Oleh : Nita Indah Mayasari Dosen Pembimbing : Dra. Ismaini Zain, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Profil Sosial-Ekonomi Rumah Tangga Berdasarkan Pola Pengeluaran antara Perdesaan dan Perkotaan di Propinsi Jawa Timur

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

P E N U T U P P E N U T U P

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BERITA RESMI STATISTIK

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Pemetaan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menurut Jaminan Kesehatan dengan Metode Biplot

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

SWOT Analysis PotensidanStrategi Pengembangan Bisnis pada Cluster Sektor Perikanan Laut Kabupaten/ Kota di Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KEMISKINAN DENGAN METODE CLUSTER ANALYSIS

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

ANALISIS KORESPONDENSI KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASARKAN PENYEBARAN PENYAKIT ISPA

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik


GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS KELOMPOK METODE HIRARKI UNTUK PENGELOMPOKAN KOTA/KABUPATEN DI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KETENAGAKERJAAN,,

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

CENTER OF GRAVITY MODEL PENENTUAN LOKASI SARANA KESEHATAN ILHAM AKHSANU RIDLO

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

GUBERNUR JAWA TIMUR UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2O1O GUBERNUR JAWA TIMUR,

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional Di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

KARAKTERISTIK KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DAN KEMISKINAN DINAMIS JAWA TIMUR PPLS 2011 DENGAN PBDT 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

Oleh : Nita Indah Mayasari - 1305 100 024 Dosen Pembimbing : Dra. Ismaini Zain, M.Si

Jawa Timur Angka Rawan Pangan 19,3 % STATUS EKONOMI SOSIAL Rumah Tangga Pedesaan Rumah Tangga Perkotaan Perbedaan pengeluaran untuk makanan dan Pengeluaran bukan makanan Analisis Profil Menggambarkan pola pengeluaran makanan dalam satu gambar

PERMASALAHAN Bagaimana karakteristik RT berdasarkan sosial ekonomi dan pola pengeluaran di perdesaan dan perkotaaan Propinsi Jawa Timur. Bagaimana perbandingan profil pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan antara antara RT perdesaan dan perkotaaan Propinsi Jawa Timur. Tujuan Mengetahui karakteristik RT berdasarkan sosial ekonomi dan pola pengeluaran di perdesaan dan perkotaaan Propinsi Jawa Timur. Mengkaji perbandingan profil pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan antara RT perdesaan dan RT perkotaaan di Propinsi Jawa Timur.

MANFAAT Manfaat Penelitian DenganmengetahuiperbandinganprofilpengeluaranRT perkotaan dan RT perdesaan maka dapat diketahui pola hidup masyarakat di Propinsi Jawa Timur yang nantinya dapat bermanfaatbagipemerintahkhususnyadaerahtingkatii, sehingga dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan. Batasan Masalah Variabel sosial ekonomi dan pengeluaran rumah tangga yang digolongkan berdasarkan pada wilayah perdesaan dan perkotaan dalam Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

BATASAN MASALAH Variabel sosial ekonomi dan pengeluaran rumah tangga yang digolongkan berdasarkan pada wilayah perdesaan dan perkotaan dalam Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

TINJAUAN PUSTAKA Statistika Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna(walpole, 1995). Penyajian data yang dilakukan secara deskriptif misalnya dalam bentuk tabel, diagram, grafik, serta besaran-besaran lainnya.

Analisis Profil Analisis profil merupakan salah satu metode statistika yang menyinggung permasalahan di mana beberapa perlakuan(treatmens) yang ditujukan untuk beberapa kelompoksubjekpengamatan. Seluruh respons yang didapat dinyatakan dalam unit pengukuran yang sama (Johnson danwichern, 2002).

TINJAUAN PUSTAKA Pengujian Hipotesis 1. Uji Paralel untuk mengetahui apakah dua profil bersifat paralel atau tidak. 2. Uji Coincident untuk mengetahui apakah profil yang bersifat datar(flat). 3.UjiLevel untuk mengetahui apakah profil berada pada level yang sama atau tidak. Profil Paralel Profil Berimpit Profil Flat

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Rumah Tangga Menurut BPS (2005), Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah bahwa pembiayaan keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama.

Pengeluaran Rumah Tangga Menurut BPS (2005), Pengeluaran Rumah Tangga dibagi menjadi dua. Pengeluaran RT untuk makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga selamasemingguyang lalubaikdaripembelian, produksi, atau pemberian. Pengeluaran RT bukan makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi bukan makanan rumahtanggaselamasebulanatau12 bulanyang lalu.

SUMBER DATA Data yang digunakandalampenelitianadalahdata sekunder hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) PopinsiJawaTimurtahun2006. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 29.950 rumah tanggayang tersebardipropinsijawatimur(38 kabupaten/kotaatau653 kecamatanatau1872 desa/kelurahan). Setiap desa/kelurahan diwakili oleh 16 rumahtangga. Dalam penelitian ini, Data RT dipisah menjadi dua bagian yaitu 16.735 RT daerah pedesaan dan 13.215 RT di daerah perkotaan.

Unit Pengamatan Unit pengamatan dalam penelitian ini adalah Kabupaten dan Kotamadya di Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kotamadya. Untuk mempermudah pengamatan digunakan kode-kode setiap Kabupaten dan Kotamadya sebagai berikut : 1. Kab. Pacitan 2. Kab. Ponorogo 3. Kab. Trenggalek 4. Kab. Tulunganggung 5. Kab. Blitar 6. Kab. Kediri 7. Kab. Malang 8. Kab. Lumajang 9. Kab. Jember 10. Kab. Banyuwangi 11. Kab. Bondowoso 12. Kab. Situbondo 13. Kab. Probolinggo 14. Kab. Pasuruan 15. Kab. Mojokerto 16. Kab. Jombang 17. Kab. Nganjuk 18. Kab. Madiun 19. Kab. Magetan 20. Kab. Ngawi 21. Kab. Bojonegoro 22. Kab. Tuban 23. Kab. Lamongan 24. Kab. Sampang 25. Kab. Pamekasan 26. Kab. Sumenep 27. Kab. Gresik 28. Kab. Bangkalan 29. Kab. Sidoarjo 71. Kota Kediri 72. Kota Blitar 73. Kota Malang 74. Kota Probolinggo 75. Kota Pasuruan 76. Kota Mojokerto 77.Kota Madiun. 78. Kota Surabaya 79. Kota Batu

VARIABEL PENELITIAN VARIABEL SOSIAL EKONOMI Variabel sosial ekonomi digunakan untuk memberikan informasi mengenai profil karakteristik RT perdesaan dan RT perkotaan.

DEFINISI OPERASIONAL Status Pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan anggota RT dengan sumber penghasilan terbesar dalam RT. Status pekerjaan dibagi menjadi pengusaha, karyawan/buruh, dan penerima pendapatan (pasif). Jumlah anggota RT adalah banyaknya anggota dalam satu rumah tangga. Pengeluaran RTadalah nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga setiap bulan. Pengeluaran RT dibagi menjadi lima interval, yaitu : Kurang dari Rp. 500.000 per bulan Antara Rp. 500.000 s.d Rp. 999.000 per bulan Antara Rp. 1.000.000 s.d Rp1.499.999 per bulan Antara Rp. 1.500.000 s.d Rp.1.999.999 per bulan Lebih dari Rp. 2.000.000 per bulan

DEFINISI OPERASIONAL (2) Pengeluaran RT untuk makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi makanan rumah tangga selama seminggu yang lalu baik dari pembelian, produksi, atau pemberian.

DEFINISI OPERASIONAL (3) Pengeluaran RT bukan makanan adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi bukan makanan rumah tangga selama sebulan atau 12 bulan yang lalu.

METODE ANALISIS 1) Statistika Deskriptif 2) Membuat analisis profil untuk menggambarkan pola pengeluaran RT Menyusun data pengamatan pengujian apakah data sudah memenuhi asumsi distribusi multinormal. Melakukan pengecekan asumsi yang meliputi distribusi data normal multivariat, homogenitas varians, serta dependensi antar variabel. Menyusun Manova Mengelompokkan Kabupaten/Kota yang berpola sama Menggambarkan profil pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan pada RT perdesaan dan RT perkotaan. Melakukan uji hipotesis analisis profil uji Manova, uji level, uji Coincident, dan uji paralel Struktur data penelitian

Deskripsi Variabel Penelitian Status Pekerjaan RT di Pedesaan dan Perkotaan Status pekerjaan yang mendominasi di desa adalah para pemilik usaha (pengusaha) sebanyak 60%. Buruh/karyawan di pedesaan menduduki peringkat kedua sebesar 33%, sisanya penerima pendapatan pasif. Di perkotaan, RT memperoleh penghasilan sebagai karyawan/buruh sebesar 48%, pengusaha 41%, dan 11% sebagai penerima pendapatan pasif.

Banyaknya Anggota RT (ART) Distribusi ART antara RT pedesaan dengan RT perkotaan tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 3 atau 4 orang tiap RT. Sehingga, jumlah rata-rata pada RT Perkotaan maupun Pedesaan adalah 4 ART.

Pengeluaran RT per bulan Distribusi pengeluaran RT di pedesaan cenderung menceng ke kiri dibandingkan dengan pengeluaran di Perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran RT di Pedesaan cenderung lebih rendah daripada pengeluaran RT di Perkotaan.

Pengecekan Asumsi Pengujian Normal Multivariat Pengujian Matriks Varian Kovarian dan Pengujian Dependensi Variabel Pengujian MANOVA

Analisis Profil RT di Perkotaan RT di Pedesaan

Pengelompokkan Kabupaten/Kota

Analisis Profil Pengeluaran untuk Makanan

Analisis Profil Pengeluaran bukan Makanan

Penamaan Kelompok Profil pengeluaran yang hampir sama terdapat pada kelompok 1 dan kelompok 2 pada RT di Pedesaan dan Perkotaan. Kesamaan kelompok tersebut terletak pada prioritas konsumsi pada makanan pokok yaitu padi-padian dan makanan jadi. Kelompok 3 di Pedesaan dan Kelompok 4 di perkotaan adalah Kota Malang yang memiliki profil berbeda dibanding Kabupaten/Kota lain namun hampir sama pada kelompok 4 di Pedesaan yaitu Kota Pasuruan.

KESIMPULAN 1. Secara deskriptif dapat diketahui bahwa tidak terlalu ada perbedaan signifikan secara sosial ekonomi pada RT pedesaan dan RT perkotaan. 2. Pengelompokkan wilayah Kabupaten/Kota RT di Pedesaan dan RT di Perkotaan diperoleh 4 kelompok. Profil pengeluaran yang hampir sama terdapat pada kelompok 1 dan kelompok 2 pada RT di Pedesaan dan Perkotaan. Kesamaan kelompok tersebut terletak pada prioritas konsumsi pada makanan pokok yaitu padi-padian dan makanan jadi. Kelompok 3 di Pedesaan dan Kelompok 4 di perkotaan adalah Kota Malang yang memiliki profil berbeda dibanding Kabupaten/Kota lain namun hampir sama pada kelompok 4 di Pedesaan yaitu Kota Pasuruan.

SARAN Sebaiknya pada penelitian selanjutnya pemilihan variabel yang digunakan lebih fokus, tidak terbatas pada variabel yang ada pada data SUSENAS. Semakin banyak variabel yang digunakan dan semakin bervariasinya karakteristik dari objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.Februari 2009.Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan Konsep dan Ukuran,Puslit Kependudukan LIPI <URL : http://www.ppk.lipi.go.id/file/publikasi> BPS. (2005). Konsumsi Penduduk Jawa Timur Tahun 2005. BPS Propinsi Jawa Timur: Jawa Timur.. (2007). Pola Konsumsi Penduduk Indonesia. BPS Indonesia: Jakarta. Johnson, R.A., dan D.W. Winchern. (2002). Applied Multivariate Statistical Analysis, 5 th ed, Prentice Hall International Inc., New Jersey, Prestiwati, S. (2010). Pemasok Daging, tetapi Konsumsi Lokal Minim. www. surabayapost.co.id, 21 Januari 2010. Rachmawati, A. 2009. Analisis Regresi Logistik Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Masyarakat Nelayan. Surabaya : ITS Rencher, A. 2002. Methods of Multivariate Analysis. Canada : John Wiley & Sons Inc Suryana, A. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Walpole, R.E dan Myers R.H. (1995). Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, terbitan ke-5. Bandung : Penerbit ITB.