BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

dokumen-dokumen yang mirip
WARIDAH MUTHI AH NIM KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn, M.A.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya dengan aset kebaharian. Terutama bagi

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BATIK DARI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang

BAB III PENCEMARAN UDARA INDUSTRI PT. CEMARA AGUNG. bidang industri tenun dan tekstil dengan kapasitas produski sebesar

LIMBAH INDISTRI TEKSTIL. Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA DIVISI PROCESSING DI PT BHINEKA KARYA MANUNGGAL I

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk



BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru mapel Tekstil Indikator Esensial

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB III SURVEY LAPANGAN

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

A. Bagan Pemecahan Masalah

PENGARUH JENIS SETIK BORDIR TERHADAP HASIL JADI BORDIR KEBAYA MODIFIKASI PADA BAHAN TULLE

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

APLIKASI TEKNOLOGI SECARA MIKROBIOLOGI

EKSPLORASI STRUKTUR SERAT TANAMAN KENAF (HIBISCUS CANNABINUS L.) PADA TEKNIK TENUN ATBM SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL


Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENYEMPURNAAN KAIN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daftar Pustaka. Cillifs N.J., Englewood, Encyclopedia of Textiles, USA: Prentice Hall, Inc. 2 nd

BISNIS USAHA BATIK. : Nurrochim Kelas : NIM : Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis

Disusun Oleh : Nama : Jakariya Nugraha Noerma Rachamwati Fani Miftah Rizkiyah Boby Fansha Graha : Sukirman S.

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Bab 3 Metode dan Perancangan

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu.

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

KISI- KISI SOAL UKG TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN TEKSTIL (2015)


BAB I PENDAHULUAN. wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan,

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

IV. KONSEP PERANCANGAN

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

Jenjang Pendidikan. Kompetensi Utama Kompetensi Inti. Indikator Esensial. Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah kain tenun berstruktur renggang sehingga bagian di belakang kain dapat menerawang (transparan) dan berfungsi sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan. b. Di Tuban terdapat dua jenis kain seser, yakni kain seser waring yag terbuat dari benang nylon dan kain seser gedokan yang bersifat tradisional dan terbuat dari benang kapas pintal-tangan. c. Kain seser gedokan telah berubah fungsi menjadi bahan sandang, tetapi dianggap kasar dan kurang ihargai oleh masyarakat setempat, sedangkan kain seser waring tetap hanya dipakai sebatas nilai fungsionalnya. Pengolahan ditujukan untuk meningkatkan nilai estetika kain waring sehingga dapat lebih dihargai d. Dalam Tugas Akhir ini, pembahasan dan pengolahan menyangkut kedua jenis kain seser tersebut. Untuk kain seser waring, dipakai tiga jenis yang berbeda ketebalan, sedangkan untuk kain seser 86

gedokan, dipakai kedua jenisnya yang berbeda dalam hal warna (seser putihan dan seser lowo) e. kain seser, baik kain seser waring maupun kain seser gedokan, memiliki potensi untuk dikembangkan di luar kapasitas fungsionalnya sebagai jala nelayan. f. Penggunaan kain seser untuk produk fashion dapat dilakukan sesuai dengan kapasitas, karakter, dan potensi masing-masing kain. g. kain seser waring memiliki karakter dan potensi: i. Sifat kaku kain seser dapat dimanfaatkan untuk teknik-teknik lipat dan tekuk karena dapat mempertahankan bentuk ii. Sulit menyerap warna. Warna yang dihasilkan adalah warna samar kendati memakai cat dylon, yang dapat mencelup bahan nylon biasa. iii. Berbahan dasar nylon, sehingga tidak bisa dibatik dengan cara cap karena akan meleleh hingga merusak cap. Saat dilakukan pelorodan, malam kadang masih terjebak di celah-celah kain sehingga harus dilakukan pelorodan berulang kali. Warna coklat atau malam yang masih tersisa dapat dihilangkan dengan minyak tanah iv. Serat mudah menyusut jika terkena panas, sehingga sangat mudah di-steam, memberi hasil gelombang yang baik saat dipanaskan di atas api, dan memberi hasil lubang yang baik saat disolder v. Kuat, tidak mudah terurai, basah, atau sobek, sehingga cocok untuk produk tekstil yang butuh kekuatan seperti topi dan tas 87

vi. Jika diterapkan teknik bordir dan smocking, kain seser dapat membentuk gelombang dan gelembung berkat tarikan benang vii. Benang lusi dan pakan pada struktur kain waring mudah berubah bentuk, terutama bila direnggangkan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk reka yang mengubah tampilan struktur kain viii. Bentuk kakunya dapat dimanfaatkan untuk adaptasi teknik origami dan tapestri, serta dapat menghasilkan bentuk yang kokoh ix. Sifat transparan waring dapat dimanfaatkan untuk teknik overlapping atau pemberian lapisan kain lain. Kilau waring dapat menambah efek tersendiri h. Kain seser gedokan memiliki karakter dan potensi: i. No benang pada kain seser agak sulit dianalisa berhubung ketebalannya tergantung pada tarikan tangan pada saat pemintalan dan tidak tetap ii. Mudah menyerap warna. Warna yang muncul agak pudar karena sifat benang yang mengembang dan kadar selulosa katun, tetapi mampu menyerap warna dengan baik iii. Kadar kanji mudah dihilangkan, tidak perlu dengan proses pemasakan, cukup dengan perendaman selama semalam dengan alkali lemah, yakni detergen. 88

iv. Mudah dibatik baik dengan aplikasi cap, kuas, maupun canting. Mudah dilorod, walau terkadang sisa malam masih terjebak di celah antarbenang v. Kain seser dapat di-bleach untuk menghasilkan warna yang lebih putih, atau untuk kain seser lowo, untuk warna coklat yang lebih pudar. Perbedaan warna ini dapat dimanfaatkan untuk teknik ikat-celup. vi. Proses bleaching dapat juga menghilangkan kanji, tetapi juga membuat serat keriting vii. Sulit dipakai untuk teknik origami karena lebih lentur dan tidak bisa mempertahankan bentuk viii. Benang lusi dan pakan mudah lepas. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menciptaka tekstur berumbai, berbulu, atau efek unfinished. ix. Struktur tenunan mudah berubah (menjadi lebih renggang) akibat tarikan benang. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk teknik kerancang VI.2. SARAN a. Data yang diperoleh mengnai kain seser waring maupun kain seser gedokan sangat jarang ditemukan dan parsial, untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang difokuskan pada sisi budaya b. Eksplorasi yang dilakukan banyak berkisar pada teknik reka latar dan rakit secara coba-coba, sedangkan untuk eksplorasi lebih 89

mendalam dibutuhkan penelitian lebih lanjut, terutama dengan modifikasi struktur dan teknik-teknik kimiawi untuk mengubah sifat kain seser sehingga lebih nyaman dikenakan c. Perlu pendalaman lebih lanjut mengenai teknik-teknik pewarnaan kain, terutama bagi kain seser waring. Penghilangan lapisan resin pada permukaan kain, yang memang diaplikasikan untuk mencegah kain mudah rusak oleh air laut, dibutuhkan jika ingin warna yang lebih baik, atau dilakukan pewarnaan langsung pada proses pembuatan benang nylon d. Produk yang dihasilkan adalah produk fashion dengan melihat potensi kain seser, namun produk tersebut hanyalah sebagian kecil dari pengembangan yang dapat dilakukan. Untuk ke depan, pengembangan dengan memperhatikan potensi yang merepresentasikan daerah asal kain seser, yakni Tuban, akan lebih baik, karena dapat mengangkat nama daerah e. Dengan demikian, menilik pada poin d, pengembangan kain seser ini juga dapat dimanfaatkan sebagai identitas budaya masyarakat lokal, dan dimanfaatkan untuk tujuan promosi kepariwisataan, misalnya sebagai souvenir. 90