BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif yang lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian BUMN (2010), BUMN sebagai badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan proses atau yang dikenal sebagai banknote.selain itu juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi mempunyai berbagai pemangku kepentingan. (stakeholders). Kepentingan mereka bisa sama, bisa berbeda, bahkan bisa

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit bagian terpenting suatu laporan keuangan, dimana laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat peneltian, serta sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat bagi manajemen untuk pertanggungjawaban dan pelaporan kinerjanya kepada pemegang saham, sehingga laporan keuangan itu harus reliabel atau andal agar dapat digunakan pemakainya untuk mengambil keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang berguna bagi investor pada saat ini dan investor potensial serta creditor maupun pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan investasi dan pemberian kredit. Kejujuran dan dapat dipercayanya laporan keuangan merupakan salah satu unsur yang dapat digunakan untuk mengatasi persaingan. Kepercayaan investor akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan modal dari masyarakat dengan biaya modal yang cukup murah. Perusahaan yang mengkomunikasikan kemampuan mendapatkan laba yang tinggi melalui laporan keuangan kepada investor akan berpengaruh terhadap harga sahamnya (Mulford 2002:2). Kejujuran pelaporan keuangan merupakan integritas dari CEO dan CFO, diperlukan untuk menyampaikan laporan keuangan perusahaan kepada publik. Dalam tata kelola perusahaan yang baik, transparansi adalah salah satu pilar utamanya (BPKP 2003:41). Transparansi akan mendorong diungkapkannya kondisi perusahaan yang sebenarnya sehingga setiap pihak yang berkepentingan 1

2 (stakeholders) dapat mengukur dan mengantisipasi sesuatu yang menyangkut perusahaan. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (misstatement) yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (Koroy, 2008). Fraudulent financial reporting, atau kecurangan pelaporan keuangan adalah kelalaian atau salah saji secara sengaja terhadap suatu jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan, yang dilakukan untuk menipu pengguna laporan keuangan (Mulford 2002:52). Istilah fraud lainnya menurut Rezaee adalah kecurangan, sedangkan menurut istilah Akuntan Publik adalah kesalahan yang sengaja dilakukan, dan error adalah kesalahan yang tidak sengaja dilakukan, atau sering disebut dengan kelalaian (Tobing 2003:9). Dengan adanya fraud maka laporan keuangan diragukan keandalannya. Tidak mudah mengumpulkan materi untuk kasus Indonesia. Contoh, meskipun kementrian perhubungan menyebutkan laporan keuangan PT. Metro Batavia (perusahaan penerbangan Batavia Air) yang diaudit untuk tahun 2010 dan 2011, laporan keuangan ini tidak tersedia untuk publik. Padahal pemangku kepentingan (stakeholders) PT. Metro Batavia sangat beragam, dan umumnya

3 dirugikan dengan putusan pailit di pengadilan niaga atas permintaan pemegang saham pengendali. Pailit tanggal 31 Januari 2013, tapi tidak jelas apakah ada laporan interim atau laporan akhir tahun yang tanpa audit apalagi diaudit. (Tuanakotta, 2014: 629) Sumber lain di kementrian perhubungan menegaskan sifat Rahasia dan Tertutup dari laporan keuangan PT. Metro Batavia untuk tahun berapa pun, sejak perusahaan tersebut diputuskan pailit. Sampai sekarang, kerahasiaan dan ketertutupan laporan keuangan PT. Metro Batavia untuk tahun berapa pun, terjaga ketat melebihi sprindik Anas Urbaningrum di KPK. (Tuanakotta, 2014: 630) Sesuai dengan yang disampaikan oleh Harry Andrian Simbolon sebagai akuntan pada PT. Telkom (2010) dalam artikelnya berpendapat bahwa semua organisasi apapun, jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya apapun memiliki risiko terhadap terjadinya fraud. Fraud selain memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, akan membawa dampak yang cukup negatif, seperti hancurnya reputasi organisasi, kerugian organisasi, kerugian keuangan negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif lainnya. Masih terkait dengan laporan dari KPK yang dilansir dalam situs resminya, terdapat kasus fraud yang terjadi pada PT. Kimia Farma yang melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar yang di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) pada tahun 2001. Kasus lain menduga terjadinya fraud laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero). Ditemukan laporan keuangan yang sudah diaudit dan diduga dimanipulasi maupun laporan keuangan yang dinyatakan kembali (restated and audited). (Tuanakotta, 2014: 630). Kecurangan pelaporan keuangan

4 juga disebabkan karena berbagai keputusan bisnis yang salah dilakukan oleh manajemen (bad business decision), karena prior bad decisions maka kinerja perusahaan terpuruk. Keterpurukan mendorong manajemen melakukan window dressing dengan tujuan untuk menutupi kerugian akibat bad decisions tersebut. Pada kasus ENRON hal ini juga dibantu oleh auditor eksternal, yaitu Arthur Andersen yang menutupi informasi kerugian perusahaan dalam laporan auditnya. Dengan demikian, maka gejala kecurangan pelaporan keuangan ini juga telah menjadi suatu fenomena yang mendunia, karena terjadi di luar dan dalam negeri termasuk di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah go public maupun belum (Ibnu dan Wien, 2013). Dampak dari fraud amat signifikan terhadap kerusakan perusahaan, seperti ternodanya citra dan merek perusahaan, kehilangan pendapatan, dan mampu mengakibatkan jatuhnya harga saham perusahaan tersebut (Klynveld, Peat, Marwick & Goerdeler atau KPMG, 2010). Dalam mengurangi fraud tersebut organisasi harus menerapkan audit secara efektif, audit adalah hal yang penting dan dapat memberikan pendeteksian yang kuat terhadap perilaku fraud (Association of Certified Fraud Examiners, 2010). Menurut Rezaee (2002: 79) menyatakan bahwa, perusahaan sering tidak dapat mencegah terjadinya fraud laporan keuangan. Dengan demikian, cara yang mampu dilakukan adalah dengan melakukan pendeteksian oleh auditor internal atau eksternal. Mendukung dari pendapat yang telah disampaikan oleh Rezaee tersebut sebuah penelitian yang dilakukan oleh KPMG atau Klynveld, Peat, Marwick & Goerdeler (2010) mengenai cara-cara yang paling tepat dalam

5 pendeteksian fraud laporan keuangan adalah dengan menggunakan auditor internal. Fraud laporan keuangan dapat dideteksi dengan praktik, kebijakan dan prinsip akuntansi, tingkat risiko atas pengendalian internal dan prosedur analitis (Tobing, 2003). Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan dan mengupayakan berbagai kebijakan dan strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah melalui peningkatan struktur pengendalian internal. Menurut Grefita (2011) salah satu cara untuk meningkatkan struktur pengendalian internal adalah dengan adanya auditor internal. Auditor internal mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pemeriksaan internal. Auditor internal akan menilai apakah semua kebijakan yang telah ditetapkan terlaksana dengan tepat. Auditor internal berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan (prevention), pendeteksian (detection) dan penginvestigasian (investigation) penyimpangan (fraud) yang terjadi di suatu organisasi (perusahaan). Sesuai Interpretasi Standar Profesional Audit Internal (SPAI) standar 120.2 tahun 2004, tentang pengetahuan mengenai penyimpangan, dinyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi penyimpangan. Selain itu, menurut Statement on Internal Auditing Standards (SIAS) No. 3, tentang Deterrence, Detection, Investigation, and Reporting of Fraud (1985), memberikan pedoman bagi auditor internal tentang bagaimana auditor internal melakukan pencegahan, pendeteksian dan

6 penginvestigasian terhadap fraud. SIAS No. 3 tersebut juga menegaskan tanggung jawab auditor internal untuk membuat laporan audit tentang fraud. Auditor internal dituntut secara profesional untuk melaksanakan fungsi audit dengan baik. Pentingnya eksistensi seorang auditor internal, menuntut para auditor internal untuk memiliki kompetensi, independensi, dan pengalaman kerja dalam melaksanakan tugasnya (Messier et.al, 2006). Menurut laporan dari The National Commission on Fraudulent Financial Reporting (2010), pencegahan dan pendeteksian awal atas fraudulent financial reporting harus dimulai saat penyiapan laporan keuangan. Kompetensi auditor internal dapat mencegah dan mendeteksi awal terjadinya fraudulent financial reporting dan auditor internal dituntut objektif dan independen untuk melaporkan temuan ke manajemen. Menurut Abdul Halim (2008) pentingnya auditor internal dalam penerapan struktur pengendalian internal menuntut mereka untuk memiliki sikap independensi. Independensi adalah suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit serta harus bebas dari kepentingan atau pengaruh yang tidak layak. Oleh karena itu, segala informasi yang diberikan baik melalui opini maupun rekomendasi-rekomendasi dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan perusahaan. Menurut penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Dianawati (2013) independensi auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal. Independensi auditor dapat berhubungan dengan pengungkapan masalah pengendalian internal suatu perusahaan.

7 Auditor internal dalam menjalankan fungsinya harus mampu memahami ruang lingkup perusahaan secara keseluruhan. Hal ini akan membantu auditor internal dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, seorang auditor internal harus dibekali dengan kompetensi yang memadai. Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Auditor internal dalam melakukan proses audit harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya (Rai, 2008). Menurut International Profesional Practices Framework (2011: 6) menyatakan bahwa auditor internal diwajibkan untuk menggunakan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesional dalam melaksanakan kegiatan internal audit. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam pelaksanaan profesinya terdiri dari keahlian, kemampuan profesional, dan pengetahuan. Bersumber dari penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Rozmiati (2012), kompetensi berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada BUMN. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian maupun keikutsertaan ujian, seminar dan pelatihan. Kompetensi pun berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud pada suatu perusahaan. Selain independensi dan kompetensi, auditor internal juga harus memiliki pengalaman kerja dalam melakukan tugasnya. Menurut Herliansyah

8 (2006) pengalaman kerja dapat dukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerajaan atau tugas. Seorang auditor internal yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam berapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asih (2006) pengalaman auditor dari sisi lama bekerja, banyaknya tugas maupun banyaknya jenis perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing. Pengalaman juga mengurangi dampak informasi yang tidak relevan terhadap judgment auditor. Sementara dari penelitian yang dikemukakan oleh Suraida (2005) pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional dan ketetapan pemberian opini auditor serta berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya, seyogyanya semakin banyak auditor internal yang kompeten maka fungsi audit internal semakin efektif. Semakin efektif fungsi audit internal maka fraudulent financial reporting akan bisa dideteksi, namun fenomenanya hal tersebut masih terjadi. Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah independensi, kompetensi, pengalaman kerja dan pendeteksian fraudulent financial reporting, maka penulis mengambil judul penelitian skripsi yaitu Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Pengalaman Kerja Auditor Internal Terhadap

9 Pendeteksian Fraudulent Financial Reporting (Studi empiris pada BUMN yang berada di kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini, dapat diidentifikasi, yaitu : 1. Apakah independensi berpengaruh terhadap pendeteksian fraudulent financial r eporting pada perusahaan BUMN di kota Bandung. 2. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada perusahaan BUMN di kota Bandung. 3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada perusahaan BUMN di kota Bandung. 4. Apakah independensi, kompetensi, dan pengalaman kerja auditor internal berpengaruh secara simultan terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada perusahaan BUMN di kota Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan yang diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh independensi, kompetensi, dan pengalaman kerja auditor internal terhadap terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada BUMN di kota Bandung.

10 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang kiranya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dalam hal akuntansi khususnya pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting pada BUMN. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kompetensi, independensi, dan pengalaman kerja auditor internal terhadap terhadap pendeteksian fraudulent financial reporting, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan oleh perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi dan dapat digunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat dalam bidang serupa. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, diperoleh dengan melakukan penelitian pada 6 Perusahaan BUMN

11 yang terbuka dan berada di seluruh wilayah kota Bandung, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Data penelitian diperoleh dari kantor-kantor BUMN yang berada di wilayah kota Bandung, Dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan selesai.