PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. dijual maka kas akan langsung diperoleh. Namun untuk penjualan redit,

BAB I PENDAHULUAN. terutama di kalangan pebisnis atau pelaku usaha. Kebutuhan akan barang modal

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit. Untuk penjualan tunai

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

TESIS. (Kajian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

Transkripsi:

No. Alumni Universitas: HADITYA SANJAYA No. Alumni Fakultas: (a) Tempat/Tgl.Lahir: Solok/ 7 Januari 1990 (f) Tanggal Lulus: 4 Mei 2011 (b) Nama Orang Tua: Basri Tasmin dan Surmiati Latin (g) Predikat Lulus: Dengan Pujian (c) Fakultas: Hukum (h) IPK: 3.57 (d) PK: Hukum Bisnis (II) (i) Lama Studi: 3 tahun 9 bulan (e) No BP: 07140021 (j) Alamat: Komp. Cemara 2 Blok ii/5 Kec. Nanggalo Kota Padang PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR Haditya Sanjaya, 07140021, Fakultas Hukum Universitas Andalas, PK II (Hukum Bisnis), 73 Halaman, Tahun 2011 ABSTRAK Perjanjian kerjasama merupakan dokemen hukum yang utama (main legal document) yang dibuat secara sah dengan memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Akibat hukum perjanjian yang dibuat secara sah, maka akan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak (Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata). Dalam pelaksanaannya tidak berarti perjanjian kerjasama tidak membawa masalah serta berbagai kendala yang dapat merugikan salah satu pihak, maka menarik untuk diteliti dan dituangkan dalam bentuk skripsi mengenai pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor dengan pokok permasalahan yaitu bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, bagaimana hak dan kewajiban serta jaminan para pihak, apa saja kendala yang dihadapi dan bagaimana upaya penyelesaiannya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan yusridis sosiologis yang bersifat deskriptif. Sumber data diperoleh dari field research dan library research. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang terbagi atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dokumen dan wawancara. Pengolahan data dilakukan secara editing dan kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday merupakan perjanjian baku/standar dan masing-masing pihak melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan perjanjian meskipun masih ditemui beberapa kendala. Dalam perjanjian kerjasama ini terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas adalah survey yang lambat dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo sehingga mengecewakan konsumen, pencairan dana terhadap Dealer Oeday Motor tidak tepat waktu, taksiran harga yang tidak sesuai dengan kondisi fisik kendaraan sehingga Dealer Oeday Motor mendapatkan keuntungan yang sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut pihak Dealer Oeday Motor melaporkan kendala tersebut kepada pihak PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo agar dilakukan perbaikan dan memberi kelancaran dalam proses transaksi penjualan sepeda motor bekas. Skripsi ini telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 4 Mei 2011. Abstrak telah disetujui oleh penguji. Penguji, Tanda tangan Nama terang Hj. Ulfanora, S.H., M.H. Zulkifli, S.H., M.H. Mengetahui, Ketua Bagian Perdata: Syahrial Razak, S.H., M.H. Tanda tangan Alumnus telah mendaftar ke Fakultas/Universitas dan mendapat nomor alumnus: Petugas Fakultas/ Universitas No. Alumni Fakultas: Nama: Tanda Tangan: No. Alumni Universitas: Nama: Tanda Tangan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang dari tahun ke tahun semakin banyak penggunanya. Dengan semakin banyak pengguna sepeda motor didukung dengan kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan sepeda motor untuk menghasilkan produk yang semakin canggih dan beragam. Di produksinya sepeda motor baru itu mendorong masyarakat (konsumen) tergiur untuk memilikinya. Bagi masyarakat kelas menengah kebawah yang berpenghasilan rendah keinginan untuk memiliki sepeda motor baru sebagai penunjang aktifitas sehari-hari tentu merupakan suatu problem tersendiri, kebanyakan mereka lebih memilih untuk membeli sepeda motor bekas secara kredit. Kondisi inilah yang antara lain menyebabkan tumbuh dan berkembangnya perusahaan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan adalah salah satu bentuk usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. 1 PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan konsumen (consumer finance), yang berfokus pada pembiayaan sepeda motor merk Honda baik baru maupun bekas dan pembiayaan barang- 1 Pasal 1 huruf b, Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan 1

barang elektronik serta furniture. Kegiatan pembiayaan dilakukan melalui sistem pemberian kredit yang pembayarannya oleh konsumen dilakukan secara angsuran atau berkala. Untuk meningkatkan usahanya dalam bidang penjualan sepeda motor bekas maka PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo melakukan kerjasama dengan Dealer Oeday Motor. Dealer Oeday Motor merupakan perusahaan perorangan yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor bekas. Dalam hal ini Dealer Oeday Motor sebagai pemasok sepeda motor bekas merk Honda melakukan penjualan kepada konsumen secara kredit dengan menggunakan jasa pembiayaan konsumen dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo. Untuk adanya kepastian hukum antara kedua belah pihak dalam berbagai hubungan hukum dan kerjasama yang sering dilakukan, biasanya dituangkan dalam bentuk perjanjian. Menurut Subekti bahwa perjanjian kerjasama hanya mempunyai daya hukum intern (ke dalam) dan tidak mempunyai daya hukum ke luar. 2 Yang bertindak ke luar dan bertanggung jawab kepada pihak ketiga adalah kerugian di antara para sekutu diatur dalam perjanjiannya, yang tidak perlu diketahui masyarakat. 3 Perjanjian kerjasama antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas Nomor : FIF.UMC/MOU- REGULER/24700/026-02/11/09. 2 R. Subekti, Aspek-aspek Hukum Perikatan Nasional, Alumni, Bandung, 1976, hal. 53 3 Ibid 2

Sebagaimana yang diterangkan oleh undang-undang bahwa salah satu sumber lahirnya perikatan adalah karena suatu persetujuan (yang sudah lazim disebut perjanjian). Hal ini dapat dilihat dari perumusan yang diberikan oleh Pasal 1233 KUHPerdata yang berbunyi : Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, maupun karena undang-undang. Sedangkan persetujuan sebagaimana diatur pada Pasal 1313 KUHPerdata adalah : Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Selain dari pada perjanjian-perjanjian yang telah diatur secara khusus dalam KUHPerdata, terdapat pula berbagai macam perjanjian yang aturannya tidak didapat dengan jelas dalam KUHPerdata. Meskipun tidak diatur dalam KUHPerdata, dalam kehidupan sehari-hari perjanjian tersebut sering dipraktekkan. Salah satu perjanjian tersebut adalah perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas. Perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas ini dibuat berdasarkan atas kebebasan berkontrak para pihak yang memuat rumusan kehendak berupak hak dan kewajiban dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo sebagai pihak penyedia dana (fund lender), dan Dealer Oeday Motor sebagai pemasok (supplier) sepeda motor bekas. Perjanjian kerjasama merupakan dokemen hukum yang utama (main legal document) yang dibuat secara sah dengan memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Akibat hukum perjanjian yang dibuat secara sah, maka akan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen dan dealer sepeda motor bekas (Pasal 1338 3

ayat (1) KUHPerdata). Konsekuensi yuridis selanjutnya perjanjian tersebut harus dilakukan dengan iktikad baik (in good faith). Perjanjian kerjasama berfungsi sebagai dokumen yang sah bagi perusahaan pembiayaan konsumen dan dealer sepeda motor bekas. Dalam pelaksanaannya tidak berarti perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas ini tidak membawa masalah serta berbagai kendala, seperti salah satu pihak telah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan hak dan kewajiban yang telah mereka sepakati, misalnya adanya keterlambatan dari perusahaan pembiayaan dalam melakukan pembayaran atas kendaraan yang dibeli melalui jasa pembiayaan kepada dealer motor bekas. Dalam menentukan isi perjanjian sepenuhnya ditentukan oleh pihak PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo, pihak Dealer Oeday Motor hanya mempelajari isi perjanjian tersebut, apabila pihak Dealer Oeday Motor tidak menyetujui salah satu isi pasal perjanjian tersebut, maka hal tersebut akan dimusyawarahkan dengan pihak PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo, namun perubahan pasal tersebut sepenuhnya adalah merupakan wewenang dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo. Berdasarkan uraian di atas maka menarik untuk diteliti dan dikaji lebih dalam dan menuangkannya ke dalam suatu tulisan yang berbentuk skripsi dengan judul: PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR. 4

B. Perumusan Masalah Merujuk kepada latar belakang masalah yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penjualan Sepeda Motor Bekas Antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo Dengan Dealer Oeday Motor? 2. Bagaimana Hak Dan Kewajiban Serta Jaminan Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Penjualan Sepeda Motor Bekas Antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo Dengan Dealer Oeday Motor? 3. Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penjualan Sepeda Motor Bekas Antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo Dengan Dealer Oeday Motor Dan Bagaimana Upaya Penyelesaiannya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor. 2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban serta jaminan para pihak dalam perjanjian perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor. 5

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian hukum ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, membuka wawasan guna perkembangan disiplin ilmu hukum khususnya masalah hukum perjanjian dan mengeksplorasi kemampuan berpikir dalam melahirkan pandangan-pandangan baru atau penyempurnaan teori serta pemikiran yang telah ada. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian yang nantinya akan diuraikan dalam bentuk tertulis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dan Dealer Oeday Motor pada khususnya. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Untuk memperoleh data-data yang konkrit dan sinkron dengan permasalahan yang diangkat, maka digunakan metode penelitian sebagai berikut: 6

1. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang dilakukan adalah pendekatan secara yuridis sosiologis atau empiris yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek hukum (peraturan perundang-undangan yang berlaku) berkenaan dengan masalah yang akan dibahas dan bagaimana pelaksanaan dari ketentuan tertulis tersebut di lapangan atau dengan kata lain mengamati gejala-gejala sosial masyarakat dan kemudian dilihat dari sudut pandang yuridisnya. Sehingga dapat diketahui bagaimana implementasi dari suatu aturan perundang-undangan tersebut dalam kehidupan sosial dan dampakdampak yang ditimbulkan terkait dengan aplikasinya. 2. Sifat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan di PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dan Dealer Oeday Motor bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara lengkap mengenai suatu keadaan sehingga dapat dihasilkan suatu pembahasan. Keadaan yang digambarkan dalam penelitian adalah pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, hak dan kewajiban serta jaminan para pihak dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, kendala yang dihadapi dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International 7

Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor dan upaya penyelesaiannya. Sumber dan Jenis Data Sumber Data a. Field Research Data yang diperoleh dari tempat penelitian yaitu PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dan Dealer Oeday Motor. b. Library Research Data yang berasal dari buku-buku, dan literatur-literatur serta bacaan lain yang diperoleh dari: a) Perpustakaan Pusat Universitas Andalas. b) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas. c) Buku hukum dari koleksi pribadi. d) Situs-situs hukum dari internet. Jenis Data a. Data Primer Data primer adalah data yang belum diolah dan diperoleh langsung dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Data primer yang nantinya akan dikumpulkan adalah data-data yang berkenaan pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, hak dan kewajiban serta jaminan para pihak dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal 8

International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, kendala yang dihadapi dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor dan upaya penyelesaiannya. b. Data Sekunder Data yang sudah diolah dan diperoleh dari penelitian kepustakaan yang berupa buku-buku, jurnal-jurnal hukum, dan peraturan perundangundangan. Data sekunder terbagi atas: 1. Bahan hukum primer, yaitu: bahan-bahan yang isinya mengikat, mempunyai kekuatan hukum serta dikeluarkan atau dirumuskan oleh legislator, pemerintah dan lainnya yang berwenang untuk itu. Contoh : Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dan lain-lain. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu: bahan-bahan yang berupa bukubuku, literatur-literatur, yang menunjang bahan hukum primer. Buku-buku hukum seperti: R. Subekti, Hukum Perjanjian, Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, dan lain-lain. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data maka tindakan teknis yang akan dilakukan yaitu: 9

a. Studi Dokumen Menelaah dokumen-dokumen perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas yang berhubungan dengan permasalahan, mempelajari bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, literatur-literatur, jurnaljurnal yang berkaitan dengan masalah, serta peraturan perundangundangan yang ada. b. Wawancara Wawancara akan dilakukan dengan berkomunikasi langsung bersama para responden yang terkait dengan tema dari proposal penelitian, yaitu pegawai PT. Federal Internatinal Finance Cabang Muara Bungo dan pimpinan Dealer Oeday Motor. Sebelum melakukan wawancara penulis telah menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang sinergi dengan permasalahan proposal ini. 4. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data Editing Data yang telah tersusun, dikoreksi lagi, apakah data tersebut baik, dan mampu menunjang pembahasan masalah pada proposal ini, serta terjamin kebenarannya, bila telah yakin dan mampu mempertanggungjawabkan data tersebut, baru kemudian disusun data tersebut dalam pembahasan. 10

b. Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu analisis yang dilakukan tidak menggunakan angka-angka atau rumus statistik sebagaimana halnya penelitian kuantitatif, tetapi lebih kepada melakukan penilaian terhadap data yang ada dengan bantuan berbagai literatur atau bahan-bahan yang berkaitan, kemudian baru ditarik kesimpulan secara deduktif. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis akan membagi menjadi empat bab yang masing-masing berisikan tentang: BAB I PENDAHULUAN Merupakan bagian yang menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Tinjauan Umum Tentang Perjanjian, Pengertian dan pengaturan perjanjian, Asas-asas hukum perjanjian, Syarat-syarat sahnya perjanjian, Bentuk dan jenis-jenis perjanjian, Wanprestasi, dan Berakhirnya perjanjian. Bagian selanjutnya diuraikan mengenai Tinjauan Khusus Tentang Perjanjian Kerjasama, Pengertian dan aspek-aspek perjanjian kerjasama, Pengaturan perjanjian kerjasama, dan Bentuk perjanjian 11

kerjasama. Selanjutnya diuraikan Tinjauan Umum Tentang Perusahaan Pembiayaan. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pelaksanaan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, hak dan kewajiban serta jaminan para pihak dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor, kendala yang dihadapi dalam perjanjian perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor dan upaya penyelesaiannya. BAB IV PENUTUP Bagian ini merupakan bagian akhir dari penulisan ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang bermanfaat dalam penulisan ini. 12

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penjualan Sepeda Motor Bekas Antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo Dengan Dealer Oeday Motor. 1. Tinjauan Umum PT. Federal International Finance dan Dealer Oeday Motor PT. Federal International Finance (FIF) didirikan dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance pada bulan mei 1989. Berdasarkan izin usaha yang diperolehnya, maka Perseroan bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan Pembiayaan Konsumen. Pada tahun 1991, Perseroan merubah nama menjadi PT. Federal International Finance. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan guna memenuhi permintaan pasar, Perseroan mulai memfokuskan diri pada bidang pembiayaan konsumen secara retail pada tahun 1996. Perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT. Astra International, Tbk ini, tahun demi tahun lebih memantapkan dirinya sebagai perusahaan pembiayaan terbaik dan terpercaya di industrinya, sehingga pada saat penerbitan obligasi pertama tahun 2002 hingga obligasi kelima tahun 2004 mendapatkan tanggapan yang positif dari para investor. Pertumbuhan ekonomi yang baik di tahun 2009 tentu memberikan pengaruh yang positif bagi PT. Federal International Finance (FIF) sebagai 43

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : a. Perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday merupakan perjanjian baku/standar dan dalam pelaksanaannya para pihak telah memenuhi hak dan kewajiban masing-masing, meskipun masih ditemukan beberapa kendala, seperti pencairan dana oleh PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo kepada Dealer Oeday Motor yang tidak tepat waktu. b. Dalam perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas tersebut terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati, seperti hak Dealer Oeday Motor adalah : 1) untuk menagih pencairan dana pembiayaan 2) untuk melakukan perubahan nomor rekening, dan 3) untuk menunjuk satu/lebih pejabat yang mewakili tindakannya sedangkan kewajiban Dealer Oeday Motor adalah : 1) mengirimkan kendaraan kepada pembeli jika telah mendapat persetujuan tertulis dari pihak pertama, 70

2) mengizinkan pihak pertama memasuki tempat Dealer Oeday Motor untuk melakukan taksasi dan pemeriksaan kelengkapan dokumen, 3) menetapkan harga jual kendaraan untuk pembeli sesuai dengan yang ditetapkan, 4) melengkapi setiap pengiriman kendaraan kepada pembeli dengan dokumen, 5) menanggung resiko seluruh proses pengiriman kendaraan kepada pembeli, dan 6) menyerahkan dokumen fisik kendaraan dan dokumen penagihan atas kendaraan yang dibeli melalui jasa pembiayaan dari pihak pertama. Hak PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo adalah : 1) berhak untuk melakukan taksasi atas kendaraan dan memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen kendaraan, 2) menentukan harga jual untuk pembeli, 3) berhak sepenuhnya atas proses kredit, dokumen kredit yang disyaratkan dan persetujuan kredit, 4) menerima dokumen fisik dan dokumen penagihan kendaraan. sedangkan kewajiban PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo adalah melakukan pencairan dana atas kendaraan yang dibeli melalui jasa pembiayaan dari pihak pertama kepada pihak kedua. Selain itu juga terdapat beberapa jaminan atas dokumen dan kondisi fisik kendaraan yang diberikan oleh pihak Dealer Oeday Motor terhadap PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo. 71

c. Beberapa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas antara PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo dengan Dealer Oeday Motor adalah : 1) survey yang lambat dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo sehingga konsumen Dealer Oeday Motor tidak sabar untuk membawa kendaraan yang dikehendakinya, 2) analisa dan keputusan persetujuan kredit pada konsumen yang lambat dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo sehingga konsumen Dealer Oeday Motor menjadi kecewa, 3) sistem yang offline pada PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo akibatnya memperlambat proses jual beli sepeda motor bekas, 4) pencairan dana terhadap Dealer Oeday Motor tidak tepat waktu, 5) taksiran harga yang tidak sesuai dengan kondisi fisik kendaraan sehingga pihak dealer mendapatkan keuntungan yang sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut pihak Dealer Oeday Motor melaporkan kendala tersebut kepada pihak PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo agar dilakukan perbaikan dan memberi kelancaran dalam proses transaksi penjualan sepeda motor bekas. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut : 72

1. Agar klausula pencairan dana dari pihak pertama kepada pihak kedua yang terdapat dalam isi perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas ditambahkan jangka waktu proses pencairan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terdapat kendala dan salah satu pihak tidak merasa dirugikan. 2. Agar dalam pembuatan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas selanjutnya dicantumkan satu pasal yang mengatur secara khusus mengenai hak dan kewajiban para pihak, sehingga para pihak tidak mengalami kerancuan dalam memahami perjanjian tersebut. 3. Agar tidak ada kendala dalam melaksanakan perjanjian kerjasama penjualan sepeda motor bekas, hendaknya PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo memberikan jangka waktu yang jelas kepada Dealer Oeday Motor untuk melakukan survey terhadap konsumen sepeda motor bekas, analisa dan keputusan persetujuan kredit, serta pencairan dana terhadap Dealer Oeday Motor. Selain itu penentuan harga jual untuk pembeli atas kendaraan yang dijual pihak Dealer Oeday Motor kepada pembeli melalui jasa pembiayaan konsumen dari PT. Federal International Finance Cabang Muara Bungo, hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik kendaraan, agar pihak Dealer Oeday Motor tidak merasa dirugikan dan kedua belah pihak sama-sama mendapat keuntungan. 73

DAFTAR PUSTAKA Darus, Mariam Badrulzaman, dkk., 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Djumadi, 2004, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. I.G Rai Wijaya, 2002, Merancang Suatu Kontrak Drafting : Teori dan Praktek, Megapoin, Jakarta. I.P.M Ranuhandoko, 1996, Terminologi Hukum: Inggris-Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Kadir, Abdul Muhammad, 1980, Hukum Perjanjian, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung. Miru, Ahmadi, 2008, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Prodjodikoro, Wirjono, 1973, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur, Bandung. Prodjodikoro, Wirjono, 1981, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu, Sumur, Bandung. R. Setiawan, 1979, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Cetakan II, Bina Cipta, Bandung. R. Subekti, 1975, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta. R. Subekti, 1976, Aspek-aspek Hukum Perikatan Nasional, Alumni, Bandung. R. Subekti, 1992, Aneka Perjanjian. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. R. Subekti, 1996, Hukum Perjanjian, PT. Intermas, Jakarta. Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Salim HS, dkk., 2008, Perancangan Kontrak Dan Memorandum Of Understanding (MOU), Sinar Grafika, Jakarta. Sunaryo, 2008, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta. Sunggono, Bambang, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.