POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN KELUARGA STRATEGIS DAN KRUSIAL

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seseorang yang terlahir ke dunia pada dasarnya dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENGENALI POLA ASUH YANG TEPAT. Rita Eka Izzaty 1

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. manusia melupakan tugasnya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. menggunakan model Bermain Peran dengan pembelajarannya. menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada dekade saat ini yang ditandai dengan ledakan besar ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

POLA ASUH OTORITATIF SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DALAM SETTING KELUARGA

pendengarannya sehingga hal ini berpengaruh pada kemampuan bahasanya. Karena

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan hukuman menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

I. PENDAHULUAN. berkawan sehingga dia disebut social animal. Hal terpenting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar bagi perkembangan bangsa suatu negara. Melalui. pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

Transkripsi:

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH Abstrak Kontrol belajar pada implementasi pendidikan praktis di rumah, terutama untuk anak usia dini dan usia sekolah seyogiyanya ada di bawah kendali orang tua. Pendidikan secara praktis dalam setting ; Pola pengasuhan oleh orang tua, cenderung lebih efektif manakala tidak berbasis Tacit Knowledge tetapi berdasarkan pada Knowledge yang sengaja dipelajari melalui system pendidikan formal atau non formal. Orang tua penting meluaskan wawasan pada peran dirinya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Pola pengasuhan anak oleh orang tua ada tiga model yaitu: pola Otoritarian, pola Otoritatif dan Pola Permisif. Menurut hasil penelitian Maccoby (1980) Masing-masing pola memiliki pengaruh terhadap perkembangan karakter dan kompetensi anak.. Pola asuh Otoritatif merupakan pola dimana orang tua cenderung mengarahkan anak secara rasional, berorientasi pada tindakan atau perbuatan, mendorong komunikasi lisan, memberi penjelasan atas keinginan dan tuntutan yang diberikan pada anak, tetapi juga menggunakan kekuasaan jika diperlukan. Orang tua mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang tua tetapi juga mendorong anak untuk mandiri, menetapkan standar perilaku secara fleksibel. Hasil penelitian Maccoby (1980) menemukan, penerapan pola asuh Otoritatif menghasilkan perkembangan anak yang memiliki kemandirian, rasa bahagia dan kepekaan sosial yang tinggi. Kata Kunci: Pengasuhan, Pola Otoritarian, pola Otoritatif, Pola Permisif Daftar Pustaka Maccoby, E ( 1980). Social Development; Psychological Growth and the Parent Child Relationship. New York : Harcout Brace Jovanovich, Inc. Sugito (2008). Model Pembelajaran Transformatif Bagi Pengembangan Pola Asuh Orang Tua. Disertasi PLS Pasca Sarjana UPI : Bandung : Tidak diterbitkan. 1

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH Kontrol belajar pada implementasi pendidikan praktis di rumah, terutama untuk anak usia dini dan usia sekolah seyogiyanya ada di bawah kendali orang tua. Pendidikan secara praktis dalam setting ; Pola pengasuhan di dalam rumah cenderung lebih efektif manakala tidak berbasis Tacit Knowledge tetapi berdasarkan pada Practical Knowledge yang sengaja dipelajari melalui system pendidikan formal atau non formal oleh orang tua sebagai pendidik pertama untuk anaknya. Pola pengasuhan anak oleh orang tua ada tiga model yaitu pola Otoritarian, pola Otoritatif dan Pola Permisif. Menurut hasil penelitian Maccoby (1980) Masing-masing pola memiliki pengaruh terhadap perkembangan karakter dan kompetensi anak.. Pola asuh Otoritatif merupakan pola dimana orang tua cenderung mengarahkan anak secara rasional, berorientasi pada tindakan atau perbuatan, mendorong komunikasi lisan, memberi penjelasan atas keinginan dan tuntutan yang diberikan pada anak, tetapi juga menggunakan kekuasaan jika diperlukan. Orang tua mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang tua tetapi juga mendorong anak untuk mandiri, menetapkan standar perilaku secara fleksibel. Hasil penelitian Maccoby menemukan, pola asuh Otoritatif menghasilkan perkembangan anak yang cenderung memiliki kemandirian, rasa bahagia dan kepekaan sosial yang tinggi. Keluarga sebagai lembaga sosial yang paling alami.memiliki peran sentral dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Di dalam keluarga tersirat adanya anak dan orang tua, yang hidup saling membutuhkan. Orang tua dalam keluarga memiliki peran sentral pengasuhan untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Ada dua tugas pokok pengasuhan yang dilakukan orang tua yaitu mengembangkan potensi karakter anak dan mengembangkan potensi kompetensi anak. Karakter merupakan aspek kepribadian yang melahirkan rasa tanggung jawab di dalam menghadapi tantangan dan mengendalikan impuls. Karakter meliputi kebiasaan tangggung jawab sosial yang positif, komitmen moral, dan disiplin diri yang memberikan kesadaran internal, pengaturan pikiran dan pengaturan kehendak. Kompetensi merupakan kemampuan individu yang spesifik untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik pula dalam mencapai tujuan pribadi dan sosial. Sugito (2008) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip pengasuhan orang tua yang berkaitan dengan pengembangan karakter. Prinsip dimaksud meliputi keteladanan diri, kebersamaan dengan anak dalam merealisasikan nilai moral, sikap demokratis, sikap terbuka dan jujur, dan kemampuan menghayati kehidupan anak, serta kesatuan kata dan tindakan. Tingkat penggunaan intensitas pada prinsip tersebut akan menghasilkan kepercayaan dan kewibawaan orang tua di mata anak. Kepercayaan dan kewibawaan yang tinggi akan memunculkan apresiasi anak pada orang tua, memiliki dampak munculnya nilai disiplin diri yang bersumber dari kata hati anak.. Sebaliknya kepercayaan dan kewibawaan yang rendah akan menghasilkan apresiasi nilai disiplin 2

secara nalar dan berdasarkan pada logika, tidak ada kepercayaan dan kewibawaan - akan menghasilkan apresiasi nilai disiplin diri secara naluri. Maccoby (1980:16) mengemukakan bahwa ada dua dimensi utama perilaku pengasuhan orang tua. Kedua dimensi tersebut adalah; sikap tanggap dan tuntutan berperilaku. Sikap tanggap yaitu sikap orang tua untuk membantu perkembangan individualitas anak dengan cara memberi dorongan, menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan anak. Sikap tanggap termasuk ;kehangatan yaitu ekspresi rasa cinta dan empati orang tua terhadap anak.komunikasi timbal balik yaitu proses menyelaraskan atau menyesuaikan diri dalam proses interaksi. Kelekatan yaitu kedekatan hubungan emosional yang ditandai dengan hubungan afeksi timbal balik dan keinginan untuk menjaga kedekatan. Tuntutan berperilaku yaitu upaya orang tua untuk mengintegrasikan anak dalam kehidupan keluarga dan masyarakat melalui tuntutan berperilaku mendewasa, supervisi, penerapan disiplin, dan konfrontasi dengan anak. Intensitas perwujudan ke dua dimensi tersebut akan menghasilkan pola asuk yang berbeda-beda. Sikap tanggap tinggi dan tuntutan berperilaku tinggi menghasilkan pola asuh otoritatif. Sikap tanggap tinggi dan tuntutan berperilaku rendah menghasilkan pola asuh permisif. Sikap tanggap rendah dan tuntutan berperilaku tinggi menghasilkan pola asuh orotittarian. Sikap tanggap rendah dan tuntutan berperilaku rendah menghasilkan polaasuh acuh tak acuh. Pola asuh memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak. (Maccoby 1980: 371-375). Hasil penelitian Maccoby menemukan informasi tentang pengaruh pola asuh terhadap perkembangan anak. Variabel yang diteliti adalah perkembangan pengendalian diri (Self control). Kecenderungan perilaku menghindar mendekat ( Approach avoidance tendency). Kepercayaan diri (Self Reliance). Suasana hati (Subjective mood), dan Affiliasi teman sebaya ( peer appiliation) dilihat dari perilaku orang tua. Pada penelitiannya Maccoby mengelompokan anak ke dalam tiga katagori yaitu; (a) Kelompok Kompeten. Kelompok ini terdiri dari anak yang tinggi dalam kebahagiaan, kepercayaan diri, pengendalian diri, cenderung tenang dalam menghadapi masalah. (b) Kelompok menarik. (1) Pola asuh otoritarian menggambarkan orang tua cenderung membentuk, mengontrol diri, terdiri dari anak yang kurang memiliki hubungan dengan teman sebaya, kurang bahagia, cenderung gegabah dalam menghadapi masalah. (c) Kelompok belum dewasa, terdiri dari anak-anak yang memiliki pengendalian diri dan kepercayaan diri rendah serta kurang tenang dalam menghadapi masalah. Ketiga kelompok tersebut kemudian dilihat hubungannya dengan empat dimensi perilaku pengasuhan orang tua yang diyakini memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kompeten, memiliki orang tua yang cenderung menerapkan pola asuh dengan lebih menerapkan pengendalian diri yang baik. Orang tua menuntut tanggung jawab dan berperilaku mandiri. Orang tua memberi penjelasan dan mendengarkan.serta memberi dukungan emosional bila dibandingkan dengan anak yang menarik diri, dan anak yang belum dewasa. Braumrid dalam Sugito (2008:18) mengelompokan pola asuh menjadi tiga yaitu : Otoritarian Otoritatif Permisifdan mengevaluasi sikap dan perilaku anak dengan menggunakan standar absolut yang kaku. Orang tua menekankan pada kepatuhan, penghormatan, kekuasaan, tradisi, dan menjaga keteraturan dan kurang menjalin komunikasi lisan. Lebih ekstrim orang tua menolak kehadiran anak karena beragam 3

alasan. Pola asuh otoritarian cenderung menghasilkan perilaku anak yang kurang mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab sosial.(2) Pola asuh Otoritatif. Pada pola asuh ini orang tua cenderung mengarahkan anak secara rasional, berorientasi pada tindakan atau perbuatan, mendorong komunikasi lisan, memberi penjelasan atas keinginan dan tuntutan yang diberikan pada anak, tetapi juga menggunakan kekuasaan jika diperlukan. Orang tua mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang tua tetapi juga mendorong anak untuk mandiri, menetapkan standar perilaku secara fleksibel. Pola asuh Otoritatif menghasilkan perkembangan anak yang cenderung memiliki kemandirian dan tanggung jawab yang tinggi. (3) Permisif. Pada pola asuh permisif,orang tua cenderung menerima dan memiliki sikap positif terhadap keinginan, sikap dan perilaku anak, sedikit menggunakan hukuman, tidak banyak menuntut anak terlibat dalam pekerjaan rumah dan tanggung jawab. Orang tua sering membiarkan anak mengatur perilakunya sendiri, menghindari pengontrolan dan menggunakan rasional dalam mencapai suatu tujuan. Pola asuh permisif menyebabkan anak cenderung kurang memiliki kemandirianserta tanggung jawab sosial. Perilaku pengasuhan dan pengaruhnya terhadap perkembangan anakditentukan oleh keyakinan dan sikap pola asuh yang dimiliki orang tua. Keyakinan dan sikap seperti ini merupakan pengarah bagi orang tua dengan anak. Proses terjadinya interaksi merupakan mediator terjadinya pengaruh keyakinan terhadap perkembangan anak. Banyak para orang tua diduga telah memiliki pengarah dan mediator untuk mendorong perkembangan anak melalui terbentuknya pengalaman melalui pendidikan informal. Pada pendidikan model ini orang tua belajar pengasuhan melalui kebudayaan yang melingkupinya, termasuk bagaimana nilai, norma dan artifek lainnya.proses ini berlangsung secara berkelanjutan tanpa pemikiran kritis sehingga seolah berlangsung secara turun temurun dan apa adanya. Kondisi pola pengasuhan yang perolehannya seperti ini cenderung mendorong perkembangan anak yang tidak optimal, sehingga mereka cenderung menjadi insane dengan bekal karakter yang naïf atau mistis.. Paparan teori di atas mengantarkan untuk mampu merefleksi apa yang terjadi dengan kita sebagai pendidik dan calon pendidik anak. Kita semua tentunya berharap melahirkan anak bangsa dengan karakter pribadi yang kuat, kokoh,beriman dan bertakwa. Anak adalah anak dengan segala potensinya, mengembangkan potensi anak adalah pilihan hidup bagi orang tua, dimana peluang ini terbuka untuk siapapun.banyak sumber yang bisa meningkatkan bekal kemampuan menjadi orang tua dalam pola pengasuhan yang berdampak pada kemandirian anak yang memiliki tanggung jawab sosial tinggi. Masalahnya adalah adakah kemauan dan kepedulian untuk memperkaya diri dengan keilmuan praktis pola pengasuhan anak yang bisa diterapkan untuk pengasuhan anak di dalam keluarga, sebagai bagian dari tanggung jawab mendidik?. Daftar Pustaka Maccoby, E ( 1980). Social Development; Psychological Growth and the Parent Child Relationship. New York : Harcout Brace Jovanovich, Inc. Sugito (2008). ModelPembelajaran TransformatifBagi Pengembangan Pola Asuh Orang Tua. Disertasi PLS Pasca Sarjana UPI : Bandung : Tidak diterbitkan. 4

5