kapan tangki Lokasi pemakaian MCK PDAM SPT SGL Toilet/WC Mandi cc tangan sabun Tangki septik MCK cubluk septik dikosongkan RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Sawahan Ngetos Berbek Ds. Mlilir 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Ds. Berbek 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Loceret Ds.Tanjungrejo 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Pace Tanjunganom Kel. Tanjunganom 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Prambon Ds. Tanjungtani 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Ds. Sanggrahan 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Ngronggot Kertosono Ds. Pelem 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Ds. Kutorejo 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Ds. Nglawak 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Patianrowo Baron Gondang Sukomoro Nganjuk Kel. Payaman 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Kel.Kartoharjo 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Kel.Begadung 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Kel. Ploso 50-100 KK 6-12 bilik v v v v v v v v v Belum Bagor Wilangan Rejoso Ngluyu Lengkong Jatikalen Keterangan: L = laki-laki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = Sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali K = kadang-kadang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 18

No 1 Sub Sektor Air Limbah Domestik: Onsite Individual Tabel 3.9: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi STBM Dinas Kesehatan V V V V 2 Air Limbah Domestik: Onsite Komunal SLBM Dinas PU Cipta Karya 2008 V V V V 3 Air Limbah Domestik Onsite kelompok PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP) Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang 2009 V V V V 4 Air Limbah Domestik Onsite Kelompok Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah PNPM Mandiri Perdesaan (PPK) Bapemespemdes 2009 V V V V Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 19

3.2.4. Pemetaan Media Sosialisasi pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya air limbah dan pentingnya kebiasaan hidup sehat. Beberapa kegiatan media telah dilakukan seperti dialog interaktif, penayangan website kampanye kebersihan, talk show pengembangan kota hijau, dan telecenter kampanye kebersihan lingkungan. Beberapa kegiatan dan media yang terlibat dapat dilihat pada tabel 3.10. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk dan tabel 3.11. Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk. Sedangan kerjasama dan mitra potensial yang ada di Kabupaten Nganjuk terkait pengelolaan air limbah adalah berupa kerja sama dengan PT Unilever, LSM Spektra dan PKK yang melibatkan Kader-kader sehat PKK. Untuk penanganan lumpur tinja belum ada kerjasama secara khusus, tetapi karena penanganan lumpur tinja belum dikelola oleh Pemerintah kabupaten Nganjuk, kondisi ini dimannfaatkan oleh pihak swasta untuk melakukan usaha jasa penyedotan WC. Kerjasama dan mitra potensial terkait pengelolaan air limbah dapat dilihat pada tabel 3.12. Kerjasama terkait dengan sanitasi dan tabel 3.13. Daftar mitra potensial sebagai berikut. Tabel 3.10. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Pesan kunci Pembelajaran 1. Dialog Interaktif di LPPL RSAL FM 105,3MHz 2011 Kantor Lingkungan Hidup Solusi pengelolaan limbah domestik Masyarakat Nganjuk Air limbah menjadi sahabat Mengupayakan masyarakat mengelola air limbah domestik dengan baik 2. Penayangan Website Kampanya Kebersihan 2012 Dishubkom info Cara menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat Mayarakat Nganjuk Kebersihan pangkal kesehatan Mem biasakan masyarakat hidup sehat. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 20

Tabel 3.11: Media komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1. LPP Lokal RSAL FM 105,3 MHz Talkshow Pengembangan Kota Hijau Pentingnya memfungsikan hutan kota Positif Kedalamannya memadai 2. Teleceneter Tanjunganom Jaya New Information Kampanye kebersihan lingkuingan Mari bersamasama menjaga kebersihan lingkungan Positif Kedalamannya memadai 3. Harian Surya Berita Cetak Pencemaran karena rusaknya mesin Pabrik Gula Perlunya segera memperbaiki mesin Rusaknya mesin pabrik Merugikan masyarakat 4 Duta Masyarakat Berita Cetak Limbah PG Lestari sebabkan sesak nafas Perlunya penanganan segera Pabrik harus segera merespon keluhan warga 5 Bhirawa Berita Cetak Limbah PG Lestari cemari lingkungan Perlunya penanganan segera Pabrik harus segera merespon keluhan warga 6 Memo Berita Cetak Limbah cair dan bau PT. Jaker Pencemaran oleh pabrik Pabrik harus segera merespon keluhan warga 7 Duta Masyarakat Berita Cetak Limbah PT. Jaker Cemari Sumur Pencemaran oleh pabrik Pabrik harus segera merespon keluhan warga Tabel 3.12. Kerjasama terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1 Pasar Sehat Desa Sehat 2 Desa Sehat Desa Sehat PT. Unilever, LSM Spektra dan PKK PT. Unilever, LSM Spektra dan PKK Pendampingan dan Motivasi serta contoh rumah sehat Pendampingan dan Motivasi serta contoh rumah sehat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 21

Tabel 3.13. Daftar mitra potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1 PT. Unilever, LSM Spektra dan PKK Pasar Sehat, Rumah Sehat Pedampingan 2 Jasa Penyedot WC Penyedot lumpur tinja - 3 Jasa ponten umum Penyedia MCK tempat umum - 3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha Dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik, pemerintah Kabupaten Nganjuk tidak bergerak sendiri. Dukungan dari pihak swasta juga didapatkan. Salah satu contoh yang sudah dilakukan adalah kerjasama dengan pihak Unilever dan LSM Spectra untuk pelaksanaan Desa Sehat sebanyak 17 desa/kelurahan yang terdiri dari : Seluruh Kelurahan dan desa di Kecamatan Nganjuk yaitu 13 keluruhan dan 2 desa serta Desa Patianrowo Kecamatan Patianrowo dan Desa Malangsari Kecamatan Tanjunganom. Untuk jasa penyedotan WC, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga belummemfasilitasi dengan jasa penyedotan lumput tinja serta sarana Instalasi Pengolah Lumpur Tinja, kondisi ini dimanfaatkan oleh fihak swasta sebagai peluang usaha penyedot lumpur tinja/wc mampet yaitu penyedot WC Gondang dan Warujayeng.. Kerjasama ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena akan membantu pencapaian target daerah dalam pemenuhan layanan pengelolaan air limbah domestik sehingga dapat membantu untuk mencapai target peningkatan derajat kesehatan publik yang diharapkan. Mekanisme untuk menjalin kerjasama dengan mitra yang berpotensi perlu dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk supaya di masa yang akan datang lebih banyak dukungan yang didapatkan sehingga terjadi percepatan pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Dan dapat dilihat pada tabel 3.14. Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Nganjuk. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 22

No Tabel 3.14. Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Nganjuk Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan a b c d 1 Desa sehat (Seluruh Kelurahan dan desa di Kecamatan Nganjuk 13 keluruhan dan 2 desa) serta Desa Patianrowo Kecamatan Patianrowo dan Desa Malangsari Kecamatan Tanjunganom 2012 konsulidasi kader (tiap desa 10 orang kader), Survey lapangan, Rumah contoh, sosialisasi dan motivasi 2 Jasa sedot WC Gondang 2003 Jasa sedot WC mapet 3 Jasa sedot WC Warujayeng 2002 Jasa sedot WC mampet 4 Jasa Ponten Umum masyarakat MCK di tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, dan lain-lain. 3.2.6. Pendanaan dan Pembiayaan Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan air limbah di Kabupaten Nganjuk mengalami selama lima tahun terakhir selalu mengalami kenaikan hal ini bisa dilihat dari total belanja sanitasi sub sektor pengelolaan air limbah pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 408.172.000,- naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 474.374.000,-. Untuk Tahun 2010 juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 661.186.250,- dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.533.609.500,- Sedangkan pada tahun 2012 ini dianggarkan sebesar Rp. 1.943.870.000,-. Sehingga rata-rata belanja untuk pengelolaan air Limbah di Kabupaten Nganjuk adalah sebesar Rp. 1.004.242.350,- dengan persentase pertumbuhan 47,73 %. Untuk pendapatan dari sektor ini, Kabupaten Nganjuk selama ini belum menarik retribusi sebagaimana dijelaskan pada Tabel 3.15. Ringkasan pendapatan dan belanja subsektor pengelolaan air limbah domestic. No Tabel 3.15. Ringkasan pendapatan dan belanja subsektor pengelolaan air limbah domestic Subsektor/ SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata Pertumbu han (%) A Air Limbah 408.172.000 474.374.000 661.186.250 1.533.609.500 1.943.870.000 1.004.242.350 47,73% 1 Kantor Lingkungan Hidup 2 Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang B Retribusi Air Limbah - 100.814.000 94.691.250 124.762.500 742.200.000 265.616.938 94,54% 408.172.000 373.560.000 566.495.000 1.408.847.000 1.201.670.000 791.748.800 30,99% - - - - - - - Sumber : - Lampiran LKPJ Bupati Nganjuk Tahun 2008-2011 - APBD Kabupaten Nganjuk Tahun 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 23

3.2.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penyusunan Buku Putih dalam pengelolaan air limbah adalah : 1. Belum teridentifikasinya kondisi sanitasi secara jelas terutama sarana pengolahan air limbah domestik, cara penanganan air limbah di daerah pemukiman, dan penanganan air limbah industri rumah tangga. 2. Belum adanya indikator yang jelas tentang sejauh mana pencapaian pembangunan sanitasi Kabupaten Nganjuk, yang meliputi ketersediaan air bersih, penanganan air kotor/limbah (rumah tangga, industri, peternakan, pertanian), kesehatan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan sanitasi/ lingkungan hidup perkotaan. Namun walaupun ada permasalahan dalam penyusunan Buku Putih ini, pokokpokok permasalahan dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten Nganjuk telah diidentifikasikan sebagaimana uraian berikut ini : Permasalahan yang timbul dalam penanganan air limbah rumah tangga dapat bersifat teknis maupun non teknis. Masalah teknis berkaitan dengan kualitas air limbah dan struktur bangunan tangki septik, sedangkan masalah non teknis adalah masalah operasional yang muncul kemudian ketika pelaksanaan di lapangan Adapun permasalahan-permasalahan yang timbul dibagi dalam 4 masalah yaitu : 1) Masalah layanan pengelolaan air limbah - Ditinjau dari segi kuantitas, masyarakat Kabupaten Nganjuk yang memanfaatkan sistem sanitasi berbasis Masyarakat hanya sekitar 0,20 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk. - Masih banyaknya masyarakat Kabupaten Nganjuk yang menggunakan tangkiseptik untuk mengolah air limbah rumah tangga, namun sebagian besar fasilitas tangki septiknya masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Terbukti di wilayah Kabupaten Nganjuk jarang ada permintaan warga dalam pelayanan sedot tinja untuk melakukan pengurasan tangki septik. Padahal tangki septik atau cubluk memerlukan pengurasan paling tidak sekali dalam 5 tahun. - Di daerah yang padat penduduk dimana jarak antar rumah berdekatan dan jalan/gang masuk sangat sempit, sehingga tidak memungkinkan truk tinja untuk menyedot lumpur tinjawarga. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 24

- Jarangnya permintaan masyarakat atas jasa layanan pengurasan limbah tinja tidak berjalan optimal. - Masih banyak masyarakat yang membuang grey water langsung kesaluran drainase ataupun sungai tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu. Hal iniberarti pencemaran akibat pembuangan air limbah yang tidak terkontrol telah menyebabkan pencemaran di air badan air sehingga banyak sungai ataupun anak sungai yang sudah tidak standar baku mutu effluent. 2) Masalah ketersediaan dana - Kebijakan dalam penanganan air limbah rumah tangga tidak dapat dipisahkan dengan ketersediaan dana/anggaran pemerintah kota. Apabila dana tidak mendukung, maka pilihan teknologi yang terbaik tidak dapat diterapkan dan dilaksanakan. Keterbatasan alokasi dana Pemerintah Kabupaten Nganjuk mengakibatkan sistem pengolahan air limbah rumah tangga secara lengkap dan tuntas menggunakan off-site system (sistem terpusat) masih mengalami hambatan, sehingga pilihan yang diambil saat ini adalah menggunakan sanitasi berbasis masyarakat seperti Sanimas/SLBM. - Rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan Sanimas/SLBM (dalamoperasi dan pemeliharaan) sehingga pemerintah Kabupaten masih perlu untuk mendanai biaya O&M. - Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di bidang air limbah permukiman karena rendahnya tingkat pemulihan biaya investasi. - Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari sektor swasta dan masyarakat melalui community development. 3) Masalah kelembagaan dan peraturan perundang-undangan - Kebijakan penerapan hukum dan perangkat peraturan perundangan yang diperlukan dalam pengelolaan sistem air limbah rumah tangga belum kuat dan memadai. - Belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah. - Belum ada Perda yang mengatur tentang pengolahan air limbah rumah tangga termasuk ijin pembuangan air limbah domestik. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 25

- Belum diterapkannya aturan terhadap pelanggaran pembuangan air limbah industri rumah tangga oleh Pemda. - Peraturan IMB belum diterapkan secara baik oleh masyarakat ataupun pengelola permukiman, khususnya mengenai pengolahan air limbah. - Belum ada kebijakan pengembangan per-uu-an tentang PLP (Penyehatan Lingkungan Permukiman) yang bersifat operasional. - Belum kuatnya kelembagaan dengan penyesuaian struktur dan kewenangan kelembagaan pengelolaan air limbah rumah tangga maupunair limbah industri rumah tangga. - Belum terpisahnya fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan baik air limbah rumah tangga maupun air limbah industri rumah tangga. - Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia yang terkait dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dan air limbah industri rumah tangga. 4) Masalah peranserta masyarakat - Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga / permukiman dan perilaku hidup bersih dan sehat. - Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah permukiman, khususnya dalam pembiayaan investasi, operasi dan pemeliharaan air limbah. - Kurang memadainya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga/ permukiman. - Kemitraan pemerintah dan swasta belum berkembang Tantangan Pengelolaan Air Limbah Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengelola air limbah meliputi: a. Terkendalinya pencemaran terhadap air tanah dan badan air akibat air limbah rumah tangga. b. Meningkatkan akses pelayanan air limbah rumah tangga kepada masyarakat melalui penyediaan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem pengolahan yang memadai, dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan swasta. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 26

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga dan air limbah industri rumah tangga bagi kesehatan dan perlindungan sumber daya air. 3.3. Pengelolaan Persampahan 3.3.1. Kelembagaan Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 2008 dan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 16 Tahun 2009, pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk pada Bidang Kebersihan dan Pertamanan, Seksi Kebersihan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan; b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan; c) Membina dan melaksanakan tugas di bidang kebersihan meliputi pemberian kapasitas manajemen pelayanan dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana sarana persampahan; d) Memberikan bantuan teknis pada kecamatan, desa dan kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan sampah/air kotor; e) Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan prasarana sarana persampahan; f) Memberikan pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan mulai sumber sampah, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir; g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan sesuai dengan tugasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Struktur Organisasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai berikut : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 27

Kegiatan perencanaan pengelolaan persampahan dilakukan di Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah. Kegiatan pengadaan sarana dan pengelolaan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup. Kegiatan pengelolaan disamping dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten juga dilakukan oleh masyarakat tiap RT/RW/desa dan swasta.untuk pengaturan dan pembinaan dilakukan oleh instansi teknis di daerah yaitu PU Cipta Karya dan Tata Ruang dan Kantor Lingkungan Hidup. Untuk peraturan daerah terkait dengan pengelolaan sanitasi yang telah ada adalah Rencana Program Jangka Menengah kabupaten Nganjuk 2009-2013. Dokumen RPIJM ini belum sepenuhnya dipedomani sebagai bahan pelaksanaan program kegiatan karena sangat dinamisnya kondisi di daerah serta adanya bencanabencana yang mungkin terjadi. Kondisi pemangku kepentingan dan peratuaran kegiatan pengelolaan persampahan dapat dilihat pada tabel 3.16. Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Nganjuk di bawah ini. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 28

Tabel 3.16. Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat Dalam limbah domestik Pengelolaan Persampahan di Kabuten Nganjuk PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala Bappeda / PU.CKTR - - kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Bappeda / PU.CKTR - - Menyusun rencana anggaran program Bappeda / PU.CKTR - - persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah PU. CKTR swasta masyarakat Menyediakan sarana pengumpulan PU. CKTR - - (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan PU. CKTR - - Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah PU. CKTR - - dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA PU. CKTR - - Menyediakan sarana komposting PU. CKTR - masyarakat PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS PU.CKTR swasta masyarakat Mengelola sampah di TPS PU.CKTR - masyarakat Mengangkut sampah dari TPS ke TPA PU.CKTR - - Mengelola TPA PU.CKTR - - Melakukan pemilahan sampah PU.CKTR/LH Swasta masyarakat Melakukan penarikan retribusi sampah PU.CKTR swasta - Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PU.CKTR/LH - - PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan PU.CKTR/LH - - PU.CKTR/LH - - PU.CKTR/LH - - Bappeda / PU.CKTR - - Bappeda / PU.CKTR - - Bappeda / PU.CKTR - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 29

Tabel 3.17. Peraturan Persampahan di Kabupaten Nganjuk Peraturan Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif dilaksana kan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilakasna kan Ket. PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/ Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan Ada (37%) - - - Kewajiban penyediaan meliputi pewadahan, transfer, pengangkutan, TPA - - - - - - - - - - - - - - - - Ada (Terlampir) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 30

3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang dihasilkan penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan masyarakat serta menciptakan suatu lingkungan yang bersih, baik dan sehat. Pada awalnya, pemukiman seperti pedesaan memiliki kepadatan penduduk yang masih sangat rendah. Secara alami tanah / alam masih dapat mengatasi pembuangan sampah yang dilakukan secara sederhana (gali urug). Makin padat penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala aktivitasnya, sampah tidak dapat lagi diselesaikan di tempat; sampah harus dibawa keluar dari lingkungan hunian atau lingkungan lainnya. Sehingga Permasalahan sampah semakin perlu untuk dikelola secara profesional. A. Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah Sistem pengelolaan sampah dapat terselenggara dengan baik dengan didukung sub sistem antara lain: - Teknik Operasional - Kelembagaan/Organisasi - Pembiayaan - Peraturan Hukum/ Kebijakan - Peran Serta Masyarakat Sistem pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 3.1 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaaan Sampah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 31

Sedangkan Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel 3.18 Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran Sampah Masyarakat Bak sampah, TPS, Transfer Depo, Landasan Container Gerobak Dorong, gerobak roda 3, Truk Sampah, ArmRoll, Gerobak Traktor Pemilahan, Pengkomposan TPA-Pemilahan, Pengkomposan, gas methan B. Pola Operasional Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Nganjuk Pola operasional pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk secara umum dapat dilihat seperti diagram dibawah ini : Gambar 3.2. Diagram Pola operasional pengelolaan persampahan Sumber Sampah Pengumpulan Pemindahan Pengolahan Composting Daur Ulang Insinerasi Pengangkutan Pembuangan Akhir Pola operasional pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sumber Sampah Kategori sumber sampah di kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut : - Sumber sampah yang berasal dari daerah perumahan/rumah tangga/permukiman - Sumber sampah yang berasal dari daerah komersial Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 32

Yang termasuk kategori komersial adalah pasar, pertokoan, hotel, restauran, industri dan lain-lain - Sumber sampah yang berasal dari fasilitas umum Yang termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah perkantoran, sekolah, rumah sakit, apotik, gedung olah raga, taman, jalan, saluran / sungai dan lain-lain. - Sumber sampah yang berasal dari fasilitas sosial Seperti tempat-tempat ibadah (mesjid, gereja dan lain-lain) Jika dilihat dari sumbernya, dapat diketahui bahwa sumber sampah terbesar adalah bersumber dari permukiman yaitu sebesar 60 %. Hal ini berpengaruh terhadap komposisi sampah yang diproduksi dimana komponen sampah yang paling dominan adalah sampah organik yaitu sebesar 70%. b. Pewadahan/Pengumpulan Beberapa hal yang terkait dengan pewadahan /pengumpulan adalah sebagai berikut : - Pola penampungan bisa berbentuk : Individual, setiap rumah/toko dan bangunan lainnya memiliki wadah sendiri. Ini bisa berupa kantung plastik, bin plastik, bin dari bahan bambu dan karet. Komunal, tersedia 1 wadah yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa rumah/bangunan.seperti bin plastik/bambu( yang sudah dipisah organik dan anorganik), wadah dari plester batu bata, TPS, Container. Di kabupaten nganjuk mempunyai 23 container, 47 TPS (kecil dan besar)/landasan container, transfer depo dengan lokasi tersebar di wilayah kabupaten nganjuk. - Cara Pengumpulan dari sumber sampah Jalan Cara yang dilakukan yaitu dengan pola penyapuan. Jumlah tenaga penyapu berjumlah 53 orang dengan dibagi menjadi 4 wilayah meliputi barat, utara, timur dan selatan. Masing masing wilayah mempunyai lokasi penyapuan dan penanggung jawab tersendiri yang disebut mandor. Selain itu ada 4 orang yang disebut satgas kebersihan. Lokasi Tugasnya mobile dan langsung dibawah komand0i kasie. Ritasi penyapuan tiap hari antara 1-2 kali tergantung lokasi masing masing serta kondisi.di lokasi alon2 juga terdapat 7 orang tenaga Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 33

penyapu yang tugasnya meyapu, merawat taman, siram serta yang berhubungan dengan kebersihan dan taman di alon2 nganjuk, dengan ritasi 2 kali tiap hari.jadwal penyapuan untuk pagi hari jam 05.00-10.00 sedangkan sore jam 14.00-16.00. Hasil penyapuan dikumpulkan di wadah karung atau bila dipinggir jalan sudah ada bin sampah langsung dimasukkan. Permukiman/kantor/sekolah Biasanya dikumpulkan sendiri dan dimasukkan ke wadah plastik maupun bin sampah c. Pemindahan dan Pengangkutan Sarana dan Prasarana persampahan terdiri dari : - Gerobak Sampah dorong sebanyak 29 buah yang didistribusikan dan dihibahkan. Lokasi ditempatkan di Ruas jalan dan permukiman. Ritasi pengambilan minimal 1 kali tiap hari dengan tenaga antara 1-2 orang tiap gerobak. - Traktor sampah sebanyak 4 buah dengan 5 buah gerobak traktor. Terdapat di kecamatan kertosono, Berbek, Tanjunganom dan Lengkong Untuk Lokasi permukiman perkotaan dengan tenaga 2-3 orang dengan ritasi minimal 1 kali tiap hari - Motor gerobak roda 3 Tossa = 3 Buah di masing-masing wilayah. - Dengan Tenaga 1 orang tiap gerobak - DumpTruck 8m3 sebanayak 8 buah Dengan personel 1 orang sopir dan 2 orang armada. Lokasi pengambilan sampah sudah ditentukan dengan ritasi 1-2 kali tiap hari. - ArmRoll sebanyak 3 buah 1 orang Sopir dengan lokasi yang sudah ada dengan ritasi minimal 2 kali tiap hari. d. Pengolahan 1). 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) Untuk Reduce dan Reuse, masyarakat masih belum bisa melaksanakan. Sedangkan untuk Recycle sudah sedikit dilakukan oleh beberapa kelurahan di Kabupaten Nganjuk seperti pemilahan sampah disumbernya contoh memilah kertas bekas, plastik dan logam yang mempunyai nilai jual dan ekonomis yang dapat diolah kembali. Di kegiatan ini mampu mengurangi jumlah sampah sebanyak ±2 %. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 34

Kegiatan ini dilakukan di kelurahan Mangundikaran Kec. Kota nganjuk yang terdiri dari 8 RW telah di lakukan pemilahan sampah dari sumbernya yang kemudian dimabil ataupun di antar ke bank sampah sri pekung dan dikeola oleh masyarakat sendiri dan telah dilakukan sejak tanggal 5 februari 2012. Adapun sampah yang dipilah adalah plastik, kardus, botol plastik, buku, koran, HVS, Diplek, besi (baru mulai) 2). Komposting Seperti yang diketahui bahwa sampah organik sebanyak 70% yang apabila dapat dilakukan pengkomposan semua maka akan tersedia pupuk organik sebesar 70 m3 perhari sehingga jumlah residu yang di buang ke TPA hanya 4%dari residu pengkomposan. Sementara di nganjuk hanya 60 m3/minggu, dengan lokasi di Belakang pasar wage Nganjuk dan di TPA Kedungdowo nganjuk ( beberapa tahun ini berhenti karena sdm purna tugas)serta di kelurahan Mangundikaran telah dilakukan pengomposan (RW 7). Berikut gambar diagram pembagian sampah secara organic dan anorganik : Gambar 3.3. Diagram Pembagian Sampah Secara Organik dan Anorganik SAMPAH Sampah Organik 70% Sampah Anorganik 28% B3 2% Pemanfaatan Lain 2% Pengomposan 38% Residu 30% Residu Daur-ulang 20% Residu 4% 10% Pembakaran 25% 5% Residu 2,5% TPA Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 35

Sedangkan untuk skema untuk proses pengomposan dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini : Gambar 3.4 Diagram Skema Kompos SKEMA PROSES KOMPOS PEMBERIAN BIBIT AIR/SLUDGE PERMENTASI AEROB SAMPAH KOTA PERLAKUAN PENDAHULUAN PENGATURAN KADAR AIR C/N RASIO KOMPOS KE LADANG PENCAMPURAN DIAMBIL SEBAGIAN UNTUK PEMBIBITAN PADA ENGOMPOSANSELANJU e. Tempat Pemrosesan Akhir 1). TPA Kedungdowo- Nganjuk Nama TPA Lokasi DESKRIPSI Sistem Pengolahan Sampah Kedung Dowo Ds. Kedungdowo kec. Nganjuk Controlled landfill Tahun mulai operasi TPA 1992 Sisa umur TPA 14 tahun Luas lahan (ha) - Terpakai - Sisa Lahan Daya tampung total (m 3 ) Volume deposit (m 3 ) Daya tampung sisa (m 3 ) Jumlah truk yang masuk per hari Jumlah pemulung 5 Ha 3 Ha 2 Ha 4900 m3 1734 m3 3.166 m3 15 rit 3 org Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 36

Fasilitas yang ada di TPA Ada Tidak Ada Kondisi - Pembuat kompos V Tdk terpakai - Daur ulang plastik V - Pengolahan lindi (IPAL) V Kurang lengkap - Jembatan timbang V - Saluran drainase V kurang - Rumah jaga V Kurang bagus - Alat berat V rusak - Tempat parkir alat berat V jelek - Terminal dumping V - Lapisan tanah penutup V Pengadaan dari luar - Ketersediaan tanah penutup V - Pagar keliling V kurang - Sumur pantau V jelek Ket: Alat pengkomposan yang ada di TPA meliputi Mesin pencacah, mesin pengayak sampah. 2). TPA Pandantoyo - Kertosono Nama TPA Lokasi DESKRIPSI Sistem Pengolahan Sampah Tahun mulai operasi TPA Sisa umur TPA Luas lahan (ha) - Terpakai - Sisa Lahan Daya tampung total (m 3 ) Pandantoyo Ds. Panantoyo kertosono Open Dumping 1,2 Ha 1.176 m3 Volume deposit (m 3 ) 417 m3 Daya tampung sisa (m 3 ) 759 m3 Jumlah truk yang masuk per hari 2 Jumlah pemulung 4 org Fasilitas yang ada di TPA Ada Tidak Ada Kondisi - Pembuat kompos V - Daur ulang plastik V - Pengolahan lindi (IPAL) V - Jembatan timbang V - Saluran drainase V kurang - Rumah jaga V jelek - Alat berat V - Tempat parkir alat berat V - Terminal dumping V - Lapisan tanah penutup V - Ketersediaan tanah penutup V - Pagar keliling V jelek - Sumur pantau V Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 37

3). TPA Bendil-Berbek Nama TPA Lokasi DESKRIPSI Sistem Pengolahan Sampah Tahun mulai operasi TPA Sisa umur TPA Luas lahan (ha) - Terpakai - Sisa Lahan Daya tampung total (m 3 ) Brendil Ds. Brendil Berbek Open Dumping 1,2 Ha 1.176 m3 Volume deposit (m 3 ) 417 m3 Daya tampung sisa (m 3 ) 759 m3 Jumlah truk yang masuk per hari 2 Jumlah pemulung Fasilitas yang ada di TPA Ada Tidak Ada Kondisi - Pembuat kompos V - Daur ulang plastik V - Pengolahan lindi (IPAL) V - Jembatan timbang V - Saluran drainase V - Rumah jaga V Jelek - Alat berat V - Tempat parkir alat berat V - Terminal dumping V - Lapisan tanah penutup V - Ketersediaan tanah penutup V - Pagar keliling V Sedang - Sumur pantau V 4). TPA Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Fasilitas yang ada di TPA Ada Tidak Ada Kondisi - Pembuat kompos - - - - Daur ulang plastik - - - - Pengolahan lindi (IPAL) - - - - Jembatan timbang - - - - Saluran drainase - - - - Rumah jaga - - - - Alat berat - - - - Tempat parkir alat berat - - - - Terminal dumping - - - - Lapisan tanah penutup - - - - Ketersediaan tanah penutup - - - - Pagar keliling - - - - Sumur pantau - - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 38

C. Cakupan Layanan Persampahan di Kabupaten Nganjuk 1. Area Pelayanan Sampah di Kabupaten Nganjuk Area pelayanan persampahan di Kabupaten Nganjuk mencakup 11 kecamatan, perkotaan menjadi skala prioritas dan sebagian kecil kecamatan. Tingkat pelayanan persampahan pada Tahun 2010 adalah sebesar 28,71% dengan jumlah penduduk yang terlayani adalah sebesar 335.381 jiwa. Jumlah sampah yang terangkut sebesar 201 m3/hari. Area pelayanan persampahan di Kabupaten Nganjuk dilihat pada gambar peta dibawah ini : Peta. 3.3. Peta Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Nganjuk Tempat Pemrosesan Akhir Kabupaten Nganjukdan jangkauan pelayanan saat ini berjumlah 4 (empat) unit. 1) TPA Kedungdowo terletak di desa Kedungdowo Kec Kota Nganjuk dengan cakupan wilayah perkotaan Kecamatan Nganjuk, Rejoso, Gondang, Bagor dan Sukomoro Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 39

2) TPA Pandantoyo terletak di desa Pandantoyo Kec. Kertosono dengan cakupan wilayah perkotaan kecamatan Kertosono, Tanjunganom, Ngronggot, Patianrowo 3) TPA Bendil terletak didesa Bendil Kec. Berbek dengan cakupan wilayah perkotaan kecamatan Sawahan, Pace, Berbek 4) TPA Tanjunganom terletak di desa Warujayeng dengan cakupan wilayah perkotaan kecamatan Tanjunganom sebagian Prambon dan Ngronggot. Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dikabupaten Nganjuk dapat dilihat pada gambar peta 3.4. Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan Kab. Nganjuk Peta 3.4. Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan Kab. Nganjuk Sedangkan lokasi TPS di Kabupaten Nganjuk sebanyak 62 buah tersebar di lingkungan permukiman dan fasilitas umum di kawasan perkotaan. Jumlah dan lokasi TPS dapat dilihat pada tabel 3.18a. Prasarana Tempat Penampungan Sementara di Kabupaten Nganjuk dibawah ini : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 40

Tabel 3.18a. Prasarana Tempat Penampungan Sementara di Kabupaten Nganjuk No Lokasi TPS *) Jenis **) Kapasitas (m 3 ) Luas TPS (m 2 ) Kondisi Frekuensi Pengambilan perhari 1. Kel Begadung container 6 = 2m3/hr Baik 2x/mgg 2. Jln Mastrip TPS 18 9 x 9 Baik 1 3 Belakang Perdana TPS 18 9 x9 Baik 1 4. Jln Imam Bonjol TPS 3 1,5 x 1,5 Baik 1 5. Jln Dermojoyo TPS 3 1,5 x 1,5 Baik 1 6. Bel Pasar Wage TPS 36 = 72m3/hr 6 x 12 Baik 2x/hr 7. Kel Kartoharjo TPS 6 4 x 5 Baik 1 8. Gedung Juang Container 6 = 2m3/hr 4 x 5 Baik 2x/mgg 9. Perm Candirejo TPS 6 4 x 5 Baik 1 10. Jln Cokroaminoto TPS 9 4 x 6 Baik 1 11. Jln Gatot Subroto TPS 3 2 x 2 Baik 1 12. Terminal Truck Guy TPS 3 Baik 1 13. Pasar Kutorejo TPS 6 4 x 5 Baik - 14. Kel Cangkringan container 6 = 4m3/hr 4 x 5 Baik 4x/mgg 15. Pasar Gondang container 6 = 2m3/hr 4 x 5 Baik 2x/mgg 16. Depan SMPN 2 TPS 3 - Baik 1 17. Kel. Warungotok TPS 6 4 x 5 Baik 1 18. Pasar Rejoso Container 6 = 2m3/hr 4 x 5 Baik 2x/mgg 19. Terminal Lama TPS 3 4 x 5 Baik 1 20. Pemda Container 6 = 1m3/hr Baik 1x/mgg 21. Payaman TPS 6 4 x 5 Baik 1 22. Pasar Bagor TPS 18 9,5 x 8 Baik - 23. Pasar Sukomoro TPS 9 4 x 6 Baik - 24. Ngadipiro Trans Depo 10 6 x 7 Baik - 25. Sudimoroharjo Trans Depo 15 9 x 7 Baik - 26. Tanjung TPS - Baik - 27 Perumnas Pace Container 6 = 2m3/hr baik 2x/mgg 28. Trminal Colt Container 6 = 2m3/hr Baik 2 /mgg 29. Perumnas Ngrawan Container 6 = 2m3/hr Baik 2x/mgg 30. Pasar Mangundikaran Container 6 = 3m3/hr Baik 3x/mgg 31 STM Negeri Container 6 = 1m3/hr Baik 1x/mgg 32 TRAL Container 6 = 1m3/hr Baik 1x/mgg 33 Pasar Mojorembun Container 6 = 1m3/hr Baik 1x/mgg 34 Pasar Sukomoro Container 6 = 1m3/hr Baik 1x/mgg 35 Alon-alon Container 6 = 4m3/hr Baik 4x/mgg Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 41

36 Polres Tras depo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 Baik 1 37 Bhayangkara Transdepo 2,5 1,5x1,5 Baik 1 38 PU.Binamarga Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 Baik 1 39 Kantor DPRD Transdepo 2,5 = 0,9m3/hr 1,5x1,5 Baik 2x/mgg 40 Jl.Kartini Transdepo 2,5= 0,5m3/hr 1,5x1,5 Baik 1 41 Jl. Megantoro Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 Baik 1 42 Perm. Mstrip Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 Baik 1 43 Smpn 3 Nganjuk Transdepo 2,5 = 0.9m3/hr 1,5x1,5 2x/mgg 44 Panti asuhan Transdepo 2,5 = 0,9m3/hr 1,5x1,5 2x/mgg 45 RSUD Transdepo 6 2x2 1 46 Pasar berbek TPS 9 = 3m3/hr 2x3 2x/mgg 47 Pasar Sawahan TPS 9 = 3m3/hr 2x3 2x/mgg 48 Megantoro TPS 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 49 Jl. Yos Sudarso Trans depo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 50 SMPN 5 Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 51 Gedung juang TPS 18= 3m3/hr 7x9 1 52 Kel. Begadung TPS 4= 0,5m3/hr 7x9 1 53 Pasar Ngrengket Trans depo 2,5 1,5x1,5 1 54 Jl. Merdeka Transdepo 2,5 1,5x1,5 1 55 Perhutani Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 56 SMPN 3 Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 57 Jl.M.Sungkono Transdepo 2,5= 0,5m3/hr 1,5x1,5 1 58 Jl. Bromo Transdepo 2,5= 1m3/hr 1,5x1,5 1 59 SMAN 2 TPS 4= 2m3/hr 2,5x4 1 60 Nirwana TranDepo 2,5 1,5x1,5 1 61 SD Mangundikaran Transdepo 2,5= 1,5m3/hr 1,5x1,5 1 62 Perum Werungotok Transdepo 2,5 1,5x1,5 1 2. Pengelolaan Sampah di Kabupaten Nganjuk Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk kegiatan: Pewadahan sampah Pengumpulan sampah Pemindahan sampah Pengangkutan sampah Pengelolaan dan pendaur-ulangan sampah Pembuangan akhir sampah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 42

Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada tabel 3.19. Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Nganjuk sebagai berikut : Tabel 3.19. Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Nganjuk Kelompok Fungsi Pemerintah Daerah Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data a b c d e Mesin, Manual LSM Masyarakat Penampungan Pemilahan Sampah Pemilahan Manual 3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK Kota Nganjuk saat ini menghadapi masalah sampah kota. Baik yang bersumber dari rumah tangga, pasar dan kegiatan lainnya. Jumlah timbulan sampah dari hari kehari terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kegiatan dan pola hidup masyarakat yang makin beragam. Sumber sampah di kota Nganjuk pada umumnya didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga yang merupakan sampah basah, selain juga sampah dari kegiatan lainnya seperti dari pasar, perkantoran, jalan, fasilitas umum, pusat perdagangan. Pengelolaan kebersihan kota dilaksanakan oleh baik oleh masyarakat melalui RT / RW dan pemerintah Kabupaten Nganjuk (Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah). Keterlibatan RT/RW adalah dalam pengumpulan sampah dari sumber sampah untuk dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS). Pemerintah melakukan pengumpulan/penyapuan di daerah komersial, juga pengangkutan dari TPS ke tempat pembuangan akhir (TPA), termasuk pemusnahan di TPA. Salahsatu proses pengolahan sampah yang dilakukan di Kota Nganjuk adalah pengomposan, yaitu pembuatan kompos dari sampah organik. Proses komposting menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomis. Penggunaan komposting sebagai alternatif pengolahan sampah dilakukan dengan dua cara, yaitu komposting komunal untuk area penghasil sampah dan komposting individual untuk area pelayanan di wilayah pemukiman. Dengan kandungan sampah organik yang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 43

tinggi dan dipandang sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi volume sampah yang akan di buang ke TPA sampah. Pengolahan sampah dengan komposting skala rumah tangga dilakukan di beberapa wilayah permukiman, seperti yang dilakukan di Kelurahan Payaman, Mangundikaran, Kauman, Ganung Kidul, Bogo, Begadung, Cangkringan, Werungotok dan Ploso dengan melibatkan masyarakat, ibu-ibu PKK, Karang Taruna. Salah satu kegiatan komposting yang dilakukan di Kota Nganjuk adalah menggunakan teknik pembuatan kompos skala rumah tangga dan skala komunal serta pengolahan kompos metode takakura. Walaupun pengelolaan persampahan secara kelembagaan merupakan tupoksi dari Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk, namun demikian pengelolaan persampahan tidak dapat hanya ditangani dengan berbasis lembaga saja. Banyak wilayah permukiman dan perumahan yang tidak terlayani oleh pengelolaan persampahan berbasis lembaga yang disebabkan oleh kondisi geografis, kepadatan bangunan ataupun hal teknis lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan persampahan juga dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat. Pendekatan berbasis masyarakat ini dilakukan oleh PKK melalui kegiatan Gerakan Srikandi Peduli Lingkungan (Sripekung). Kegiatan Sripekung ini antara lain dengan melaksanakan Bank Sampah, Kredit Sampah, pelatihan pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah non-organik. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan cukup tinggi walaupun masih didominasi oleh kaum perempuan. Saat ini untuk tingkat kecamatan, gerakan Sripekung telah berhasil dicanangkan di Kecamatan Nganjuk. Diharapkan tahun depan Gerakan Sripekung dapat dilaksanakan pada diseluruh kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Terkait dengan pelaksanaan bank sampah, masyarakat berpenghasilan rendah dapat meningkatkan pendapatannya hanya dengan menabung sampah. Untuk Bank Sampah yang telah berjalan di Kelurahan Mangundikaran, kegiatannya telah dikembangkan ke arah kredit sampah, dimana masyarakat dapat meminjam dana dengan membayar sampah sebagai cicilannya. Kegiatan ini sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan manfaat yang diterima dapat langsung dirasakan. Di tingkat sekolah, pengelolaan persampahan belum dilaksanakan di semua sekolah. Dari Seluruh SD, SMP, SMA dan SMK, sekolah yang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 44

melaksanakan pengelolaan persampahan hanya... %. Beberapa pelatihan mengenai pengomposan sudah dilakukan namun terkendala oleh bau dan ketersediaan lahan disekolah yang bersangkutan. Selain itu, program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tidak menyarankan adanya pengumpulan sampah di dalam lokasi sekolah. Hal ini bertentangan dengan semangat untuk melaksanakan pengelolaan sampah yang ditanamkan sejak dini. Oleh karena itu perlu dikembangkan jalan tengah yang dapat memberikan manfaat yang terbesar bagi kabupaten Nganjuk secara umum. Dari hasil kajian di lapangan, terkait dengan program pasar sehat, ada kemungkinan Bank Sampah juga akan diterapkan di pasar-pasar tradisional yang merupakan salah satu sumber timbulan sampah terbesar di Kabupaten Nganjuk. Tabel 3.20. Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan Jenis kegiatan Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Dikelola oleh Masyarakat RT RW Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan/ Kecamatan Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Keterangan Pemerintah Tabel 3.21. Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten Nganjuk Jenis Kegiatan Dikelola oleh Kabupaten/Kota Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 45

No Sub Sektor Tabel 3.22. Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR 1 Persampahan Sri Pekung Swasta 2010 2 Bank Sampah LSM 2010 3.3.4. Pemetaan" Media Sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat yang terpenting adalah pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap aktivitas 3R terutama pemilahan. Kesadaran masyarakat akan bahaya sampah sebagai sumber penyakit perlu benar-benar ditanamkan melalui kampanye berbagai media. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah dialog interaktif, siaran keliling dan pemutaran film, artikel tentang sampah, dan talk show mendorong pentingnya CTPS, Kegiatan komunikasi di Kabupaten Nganjuk yang terlibat dalam kampanye pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Sedangkan kegiatan yang terkait dengan kerjasama dan mitra potensial di Kabupaten Nganjuk berupa kegiatan pasar sehat, desa sehat dan lingkungan sehat, yang difasilitasi oleh PT Unilever dan LSM Spektra serta PKK serta kader desa. Kegiatan kerjasama dan mitra potensial di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada tabel 3.23. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk, Tabel 3.24: Media komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk, Tabel 3.25 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Nganjuk, Tabel 3.26. Daftar Mitra Potensial di Kabupaten Nganjuk dibawah ini. Tabel 3.23. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Pesan kunci Pembelajaran 1. Dialog Interaktif di LPPL RSAL FM 105,3MHz 2011 Dinas CKTR Pengelolaan Sampah menurut jenisnya Masyarakat Nganjuk Klasifikasi sampah kering dan sampah basah Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah 2. Siaran Keliling dan Pemutaran Film 2011 Dishubkom info Memberikan informasi dengan woro-woro ke masyarakat dan memutar film seputar pengelolaan persampahan Masyarakat Nganjuk Jangan membuang sampah sembarang an Memahamkan masyarakat akibat membuang sampah sembarangan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 46

No Nama Media 1. Derap Bumi Anjuk Ladang 2. LPP Lokal RSAL FM Tabel 3.24: Media komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk Jenis Acara Artikel Talk Show Isu yang Diangkat Meningkatkan budaya bersih di kalangan masyarkat Cuci Tangan Pakai Sabun 3. Radar Kediri Berita Cetak Dinas akan perluas TPA 4 Radar Kediri Berita Cetak Lomba taman dan lingkungan asri 5 Radar Kediri Berita Cetak Kritik Minim Kesadaran Kebersihan 6 Radar Kediri Berita Cetak Ibu-ibu menjadi pengawas Sripekung 7 Radar Kediri Berita Cetak PKK prakarsai Srikandi Peduli Lingkungan Pesan Kunci Keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Mendorong CTPS Pentingnya Penanganan Sampah Keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Perlunya kesadaran akan kebersihan Keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Positif Pendapat Media Kedalamannya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Merupakan respon positif dari Pemerintah dalam penanganan sampah Merupakan suatu penghargaan terhadap keterlibatan masyarakat Perlunya menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebersihan Merupakan suatu penghargaan terhadap keterlibatan masyarakat Merupakan suatu penghargaan terhadap keterlibatan masyarakat Tabel 3.25 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Nganjuk No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi 1 Pasar Sehat Pasar Sehat 2. Desa Sehat Desa Sehat 3 Pengelolaan lingkungan Lingkungan sehat Mitra Kerja Sama PT Unilever, LSM Spektra, PKK PT. Unilever, LSM Spektra dan PKK Kader Sehat Sri Pekung Bentuk Kerjasama Pedampingan dan motivasi pasar sehat Pendampingan dan motivasi serta contaoh rumah sehat Motivasi dan penanganan sampah kota Tabel 3.26: Daftar Mitra Potensial di Kabupaten Nganjuk No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1 PT. Unilever Pasar Sehat, Rumah Sehat Pedampingan 2 LSM Spektra Pasar sehat, Rumah Sehat Pendampingan 3 PKK dan Kader Desa Pasar Sehat, Rumah Sehat Pendampingan 4 Sri Pekung Lingkungan sehat Pengelolaan lingkungan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 47

3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha Pada dasarnya Partisipasi Dunia Usaha di Kabpaten Nganjuk secara formal yang ditindaklanjuti dengan kerjasama belum ada, tetapi ada kegiatan yang secara tidak langsung dapat mengelola dan mengurangi persampahan di Kabupaten Nganjuk antara lain : A. Kegiatan Sripekung Srikandi Peduli Lingkungan di canangkan oleh Bupati Nganjuk. Sripekung diprakarsai oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Nganjuk. Disamping karena dilatarbelakangi meraih Adipura juga untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Nganjuk dengan menitikberatkan pada kebersihan sampah dilingkungan permukiman dan pasar. Kegiatan utama dengan pemilahan sampah rumah tangga sebelum dibawa ke TPS. Pada tahun 2011 pertama kali dikonsentrasikan di Kelurahan Mangundikaran tujuannya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kelurahan ini sebagai proyek percontohan benar-benar terwujud, selanjutnya pada tahun 2012 diperluas ke seluruh Kelurahan di Kecamatan Nganjuk. Kegiatan ini melibatkan LSM SPEKTRA dari Surabaya yaitu. B. Usaha Penyedot Lumpur Tinja Kegiatan masyarakat dunia usaha ini didasari dari belum adanya penyediaan jasa penyedot lumpur tinja dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk disamping belum adanya IPLT (Instalasi Pengolah Lumpur Tinja. Karena itu peluang usaha penyedotan lumpur tinja banyak bermunculan mengingat belum adanya IPLT di Kabupaten Nganjuk, akan tetapi usaha penyedotan lumpur tinja masih memanfaatkan sungai dan persawahan sebagai tempat pembuangan. C. Pembinaan ke Sekolah-Sekolah Pengelolaan sampah yang tepat dan efisien juga dilakukan ke sekolah-sekolah melalui pembinaan yang dilakukan oleh SKPD yang terkait di Kabupaten Nganjuk, kegiatan ini masih terkonsentrasi pada sekolah-sekolah percontohan Adiwiyata. Saat ini partisipasi dunia usaha maupun sektor swasta belum menjangkau pengelolaan persampahan. Namun demikian terdapat potensi untuk bekerjasama dengan pihak swasta baik melalui mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR) untuk melakukan berbagai kegiatan pengelolaan persampahan. Salah satu contoh yang sekarang sedang diupayakanoleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk adalah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 48

dengan penataan PKL melalui CSR BPD Jatim cabang Nganjuk, dimana targetnya juga untuk mengurangi atau mengelola persampahan sebagai akibat dari kegiatan PKL itu sendiri. Diharapkan ke depan makin banyak kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan persampahan. Partisipasi dunia usaha yang telah dilakukan di Kabupaten Nganju dapat dilihat pada tabel 3.27. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Nganjuk di bawah ini. Tabel 3.27. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Nganjuk No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan a b c d 1 Sri Pekung 2011 Penyapuan Jalan, Pengumpulan ke TPS, pemilahan 2 Bank sampah sri pekung 2012 Penerimaan Hasil Pemilahan sampah meliputi kertas, besi, plastik, Diplek. Simpan Pinjam yg ditukar dng sampah. Menabung sampah. 3 PT. Jaya Kertas Penerimaan Sampah kertas 3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk mengalami selama lima tahun terakhir mengalami kondisi pasang surut, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pendanaan APBD Kabupaten Nganjuk. Total belanja sanitasi sub sektor pengelolaan persampahan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.1.219.190.000,- naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 1.303.416.500,- Untuk Tahun 2010 mengalami penurunan menjadi Rp. 8.42.569.100,- kemudian naik lagi pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 2.531.519.000,- dan pada tahun 2012 ini dianggarkan sebesar Rp. 1.680.250.000,-. Sehingga rata-rata belanja untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk adalah sebesar Rp. 1.515.388.920,- dengan persentase pertumbuhan 8,35 %. Kabupaten Nganjuk telah menarik retribusi dari sektor ini, yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp. 236.314.400,- kemudian turun menjadi Rp. 229.827.300 pada tahun 2009, untuk tahun 2010 retribusi yang dikumpulkan dari sektor ini sebesar Rp. 246.564.100 dan naik hampir 100% pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 525.491.200. Sedangkan pada tahun 2012 pendapatan dari sektor ini diperkirakan mencapai Rp. 249.286.780,- dengan demikian rata-rata pendapatan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 49

dari retribusi sampah di Kabupaten Nganjuk adalah sebesar Rp. 249.286.780,- dengan persentase pertumbuhan 4,45 % dapat dilihat pada tabel 3.28. Ringkasan pendapatan dan belanja dari sub sektor pengelolaan persampahan dibawah ini. No Tabel 3.28. Ringkasan pendapatan dan belanja dari sub sektor pengelolaan persampahan Subsektor/ SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata Pertumb uhan (%) A Persampahan 1.219.190.000 1.303.416.500 842.569.100 2.531.519.000 1.680.250.000 1.515.388.920 8,35% 1 2 Kantor Lingkungan Hidup Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang 1.219.190.000-304.240.600 1.478.398.000 749.000.000 937.707.150-11,47% - 1.303.416.500 538.328.500 922.971.000 931.250.000 739.193.200-10,60% 3. Bappeda - - - 130.150.000-130.150.000 - B Retribusi Persampahan 236.314.400,- 229.827.300,- 246.564.100,- 525.491.200,- 281.236.900,- 249.286.780,- 4,45 % Sumber: - Lampiran LKPJ Bupati Nganjuk Tahun 2008-2011 - APBD Kabupaten Nganjuk Tahun 2012 3.3.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Beberapa permasalahan persampahan Kabupaten Nganjuk berkaitan dengan pengelolaan persampahan Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut : a. Ketersediaan sarana dan prasarana Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana yang menunjang kinerja operasional pengelolaan persampahan yang meliputi bak sampah komunal, gerobak sampah, armada Dump Truck, Wheel Loader, Escavator dan mesin pengolah untuk komposting (alat pencacah) dan kondisi sarana prasarana yang kurang memadai ditinjau dari usia peralatan pengelolaan persampahan karena didominasi peralatan dengan usia > 5 tahun dan dalam kondisi sering rusak. b. Permasalahan Kinerja Operasional Pengelolaan Persampahan - Perwadahan : Belum semuanya wilayah pelayanan sampah terdapat pewadahan dan semakin banyak masyarakat yang keberatan di wilayahnya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah. Sampah yang sering meluber ke luar bak sampah komunal dapat mengganggu keindahan kota dan lalu lintas. Pewadahan hampir semuanya tidak dilengkapi dengan penutup untuk menghindari pencemaran lingkungan sekitar. Pada awal mula pengadaan pewadahan sampah, semua wadah sampah dilengkapi penutup tetapi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 50

tutup tersebut hampir semuanya hilang dicuri/diambil orang yang tidak bertanggungjawab. Adanya potensi pencemaran lingkungan di sekitar pewadahan. Ada sebagian bak sampah komunal rusak (tembok pembatasnya rusak). - Pengumpulan Penyapuan jalan hanya dilakukan pada segmen jalan tertentu saja. Waktu penyapuan jalan yang dilakukan oleh petugas kebersihan belum sesuai dengan jadwal. Terbatasnya gerobak sampah yang ada sehingga tidak dapat melayani 100% timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Nganjuk. Terbatasnya jumlah pekerja pengangkutan sehingga sebagian sampah tidak terangkut. Belum ada kontainer sampah pada kawasan-kawasan khusus yang sebenarnya membutuhkan kontainer sampah, misalnya pasar dan fasilitas kesehatan (rumah sakit). - Pengangkutan/pemindahan Adanya Armada truk sampah yang ada sering rusak akibat umur armada truk yang relatif tua, sedangkan pemakaian non stop tanpa henti setiap hari, sehingga mengakibatkan terlambatnya pengangkutan, membutuhkan biaya perawatan dan perbaikan yang cukup tinggi. Pada kondisi tertentu pengangkutan hanya dapat dilakukan satu rit akibat dari banyaknya sampah yang tidak dibuang pada tempat yang ditentukan. - Pengolahan Tidak dan belum berjalannya prosedur 3 R (reduction = pengurangan, reuse = pakai ulang dan recycle = daur ulang). Belum dilakukan proses pemilahan sampah secara kontinyu mulai dari sumber. Pengelolaan sampah sudah memperhatikan faktor non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan dan keutamaan dalam mengolah sampah, tetapi dalam penerapannya masyarakat tidak memperhatikan/mengindahkan Sistem pengelolaan sampah belum dilakukan secara optimal dengan memperhatikan standar pengelolaan sampah sehingga dapat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 51

menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air serta dapat menurunkan estetika lingkungan (mulai dari pewadahan sampai pengolahan). Pola pengolahan sampah di TPA masih menggunakan metode open dumping. Belum adanya alat berat yang mendukung pelaksanaan open dumping dan alat berat wheel loader di TPA yang seringkali mengalami kerusakan. c. Manajemen Pengelolaan dan Kelembagaan - Belum adanya data base perkembangan persampahan Kabupaten Nganjuk. - Belum adanya pendataan yang kontinue terhadap potensi sampah kota yaitu pendataan terhadap volume sampah yang masuk ke TPA, yang terolah dan tidak terolah di TPA dan yang berpotensi untuk diolah. - Terbatasnya personil petugas Dinas PU Ciptakarya Kabupaten Nganjuk. - Tidak memadainya dana operasional dan pemeliharaan. - Masih minimnya kemampuan pengelola untuk mengelola sampah dengan prinsip 3 R. - Tidak dan belum melibatkan stakeholder lain (swasta/masyarakat) dalam pengelolaan sampah dan kebersihan. d. Anggaran/pembiayaan Pembiayaan dan dana yang terbatas, karena pengelolaan sampah hanya dikelola oleh Dinas PU Ciptakarya Kabupaten Nganjuk sedangkan biaya operasional pengelolaan dan konstruksi persampahan meningkat setiap tahunnya. e. Hukum/Peraturan - Tidak/belum berjalannya sistem penegakan hukum tentang kebersihan. - Tidak adanya peraturan/perda yang mengatur tentang sistem pengelolaan persampahan secara komprehensif. f. Peran Serta masyarakat - Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan lingkungan. - Relatif kurangnya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan sampah. - Sebagian masyarakat masih memandang sampah sebagai bahan yang menjijikkan, sehingga enggan untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi. g. Teknologi - Tidak/belum berjalannya prosedur 3 R pada pengelolaan sampah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 52

- Permasalahan pada TPA Kabupaten Nganjuk (TPA Pandantoyo) : Pengelolaan TPA berupa open dumping Keterbatasan tenaga kerja Keterbatasan peralatan Keterbatasan biaya Pencemaran Infrastruktur - Permasalahan pada TPA Kabupaten Nganjuk (TPA Kedungdowo) Pengelolaan TPA masih Semi Kontroll Landfill Alat berat yang sering rusak Tidak ada Pengolahan air lindi Keterbatasan tenaga kerja Sarana dan Prasarana yang masih kurang meliputi jembatan timbang, bengkel alat berat, garasi alat berat dll Rutinitas pengontrolan dan pengecekan yang tidak berjalan spt pengecekan air lindi, sumur pantau, komposisi sampah dll Dari beberapa penjabaran permasalahan diatas, maka dapat disimpulan sda beberapa persoalan berkaitan dengan pengelolaan sampah Kabupaten Nganjuk, yaitu: a. Pengelolaan masih menggunakan pendekatan kumpul-angkut-buang, yakni hanya memindahkan masalah dari sumber sampah/bak sampah komunal-bak sampah komunal ke TPA Kabupaten Nganjuk. b. Kurangnya keterlibatan masyarakat seperti eksekutif, tokoh masyarakat/agama, kelompok pemuda/karangtaruna, kelompok perempuan/pkk, Parpol, Ormas, LSM, dan lain-lain dalam pengelolaan persampahan. Pengelolaan sampah dianggap persoalan sepele dan sederhana. c. Keterbatasan sarana dan prasarana serta belum lengkapnya regulasi. d. Keterbatasan pembiayaan dan rendahnya insentif pekerja pengelolaan sampah. e. Keterbatasan SDM pengelola f. Pemusatan manajemen pengelolaan pada satu instansi yaitu Dinas PU Ciptakarya. Sedangkan isu strategis dalam pengelolaan persampahan adalah kesadaran masyarakat mengenai nilai sampah, dan dampaknya terhadap kesehatan publik. Sampai saat ini masyarakat sadar bahwa sampah yang tidak terkelola Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 53

dengan baik dapat berdampak pada kesehatan individu dan publik. Namun demikian masyarakat masih berperilaku membuang sampah sembarangan. Artinya masyarakat tahu bahwa membuang sampah sembarangan tidak baik, namun dari perilaku merka tetap melakukan. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya untuk mensinergikan pola pikir dan perilaku masyarakat agar pengelolaan sampah tidak hanya sebatas pengetahuan saja. Masyarakat perlu dikenalkan mengenai nilai ekonomis sampah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggalakkan kegiatan Bank Smapah, Kredit Sampah, Sodaqoh Sampah, prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dan lain sebagainya yang diharapkan dapat membuka mata masyarakat mengenai nilai ekonomis sampah. Seperti kata pepatah Jika tidak bisa dilawan, jadikan kawan. Penaatan norma lingkungan hidup dalam kerangka supremasi hukum dilakukan secara komprehensif, dengan konsisten menjalankan UU.No.18 /2008 Tentang Pengelolaan Sampah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip 3R (reducereuse-recycle), sebuah pedoman sederhana untuk membantu masyarakat dalam meminimumkan sampahnya serta pelaksanaan UU.No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, peningkatan pendayagunaan aparat (PPNS), prasarana dan sarana penegakan hukum lingkungan; pengembangan jejaring penegakan hukum lingkungan yang bekerja secara sinergis, hilangkan ego sektoral khususnya dalam penanganan sampah ini, begitupun pada wilayah kab/kota bertetangga dapat melaksanakan pengelolaan secara regional terpadu (kerjasama antardaerah). Perlu upaya lebih serius dan berwawasan lingkungan berbasis masyarakat. Isu strategis terkait dengan infrastruktur persampahan adalah isu mengenai ketersediaan dan keberfungsian TPS dan TPA yang ramah lingkungan. Selama ini lokasi TPS dan TPA dinilai tidak sesuai dengan standar teknis dan kesehatan. Selain itu, di daerah dengan kawasan yang sangat padat, ketersediaan TPS tidak mencukupi kapasitasnya. Hal ini belum ditambahkan dengan masalah kapasitas dinas teknis dalam mengelola sampah baik dalam transportasi dan pengolahan sampah di TPA. Permasalahan sampah dikawasan perkotaan disebabkan beberapa parameter yang saling berkaitan, yaitu pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, pola konsumsi masyarakat, pola keamanan dan perilaku penduduk, aktivitas fungsi kota, kepadatan penduduk dan bangunan, serta kompleksitas problem transportasi. Semua parameter yang disebutkan tersebut Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 54

saling berinteraksi, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang sangat signifikan.tuntutan hidup di perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan fasilitas modern seperti alat-alat elektrik dan elektronik serta konsumsi energi yang terus meningkat yang ternyata telah menimbulkan dampak negatip serius bagi kehidupan umat manusia. Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air didaerah perkotaan perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah menimbulkan dampak serius bagi kehidupan manusia. 3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1. Kelembagaan Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 2008 dan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 16 Tahun 2009, pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Nganjuk diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk pada Bidang Perumahan dan Permukiman, Seksi Permukiman dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang permukiman; b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang permukiman; c) Membina dan melaksanakan tugas di bidang permukiman meliputi peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan serta pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase, sanitasi/air limbah dan air bersih; d) Memberikan bantuan teknik pada kecamatan, desa serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan sarana prasarana air limbah dan sistem penyediaan air minum (SPAM); e) Menyelesaikan masalah operasional sistem drainase dan penanggulangan banjir, pengembangan lingkungan permukiman, perbaikan prasarana dan sarana air bersih; f) Menyediakan sarana prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air; g) Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum dan prasarana sarana air limbah; Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 55

h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman sesuai dengan tugasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Struktur Organisasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai berikut : Kegiatan perencanaan pengelolaan drainase dilakukan di Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah. Kegiatan pengadaan sarana dan pengelolaan dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah. Kegiatan pengelolaan disamping dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten juga dilakukan oleh masyarakat tiap RT/RW/desa.untuk pengaturan dan pembinaan dilakukan oleh instansi teknis di daerah yaitu PU Cipta Karya dan Tata Ruang dan PU Pengairan. Untuk peraturan daerah terkait dengan pengelolaan sanitasi yang telah ada adalah Rencana Program Investasi Jangka Panjang (RPIJM) 2011-2015 yang setiap tahunnya dilakukan revisi Dokumen RPIJM ini belum sepenuhnya dipedomani sebagai bahan pelaksanaan program kegiatan karena sangat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 56

dinamisnya kondisi di daerah serta adanya bencana-bencana yang mungkin terjadi sehingga perlu dilakukan revisi-revisi. Kondisi pemangku kepentingan dan peratuaran kegiatan pengelolaan drainase dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.29. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan PERENCANAAN FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat Menyusun target pengelolaan drainase Bappeda/Cipta Karya - - lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase Bappeda/Cipta Karya - - lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program Bappeda/Cipta Karya - - drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PU Cipta Karya - - PENGELOLAAN - Membersihkan saluran drainase lingkungan PU Cipta Karya - RT/RW/Kel/Desa Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan PU Cipta Karya - - PU Cipta Karya - - Bappeda/PU Cipta Karya PU Cipta Karya/PU Pengairan - - - - - - - - - - Bappeda/PU Cipta Karya Bappeda/PU Cipta Karya Bappeda/PU Cipta Karya - - - - - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 57

Tabel 3.30. Peta peraturan drainase lingkungan Kab. Nganjuk Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Di laksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilakasnakan Keteran gan RPIJM - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten nganjuk,tahun 2009, terdapat beberapa saluran drainase primer di Kabupaten Nganjuk, yaitu; Saluran Sungai Kuncir Kanan, Saluran Sungai Kuncir Kiri, Saluran Kali Widas (sebagai muara S. Kuncir Kiri dan Kanan), Kali Kedungsuko, dan Afvour Jabon (A12). Saluran primer tersebut menampung aliran air dari limpasan air hujan, saluran pembuang irigasi (afvour), limbah domestik cair dari kawasan permukiman penduduk dan akhirnya disalurkan menuju Sungai Brantas sebagai pembuang akhir. a. Kali Kuncir Kanan & Kali Kuncir Kiri Kedua kali ini melingkari Kota Nganjuk, Kali Kuncir Kiri atau Kali Ulo melintasi di sebelah barat kemudian berbelok di bagian utara kota dan Kali Kuncir Kanan melintas sebelah barat kemudian berbelok di bagian selatan kota. Kedua kali ini mengalir sejajar kearah timur dan bermuara di kali Kedungsoko, ± 9 km dari pusat kota. - Kali Kuncir Kanan Fungsi sungai ini adalah pembuang alam dan bentuk penampang sungai pada umumya bervariasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 58

Proyek widas memproyeksikan debit banjir untuk 20 tahun sebesar 95 m³/dt. Dimensi kali kuncir kanan bervariasi yaitu : Lebar : 6,00 10,00 m tinggi : 3,50 5,50 m - Kali Kuncir Kiri Fungsi kali ini sama dengan kali kuncir kanan adalah pembuang alam dan bentuk sungai bervariasi. Kali kuncir kiri yang sejajar rel kereta api di sebut kali ulo, di tinjau dari segi alinyemennya jalurnya berbelok-belok dengan penampang yang tidak beraturan. Dimensi kali kuncir kiri bervariasi yaitu : Lebar : 20,00 27,00 m Tinggi : 3,50 4,50 m - Kali Kedungsoko Kali Kedungsoko merupakan anak Kali Widas, sedang Kali Widas sendiri anak Kali Brantas. b. Kali Widas Kali Widas dari Brantas ke timur sejajar dengan rel kereta api ± 3.5 km di utara Kota Nganjuk. Merupakan salah satu anak kali brantas dengan catchment area 1.538 Km², sebagian besar pengaliran kali widas terletak di kota nganjuk. Kali ini mengaliri dari lereng utara gunung wilis dan bertemu dengan kali brantas di sebelah utara kota kertosono. Semua afvour pada D.I. Warujayeng pembuanganya ke kali widas. Melalui proyek brantas hilir telah dilakukan normalisasi kali widas berupa pelurusan/perbaikan alur dan diharapkan dapat memperlancar arus air kali widas. c. Afvour Jabon (A12) Apabila ditinjau hulu dan hilirnya kondisi fisiknya cukup baik, tetapi di bagian kota alurnya menyempit, dangkal, penuh dengan tanah/sedimentasi dan tumbuhan liar/semak. Panjang afvour ini ± 4.353 m, menyisir sebelah barat kota kertosono, dengan kondisi fisik saluran sebagian masih dalam keadaan baik. Lebar dasar antara 2.80 8.50 m dengan talud 1:4, saluran ini juga merupakan irigasi dengan intek besuk dan dapat dilihat pada peta 3.5. Peta jaringan drainase kabupaten nganjuk dan tabel 3.31. Diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan dan tabel 3.32. sistem pengelolaan drainase yang ada di kabupaten nganjuk sebagai berikut. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 59

KE KEDIRI BT Peta 3.5. Peta jaringan drainase kabupaten nganjuk LS KABUPATEN BOJONEGORO KEC. NGLUYU PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DAERAH Jalan Raya Kedondong Nomor 1 Telp. (0358) 322010 N G A N J U K KEC. REJOSO KEC. GONDANG KEC. LENGKONG KEC. JATIKALEN Ke Ploso PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN ( PPSP ) KABUPATEN MADIUN KEC. PATIANROWO Gambar CAKUPAN WILAYAH SISTEM DRAINASE KABUPATEN NGANJUK KEC. WILANGAN LEGENDA KEC. BAGOR KEC. BERBEK KEC. NGANJUK KEC. LOCERET KEC. SUKOMORO KEC. TANJUNGANOM KE JOMBANG KEC. KERTOSONO Batas Kabupaten Batas Kecamatan Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jalan Desa Rel KA KEC. NGRONGGOT KAB. JOMBANG Wilayah Kecamatan Dengan Sistem Drainase KEC. PACE Wilayah Kecamatan Tanpa Sistem Drainase KEC. PRAMBON KEC. SAWAHAN KEC. NGETOS KABUPATEN KEDIRI Sumber DINAS PU CIPTA KARYA & TATA RUANG Peta 3.5 Peta Cakupan Wilayah Sistem Drainase Kabupaten Nganjuk SKALA 1 : 225.000 0 2.25 6.75 Km 0 1 3 Cm NOMOR PETA 3.5 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 60

Tabel 3.31. Diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan Akhir / Daur Ulang Kode/Nama Grey Water Dapur Rumah Tangga Saluran Gravitas - Sungai Aliran Limbah/ Patusan Grey Water Kamar Mandi Saluran Gravitas - Sungai Aliran Limbah/ Patusan Grey Water Talang Saluran Gravitas - Sungai Aliran Limbah/ Patusan Tabel 3.32. sistem pengelolaan drainase yang ada di kabupaten nganjuk No. Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data a b c d e f 1. Sal. Primer Gravitasi Ada (sebagian) - Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Dinas PU Pengairan 2. Sal. Sekunder Gravitasi Ada (sebagian) - Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang PNPM Perdesaan - Bappemaspemdes 3. Sal. Tersier Gravitasi Ada (sebagian) - PNPM Perdesaan - Bappemaspemdes P2KP - Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang 4. Bangunan Penunjang - Gorong-gorong Tidak ada - - - Syphon Tidak ada - - - Talang Tidak ada - - - Manhole Tidak ada - - - Pompa Air - Tidak ada - - 5. Pengendali Aliran - Pintu Air Tidak ada - - - Kolam Golak Tidak ada - - - Terjunan Tidak ada - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 61

3.4.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pengelolaan drainase lingkungan di tingkat masyarakat difokuskan pada pengelolaan drainase disekitar lingkungan rumah masyarakat. Kegiatan ini pada dasarnya dilaksanakan secara rutin melalui program Jumat bersih. Namun demikian permasalahan drainase lingkungan ini tidak hanya terbatas pada pengelolaan drainase tersier, namun lebih pada tingkat elevasi drainase yang tidak sesuai dengan standar teknis baik dikarenakan pada awal pembangunan tidak diperhitungkan dengan matang atau terjadi perubahan elevasi pada permukaan tanah sehingga drainase tidak berfungsi dengan baik. Selain itu pengelolaan drainase mengalami permasalahan seiring dengan pembangunan properti yang sistem drainasenya tidak dipadukan dengan baik pada saat perencanaannya. Permasalahan lain juga disebabkan drainase tidak dibangun dengan memperhatikan perlunya peresapan air hujan ke dalam tanah untuk pemulihan air tanah. Sebagian besar air hujan dialirkan ke sungai. Sehingga fenomena yang terjadi pada saat musim hujan adalah banjir di kawasan permukiman yang disebabkan air limpasan drainase lingkungan semua dialirkan ke sungai dimana pada saat yang sama sungai sudah mencapai debit yang tinggi, sehingga air limpasan dari drainase lingkungan mengalami antrian untuk dapat segera masuk ke aliran sungai. Sebaliknya pada musim kemarau, terjadi kekeringan dan air tanah juga mengalami penurunan. Jika drainase di fungsikan untuk menyerap air hujan maka pada musim kemarau masalah kekeringan ini dapat dikurangi. Pengaruh dari pengelolaan drainase yang tidak berjalan baik tentunya akan berdampak pada petani dan buruh tani yang seringkali mengalami kerugian saat terjadi banjir maupun kekeringan. Oleh karena itu revitaslisasi pengelolaan drainase baik dari tingkat drainase primer sampai pada tersier harus dilakukan dengan segera, Kondisi drainase perkotaan Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 3.33. Kondisi Drainase Lingkungan di Kota Nganjuk dan tabel 3.33a. Sedangkan Daftar program/proyek layanan drainase yang berbasis masyarakat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 62

a. Saluran Primer Kota Nganjuk Tabel 3.33. Kondisi Drainase Lingkungan di Kota Nganjuk No Saluran Nomor Ruas Dimensi Saluran (m) Saluran Primer Jenis Saluran Panjang Lebar Tinggi Pas. Alami Tutup Buka 1 Kali Kuncir Kiri 7.920 12 5 V - - V 2 Kali Kuncir Kanan 4.875 20 5 V - - V 3 Saluran Sudetan 2.785 12 5 V - - V 4 Kali Secang 1.000 20 5 V - - V 5 Saluran Bedadung 5.785 3 2 V - - V 6 Saluran Kauman 1.215 2 1 V - - V 7 Saluran Mangundikarang 860 2 1,5 V - - V 8 Saluran Sudirman 3.285 3 1,5 V - - V 9 Saluran Selumbung 4.285 3,5 2 V - - V 10 11 Saluran Sudirman Kiri 2.000 1,6 1,15 V - - V Saluran Sudirman Kanan 1.785 1,1 0,7 V - - V 12 Saluran Sutomo 850 2,5 2 V - - V 13 Saluran Sudirman I 1.075 0,8 0,7 V - - V 14 Saluran Sudirman II 1.285 0,8 0,6 V - - V 15 Saluran Jatirejo 1.857 1,1 1,15 V - - V 16 Saluran Payaman 1.570 2 2 V - - V 17 Saluran Airlangga 3.285 2,75 0,75 V - - V 18 Saluran Pasar 1.285 2,25 0,7 V - - V 19 Saluran Ploso 1.075 1,8 0,7 V - - V 20 Saluran Kramat 715 1,2 0,8 V - - V Kon disi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 63

b. Saluran skunder kabupaten nganjuk Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 64

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 65

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 66

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 67

Tabel 3.34. Daftar program /proyek layanan yang berbasis masyarakat No Sub Sektor Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR 1 Pembangunan drainase Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP) Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang 2009 V V V V 2 Pembangunan drainase Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan Bapemespemdes 2009 V V V V Tabel 3.34a. Tabel Program Kegiatan Sub Sektor Drainase Yang Berbasis Masyarakat No. Kabupaten Nganjuk Kecamatan Sawahan Lokasi - Nama Kegiatan Dimensi Pemanfaat P m2 L P A 1. SAWAHAN 400 0 184 160 322 2. BENDOLO 400 0 68 32 86 3 KLODAN 360 0 420 249 243 4 KWEDEN 193 0 173 127 117 Kecamatan Ngetos 5. ORO ORO OMBO 1500 0 230 205 128 Kecamatan Berbek 6. SENGKUT 1200 0 24 38 33 7. NGRAWAN 1600 0 49 32 48 8. SUMBERWINDU 275 0 403 512 251 9. KACANGAN 400 0 341 375 354 10. KACANGAN 1500 0 152 271 120 11. SUMBER URIP 1100 0 230 210 309 12. PATRANREJO 760 0 1,262 1,894 800 13. BALONGREJO 482 0 220 330 406 14. TIRIPAN 1500 0 150 90 100 15. SONO PATIK 1500 0 572 381 575 16. GROJOKAN 749 0 100 151 427 17 BULU 1268 0 325 285 433 Kecamatan Loceret 18. GODEAN 448 0 213 376 521 KET Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 68

19. TEMPEL WETAN 1500 0 232 345 523 20. KWAGEAN 1400 0 197 267 408 21. TANJUNGREJO 600 0 254 375 449 Kecamatan Pace 22. SANAN 165 0 205 223 199 23. GONDANG 1966 0 410 420 336 24. BABADAN 725 0 304 371 266 25. BODOR 815 0 503 552 442 26. PACE WETAN 1400 0 302 415 290 27. BANARAN 2900 0 600 500 900 28. KEDUNG OMBO 643 0 237 189 263 Kecamatan Tanjunganom 29. KAMPUNGBARU 1447 0 100 40 85 30. WATES 485 0 210 268 58 31. NGADIREJO 750 0 68 30 44 32. SIDOHARJO 833 0 75 25 33. SIDOHARJO 1000 0 87 36 67 34. TANJUNGANOM 700 0 50 25 15 Kecamatan Prambon 35. NGLAWAK 840 0 190 210 225 36. WATU DANDANG 1000 0 100 125 175 37. KURUNGREJO 180 0 150 250 240 Kecamatan Ngronggot 38. JUWET 1086 0 2,012 1,000 1,764 39. LESTARI 325 0 98 102 50 Kecamatan Patianrowo 40. PAKUNCEN 274 0 40 34 51 41. PAKUNCEN 286 0 38 29 49 42. PATIANROWO 322 0 265 283 45 Kecamatan Baron 43. GARU 288 0 25 0 5 44 JEKEK 635 0 60 60 40 Kecamatan Gondang 45. SUMBERJO 1396 0 35 45 170 46. KARANGSEMI 1048 0 88 57 91 47. KEDUNG GLUGU 572 0 76 74 50 48. KETAWANG 600 0 127 163 165 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 69

49 NGUJUNG 350 0 28 26 36 50. LOSARI 385 0 156 144 300 Kecamatan Sukomoro 51. SUMENGKO 743 0 431 671 548 52. BLITARAN 195 0 1,262 1,183 1,508 53. KEDUNG SOKO 425 0 911 877 848 54. NGLUNDO 450 0 242 263 337 55. PEHSERUT 1850 0 532 633 551 56. NGRAMI 1016 0 2,104 2.021 2.526 Kecamatan Wilangan 57. SUDIMOROHARJO 800 0 57 63 60 58. NGADIPIRO 800 0 675 360 1,035 59. WILANGAN 1128 0 312 159 216 Kecamatan Rejoso 60. SETREN 325 0 200 220 348 61 MOJOREMBUN 1250 0 60 50 85 62 JINTEN 30 0 200 121 258 63. MUSIR KIDUL 300 0 1,254 1,230 1,853 64. KEDUNG PADANG 280 0 100 75 175 Kecamatan Lengkong 65. LENGKONG 215 0 378 424 420 66. PRAYUNGAN 1800 0 215 237 398 67. BALONG ASEM 665 0 35 43 52 Kecamatan Jatikalen 68. PERNING 800 0 350 409 503 69. NGASEM 800 0 90 109 107 70. DLURU 330 0 302 210 331 71. BEGENDENG 800 0 850 550 712 72 MUNUNG 1000 0 50 42 38 Kecamatan Sawahan 73 BENDOLO 94 0 118 94 171 Kecamatan Ngetos 74 NGETOS 2000 0 303 347 292 75 ORO ORO OMBO 650 0 142 144 232 Kecamatan Berbek 76 BENDUNGREJO 560 0 1,231 1,342 820 77 BENDUNGREJO 470 0 1,321 1,423 1,450 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 70

78 BERBEK 1200 0 1,874 1,883 1,796 79 SENGKUT 1500 0 2,871 3,652 1,948 80 SUMBERWINDU 863 0 871 893 443 81 SUMBER URIP 1100 0 1,872 2,015 1,003 Kecamatan Bagor 82 BALONGREJO 1385 0 1,147 1,346 1,760 83 GROJOGAN 1127 0 1,781 1,843 1,763 84 BULU 1477 0 1,712 1,824 1,536 85 KARANGSONO 16 0 85 81 96 Kecamatan Loceret 86 NGLABAN 500 0 85 92 85 Kecamatan Pace 87 BABADAN 1500 0 122 118 117 88 PACE WETAN 1400 0 74 93 94 89 JETIS 550 0 72 108 125 Kecamatan Tanjunganom 90 SUMBERKEPUH 956 0 0 0 0 Kecamatan Prambon 91 MOJO AGUNG 990 0 190 188 140 92 BANDUNG 810 0 600 617 700 93 NGLAWAK 437 0 150 150 200 Kecamatan Baron 94 WAUNG 1000 0 64 74 90 95 KEMLOKOLEGI 200 0 0 0 0 Kecamatan Gondang 96 SENJAYAN 750 0 345 325 240 97 LOSARI 670 0 508 508 590 Kecamatan Sukomoro 98 SUMENGKO 727 0 171 167 187 99 KAPAS 576 0 142 125 148 100 NGLUNDO 230 0 550 650 625 101 BUNGUR 550 0 64 55 78 102 PEHSERUT 249 0 66 57 81 Kecamatan Wilangan 103 SUDIMOROHARJO 0 0 150 170 131 104 WILANGAN 1150 0 193 157 326 105 SUKOHARJO 608 0 150 76 81 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 71

Kecamatan Rejoso 106 SUKOREJO 1086 0 190 201 238 107 GEMPOL 1033 0 0 0 0 108 JATIREJO 245 0 0 0 0 109 SETREN 245 0 53 56 0 110 MUSIR KIDUL 535 0 107 153 62 111 BANJAREJO 464 0 150 150 175 112 SAMBI KEREP 306 0 590 596 503 113 MUSIR LOR 535 0 494 390 503 114 TRITIK 454 0 167 171 180 115 BENDOASRI 280 0 0 0 0 Kecamatan Ngluyu 116 BAJANG 44 0 380 332 389 Kecamatan Lengkong 117 KEDUNG MLATEN 400 0 85 94 91 118 BALONG ASEM 500 0 228 86 293 119 SUMBER KEPUH 664 0 124 139 136 120 NGEPUNG 100 0 255 360 403 121 SEMBERMIRI 130 0 41 26 53 Kecamatan Jatikalen 122 BEGENDENG 928 0 90 97 146 Kecamatan Sawahan 123 BARENG 900 0 586 717 650 Kecamatan Ngetos 124 KLODAN 50 0 176 254 333 125 KWEDEN 600 0 154 178 242 Kecamatan Berbek 126 CEPOKO 2500 0 579 634 476 127 BENDUNGREJO 3000 0 2,078 3,127 3,060 128 TIRIPAN 2000 0 2,192 3,264 1,494 129 GROJOGAN 1000 0 1,973 2,059 1,193 Kecamatan Loceret 130 PATIHAN 135 0 1,411 1,511 2,222 131 TEKEN GLAGAHAN 386 0 1,242 1,324 1,928 132 MUNGKUNG 211 0 1,564 1,965 1,960 133 GEJAGAN 185 0 1,365 1,346 1,086 134 KENEP 130 0 1,432 1,983 2,497 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 72

135 NGLABAN 223 0 1,243 2,832 2,796 Kecamatan Pace 136 SANAN 247 0 423 486 498 137 CERME 340 0 368 42228 435 138 JAMPES 356 0 334 367 396 139 BODOR 390 0 320 386 490 140 GEMENGGENG 200 0 366 394 482 141 BANARAN 291 0 236 248 245 Kecamatan Tanjunganom 142 KAMPUNGBARU 250 0 295 272 169 143 MALANGSARI 430 0 120 147 197 144 TANJUNG ANOM 500 0 78 60 17 Kecamatan Kertosono 145 NGLAWAK 350 0 91 98 26 146 LESTARI 226 0 85 70 59 147 PISANG 318 0 90 80 160 Kecamatan Patianrowo 148 PECUK 24 0 191 211 199 149 NGROMBOT 519 0 1,194 1,196 387 150 PATIANROWO 294 0 165 130 175 151 PATIANROWO 193 0 200 140 248 152 BUKUR 439 0 190 176 250 Kecamatan Baron 153 GEBANG KEREP 630 0 51 60 61 Kecamatan Sukomoro 154 NGLUNDO 125 0 550 650 625 155 BUNGUR 95 0 64 55 78 156 PEHSERUT 400 0 82 75 157 Kecamatan Wilangan 157 WILANGAN 650 0 45 25 55 158 NGUDIKAN 100 0 100 50 525 Kecamatan Ngluyu 159 SUGIHWARAS 226 0 321 310 48 160 NGLUYU 68 0 325 310 470 161 TEMPURAN 386 0 1,107 1,119 300 Kecamatan Jatikalen 162 BEGENDENG 600 0 46 46 66 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 73

Kecamatan Sawahan 163 BARENG 900 0 586 717 650 164 KLODAN 50 0 176 254 333 Kecamatan Ngetos 165 KWEDEN 600 0 154 178 242 166 CEPOKO 2500 0 579 634 476 Kecamatan Berbek 167 BENDUNGREJO 3000 0 2,078 3,127 3,060 168 TIRIPAN 2000 0 2,192 3,264 1,494 169 GROJOGAN 1000 0 1,973 2,059 1,193 170 PATIHAN 135 0 1,411 1,511 2,222 171 TEKEN GLAGAHAN 386 0 1,242 1,324 1,928 Kecamatan Loceret 172 MUNGKUNG 211 0 1,564 1,965 1,960 173 GEJAGAN 185 0 1,365 1,346 1,086 174 KENEP 130 0 1,432 1,983 2,497 175 NGLABAN 223 0 1,243 2,832 2,796 Kecamatan Pace 176 SANAN 247 0 423 486 498 177 CERME 340 0 368 428 435 178 JAMPES 356 0 334 367 396 179 BODOR 390 0 320 386 490 180 GEMENGGENG 200 0 366 394 482 181 BANARAN 291 0 236 248 245 Kecamatan Tanjunganom 182 KAMPUNGBARU 250 0 295 272 169 183 MALANGSARI 430 0 120 147 197 184 TANJUNG ANOM 500 0 78 60 17 Kecamatan Kertosono 185 NGLAWAK 350 0 91 98 26 186 LESTARI 226 0 85 70 59 Kecamatan Patianrowo 187 PISANG 318 0 90 80 160 188 PECUK 24 0 191 211 199 189 NGROMBOT 519 0 1,194 1,196 387 190 PATIANROWO 294 0 165 130 175 191 PATIANROWO 193 0 200 140 248 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 74

192 BUKUR 439 0 190 176 250 Kecamatan Baron 193 GEBANG KEREP 630 0 51 60 61 194 BARON 1563 0 590 198 450 195 MABUNG 712 0 2,351 2,491 1,550 196 MABUNG 176 0 1,400 1,600 976 Kecamatan Gondang 197 SENGGOWAR 250 0 245 235 240 Kecamatan Sukomoro 198 NGLUNDO 125 0 550 650 625 199 BUNGUR 95 0 64 55 78 200 PEHSERUT 400 0 82 75 157 Kecamatan Wilangan 201 WILANGAN 650 0 45 25 55 Kecamatan Ngluyu 202 SUGIHWARAS 226 0 321 310 48 203 NGLUYU 68 0 325 310 470 204 TEMPURAN 386 0 1,107 1,119 300 Kecamatan Jatikalen 205 BEGENDENG 600 0 46 46 66 3.4.4 Pemetaan Media Pemahaman masyarakat akan pentingnya sistem drainase yang baik perlu selalu ditumbuhkan melalui kampanye yang efektif. Sistem drainase yang buruk dapat mengakibatkan genangan air yang akan menjadi tempat hidup nyamuk penyebar berbagai penyakit berbahaya. Dampak yang lebih besar dari sistem drainase yang buruk adalah terjadinya banjir. Upaya-upaya penyadaran terhadap masyarakat telah dilakukan melalui berbagai media meskipun belum optimal, diantaranya dialog interaktif keberadaan drainase lingkungan, telecenter tentang menjaga kebersihan lingkungan, dan dialog interaktif tentang pentingnya pembangunan drainase yang baik dan benar terhadap pencegahan genangan banjir. Kegiatan Pemetaan media komunikasi terhadap pengelolaan drainase di Kabupaten Nganjuk yang meliputi kegiatan telecenter dan dialog interaktif dilaksanakan di Radio LPPL RSAL FM 105,3 FM bekerjasama dengan Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Daerah, kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 75

Tabel 3.35. Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Pesan kunci Pembelajaran 1. Dialog Interaktif di LPPL RSAL FM 105,3MHz 2011 Kantor Lingkungan Hidup Keberadaan Drainase LingkungaN Masyarakat Nganjuk Sistem drainase yang baik akan mengurangi genangan banjir Meningktkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem drainasa di lingkungan 2. Teleceneter Tanjunganom Jaya New Informa tion Kampanya kebersihan lingkuingan Mari bersamasama menjaga kebersihan lingkungan Positif Kedalaman nya memadai Teleceneter Tanjungano m Jaya New Information Tabel 3.36. Media komunikasi yang ada di Kabupaten Nganjuk No Nama Media 1. Dialog Interaktif di LPPL RSAL FM 105,3MHz 2. Teleceneter Tanjunganom Jaya Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci 2011 Dinas CKTR Pembangunan drainase yang baik dan benar akan memncegah genangan air. New Information Kampanye kebersihan lingkuingan Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan Pendapat Media Masyarakat Nganjuk Positif Kedalamannya memadai Tabel 3.37: Kerjasama terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1 Dialog interaktif dan telecenter Kampanye lingkungan kesehatan LPPL RSAL FM 105,3 MHz penyiaran Tabel 3.38: Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1 LPPL RSAL FM 105,3 MHz Dialog interaktif dan telecenter kesehatan lingkungan penyiaran Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 76

3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha Sampai saat ini belum terdapat partisipasi dari pihak swasta untuk pengelolaan drainase baik primer, sekunder ataupun tersier. Hal ini deisebabkan pihak swasta ataupun pihak non-pemerintah lainnya tidak melihat urgensi ataupun daya tarik dalam membantu menangani pengelolaan drainase. Oleh karena itu perlu disusun strategi pengelolaan drainase terpadu yang melibatkan semua pihak dengan menekankan pada dampaknya terhadap masyarakat, dunia usaha, dan pihak lainnya yang terkait. Hal ini supaya semua pihak tergerak setelah memahami potensi kerugian yang akan dialami oleh masing-masing pihak. Kegiatan pengelolaan drainase yang telah nyata dan berkembang di masyarakat adalah penanganan drainase secara swadaya masyarakat, kegiatan ini berkembang di seluruh perdesaan di Kabupaten Nganjuk, Sedangkan kegiatan lain yang cukup signifikan menambah jumlah prasarana drainase di perkotaan dan perdesaan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dan Perdesaan yang merupakan dana APBN dan sharing APBD serta dalam pelaksanaan di lapangan ada dana sharing dari masyarakat baik berupa uang, tenaga dan makan minum yang sebagian dialokasikan untuk penanganan masalah drainase local perdesaan. Penyedia layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada tabel 3.39. Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Nganjuk dibawah ini. Tabel 3.39. Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Nganjuk No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan 1 Masyarakat Gotong-royong membangun saluran 2 PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan 2009 Pembangunan saluran drainase lokal perdesaan dan perkotaan 3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan drainase di Kabupaten Nganjuk mengalami selama lima tahun terakhir mengalami kondisi pasang surut, karena kemampuan pendanaan APBD Kabupaten Nganjuk. Total belanja sanitasi sub sektor pengelolaan drainase pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.3.435.155.450,- kemudian turun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 1.671.729.000,-. Untuk Tahun 2010 mengalami penurunan drastis Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 77

menjadi Rp. 392.562.000,- kemudian naik menjadi Rp. 636.246.600,- pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 ini dianggarkan sebesar Rp. 2.191.000.000,-. Sehingga rata-rata belanja untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk adalah sebesar Rp. 1.665.338.610,-. Untuk pendapatan dari sektor ini, Kabupaten Nganjuk selama ini belum menarik retribusi. Tabel 3.40. Ringkasan pendapatan dan belanja subsektor pengelolaan Persampahan No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata Pertum buhan (%) A Persampahan 3.435.155.450 1.671.729.000 392.562.000 636.246.600 2.191.000.000 1.665.338.610-10,63% 1 Kantor Lingkungan Hidup 637.026.000 - - - - 637.026.000-2 Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang 2.798.129.450 1.671.729.000 392.562.000 636.246.600 2.191.000.000 1.537.933.410-5,93% B Retribusi Persampahan - - - - - - - Sumber: - Lampiran LKPJ Bupati Nganjuk Tahun 2008-2011 - APBD Kabupaten Nganjuk Tahun 2012 3.4.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Selain adanya beberapa kondisi saluran yang kurang baik, permasalahan drainase di Kabupaten Nganjuk juga ditunjukkan dengan adanya genangan di beberapa daerah. Genangan tersebut muncul khususnya pada saat musim penghujan. Munculnya genangan tersebut dikarenakan saluran drainase yang ada tidak dapat mengalirkan air limpasan hujan dengan cepat. Adanya endapan dan sampah pada saluran drainase cukup mengganggu fungsi dari saluran sehingga tidak dapat optimal dalam mengalirkan air buangan. Data genangan hanya terdapat pada 2 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk, yaitu di Kecamatan Kota Nganjuk dan Kertosono. a. Drainase Kecamatan Kota Nganjuk Banjir dapat terjadi akibat dari luapan kali kuncir kanan dan kuncir kiri. Terutama sepanjang ruas saluran yang tanggulnya tidak terlalu tinggi atau pada tikungan tajam karena menimbulkan kecepatan aliran menjadi terhambat dengan tiba-tiba. Luapan sepanjang kali kuncir kiri mengakibatkan penduduk yang bermukim antara kali kuncir kiri dan jalan utama madiun surabaya dilanda bajir. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 78

Selain dari pada itu terjadi arus balik/aliran terhambat di bagian hilir antara kali kuncir kiri dan kanan, saluran selumbung, saluran sudirman dengan kali kedung soko. Kejadian tersebut diatas di sebabkan kecepatan aliran kali kedungsoko yang lebih besar dari pada keempat saluran yang bertemu, kondisi tersebut diatas akan lebih terasa apabila terjadi curah hujan maksimum. Kondisi drainase dan system drainase Kota Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 3.40a. Data Dan Lokasi Genangan Air dan Banjir Di Kecamatan Nganjuk dan peta 3.5a. Sistem Jaringan Drainase Kecamatan Kertosono di bawah ini. No Tabel 3.40a. Data Dan Lokasi Genangan Air dan Banjir Di Kecamatan Nganjuk Lokasi/ Daerah Genangan Data Kuantitatif Genangan Luas Tinggi Lama 1 Jl. Tengku Umar I 8 20-30 2-3 Jl. A. Yani V Jl. A Yani III Jl. Dermojoyo Jl. Imam Bonjol 2 Jl. Mastrip 10 20-30 2-3 3 Jl. Mastrip I Jl. Mastrip II Jl. Merdeka Jl. Kartini Jl. Diponegoro Jl. A. Rachman Saleh Jl. Kapten Kasihin Jl. Veteran Jl. Wahid Hasim Jl. Guberur Suryo I Jl. A.S. Tubun Frekuensi Kejadian Setiap Hujan Deras Setiap Hujan Deras Penyebab Saluran yang ada kapasitasnya kecil Saluran yang ada kapasitasnya kecil Saluran yang ada kapasitasnya kecil Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Saluran belum terbangun keseluruhan Saluran belum terbangun keseluruhan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan 12 20-30 2-3 Saluran yang ada kapasitasnya kecil Saluran belum terbangun keseluruhan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Saluran belum terbangun keseluruhan Saluran belum terbangun keseluruhan Jl. Jagung Banyak Sedimen di saluran & Suprapto penyempitan - Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, 2012. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 79

peta 3.5a. Sistem Jaringan Drainase Kecamatan Kertosono PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DAERAH Jalan Raya Kedondong Nomor 1 Telp. (0358) 322010 AS K. WID N G A H NGANJUK JL.KAPUAS E S A K A R A N G JL.MANGGA T E KEREP KIDUL D DES AR IH W G A SU A PROGRAM KUTEREJO BEGADUNG PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN ( PPSP ) SELOREJO 14 GUYANGAN JL.BRANTAS Gambar 4 KEDONDONG JL.ARUMDALU end.ga tot SISTEM DRAINASE KECAMATAN NGANJUK KABUPATEN NGANJUK JL.BARITO 15 Jl.J WERUNGOTOK JL.Teuku Umar RINGINANOM 16 Gg.Pisang Sub roto 3 Gg.Nangka Gg.Manggis IJI Gg.Cerme JL.Mr.H JL.BARITO III aryono Gg.R III LEGENDA ambu tan Gg.Blimbing JL.Untung Suropati JL.BARITO I 2 JL.Pang.Sudirman I Jalan JL.Pang.Supriadi MANGUNDIKARAN 17 Rel Kereta Api 12 CANGKRINGAN JL.Veter an 13 JL.Wr.Sup Gg.Anggrek 19 Sungai 6 ratman JL.SMA Ronggowarsito wan arya JL.K Baru Batas Kecamatan JL.Mantrib SEKAR PUTIH Batas Kelurahan GUNUNG KIDUL BOGO 18 Batas Wilayah JL.PANDAN V K. Ku nc ir Kanan AN T JL.PAND E R U Kali/Sungai Saluran Primer JL.WILIS III N S KARTOHARJO Saluran Sekunder E JL.Kr amatsume ngko A S ON O PA D E TIK S A JL.WILIS P BB. PUYANG 8 5 1 9 DE S 7 PLOSO 20 KRAMAT 10 11 JATIREJO 1 Kali Kuncir Kanan 11 Saluran Kramat 2 Kali Kuncir Kiri 12 Saluran Sudirman Kanan 3 Kali Secang 13 Saluran Sutomo 4 Sudetan Kuncir Kiri 14 Saluran Bedadung 5 Saluran Selembung 15 Saluran Kauman STANJUNGREJO N A B B B. JEBUG A L G 6 Saluran Sudirman 16 Saluran Mangundikaran 7 Saluran Payaman 17 Saluran Sudirman Kiri 8 Saluran Airlangga 18 Saluran Sudirman I 9 Saluran Pasar 19 Saluran Sudirman II 10 Saluran Ploso 20 Saluran Jatirejo N A S E D DAM SONOPATIK SUKOREJO GEJANGAN SOMBRON CANDIREJO Sumber DINAS PU CIPTA KARYA & TATA RUANG GAMBAR 2.00 4.00 6.00Km. D.01 BT 0 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 80

b. Drainase Kecamatan Kertosono Kota Kertosono dengan sistem drainase yang ada sekarang cukup memadai. Ada kemungkinan bahwa kurang berfungsinya sistem ini di sebabkan oleh faktor pemeliharaan yang kurang baik dan kemiringan medan Kota Kertosono yang landai. Saat ini panjang total saluran primer dan sekunder ± 29.800 m. Genangan yang ada di pusat kota kertosono berlangsung selama hujan dan rutin, hal ini karena kurangnya pemeliharaan pada saluran primer maupun sekunder, juga karena banyaknya gangguan berupa sedimentasi, tanaman liar/semak dan juga sampah. Hampir seluruh jaringan drainase kota bertumpu/bermuara pada 2 saluran yang membelah kota (Afvour Jabon/A12 dan saluran Jl. A. Yani). Untuk saluran Jl. A. Yani dan A12 memang harus dinormalisasi, saluran tersier yang tidak berfungsi dengan baik juga harus dinormalisasi. Kondisi drainase dan system drainase Kota Kertosono dapat dilihat pada tabel 3.40b. Data Dan Lokasi Genangan Air dan Banjir Di Kecamatan Kertosono dan Peta 3.5b. Sistem Jaringan Drainase Kecamatan Kertosono di bawah ini. Tabel 3.40b. Data Dan Lokasi Genangan Air dan Banjir Di Kecamatan Kertosono Data Kuantitatif Genangan No Lokasi/ Daerah Genangan Frekuensi Penyebab Luas Tinggi Lama Kejadian 1 Lokasi Banjir A 1,65 35-50 2-3 Setiap Hujan Deras Elevasi rendah Daerah Terminal Dan Kantor Kecamatan Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Kenari Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Langsep Banyak Sedimen di saluran & penyempitan 2 Lokasi Banjir B 1,50 50 2-3 Setiap Hujan Deras Saluran pembuang belum ada Daerah Desa Tembarak Saluran belum terbangun keseluruhan Sebelah selatan jalur jalan Nganjuk-Surabaya Saluran belum terbangun keseluruhan 3 Lokasi Banjir C - 35-50 2 Setiap Hujan Deras Saluran-saluran yang ada kurang berfungsi Jl. A. Yani (sebelah utara rel KA), Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Wachid Hasyim Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Gatot Subroto Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Kopral Harun Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Sersan Usman Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Basuki Rachmat Banyak Sedimen di saluran & penyempitan Jl. Sultan Agung Banyak Sedimen di saluran & penyempitan - Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 81

Peta 3.5b. Sistem Jaringan Drainase Kecamatan Kertosono PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. JENDERAL BASUKI RAHMAD No. 1 WO NGANJUK KE P ATIA NRO PEKERJAAN : PERENCANAAN DRAINASE KOTA NGANJUK DAN KERTOSON TAHUN 2007 KABUPATEN NGANJUK : KE L ANG K Ds KUDU KEADAAN EXISTING SALURAN DRAINASE KOTA KERTOSONO 50 ONG 62 51 4 BATAS KABUPATEN 53 BATAS KOTA 18 29 BATAS DESA 54 12 66 Ds LAMBANG KUNING 27 16 Ds BANARAN15 JALAN 31 MAKAM 10 13 1 64 39 63 8 RENCANA JALAN 1. JL. GATOT SUBROTO 42. Gg. TOMAT 2. JL. JEND. A. YANI 43. Gg. SALAH 3. JL. SUPRIYADI 44. Gg. PUDAK 4. JL. KERTO SONO - PEKUNCEN 45. Gg. DELIMA 28 6 5. JL. BASUKI RAHMAT 46. Gg. DUKU 55 6. JL. COKROAMINOTO 47. JL. KEPU - TANJUNG 7 11 36 SUNGAI 35 17 14 44 REL KERETA API 65 37 40 42 38 52 60 22 KE IUM D MA Ds NGELAWAK 23 21 43 7. JL. DEWI SARTIKA Ds KUTOREJO 5 9 2 19 20 30 67 41 26 Ds PELEM 25 KE SUR ABA 49. JL. KUTUH - TEMBARAK 9. JL. KH. AGUS SALIM 50. Gg. RUANG 10. JL. WACHID HASYIM 51. Gg. PANDAN 11. JL. KOPRAL HARUN 52. Gg. GATOT KOCO 12. JL. TRUNOJONO YA 54. Gg. SEMERU 55. Gg. WILIS 15. JL. RONGGO WARSITO 61 16. JL. DR. SOETOMO 33 32 BANG KE JOM 17. JL. WAHIDIN SUDIROHUSODO 18. JL. URIP SUMAHARJO 19. JL.SANTOK 57 59 20. JL. SAWO 21. JL. RAMBUTAN 58 47 53. Gg. ANJASMORO 13. JL. ANUSOPATI 14. JL. SERSAN USMAN 56. JL. TANJUNG - DRENGES 24 46 48. JL. LAWU 8. JL.CIPTO MANGUNKUSUMO 22. JL. JAMBU 57. Gg. GADUNG 58. Gg. NANAS 59. Gg. JERUK 60. Gg. MASJID 61. Gg. APOKAT 62. Gg. KELUD 63. Gg. BROMO 64. Gg. ARUMDALU 23. JL. PEPAYA Ds NGAJUK Ds KEPUH 24. JL. LANGSEP 49 25. JL. GOTONG ROTONG 65. Gg. TENGGER 66. Gg. KE SMP 3 67. Gg. MERAPI 26. JL. KWENI Ds KUTOREJO 56 27 JL. IJEN 28. JL. MURIA 29. JL. ANGGREK 30. JL. SUKU 31. JL. THAMRIN 32. JL. KENARI 33. JL. KUSUMA BANGSA 34. JL. SULTAN AGUNG Ds TEMBARAK U 35. JL. LET. JEN. SUPPARTO 36. JL. LAKS. YOS SUDARSO 37. JL. DI PANJAITAN 38. Gg. BENGKOANG 39. Gg. MAYANG 40. Gg. WORAWARI 41. JL. DIPONEGORO 0 2.00 4.00 6.00Km. 1. BAKOSURTANAL 2. HASIL ANALISA KONGLOMERASI WILAYAH JAWA TIMUR DINAS PERMUKIMAN JATIM 2004 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 82

3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih a. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Nganjuk ada beberapa macam, yaitu PDAM, HIPPAM & KSM, serta sumur dangkal. Tingkat pelayanan air bersih di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2006 Untuk PDAM 8%, untuk HIPPAM 7% dan 85 % sumur dangkal. PDAM Kabupaten Nganjuk mempunyai kapasitas terpasang sebesar 232,5 L/dt yang tersebar di BNA Nganjuk, IKK Kertosono, IKK Berbek (termasuk Sawahan), IKK Lengkong (termasuk Unit Jatikalen), IKK Loceret, IKK Wilangan, IKK Bagor, IKK Gondang (termasuk Unit Ngluyu), IKK Rejoso, IKK Tanjunganom, IKK Baron, IKK Prambon, dan Unit Ngetos. Peta 3.6a. dan 3.6b. peta cakupan layanan sumber air di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 3.41. jumlah pelanggan per kecamatan dibawah ini Peta 3.6a. peta cakupan layanan sumber air PDAM di Kabupaten Nganjuk Peta : Wilayah Pendistribusian Air PDAM Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 83

Peta 3.6b. peta cakupan layanan sumber air HIPPAM di Kabupaten Nganjuk Peta : Wilayah Pendistribusian Air HIPPAM Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 84

Tabel 3.41. Jumlah pelanggan, sistem penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan 1 Pengelola PDAM HIPPAM 2 Tingkat Pelayanan % 7 3,48 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 19.546 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 286 5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 13.284 7.120 6 Jumlah Kran Air Unit - Tidak ada data 7 Kehilangan Air (UFW) % 0,17 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 1800-9 Jumlah pelanggan per kecamatan - Kecamatan Nganjuk Pelanggan 5223 - - Kecamatan Sukomoro Pelanggan - - - Kecamatan Kertosono Pelanggan 1212 - Kecamatan Berbek Pelanggan 1771 588 - Kecamatan Lengkong Pelanggan 586 840 - Kecamatan Loceret Pelanggan 335 504 - Kecamatan Wilangan Pelanggan 1213 80 - Kecamatan Bagor Pelanggan 60 - - Kecamatan Gondang Pelanggan 411 600 - Kecamatan Rejoso Pelanggan 391 220 - Kecamatan Tanjunganom Pelanggan 225 - - Kecamatan Baron Pelanggan 96 - - Kecamatan Prambon Pelanggan 105 - - Kecamatan Ngetos Pelanggan 203 1376 - Kecamatan Sawahan Pelanggan 1303 824 - Kecamatan Jatikalen Pelanggan 150 - - Kecamatan Ngronggot Pelanggan - - - Kecamatan Pace Pelanggan - 1000 - Kecamatan Ngluyu Pelanggan - 640 - Kecamatan Patianrowo Pelanggan - - Hingga saat ini PDAM Kabupaten Nganjuk memanfaatkan air permukaan dan air tanah sebagai sumber air bakunya. Jumlah sambungan rumah dari perpipaan PDAM pernah mengalami 14.000an pelanggan tetapi karena terjadi kerusakan / sumber air longsor/ambleg pada tahun 2009 akhirnya mengalami penyusutan pelangan menjadi 13.284 pelanggan. Kondisi tersebut baru bisa diatasi hamper 2 tahun kemudian. Sumber-sumber air potensial di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada tabel 3.41a. Data Kapasitas terpasang dan kapasitas dimanfaatkan PDAM Kabupaten Nganjuk tahun 2012 di bawah ini. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 85

Tabel 3.41a. Data Kapasitas terpasang dan kapasitas dimanfaatkan PDAM Kabupaten Nganjuk tahun 2012 NO LOKASI JENIS SUMBER KAPASITAS TERPASANG lt/dtk dan KONDISI SAAT INI KAPASITAS DIMANFAATKAN ( lt/dtk ) OPERASI ( JAM ) Estimasi Produksi Air ( m³ ) / hari JUMLAH SR Idlle Capacity ( l / dt ) KETERANGAN 1 S. Bor Dermojoyo 15 15 20 1080 S. Bor Trunojoyo 20 20 22 1584 S. Bor Godean 15 15 22 1188 Sumur Bor runtuh, Fe tinggi S. Bor Ngrengket 5 - - - Bulan Desember 2011 sdh difungsikan NGANJUK / BNA 5223 7.77 Transmisi Utama 0 10" ditaping ke S. Bor Kutorejo 20 20 24 1728 Sawahan = 20 l/dt ke Wilangan = 20 l/dt, ke Berbek = 25 l/dt, ke loceret Sumber Singokromo 30 30 24 2592 5 l/dt, ke Nganjuk = 30l/dt J U M L A H 105 100 8172 2 KERTOSONO S. Bor I Jl. P. Sudirman 20 15 19 1026 S. Bor II Jl. P. Sudirman 10 10 19 684 1212 2.88 J U M L A H 30 25 1710 Sumber 20 20 24 1728 3 BERBEK Singokromo 1771 6.29 S. Bor Berbek 20 20 15 1080 J U M L A H 40 40 2808 4 LENGKONG S. Bor Ds 5 5 16 288 S Bor Ketandan runtuh Pebruari Jatipunggur 586 1.64 2011, tdk dapat berfungsi, dan pd bln S. Bor Ds 7.5 7.5 - - Des 2011 sdh berfungsi Ketandan (Baru) J U M L A H 12.5 12.5 288 5 Sumber LOCERET / Singokromo 5 5 24 432 BAJULAN Sumber Mager Sari 3 3 24 259.2 335 1.45 J U M L A H 8 8 691.2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 86

6 WILANGAN Sumber Singokromo 20 20 24 1728 S. Bor Kantor Wilangan 7.5 7.5 5 135 J U M L A H 27.5 27.5 1,863 S. Bor Ds Petak 2.5 2.5 12 108 7 BAGOR S.Bor Selorejo 1213 4.37 60 0.9 J U M L A H 2.5 2.5 108 8 GONDANG S. Bor kantor Gondang 10 10 11 396 411 1.89 J U M L A H 10 10 396 9 REJOSO S. Bor Desa Talang 5 5 22 396 391-0.91 J U M L A H 5 5 396 10 TANJUNG S. Bor kantor ANOM Tanjung Anom 15 15 16 864 225 6.75 J U M L A H 15 15 864 11 BARON Exist Site Tanjung Anom - - - - 96 J U M L A H - - - - 12 PRAMBON 2.5 2.5 14 126 105 0.45 J U M L A H 2.5 2.5 126 13 NGETOS Sumber Ubalan 2.5 2.5 24 216 203-0.53 J U M L A H 2.5 2.5 216 14 SAWAHAN Sumber Singo Kromo 20 20 24 1728 1303-1.03 J U M L A H 20 20 1728 15 JATIKALEN S. Bor Desa Jatikalen 5 5 10 180 150 1.5 J U M L A H 5 5 180 J U M L A H I + II 286 276 415 39,092 13,284 Akhir Mei 2012 Awal Agustus 2011 lubang Bor selorejo runtuh, sehingga tidak dapat dimanfaatkan Di supply dari S. Bor kantor Tanjung Anom Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 87

PDAM Kabupaten Nganjuk mempunyai Bak Pelepas Tekan (BPT) sebanyak 10 buah. Fungsi dari bak pelepas tekan ini adalah untuk melepas tekanan yang ada dalam pipa hingga didapat tekanan awal (nol) lagi. Bak Pelepas Tekan ini digunakan untuk. membantu sistem distribusi bagi air baku yang berasal dari sumber Singokromo. Hal ini dikarenakan ketinggian antara sumber singokromo dan daerah pelayanan Kota Nganjuk ± 1000 m, karena itu di setiap ketinggian 100 m dibuat satu bak pelepas tekan. Lokasi dan ketinggian bak pelepas tekan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini Tabel Data Bak Pelepas Tekan No. Bak Pelepas Tekan Lokasi Ketinggian (m) 1 BPT - 1 hutan lindung ±1.000 2 BPT - 2 Desa Ngliman ± 900 3 BPT - 3 - ± 800 4 BPT - 4 - ± 700 5 BPT - 5 - ± 600 6 BPT - 6 Kec. Sawahan ± 500 7 BPT - 7 - ± 400 8 BPT - 8 Desa Siwalan ± 300 9 BPT - 9 - ± 200 10 BPT - 10 Desa Berbek ± 100 Sumber : PDAM Kabupaten Nganjuk Keseluruhan operasional sistem pemompaan PDAM menggunakan catu daya dari PLN. PDAM Kabupaten Nganjuk memiliki wilayah pendistribusian air tersebar di beberapa kecamatan yang tercakup pada 12 sistem distribusi (1 BNA dan 11 IKK). Gambar wilayah pendistribusian air PDAM Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Gambar Terlampir. b. Pengelolaan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar hidup manusia yang harus memenuhi 3 persyaratan utama yaitu secara kualitas,kuantitas, maupun kontinuitasnya. Secara kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan secara fisik, kimia maupun biologi.sedangkan secara kuantitas maka debit air pada sumber air utama harus memenuhi kebutuhan air di daerah tersebut, serta secara kontinuitas maka air harus tersedia sepanjang tahun secara terusmenerus. Jadi 3 persyaratan utama di atas harus terpenuhi agar ketersediaan air bersih terus ada dan dapat dimanfaatkan sepanjang tahun. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Nganjuk lebih banyak yang menggunakan air sumur untuk pemenuhan kebutuhan air sehari-hari daripada menggunakan air PDAM ataupun HIPPAM. Prosentase masyarakat Kabupaten Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 88

Nganjuk yang menggunakan air minum dari sumur dangkal berkisar 85% dari total jumlah masyarakat yang ada. Dari data analisa laboratorium Departemen Kesehatan mengenai kualitas air sumur pada Laporan Master Plan Air Bersih Kabupaten Nganjuk, dapat diketahui bahwa sebanyak 32% kualitas air sumur yang digunakan untuk bahan baku air minum dinyatakan tidak aman. Data kualitas air sumur dangkal (fisik, kimia dan bakteriologi) yang dikonsumsi penduduk sangat diperlukan untuk menentukan berapa persen jumlah sumur dangkal yang digunakan untuk air minum tersebut dinyatakan aman bagi kesehatan. Setidaknya perlu ada pemeriksaan kualitas air secara fisik, kimia, serta bakteriologis di Laboratorium minimal 2 kali dalam 1 tahun yaitu pada musim kemarau dan musim hujan. Target Millenium Development Goals (MDGs) adalah sekitar 82% masyarakat dunia sudah mendapatkan akses air minum yang aman pada tahun 2015. Agar penduduk Indonesia mendapatkan akses air minum yang aman pada tahun 2015 dan menjamin akan ada keberlanjutan lingkungan, maka target MDGs nasional adalah meningkatkan pencapaian pelayanan air bersih berdasarkan standar pelayanan minimal dengan mengurangi setengah dari proporsi penduduk yang belum memiliki akses air minum yang berkelanjutan dan aman pada tahun 2015 Dari perhitungan yang telah dilakukan pada Laporan Master Plan Air Bersih Kabupaten Nganjuk, diketahui bahwa 68% masyarakat Kabupaten Nganjuk telah mendapat akses air minum yang aman bagi kesehatan, yaitu 8% penduduk mendapat air PDAM, 7% penduduk terlayani oleh HIPPAM dan KSM, 53% penduduk mengkonsumsi air dari sumur dangkal yang aman. Sisanya sebanyak 32 % dari total penduduk Nganjuk belum mendapatkan air yang aman sebagai air minum. 82%(target MDGs global) dikurangi 68% (masyarakat Nganjuk yang telah mendapat akses air minum aman) memberi hasil 14 % masyarakat Nganjuk yang belum mendapat akses air minum yang aman sesuai target MDGs. Peningkatan cakupan pelayanan yang diperlukan agar mencapai sasaran MDGs nasional tahun 2015 adalah 50% dari 14% atau peningkatan 7 % dari kemampuan PDAM Nganjuk saat ini. a) Sistem Pengelolahan Air PDAM Sistem pengolahan air yang ada di PDAM Kabupaten Nganjuk disesuaikan dengan sumber air baku yang digunakan, sebagai berikut : Untuk air baku yang diambil dari air permukaan, digunakan pengolahan lengkap, seperti pada pemanfaatan sumber Singokromo yang menggunakan prasedimentasi dan sand filter. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 89

Untuk air baku yang diambil dari sumur bor maupun mata air, hanya dilakukan pembubuhan desinfektan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, diperoleh kesimpulan bahwa sistem yang ada sudah memenuhi persyaratan suatu sistem penyediaan air minum. Selain itu jika ditinjau dari segi kualitas, air hasil pengolahan PDAM ini memenuhi kriteria air minum yang disyaratkan oleh PER MEN KES RI No. 907 / MENKES/ SK / VII / 2002 Sistem Distribusi Air Model sistem pendistribusian air PDAM di Kabupaten Nganjuk saat ini dilakukan sebagai berikut: Sistem gravitasi yang berasal dari sumber mata air, dilakukan pendistribusian air langsung dari sumber ke jaringan distribusi tanpa melalui reservoir penampungan/distribusi. Kondisi ini sebenarnya tidak memenuhi syarat bagi sumber, khususnya sumber yang mempunyai kapasitas kecil atau sama dengan kebutuhan rata-rata. Dengan kondisi ini, maka sistem tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan air pada saat jam puncak. Disarankan adanya penambahan reservoir distribusi untuk menambah pasokan air pada saat jam puncak dan penampungan air pada saat pemakaian minimum (malam hari). Sistem pemompaan yang berasal dari sumur bor dalam, dilakukan pemompaan langsung ke jaringan distribusi tanpa melalui reservoir penampungan/distribusi. Kondisi ini sebenarnya tidak memenuhi syarat bagi sumber, khususnya sumber yang mempunyai kapasitas kecil atau sama dengan kebutuhan rata-rata. Dengan kondisi ini, maka sistem tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan air pada saat jam puncak. Dengan sistem pemompaan langsung, maka head pompa yang diperlukan cukup besar untuk dapat memenuhi tekanan pada jaringan distribusi. Dengan penambahan reservoir distribusi, maka pemompaan dilakukan 2 kali yaitu dari sumur ke reservoir dan dari reservoir kjaringan distribusi. Secara keseluruhan, pemakaian energi listrik hampir sama, karena dengan adanya reservoir, maka pompa sumur yang digunakan relatif mempunyai head rendah (KW rendah), demikian pula dengan pompa distribusi. Untuk sistem gravitasi yang berasal dari sumber Argojali, dilakukan pendistribusian air melalui ground reservoir dan langsung dialirkan secara gravitasi ke jaringan distribusi. Sistem pemompaan yang berasal dari sumur bor dalam, langsung ke reservoir distribusi kemudian ke jaringan distribusi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 90

Dua model sistem terakhir inilah yang merupakan sistem yang baik dan memenuhi persyaratan dalam suatu sistem penyediaan air minum. Secara keseluruhan, untuk jangka panjang diperlukan perbaikan model pendistribusian air bagi sistem pemompaan/pendistribusian secara langsung, mengingat kebutuhan air semakin meningkat dengan perkembangan waktu dan kapasitas sumber cenderung menurun terhadap waktu. Hampir semua alat ukur debit/meter air dalam pendistribusian air rusak/tidak berfungsi, sehingga data jumlah air produksi dan distribusi tidak dapat diketahui dengan pasti. Pencatatan hasil produksi dan distribusi air dilaksanakan dengan perhitungan estimasi. Hal ini yang menyulitkan dalam perhitungan kehilangan air yang sebenarnya. Karena itu diusulkan untuk melengkapi semua sistem produksi dan distribusi dengan meter air. Meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk, akan meningkatkan kapasitas kebutuhan air bersih. Selama ini PDAM Nganjuk selaku pengelola air bersih menggunakan sistem gravitasi dan pemompaan. Untuk peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di Kecamatan Loceret menggunakan sistem pompa di mana sumber berasal dari air tanah dalam di desa Godean dengan kapasitas terpasang 60 liter/dt, yang rencana akan diproduksi sebesar 30 liter/dt. Sumber ini adalah alternatif pengganti sumur bor yang ada di Kecamatan Loceret (IKK) yang semula debitnya 15 liter/dt, dimana sejak tahun 2003 tidak dapat berproduksi lagi. Didalam penambahan kapasitas air bersih ini sementara digunakan untuk melayani 9 kelurahan yang ada di Kecamatan Loceret. Pendistribusian air bersih di Kecamatan Loceret ini PDAM Nganjuk menggunakan sistem pompa dengan debit 30 liter/detik, head pompa 60 meter sehingga debit dan tekanan air lebih besar dari debit eksisting sebesar 15 liter/detik dan tekanan 30 m, sedangkan konstruksi sumur terbuat dari pipa Jambang baja dan pipa naik (pipa buta baja dan pipa screen baja). Disamping debit air bersih ditingkatkan jaringan pipa distribusi dan daerah layanan juga ditingkatkan, agar pelanggan/calon pelanggan nantinya mendapat pelayanan air bersih PDAM dengan baik. Bak Pelepas Tekan Bak pelepas tekan yang ada di Kabupaten Nganjuk berjumlah 10 buah dan terdapat di wilayah hutan lindung dekat tempat pengambilan air baku sumber Singokromo, hingga desa Berbek. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan ketinggian tanah yang sangat besar pada jaringan transmisi dan distribusi hingga ± 1.000 m. Perbedaan ketinggian tanah yang terlalu besar dapat menyebabkan tingginya tekanan yang ada dalam pipa. Jika tidak Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 91

diantisipasi, maka hal ini akan menyebabkan pecahnya pipa tranmisi/distribusi. Reservoir Distribusi PDAM Kabupaten Nganjuk mempunyai 5 reservoir distribusi, yakni 4 ground reservoir yang tersebar di BNA Nganjuk, IKK Berbek, IKK Kertosono, dan IKK Wilangan serta 1 elevated reservoir yang terdapat di IKK Kertosono. Dari reservoir-reservoir distribusi inilah, air produksi PDAM akan langsung didistribusikan ke konsumen. Kualitas air yang akan didistribusikan ke konsumen secara berkala telah diuji di laboratorium dan telah memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh PER MEN KES RI No. 907 / MENKES/ SK / VII / 2002. Penanggulangan Kehilangan Air Program penanggulangan kehilangan air PDAM secara sistematis seperti : pembentukan zona penanggulangan kehilangan air, penanggulangan dan monitoring kehilangan air belum pernah dilaksanakan (Laporan Strategi Perencanaan Manajemen PDAM Kabupaten Nganjuk Tahun 2004-2008). Penanggulangan dan monitoring kebocoran air yang dilakukan pihak PDAM saat ini adalah sebagai berikut: Penanggulangan secara fisik terhadap pipa yang kebocorannya terlihat secara visual. Monitoring dengan peneraan meter air pelanggan secara berkala. Evaluasi terhadap kondisi kehilangan air dan Usulan Rencana tindak penanggulangannya telah diajukan dalam Laporan Strategi Perencanaan Manajemen PDAM Kabupaten Nganjuk Tahun 2004-2008. Angka/tingkat kehilangan air direncanakan menjadi 20%, dan akan dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Rehabilitasi pipa transmisi & distribusi Rehabilitasi SR (Sambungan Rumah) Penyediaan peralatan teknis untuk menguji water meter pelanggan Penggantian water meter yang sudah rusak Pemasangan water meter induk b) Sumber Air Baku dan Produksi Air HIPPAM dan KSM Kapasitas tiap sumber yang digunakan sebagai air baku untuk HIPPAM bervariasi antara 1,3 15 L/dt. Tercatat 12 mata air dan beberapa sumur bor yang telah digunakan oleh HIPPAM untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat yang tidak terjangkau oleh PDAM. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 92

Prosentase penduduk yang dapat terlayani oleh HIPPAM dan KSM ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan adanya penambahan jumlah sarana air bersih yang diprakarsai oleh HIPPAM dan KSM di desa-desa lain pada tahun selanjutnya. Dari data yang ada, belum semua kecamatan terlayani air bersih dari program HIPPAM dan KSM. Air baku yang digunakan oleh HIPPAM dan KSM bervariasi, ada yang berasal dari mata air dan ada pula yang berasal dari sumur bor, tergantung pada potensi sumber air di desa-desa yang bersangkutan. Kapasitas tiap sumber yang digunakan sebagai air baku untuk HIPPAM bervariasi antara 1,3 15 L/dt. Menurut data yang ada, terdapat 12 mata air yang digunakan untuk air baku HIPPAM, dan dapat dilihat pada Tabel 3.41c. Mata Air yang Dimanfaatkan Oleh HIPPAM berikut. Tabel 3.41c. Mata Air yang Dimanfaatkan Oleh HIPPAM No Mata air No Mata air 1 Sumber Pucung-Paron 7 Sumber Duren 2 Sumber Kili 8 Sumber Gondang 3 Sumber Tegal jati 9 Sumber Lo 4 Sumber Ngambak 10 Sumber Jurang Juro 5 Sumber Kali Wunggah 11 Sumber Sedati 6 Sumber Kali Tunggak 12 Sumber Argomulyo Sedangkan data sumber air maupun kapasitas yang digunakan oleh KSM belum tersedia. Selebihnya HIPPAM menggunakan air baku dari sumur bor yang tersebar di beberapa kecamatan. Sesuai data yang ada, belum sepenuhnya kapasitas tersedia pada mata air maupun sumur bor digunakan untuk keperluan SPAM. Kapasitas terpakai saat ini antara 0,9 7 L/dt. Kapasitas tersisa dari tiaptiap mata air dan sumur bor dapat dioptimalkan semaksimalkan mungkin untuk memenuhi kebutuhan ar minum penduduk Kabupaten Nganjuk di tahun tahun mendatang. Pada dasarnya sistem produksi, pengolahan, dan distribusi air dari HIPPAM dan KSM adalah sama. Air baku yang diambil dari sumber air dibubuhi desinfektan berupa kaporit, kemudian dialirkan ke dalam reservoir, untuk kemudian dialirkan melalui hidran umum, kran umum, maupun sambungan rumah melalui jaringan perpipaan yang telah dibuat oleh HIPPAM maupun KSM. Penyediaan air bersih yang diselenggarakan HIPPAM di Kabupaten Nganjuk terdapat di 11 kecamatan yang sebagian besar terletak di pegunungan. Kegiatan HIPPAM tersebut menggunakan tenaga penggerak listrik, gravitasi, solar cell dan disel. Terdapat 2 (dua) HIPPAM yang saat ini tidak bisa beroperasi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 93

yang menggunakan system solar cell yaitu di Desa Munung Kecamatan Jatikalen dan Desa Prayungan Kecamatan Lengkong. Tabel 3.41d. Jumlah HIPPAM di Kabupaten Nganjuk NO LOKASI VOLUME SUMBER DANA INSTANSI PENANGGU NG JAWAB PENDUDUK TERLAYANI (DALAM JIWA) TAHUN PEMBANG UNAN 1 Kec. Rejoso 1 Desa Bendoasri Pipa PVC 2" 1750 m APBD PU.CKTR 2003 2 Desa Puhkerep HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2008 3 Desa Sambikarep HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2008 4 Desa Mungkung HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2011 2 Kec. Lengkong 1 Desa Sumbermiri HU 2 unit APBD PU.CKTR 200 2004 2 Desa Pinggir Dusun Sumberbotak 1100 HU 3 unit APBD PU.CKTR 300 2005 Desa Pinggir HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2006 Desa Pinggir HU 4 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 400 2008 3 Desa Sumbersono HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2006 4 Desa Sumberkepuh HU 4 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 400 2007 Desa Sumberkepuh HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2008 5 Desa Ngepung HU 1 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 100 2007 7 Desa Banjardowo HU 4 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 400 2009 8 Desa Prayungan HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2010 ** 3 Kec. Ngluyu 1 Desa Ngluyu HU 5 unit Pusat/SEAB PU.CKTR 400 2003 Desa Ngluyu HU 10 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 800 2007 2 Desa Tempuran HU 4 unit APBD PU.CKTR 400 2005 Desa Tempuran HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2009 3 Desa Gampeng Dusun Putuk 4000 HU 2 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 200 2007 Desa Gampeng HU 1 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 100 2007 5 Desa Lengkonglor HU 5 unit APBD PU.CKTR 500 2009 6 Desa Bajang HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 4 Kec. Pace 1 Desa Joho Sumbermuneng 3200 HU 4 unit APBD - SEAB PU.CKTR 400 2004 2 Desa Jatigreges HU 5 unit APBD PU.CKTR 400 2005 3 Desa Jampes HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2005 4 Desa Joho Dusun Dampit Desa Joho Dusun Baran HU 5 unit APBD PU.CKTR 500 2006 HU 2 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 200 2008 Desa Joho HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2008 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 94

5 Desa Jatigreges dusun Jurangrejo Desa Jatigreges dusun Lemahputih HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 6 Desa Joho Kabel solarcell APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 2009 7 Desa Gondang Dusun Pojok 5 Kec. Jatikalen HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2009 1 Desa Dawuhan HU 5 unit APBD - SEAB PU.CKTR 400 2004 2 Desa Pule HU 6 unit APBD PU.CKTR 480 2006 Desa Pule Dusun Kedungringin 3900 HU 1 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 100 2007 3 Desa Perning HU 17 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 1360 2007 4 Desa Pulowetan HU 7 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 700 2008 Desa Perning Dusun Sumbergondang HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 100 2009 5 Desa Munung HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2010 ** 6 Desa Begendeng HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2011 6 Kec. Sawahan 1 Desa Sawahan HU 4 unit Pusat/SEAB PU.CKTR 320 2003 Desa Sawahan Dusun Gambyok 3740 HU 1 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 100 2007 Desa Sawahan HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2008 2 Desa Bareng HU 1 unit APBD PU.CKTR 100 2004 3 Desa Siwalan HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2006 4 Desa Margopatut HU 3 unit APBD PU.CKTR 300 2006 Desa Margopatut HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2010 5 Desa Duren (Sugihan) HU 7 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 700 2007 6 Desa Siwalan HU 7 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 700 2011 7 Desa Kebonagung HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2011 7 Kec. Ngetos 1 Desa Suru Pipa PVC 2" 2000 mt 4120 APBD PU.CKTR 400 2004 Desa Suru HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2006 Desa Suru HU 10 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2010 2 Desa Mojoduwur Dusun Nitis Desa Mojoduwur Dusun Nitis 3 Desa Kweden Dusun Pandansili HU 6 unit APBD PU.CKTR 480 2005 HU 6 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 600 2009 HU 5 unit APBD PU.CKTR 500 2005 Desa Mojoduwur HU 2 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 200 2008 4 Desa Oro-oro ombo HU 3 unit APBD PU.CKTR 300 2006 5 Desa Kweden HU 10 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 800 2007 6 Desa Ngetos HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2008 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 95

7 Desa Klodan HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2008 9 Desa Kepel dusun Dlopo Desa Kepel Dusun Mangkang Desa Kepel Pipa PVC dia 2" 835 m 8 Kec.Loceret 1 Desa Genjeng Dusun Geneng HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 2011 6580 HU 10 unit APBD PU.CKTR 800 2005 2 Desa Ngepeh HU 4 unit APBD PU.CKTR 320 2006 Desa Ngepeh Dusun Sonanggan 3 Desa Macanan Dusun Pongkol Desa Macanan Dusun Congol 9 Kec. Berbek 1 Desa Sendangbumen (pengungsi atas) Desa Sendangbumen (pengungsi bwh) Desa Sendangbumen HU 4 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 400 2007 HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2009 2520 HU 3 unit APBD PU.CKTR 240 2005 HU 4 unit APBD PU.CKTR 320 2006 HU 2 unit APBD PU.CKTR 260 2008 2 Desa Bandungrejo HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2007 3 Desa Salamrojo HU 17 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 1120 2007 4 Desa Balongrejo HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2008 5 Desa Berbek pompa APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 2011 10 Kec. Wilangan 1 Desa Sudimoroharjo 11 Kec. Gondang 2940 HU 6 unit APBD PU.CKTR 400 2006 1 Desa Losari HU 5 unit APBD PU.CKTR 500 2006 2 Desa Ja'an HU 6 unit APBD PU.CKTR 600 2006 3 Desa Balonggembang Desa Balonggembang HU 5 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 500 2007 menara 6 m3 APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 2008 4 Desa Ngujung HU 3 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2008 5 Desa Karangsemi HU 2 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 200 2009 6 Desa Senggowar HU 1 unit APBD + APBN (DAK) PU.CKTR 300 2009 jumlah 34,900 400 2400 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 96

c. Kekeringan Wilayah yang selalu mengalami kekeringan / kesulitan dalam hal penyediaan air bersih pada waktu kemarau tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Kenyataan tersebut sangat membutuhkan penyelesaian penanganan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Wilayah ini sebagian besar merupakan wilayah dataran tinggi, sehingga apabila terjadi kekeringan dilakukan pengedropan air bersih yang dilakukan oleh instansi terkait yaitu PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Bappeda dan PDAM. Desadesa yang selalu mengalami masalah penyediaan air bersih bila musim kemarau tiba dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.41e. Desa dan Kecamatan yang Mengalami masalah Kekeringan / Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Nganjuk No. KECAMATAN DESA JARAK DARI KAB/KOTA (Km) 1. Lengkong Ketandan 50 Ngepung 60 Pinggir 55 Banggle 50 Jatipunggur 45 Prayungan 47 Kedungmlaten 43 Sumbermiri 60 2. Ngluyu Tempuran 60 Gampeng 60 Lengkong Lor 40 Sugihwaras 38 Bajang 50 3. Ngetos Mojoduwur 30 Ngetos 40 Kuncir 40 Oro-oro ombo 30 Kepel 40 4. Jatikalen Pulowetan 70 Pule 65 Perning 60 Dawuhan 60 Munung 75 Begendeng 55 5. Wilangan Wilangan 23 Mancon 30 Sudimoroharjo 45 6. Loceret Macanan 45 Bajulan 50 KET Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 97

Karangsono 40 7. Pace Joho 30 Jatigreges 25 Gondang 20 8. Berbek Berbek 15 Sendangbumen 24 Sumberurip 22 Bulu 19 9. Rejoso Puhkerep 17 Kedung padang 26 Tritik 65 10. Gondang Campur 20 Keterangan : Kategori III (Kekeringan Kritis) Sumberjo 18 JUMLAH 42 - Jarak Pengambilan Air lebih dari 3 Km - Air yang tersedia 10 liter/jiwa/hari d. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Kecamatan Nganjuk sebagai Ibukota Kabupaten Nganjuk banyak memiliki permasalahan sebagaimana di kota-kota yang sedang berkembang lainnya, di antaranya adalah masalah air minum yang dikelola oleh PDAM Nganjuk yaitu dengan banyaknya keluhan dari para pelanggan bahwa air sering macet di daerah tertentu serta pada jam-jam puncak yaitu pada pagi hari serta pada sore hari. Langkah terpenting untuk menyelesaikan masalah adalah dengan memperbaiki jaringan distribusi yang ada dengan penggantian sistem distribusi dengan pembagian daerah layanan yang sistematis dan sesuai standart dari Departemen Pekerjaan Umum. Selain itu permasalahan - permasalahan yang lain antara lain : 1) Pertumbuhan Kabupaten Nganjuk mengakibatkan permasalahan di lingkungan permukiman karena pertumbuhan dan perkembangan aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan pengalokasian dan penyediaan sarana dan prasarana terutama di Bidang Perumahan dan Permukiman seperti penyediaan sarana air minum yang memadai. 2) Rendahnya tingkat pelayanan air minum di perkotaan dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah rawan kekeringan. 3) Rendahnya kualitas manajeman pengelolaan air minum yang dilakukan PDAM. 4) Pada beberapa kawasan terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber air baku. Hal ini disebabkan adanya kepentingan peruntukan sumber air tersebut untuk non air minum, maupun kendala batas administrasi wilayah. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 98

5) Pelayanan air minum non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri. 6) Dana APBD yang relatif sedikit untuk program sarana air minum yang mengakibatkan terkendalanya pelayanan air minum di Kabupaten Nganjuk. e. Pendanaan Realisasi dan anggaran pendanaan belanja sanitasi sub sektor pengelolaan air bersih di Kabupaten Nganjuk mengalami selama lima tahun terakhir mengalami kondisi pasang surut, karena kemampuan pendanaan APBD Kabupaten Nganjuk. Total belanja sanitasi sub sektor pengelolaan drainase pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.3.504.900.750,- kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 3.973.374.000,-. Untuk Tahun 2010 mengalami penurunan menjadi Rp. 1.009.964.100,- kemudian naik menjadi Rp.2.570.471.200,- pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 ini dianggarkan sebesar Rp. 2.748.824.000,-. Sehingga rata-rata belanja untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk adalah sebesar Rp. 2.761.524.810,- Untuk pendapatan dari sektor ini, Kabupaten Nganjuk selama ini belum menarik retribusi. 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Saat ini pola perubahan kualitas air dan debit air semakin menurun pada berbagai sumber di wilayah Kabupaten Nganjuk, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah adanya kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari terutama kegiatan industri besar, industri rumah tangga dan kegiatan pertanian serta sampah yang ada di wilayah Kabupaten Nganjuk sangat berpengaruh akan terjadi pencemaran air dimana-mana. Jumlah industry kecil atau dapat diklasifikasikan sebagai industry formal di Kabupaten Nganju sebanyak 630 industri sedangkan jumlah industry non formal sebanyak 14.890 unit yang tersebar di seluruh wilah kecamatan. Sistem pengolahan limbah secara umum masih menggunakan pengolahan limbah secara fisik berupa bak oenampung untuk pengendapannya yang selanjutnya baru dialirkan ke sungaisungai sekitar industri kecil tersebut.. Jumlah industri kecil di Kabupaten indutri industri kerajinan, jumlah industri kecil tersebut selalu mengalami perkembangan sehingga dengan peningkatan jumlah pada beberapa industri tersebut tetap akan mempunyai pengaruh yang kuat akan terjadinya pencemaran lingkungan air, udara dan tanah. Pengelolaan limbah industry kecil belum difasilitasi dengan kegiatan penanganan limbah oleh pemerintah, pemerintah hanya sebatas memberikan rambu-rambu akan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 99

pengelolaan pencemaran terhadap lingkungan di samping masih kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan limbah dari industry kecil yang ada di Kabupaten Nganjuk. Sebagian besar industri kecil yang menjadi sentra industry adalah industry tahu, tempe, pande besi, kemasan, krupuk, dan pati ketela. Untuk mengetahui kualitas air limbah industri dilakukan dengan pengambilan contoh (sampling) effluent air limbah. Air limbah tersebut yang berasal dari end pipe treatment setiap industri yang menghasilkan limbah cair. Pengujian terakhir dilakukan pada bulan Desember, 2008. Oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Surabaya.Jenis, jumlah dan lokasi hasil uji pengelolaan limbah indstri rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.42. Banyaknya Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat Di Kabupaten Nganjuk Tahun 2011 No. Jenis Industri Industri Kecil (Formal) Jenis Pengolahan Industri Kerajinan (Non Formal) 1 Industri Rokok 62 Fisik 0 2 Industri Krupuk 48 Fisik 375 3 Industri Kue ( Roti ) 16 Fisik 239 4 Industri Open Tembakau 28 Fisik 33 5 Mebel Alat Rumah Tangga dari Kayu 150 Fisik 687 6 Industri Kecap 1 Fisik 0 7 Industri Sabun 1 Fisik 0 8 Industri Es Lilin 2 Fisik 193 9 Minyak Kelapa ( Klentikan ) 0 Fisik 0 10 Sayangan 3 Fisik 143 11 Pandai Besi 0 Fisik 123 12 Industri Gula Tebu 3 Fisik 0 13 Industri Anggur Jamu Jawa 10 Fisik 160 14 Industri Klobot Besus Manis 0 Fisik 0 15 Pertukangan Emas 4 Fisik 0 16 Pertukangan Kayu Bermesin 9 Fisik 0 17 Industri Tahu 50 Fisik 2 047 18 Industri Tempe 11 Fisik 1 973 19 Anyam-anyaman 0 Fisik 4 115 20 Industri Grabah / Genting 0 Fisik 1 005 21 Industri Batu Merah 0 Fisik 3 390 22 Percetakan 15 Fisik 13 23 Kerajinan Wayang Kulit 0 Fisik 8 24 Industri Tegel 7 Fisik 3 25 Industri Kok (Bola Bulu Tangkis) 30 Fisik 212 26 Industri Gamelan 2 Fisik 0 27 Industri Minyak Atsiri 20 Fisik 0 28 Industri Garam 1 Fisik 0 29 Industri Lain-lain 157 Fisik 171 Jumlah 630 14 890 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 100

Tabel 3.42a. Jumlah Industri Kecil Menurut JenisPerkecamatan Di Kabupaten Nganjuk Pada Tahun 2011 No. Kecamatan Industri Formal Industri Non Formal Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja 1 Sawahan 23 220 241 1080 2 Ngetos 9 60 85 1580 3 Berbek 45 1.137 1260 3258 4 Loceret 59 1.194 1914 4528 5 P a c e 31 471 1163 2635 6 Tanjunganom 58 793 882 1985 7 Prambon 29 319 900 2460 8 Ngronggot 21 278 990 2634 9 Kertosono 46 539 539 1650 10 Patianrowo 18 804 432 1556 11 Baron 16 245 496 1621 12 Gondang 22 355 415 1114 13 Sukomoro 38 600 751 2033 14 Nganjuk 89 1.108 911 2669 15 Bagor 32 1.536 913 2913 16 Wilangan 9 45 285 1365 17 Rejoso 38 387 1065 2862 18 Ngluyu 13 176 344 1068 19 Lengkong 33 749 465 1454 20 Jatikalen 1 5 839 2140 Jumlah 630 11.021 14890 42605 Tabel 3.42b. Sentra Industri Kecil Di Kabupaten Nganjuk Pada Tahun 2011 No. Kecamatan Jumlah Sentra Potensi Dalam Sentra Unit Usaha Tenaga Kerja 1 Sawahan 1 26 142 2 Ngetos 0 0 0 3 Berbek 3 189 418 4 Loceret 2 81 264 5 P a c e 2 75 329 6 Tanjunganom 4 187 508 7 Prambon 7 397 1 150 8 Ngronggot 2 178 317 9 Kertosono 3 243 603 10 Patianrowo 0 0 0 11 Baron 1 60 144 12 Gondang 4 149 338 13 Sukomoro 4 340 1 314 14 Nganjuk 3 116 453 15 Bagor 5 229 620 16 Wilangan 1 41 111 17 Rejoso 3 160 418 18 Ngluyu 0 0 0 19 Lengkong 3 90 303 20 Jatikalen 1 94 133 Jumlah 49 2 655 4 565 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 101

Tabel 3.42c. Uji Air Limbah Domestik Usaha Kecil Menengah Tahun 2008 (sample) NO KEGIATAN LOKASI 1 2 3 4 5 6 Perusahaan Tahu Bp. Lamidi diambil di inlet Perusahaan Tahu Bp. Lamidi diambil di outlet Perusahaan Tahu Ibu Sidik diambil disaluran pembuangan Perusahaan Tahu Bp. Warsan diambil di outlet Perusahaan Tahu UD. Gunung Mas diambil di Outlet Perusahaan Tahu Bp. Warsan diambil di outlet Nganjuk Kel. Kramat Kec. Nganjuk Kel. Kramat Kec. Nganjuk Kel. Kramat Kec. Nganjuk Ds. Pelem Kec. Kertosono Kel. Kramat Kec. Nganjuk KUALITAS AIR LIMBAH PARAMETER BOD, COD, TSS BOD, COD, TSS BOD, COD, TSS BOD, COD, TSS BOD, COD, TSS BOD, COD, TSS KADAR (mg/l) KETERANGAN BOD = 532 Diatas Baku Mutu Limbah Cair Gub COD = Jatim No. 45 Tahun 1280,9 2002 BOD = 420 COD = 776,66 TSS = 167 BOD = 420 COD = 776,66 TSS = 167 BOD = 126 COD = 235,58 TSS = 53 BOD = 210 COD = 416,99 TSS = 373 Dibawah Baku Mutu Limbah Cair Gub Jatim No. 45 Tahun 2002 Diatas Baku Mutu Limbah Cair Gub Jatim No. 45 Tahun 2002 Dibawah Baku Mutu Limbah Cair Gub Jatim No. 45 Tahun 2002 Diatas Baku Mutu Limbah Cair Gub Jatim No. 45 Tahun 2002 BOD = 2380 Diatas Baku Mutu COD = Limbah Cair Gub 4484,3 TSS = 1270 Jatim No. 45 Tahun 2002 Limbah Industri di Kabupaten Nganjuk Di Kabupaten Nganjuk khususnya di DAS Kali Brantas hanya 2 industri yang dipantau yaitu PG Lestari dengan luas kawasan inndustri 4,5 Ha dan PT. Jaya Kertas dengan luas kawasan 16,9 Ha, Mengingat parameter yang dianalisa tergantung dengan jenis usaha atau kegiatannya maka sajian olahan data dalam laporan ini diambil parameter BOD dan COD. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (Biochemica Oxygen Demand/BOD) adalah Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD) didefinisikan sebagai jumlah oksigen (dinyatakan dalam mg) yang dibutuhkan untuk menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1 L air selama waktu inkubasi (5x24jam) pada suhu 20 o C. Sedangkan Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) adalah Kebutuhan oksigen Kimiawi (COD) didefinisikan sebagai jumlah oksigen (dinyatakan dalam mg) yang dibutuhkan zat organik didalam 1 L air dimana sebagai sumber oksigen dipergunakan oksidator K 2Cr 2O 7 untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Analisa COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi daripada analisa BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam analisa COD. Analisa COD pada prinsipnya merupakan analisa untuk mengetahui jumlah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 102

oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik melalui reaksi kimia. Karena bahan-bahan organik dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut di dalam air, maka semakin besar konsentrasi BOD dan COD maka semakin besar pula polutan yang terdapat pada air tersebut. Dari 2 industri di Kabupaten Nganjuk yang dipantau pada tahun 2011 belum memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana diatur dalam keputusan Gubernur No. 45 Tahun 2002. Berikut data yang tersaji adalah data 3 bulanan untuk masing-masing industri seperti pada grafik dan tabel pemantauan kualitas air buangan limbah industri di wilayah kerja Perum Jasa Tirta I. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk 2012 III - 103