PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS INAKTIF DI KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUTAN DAN NILAI GUNA ARSIP DI UNIT KEARSIPAN DINAS PRASARANA JALAN, TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

SISTEM PENATAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. dalam melakukan kegiatannya pasti menghasilkan arsip. Menurut perundangundangan,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA SERTA TATA RUANG DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF DI KANTOR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan adm inistrasi maupun pelaksanaan tugas suatu lembaga.

PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DI SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 3 METODE PENELITIAN

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan manajemen kearsipan di suatu instansi, penyusutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang akurat, hal ini dikarenakan arsip dijadikan acuan bagi instansi untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATAN JADWAL RETENSI ARSIP (JRA) DI KANTOR WALI NAGARI KAJAI KABUPATEN PASAMAN BARAT

SISTEM PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS DIPUSAT ARSIP BALAI BAHASA PADANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

TATA RUANG ARSIP DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PANJANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UPAYA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PEMBINAAN ARSIP DINAMIS DI SKPD SELINGKUNGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL,

BAB I PENDAHULUAN. secara akurat dan efektif kepada semua pihak yang membutuhkannya. Informasi

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R.

IMPLEMENTASI PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA. Machmoed Effendhie Kepala Arsip Universitas Gadjah Mada

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

STUDI PEMUSNAHAN ARSIP PADA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 667, 2014 ANRI. Retensi Arsip Polhukam. Pertahanan. Pedoman.

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

SARANA DAN PRASARANA KEARSIPAN DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN

2016, No. -2- Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Kep

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Perekonomian. Lingkungan Hidup. Pedoman.

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 36 TAHUN 2007 T E N TANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. tugas pokok dan fungsi organisasi masing masing instansi. Dalam menjalankan

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 35 TAHUN 2012

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

Konsep Dasar Manajemen Arsip Inaktif dan Pusat Arsip

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

Transkripsi:

PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS INAKTIF DI KANTOR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI SUMATERA BARAT Yana Saputeri 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: Yanasaputri49@yahoo.com Abstract The purposes of this study were are to explain about step of shrinkage inactive dynamic archives office regional parlements (DPRD) province West Sumatera and describe what are the obstacles faced in doing of shrinkage inactive dynamic archives office DPRD province West Sumatera. Technique of analyzing data is done by describing the interview, describing the results of direct observation, data has been obtained in accordance with the theory discussed, conclusions, and reporting. The results of this study were as are: (1) process shrinkage inactive dynamic archives at office DPRD has not done will, at affice DPRD doing shrinkage with inventory; (2) the obstacles faced in doing of shrinkage inactive dynamic archives at office DPRD province West Sumatera are lack of expertis, the absence of records retention schedules, lack of infrastructure and the lack of budget funds are doing of shrinkage at office DPRD Province West Sumatera. Keywords: inactive dynamic archives; records retention A. Pendahuluan Penyusutan arsip merupakan kegiatan mengurangi jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan. Arsip yang tidak berguna di lembaga perlu dimusnahkan agar tidak terjadi penumpukan arsip di lembaga tersebut. Penyusutan arsip dapat dilakukan dengan cara pemindahan, pemusnahan, maupun penyerahan arsip statis kepada Arsip Nasional oleh unit pengolahan. Menurut Wursanto (1991:18) jenis arsip berdasarkan fungsi dan kegunaanya dapat digolongkan menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Namun menurut Sulistyo-Basuki (2006:28) arsip dinamis masih dibagi lagi menjadi tiga macam ialah: (1) arsip aktif yaitu arsip dinamis yang masih berada dalam proses penyelesaian sehingga masih sering digunakan. (2) antara arsip aktif dengan inaktif terdapat arsip semiaktif arstinya arsip dinamis yang berasal dari tahun lalu namun masih digunakan untuk kepentingan pada tahun sekarang. (3) arsip inaktif yaitu arsip dinamis yang sudah selesai di proses tetapi kadang-kadang masih digunakan. 1 Penulis, mahasiswa prodi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, wisuda periode September 2013 2 Pembimbing, dosen FBS Universitas Negeri Padang 443

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September 2013, Seri F Arsip dinamis adalah semua arsip yang masih berada di berbagai kantor pemerintah, swasta atau organisasi kemasyarakatan, karena masih dipergunakan pelaksanaan dan kegiatanya administrasi. Sedangkan arsip statis adalah arsip yang disimpan di arsip nasional (ANRI) yang berasal dari arsip (dinamis) dari berbagai kantor (Amsyah, 2003:2-3). Peraturan pemerintah nomor 34 tahun 1979 tentang penyusutan arsip pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan arsip dinamis inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaanya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun. Dari pengertian ini berarti arsip inaktif adalah arsip yang sudah jarang digunakan bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan instansi. Selain itu pengertian arsip inaktif yang di kemukankan Jay Kenneday dalam (Sujono, 2007: 1.3). Arsip inaktif adalah arsip yang jarang dipergunakan tetapi harus disimpan untuk kepentingan referensi sewaktu-waktu diperlukan, atau untuk memenuhi persyaratan retensi arsip sesuai ketentuan, atau karena memiliki nilai jangka panjang, nilai hukum dan alasan lainya. Penyusutan merupakan salah satu sarana penting untuk mengatasi masalah bertumpuknya arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai guna lagi. Arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai guna lagi sebaiknya dimusnahkan agar tersedia tempat penyimpanan dan fasilitas pemeliharaan yang lebih baik terhadap arsip-arsip yang masih mempunyai nilai guna. Arsip tercipta seirama dengan adanya kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi organisasi. Agar setiap saat arsip akan meningkat jumlahnya. Peningkatan jumlah arsip ini harus diimbangi dengan kebijakan pengurangan arsip. Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia (2009:7) penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pumusnahan arsip yang tidak dimiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan. Menurut Irwan (2009:2.1) penyusutan arsip (records disposition) merupakan upaya untuk mengurangi jumlah arsip yang tercipta. Sedangan penilaian untuk menentukan nilai guna, jangka simpan dan nasib akhir arsip yang selanjutnya dituangkan dalam Jadwal Retensi Arsip (JRA). Dengan demikian pelaksanaan penyusutan berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip. Penyusutan arsip ditentukan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip. Menurut Mustari Irwan (2009:2.4) Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah suatu daftar yang berisi tentang kebijakan jangka penyimpanan arsip serta penetapan nasib akhir suatu arsip apakah disimpan permanen atau musnah. Disisi lain menurut Barthos (2009:103) JRA adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip. Jadwal Retensi Arsip tersebut berupa suatu daftar yang berisi tentang kebijakan jangka penyimpanan arsip dan penetapan simpan permanen dan musnah. 444

Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Yana Saputeri, Elva Rahmah Tabel.1 Jadwal Retensi Arsip No. Series/ Jenis Arsip Retensi Keterangan Aktif Inaktif Sumber: Irawan (2009:3.4) Berdasarkan wawancara dengan arsiparis selama melaksanakan penelitian di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumbar (DPRD). Banyak arsip yang tidak terkelola dengan baik. Arsip tersebut dibiarkan saja tanpa adanya kebijakan untuk mengelola kembali tumpukan arsip, padahal jika dilihat arsip tersebut masih bernilai guna untuk lembaga. Jenis arsip yang ada di kantor DPRD, yaitu arsip dinamis. Arsip dinamis diciptakan oleh lima bagian kerja yang ada di kantor, yaitu arsip dari bidang keuangan, arsip bidang Tata Usaha (TU) dan kepegawaian, arsip persidangan, arsip dari bidang komisi dan arsip dari bidang dokumentasi dan perpustakaan. Berdasarkan wawancara dengan para arsiparis dari lima bagian kerja di kantor DPRD ini, biasanya hanya arsip dari keuangan, persidangan dan TU yang menciptakan arsip. Adapun arsip yang tercipta dari bagian keuangan, yaitu berupa anggaran dan pengeluaran dari berbagai kegiatan. Adapun dari bagian TU dan kepegawaian adalah arsip surat menyurat seperti surat masuk dan surat keluar dan terakhir arsip yang tercipta dari bagian persidangan, yaitu arsip hasil rapat paripurna yang diadakan pertahunnya. Arsip yang frekuensi penggunaanya sudah berkurang atau sering disebut arsip inaktif di kantor ini tidak terkelola dengan baik, dilihat dari tahun penciptaannya, arsip-arsip ini masih tergolong baru. Tahun penciptaan arsip-arsip ini berkisar antara tahun 2009, 2010 bahkan tahun 2011 artinya arsip-arsip ini masih memiliki nilai guna di lembaga tersebut, tetapi arsip-arsip tersebut belum terkelola dengan baik, karena tidak adanya penyusutan arsip dan tidak ada tenaga arsiparis yang bertindak dalam mengelola arsip tersebut. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penyusutan arsip dinamis inaktif pada Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat belum terkelola dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Penyusutan arsip Dinamis Inaktif. Serta membahas kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusutan arsip dinamis inaktif. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Observasi pada penelitian ini adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Metode observasi ini penulis lakukan dengan meninjau lansung ke Kontor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar. 445

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September 2013, Seri F C. Pembahasan Kegiatan dalam penyusutan arsip di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumbar meliputi kegiatan pemindahan dan pemusnahan. Pemindahan yang dimaksud adalah pemindahan arsip dari unit pengolah ke unit kearsipan. Di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumbar pemindahan juga dilakukan dari organisasi atau ke lembaga kearsipan daerah, dalam pemindahan dan pemusnahan arsip di kantor DPRD Provinsi Sumbar dibuat berita acara setiap tahun. Pemusnahan adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik yang sudah tidak memiliki nilai guna. 1. Penyusutan Arsip di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar Proses penyusutan arsip di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar empat tahap dalam penyusutan arsip tersebut belum terlaksana dengan baik atau optimal, hanya bagian 1,2 dan 4 yaitu inventaris, penilaian dan pelaksanaan. Menurut informen 1 dan 2 dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Inventaris Inventaris merupakan hal yang menentukan arsip apa yang dimiliki suatu instansi/perusahaan, dimana, dan berapa banyak jumlah arsip yang dimiliki. Dalam inventaris memuat informasi tentang jumlah arsip, sejarah penciptaan arsip, media penyimpanan arsip, nilai guna, dokumen, saran. Namun, di Kantor DPRD Provinsi Sumbar arsiparis melakukan proses inventaris ini tidak menggunakan form yang sesuai dengan teori. Arsiparis mencatat informasi seputar dokumen, kemudian menggunakan kode klasifikasi arsip sesuai dengan bidang pencipta arsip. 2. Menentukan Nilai Guna Arsip Penilaian arsip merupakan kegiatan menganalisis arsip yang berkaitan dengan informasi arsip yang dapat dikaji dari lingkungan pencipta arsip atau fungsional, analisis isi serta penggunaan arsip, Menilai arsip selain untuk kepentingan organisasi, juga untuk keperluan penelitian arsip dimasa yang akan datang. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar dalam Menentukan nilai guna arsip sesuai dengan ketentuan yang terdapat di atas, yaitu dengan cara sebagai berikut. Arsip tersebut dinilai dari kegunaanya dan frekuensinya penggunaanya. Contohnya arsip keuangan, memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi, sehingga harus disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama agar bukti autentik dari sebuah kegiatan yang dilakukan di Kantor DPRD Provinsi Sumbar tetap ada. Selain itu, untuk menentukan nilai guna arsip di Kantor DPRD Provinsi Sumbar juga menilai dari kaitan antara arsip yang satu dengan arsip yang lainya. 3. Menyiapkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) Penyustan arsip ditentukan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA). Pada JRA akan memuat unsur-unsur berikut: (a) judul-judul subjek utama yang merupakan gambaran dari seluruh seri arsip yang dimiliki organisasi. (b) Jangka simpan atau usia arsip baik aktif maupun inaktif. (c) Penetapan nasib akhir arsip, apakah simpan pemanen atau musnah. Sementara di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar untuk tahap penyiapan JRA yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan penyusutan arsip belum ada, sehingga 446

Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Yana Saputeri, Elva Rahmah kegiatan untuk pelaksanaan dan pengendalian arsip tidak terlaksana secara optimal. 4. Pelaksanaan Penyerahan arsip Statis ke Badan Arsip Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar melaksanakan penyerahan arsip ke badan arsip daerah ataupun provinsi. Penyerahan arsip dilakukan untuk arsip yang bernilai sejarah ataupun arsip permanen. Dalam penyerahan arsip tersebut arsiparis membuat berita acara penyerahan arsip serta daftar arsip yang akan di serahkan ke badan arsip. Proses pemusnahan arsip di kantor DPRD Provinsi Sumbar melakukan penyusutan arsip dinamis inaktif dengan cara menghancurkan arsip yang dirasa tidak bernilai guna dihancurkan dengan mesin penghancur kertas. Menghancurkan dengan mesin penghancur kertas salah satunya cara yang dilakukan oleh DPRD Provinsi Sumbar untuk menyusutkan arsip. Penyusutan arsip dengan cara menghancurkan dengan mesin penghancur kertas merupakan cara yang mudah untuk menyusutkan arsip sehingga arsip tersebut terjamin nilai kerahasiaannya serta tidak dapat dikenali lagi fisik dan informasinya. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumbar dalam proses pemindahan dan pemusnahan arsip belum berjalan dengan baik. Hasil wawancara dengan Informan 2 (Wawancara, 5 Juni 2013) kantor tersebut belum memiliki JRA karena pegawai kearsipan belum mampu untuk membuat JRA. 2. Kendala-kendala dalam Penyusutan Arsip di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar Kendala yang dihadapi dalam penyusutan arsip inaktif oleh Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi sumbar sebagai berikut; kurangnya tenaga kerja, sarana dan prasarana, anggaran dana untuk kegiatan penyusutan. a. Kurangnya Tenaga Kerja Ahli Di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat pegawai yang mengelola arsip terdapat hanya 2 orang, dan 2 orang pegawai yang mengelola arsip pada Kantor DPRD Provinsi Sumbar bukan dari latar belakang pendidikan kearsipan. Pegawai tersebut belum mendapatkan pelatihan khusus tentang kearsipan atau pelatihan yang memadai di bidang kearsipan. Agar terlaksananya penyusutan arsip di Kantor DPRD Provinnsi Sumbar, seharusnya terpenuhinya SDM yang memiliki latar belakang ilmu di bidang kearsipan agar penerapan terhadap arsip dapat dilakukan sesuai ketentuan. b. Belum memiliki JRA JRA merupakan suatu daftar yang memuat suatu kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan. Dengan adanya JRA, petugas dapat melaksanakan seleksi arsip yang akan dipindahkan atau dimusnahkan serta memiliki landasan yang kuat untuk melaksanakan peyusutan arsip. Namun di Kantor DPRD Provinsi Sumbar belum memiliki JRA, sehingga dalam melakukan penyusutan Arsip tidak optimal, hal ini menyebabkan penyusutan Arsip yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. c. Sarana dan Prasarana Dalam pendataan dan penataan arsip akan baik apabila sarana dan prasarana yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun sarana dan prasarana pada Kantor DPRD Provinsi Sumbar masih kurang. Sarana dan 447

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September 2013, Seri F Prasarana yang masih kurang di Kantor DPRD Provinsi sumbar adalah tempat penyimpanan arsip seperti box file dan rak arsip. Dengan kurangnya box file dan rak arsip mengakibatkan banyak arsip yang bertumpuk, berserakan dan banyak arsip yang diikat dan di masukan ke dalam karung di letakan di gudang. Sementara jumlah arsip yang tercipta akan terus bertambah dan memerlukan tempat penyimpanan yang baik. Mengingat banyaknya jumlah arsip di kantor DPRD Provinsi Sumbar harus menambah sarana dan prasarananya. d. Anggaran Dana untuk Kegiatan Penyusutan Arsip. Arsip di kantor DPRD Provinsi Sumbar untuk melakukan penyusutan memerlukan anggaran dana. Informan 1 (Wawancara, 5 Juni 2013) mengatakan Belum ada anggaran dana untuk melakukan kegiatan penyusutan di Kantor DPRD, telah diajukan proposal untuk anggaran dana tersebut, namun belum ada tindak lanjutnya. Jadi dapat ditarik kesimpulannya bahwa tidak adanya anggaran dana untuk kegiatan penyusutan ini, meskipun, Kasubag Umum dan Kepegawaian sudah mengajukannya, tapi dana tersebut masih belum ditindak lanjuti oleh atasan. Sehingga dalam penyusutan arsip tidak terlaksana dengan baik dengan melakukan kegiatan penyusutan arsip ini, sehingga Arsip-arsip tersebut masih tersimpan di gudang. Seharusnya di kantor DPRD Provinsi Sumbar memiliki anggaran dana untuk penyusutan arsip. Agar arsip yang bernilai guna tinggi dapat terjaga dengan baik serta mudah dalam penemuan kembali bila dibutuhkan. D. Simpulan dan Saran Dapat disimpulkan hal sebagai berikut. Pertama, Proses penyusutan arsip di Kantor DPRD Provinsi Sumbar belum terlaksana dengan baik di kantor DPRD Provinsi Sumbar melakukan penyusutan arsip dinamis inaktif dengan cara inventaris yakni menentukan arsip apa yang dimiliki suatu instansi/perusahaan di mana, berapa banyak dan sebagainya dan penilaian menentukan nilai guna arsip untuk pemusnahan dengan mesin penghancur kertas tanpa menggunakan Jadwal Retensi Arsip sebagai pedoman dalam penyusutan arsip. Kedua, kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyusutan arsip dinamis inaktif di Kantor DPRD Provinsi Sumbar adalah kurangnya tenaga kerja ahli, belum memiliki JRA, kurangnya sarana dan prasarana dan belum adanya anggaran dana untuk kegiatan penyusutan di Kantor DPRD Provinsi Sumbar. Saran dari penelitian ini sebagai berikut: ini (1) Kepada Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD, agar mensosialisasikan kepada semua kepala dan staff bagian kerja tentang pentingnya kegiatan penyusutan arsip di lembaga instansi, menambah Sumber Daya Manusia salah satunya dengan cara mengangkat tenaga kerja yang memiliki ilmu di bidang kearsipan, menambah sarana dan prasarana arsip serta menetapkan anggaran dana untuk kegiatan penyusutan arsip; (2) membentuk JRA di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar agar penyusutan arsip dapat dilakukan dengan baik; (2) kepada seluruh staff di kantor DPRD Provinsi Sumbar agar menyadari tentang pentingnya penyusutan arsip. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan makalah penulis dengan pembimbing Elva Rahmah, S.Sos., M.I.Kom. 448

Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Yana Saputeri, Elva Rahmah Daftar Rujukan Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Gramedia. Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Buku Peraturan Perundangan Kearsipan. Modul Diklat. Jakarta: ANRI. Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Penyusutan Arsip. Modul Diklat. Jakarta: ANRI. Basir, Barithos. 2009. Manajemen Kearsipa. Jakrata: Bumi Aksara. Mustari, Irwan. 2009. Perancangan Jadwal Retensi Arsip. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujono.2007.Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta:Universitas Terbuka. Sulistyo-Basuki. 2003. Manajenen Arsip dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sulistyo-basuki. 2006. Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang-undang 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan. Jakarta: Pustaka Timur. Wursanto, lg. 1991. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kanisius. 449