Tema Pembangunan 2007

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pendahuluan. Latar Belakang

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

BAB III Visi dan Misi

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

Isu Strategis Kota Surakarta

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

DAFTAR ISI PENGANTAR

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA Planning for a better Babel

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Transkripsi:

Tema Pembangunan 2007 Berdasarkan kemajuan yang dicapai dalam tahun 2005 dan perkiraan 2006, serta tantangan yang dihadapi tahun 2007, tema pembangunan pada pelaksanaan tahun ketiga RPJMN adalah MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN MENANGGULANGI KEMISKINAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Di dalam melaksanakan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah ini, terdapat 4 (empat) prinsip-prinsip pengarusutamaan menjadi landasan operasional bagi seluruh aparatur negara, yaitu: - Pengarusutamaan partisipasi masyarakat. Pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan harus mempertimbangkan partisipasi masyarakat dalam arti luas. Para jajaran pengelola kegiatan pembangunan dituntut peka terhadap aspirasi masyarakat. Dengan demikian akan tumbuh rasa memiliki yang pada gilirannya mendorong masyarakat berpartisipasi aktif. - Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan juga dituntut untuk mempertimbangkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Langkah-langkah membangun harus bermanfaat tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga bagi keberlanjutan pembangunan generasi-generasi berikutnya. Kondisi lingkungan dan sumber daya alam harus dikelola agar pembangunan dapat memberikan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi. - Pengarusutamaan gender. Pada dasarnya hak asasi manusia tidak membedakan perempuan dan laki-laki. Strategi pengarusutamaan gender ditujukan untuk mengurangi kesenjangan gender di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Perempuan dan laki-laki menjadi mitra sederajat, dan memiliki akses, kesempatan, dan manfaat dari pembangunan yang adil dan setara. - Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance). Tata pengelolaan (governance) meliputi berbagai faktor kelembagaan dan organisasi yang mempengaruhi pembentukan kebijakan baik pemerintah maupun masyarakat, khususnya kelompok usaha. Dengan tata pengelolaan yang baik, pemerintahan dan perusahaan akan berjalan secara efisien dan upaya untuk mengatasi masalah akan berjalan secara efektif. Tata pengelolaan yang baik harus melandasi pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan. 1 / 5

Prioritas Pembangunan Tahun 2007 Berdasarkan sasaran yang harus dicapai dalam RPJM Tahun 2004 2009, kemajuan yang dicapai dalam tahun 2005 dan perkiraan tahun 2006, serta berbagai masalah dan tantangan pokok yang harus dipecahkan dan dihadapi pada tahun 2007, prioritas pembangunan nasional pada tahun 2007 adalah sebagai berikut: 1. Penanggulangan Kemiskinan; 2. Peningkatan Kesempatan Kerja, Investasi, dan Ekspor; 3. Revitalisasi Pertanian dalam arti luas dan Pembangunan Perdesaan; 4. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan; 5. Penegakan Hukum dan HAM, Pemberantasan Korupsi, dan Reformasi Birokrasi; 6. Penguatan Kemampuan Pertahanan, Pemantapan Keamanan dan Ketertiban, serta Penyelesaian Konflik; 7. Mitigasi dan Penanggulangan Bencana; 8. Percepatan Pembangunan Infrastruktur; serta 9. Pembangunan Derah Perbatasan dan Wilayah Terisolir. Arah Kebijakan Pembangunan Industri Tahun 2007 Arah kebijakan tahun 2007 difokuskan pada tiga upaya yaitu: 1. Peningkatan daya saing industri melalui: - Perbaikan iklim usaha baik bagi pembangunan usaha baru maupun pengoperasiannya di seluruh rantai pertambahan nilai dengan: a) Penyediaan insentif ataupun dis-insentif, b) Penyelesaian pelaksanaan harmonisasi tarif, c) Penghapusan Perda-perda yang membebani industri, d) Penyusunan Revisi UU tentang perindustrian, Revisi UU tentang Bahan Kimia, serta peraturan perundangan pelaksanaannya - Penyelesaian masalah-masalah yang menghambat perkembangan industri - Peningkatan koordinasi lintas sektor dan para pemangku kepentingan guna: a)melanjutkan pengembangan 10 klaster industri inti yang tertuang dalam RPJM Nasional 2004 2009; b) Melanjutkan pengembangan industri terkait dan penunjang kesepuluh klaster industri inti tersebut; c) Membina kemampuan teknologi industri. - Peningkatan efisiensi penggunaan energi dengan melakukan audit energi dan efisiensi pemakaian energi, serta mendorong penggunaan energi alternatif. - Peningkatan kapasitas industri melalui: - Peningkatan investasi industri baik dalam 10 klaster industri inti, klaster pendukung, maupun klaster penunjangnya. 2 / 5

- Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri - Pemberdayaan industri kecil dan menengah dengan: a) Membangun Pusat Pengembangan Klaster (10 UPT) untuk komoditi tertentu di sumber bahan baku sebagai sub-sistem dalam pengembangan klaster industri serta revitalisasi 20 UPT, b) Pembinaan terpadu IKM di daerah (dekonsentrasi) melalui operasionalisasi 40 UPT dan pelaksanaan paket pelatihan Shindan - Peningkatan peran faktor pendukung pengembangan industri, melalui: - Pengembangan 5 (lima) teknologi baru yang siap diterapkan di industri - Pembinaan pengawasan standardisasi, akreditasi dan pengendalian mutu melalui pengembangan SNI serta pembinaan standard oleh 22 balai penelitian dan standardisasi (Baristand) - Membangun kawasan industri, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah. - Pengembangan sistem informasi keindustrian - Pengembangan kapasitas diklat serta peningkatan kapasitas aparatur perindustrian - Peningkatan aparatur dengan menerapkan good governance. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) 1. Penyusunan peraturan pemerintah dalam rangka penyempurnaan peraturan perundangan bagi IKM 2. Penyusunan sistem dan mekanisme kerjasama (aliansi) antara IKM dan industri besar 3. Fasilitasi Layanan IKM melalui pembangunan 10 Unit Pelayanan Teknis (UPT) dan revitalisasi 20 UPT; 4. Pembinaan Terpadu IKM di daerah (dekonsentrasi) di 33 provinsi melalui pengoperasian 40 UPT termasuk program pemulihan paska konflik di Maluku dan Maluku Utara 5. Pelaksanaan tugas pembantuan dalam rangka pemberdayaan IKM di kabupaten / kota untuk provinsi Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Banten, Irian Jaya Barat, dan Sulawesi Barat 6. Pelaksanaan paket pelatihan Shindan 7. Membangun kawasan industri kecil dan menengah dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah 8. Melanjutkan pembinaan IKM a.l. kerajinan, rami, batu mulia dan perhiasan, garam 3 / 5

rakyat, serta gerabah 9. Pengembangan industri berbasis potensi inti daerah guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ybs. 10. Peningkatan kemampuan LPT-Indag di 4 (empat) provinsi 11. Pembinaan IKM dalam menerapkan manajemen mutu (ISO 9000) 12. Fasilitasi pemasaran dan promosi IKM baik di dalam maupun di luar negeri Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 1. Pembinaan kemampuan teknologi industri untuk 10 klaster pilihan. 2. Penguatan kelembagaan litbang dalam rangnka pemanfaatan sumber daya alam 3. Perluasan penerapan standardisasi akreditasi dan kendali mutu oleh 22 Balai Besar 4. Pengembangan 5 (lima) teknologi industri baru yang siap dialihkan ke industri 5. Perkuatan kapasitas kelembagaan jaringan standardisasi, pengujian dan kualitas melalui modernisasi sarana dan pelatihan SDM 6. Pengembangan klaster industri berbasis berbasis teknologi 7. Pengembangan industri iron making berbasis bijih besi dan batu bara lokal 8. Pembangunan pusat disain kapal 9. Pendirian Baristand dan peningkatan statusnya 10. Peningkatan sarana dan prasarana Balai Besar dan baristand Program Penataan Struktur Industri 1. Penyusunan RUU tentang Perindustrian dan RUU tentang Bahan Kimia dan peraturan pelaksanaannya 2. Mengkaji ulang peraturan perundangan yang menghambat daya saing industri 3. Penyusunan kebijakan insentif bagi investasi industri 4. Kaji-ulang Perda Kawasan Industri 5. Memprakarsai dan koordinasi pengembangan kawasan industri 6. Pengkajian harmonisasi tarif dalam rangka peningkatan daya saing 7. Pendirian dan penumbuhan RICE dan ITC Park 8. Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri 9. Pengembangan sistem informasi industri 10. Pengembangan kapasitas diklat industri guna memperkuat kapasitas kelembagaan penyedia tenaga kerja industrial yang terampil 11. Membangun 4 sekolah untuk mendukung klaster industri di daerah bahan baku 4 / 5

Dokumen lebih lengkap dapat didownload di sini. 5 / 5