KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

BAK PENAMPUNGAN SUMBER AIR/ MATA AIR

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

POMPA BAMBU 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA Mentri Negara Riset dan Teknologi

POMPA HISAP SISTIM BALOK PENJEPIT

POMPA HISAP SISTIM PENGELASAN

INSTALASI AIR BERSIH PIPA BAMBU SISTEM PENGALIRAN TERTUTUP

HEALTH PROMOTION DI WILAYAH C DESA 8, 9, DAN 10

PEMBUATAN TOILET KERING

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

Sanitasi Penyedia Makanan

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

SANITASI DAN KEAMANAN

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

Semi Permanen. Semi Permanen

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

T E M P E 1. PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

IKAN PINDANG AIR GARAM

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB 5 HASIL PENELITIAN

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

Kuesioner Penelitian

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

PEMBUATAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) SEDERHANA

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tata cara Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Air Limbah Domestik

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

Pemberdayaan Masyarakat

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN KEBONSARI KELURAHAN KACANGAN

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

Arang Tempurung Kelapa

Transkripsi:

KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat jamban. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah sabagai berikut : 1) Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban; 2) Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah; 3) Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain; 4) Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan; 5) Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah; 6) Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat. Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada : 1) Keadaan daerah datar atau lereng; 2) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam; 3) Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur. Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapan tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter. Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan : 1) Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur. 2) Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir. 3) Mudah dan tidaknya memperoleh air. Hal. 1/ 5

Dalam bab ini ada 5 cara pembuatan jamban/kakus yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, yaitu : 1) kakus/jamban sistem cemplung atau galian 2) Jamban sistem leher angsa 3) Jamban septik tank ganda 4) Kakus Vietnam 5) Kakus sopa sandas 2. URAIAN SINGKAT Sistem ini mulai dipromosikan tahun 1956 dan sesuai untuk daerah yang sulit mendapatkan air (langka air). Seluruh bangunan kakus dibangun di atas permukaan tanah : dua bak berjejer, masing-masing berukuran panjang 0,8 m, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,8 m, lantai dasar terbuat dari semen, batu bata merah atau tanah liat. Untuk mencegah genangan air, lantai dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya (kurang lebih 10-20 cm). Bak penampung ditutup dengan tutup yang berlubang. Pada bagian depan dari kakus dilengkapi anak tangga, sedang bagian belakang dibuat 2 pintu penutup kecil untuk mempermudah pembuangan kotoran yang telah menjadi pupuk/kompos. Sekeliling kakus perlu ditanami tanaman yang menghalau hama seperti Citronella dan Acilepis squarosa. 3. BAHAN 1) Batu bata merah 2) Papan 3) Semen 4) Kayu 5) Abu 6) Pasir 4. PERALATAN Alat-alat pertukangan batu dan kayu Hal. 2/ 5

5. PEMBUATAN Gambar 1. Kakus Vietnam 6. PENGGUNAAN 1) Taburkan tanah gembur atau abu pada dasar bak penampung sebagai penyerap air dan pencegah lengketnya kotoran di lanmtai bak. 2) Buka tutup lubangan pembuangan (bila ada). 3) Jongkok diatas lubang pembuangan untuk melaksanakan hajat. 4) Setelah selesai, kotoran dalam bak penampung selalui ditaburi dengan abu sebagai penyerap air dan penetralisasi bau. 5) Tutup kembali lubang pembuangan. 6) Bila bak telah terisi 2/3 volume, kotoran diratakan dan dituutup dengan tanah kering halus. Setelah dua bulan kotoran dapat diambil lewat pintu penutup untuk dipakai sebagai pupuk. Hal. 3/ 5

7. PEMELIHARAAN 1) Usahakan bak penampung dalam keadaan kering dan tertutup 2) Hindarkan penggunaan alat yang terlalu keras dalam pengambilan kompos. 3) Tanah atau abu penutup diusahakan yang tidak mengeras agar memudahkan pengambilan. 8. KEUNTUNGAN 1) Suhu bak kotoran cukup panas umumnya 2 0 C-6 0 C lebih dari suhu di luar, sehingga bakteri dan virus patogenik serta parasit lain terbunuh. 2) Kotoran manusia tersebut dapat digunakan sebagai pupuk setelah adanya perubahan biologis/kimia. Peningkatan hasil panen diperkirakan 10 %-25%. 3) Tidak mengganggu perimbangan ekologis lingkungan (tidak ada pencemaran). 4) Cukup higienis bila tertutup rapat. 5) Konstruksi sederhana dan relatif murah. 9. KERUGIAN 1) Bila kurang rapat menutupnya, atau kotoranya tersentuh badan menjadi penyakit. 2) Perlu tersedianya abu atau tepungan tanah. 3) Kurang nyaman pemakaiannya. 4) Kapasitasnya terbatas, jadi cepat penuh. 10. DAFTAR PUSTAKA 1) Sanitation without water. UND Winblod P.L. 2205 & 68200 Filipstad, Sweden 2) BUTSI. Buku Teknologi Desa No. 7. Hal. 4/ 5

11. INFORMASI LEBIH LANJUT 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050 2) Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA. Jakarta, Maret 2000 Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991. Disadur oleh : Esti, Haryanto Sahar KEMBALI KE MENU Hal. 5/ 5