BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengartikan pajak sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah secara

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan yang berlaku (Chaizi dalam Susanti, 2010 :

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah. Salah satu urusan yang diserahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. mendasari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat dan pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi Bangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap daerah di Indonesia, terutama Kabupaten dan Kota sebagai unit pelaksana

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang (dapat dipaksakan)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian. sumber dana yang berasal dari negeri, yaitu berupa pajak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

L E M B A R A N D A E R A H

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengelompokan, mencapai tujuan, penugasan orang-orang dengan. terhadap setiap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG UPAH PUNGUT PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah di Indonesia telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain sebagainnya. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rendahnya kemampuan dalam menggali sumber-sumber pendapatan yang sah. Selama ini, selain disebabkan oleh faktor Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan yang disebabkan oleh batasan hukum. Pemberlakuan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 yang mengalokasikan sebagian jenis-jenis pajak yang gemuk bagi pemerintah merupakan salah satu faktor penyebab keterbatasan kemampuan daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaannya. Kondisi semacam ini tidak mampu mendukung pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diharapkan. Pemerintah daerah kurang memberi keleluasaan untuk menentukan kebijakan daerah sendiri. Otonomi yang selama ini diberikan tidak disertai dengan pemberian infrastruktur yang memadai, penyiapan Sumber Daya Manusia yang profesional dan pembiayaan yang adil. Akibatnya bukan terciptanya kemandirian daerah tetapi justru ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Dengan disahkannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang memberikan peluang bagi perubahan paradigma Pembangunan Nasional dari Paradigma Pertumbuhan menuju Paradigma Pemerataan Pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan keuangan daerah. Otonomi daerah adalah hak, kewenangan dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Namun kedua Undang-undang tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang terus berkembang. Ketatanegaraan serta kebutuhan penyelenggaraan daerah, maka Presiden RI atas persetujuan DPR pada tanggal 15 Oktober 2004 telah mengesahkan dan memberlakukan Undang-undang Otonomi Daerah yang baru, yaitu : Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Membuka Peluang dan Harapan untuk Memperoleh Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan yang Lebih Adil dan Proporsional. Berdasarkan pasal 157 Undang-undang No. 32 tahun 2004, Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah a. Pajak-Pajak daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian laba perusahaan daerah d. Penerimaan dari dinas - dinas dan pendapatan lain. 2. Dana Perimbangan Adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari : a. Dana bagi hasil bersumber dari pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pajak Penghasilan pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan Pajak Penghasilan pasal 21. b. Dana bagi hasil bersumber dari Sumber Daya Alam, berasal dari : Kehutanan, Pertambangan umum,

Perikanan, Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Gas Bumi, Pertambangan Panas Bumi. Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam menghasilkan pendapatan daerah. Dalam hal ini, peneliti akan mengupas lebih dalam mengenai Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap kelangsungan pelaksanaan pembangunan yang terangkum dalam Dana Perimbangan, walaupun cukup besar nilainya dianggap tidak cukup untuk menopang pendapatan daerah,. karena Dana Perimbangan yang bersumber dari pajak pusat yang mana masih terdapat bagian yang harus dibagi dengan Pemerintah Pusat. Artinya tidak keseluruhan pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan dapat dikontribusikan pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang Pajak Bumi dan Bangunan terutama mengenai pengaruh efektivitas penerimaannya terhadap Dana Perimbangan di suatu daerah, yang bermaksud menuangkannya ke dalam skripsi yang berjudul : Pengaruh Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Dana Perimbangan daerah (Studi kasus pada Dinas Pendapatan Daerah kota Bandung). I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, sebagai pembatasan dan pembahasan nanti peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung. 2. Berapa besar Penerimaan Dana Perimbangan Pemerintah Daerah Kota Bandung. 3. Seberapa besar pengaruh efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap tingkat Penerimaan Dana Perimbangan Daerah Kota Bandung. I.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi dari objek penelitian yang kompeten dan relevan dengan masalah pokok dalam penelitian. Setiap penelitian ditujukan untuk memecahkan permasalahan. Berdasarkan identifikasi di atas tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Pajak Bumi dan Bangunan pada Pemerintah Daerah Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Dana Perimbangan Daerah pada Pemerintah Daerah Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atas efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap tingkat Penerimaan Dana Perimbangan Daerah pada Pemerintah Daerah Kota Bandung. I.4. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai kegunaan antara lain ; 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan tentang Pemerintah Daerah tentang pemerintah daerah terutama mengenai Pajak Bumi dan Bangunan serta Dana Perimbangan Daerah. 2. Bagi Peneliti lain

Untuk dijadikan sumber informasi dan referensi dalam penelitian sejenis. Untuk memberikan sumbangan sebagai bahan bacaan tentang pengaruh efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Dana Perimbangan Daerah pada suatu daerah. I.5. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Undang-undang 1945 yang menempatkan pajak sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat seperti pajak dan lain-lain harus ditetapakan dengan Undang-undang. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro, yang kemudian dikutip oleh Mardiasmo (2006 : 1) menyatakan bahwa : " Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang - undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.". Peraturan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1994. Dalam Undang-undang tersebut, pengertian Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak kebendaan atas bumi dan/atau bangunan yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan secara nyata mempunyai hak dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Definisi Pemungutan berdasarkan Undangundang No. 34 tahun 2000, Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak/retribusi, penentuan besarnya pajak/retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak/retribusi kepada wajib pajak/retribusi serta pengawasan dan penyetorannya.

Dari definisi definisi di atas terdapat ha-hal yang perlu dijelaskan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan : 1. Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/atau bangunan. Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan Perairan) dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Bangunan adalah kontribusi teknik yang ditanamkan atau dilekaykan secara tetap pada tanah dan/atau perairan di wilayah Republik Indonesia. 2. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata : a. Mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau b. Memperoleh manfaat atas bumi, dan atau c. Memiliki, menguasai atas bangunan, dan atau d. Memperoleh manfaat atas bangunan. 3. Besarnya pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan adalah Tarif dikali Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Tarif Pajak Bumi dan Bangunan adalah 0.5%. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) adalah Dasar perhitungan NJKP dikali Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dikurang Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) yang setinggi-tingginya Rp.12.000.000,-. Dasar perhitungannya berdasrkan objel pajak : a. Objek pajak perkebunan adalah 40%. b. Objek pajak kehutanan adalah 40%. c. Objek pajak pertambangan adalah 40%. d. Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan) ; Apabila NJOP-nya > Rp.1.000.000.000,- adalah 40%. Apabila NJOP-nya < Rp.1.000.000.000,- adalah 40%. 4. Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan harus dapat dilakukan dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi penerimaan Dana Perimbangan Daerah.

Sedangkan yang dimaksud dengan Efektivitas menurut Mardiasmo, dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik (2002:132) adalah sebagai berikut : Efektivitas adalah hubungan antara keluaran dengan tujuan/sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif, apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran aktif bijaksana. Dalam membahas suatu pusat pertanggungjawaban, pengertian efektivitas akan timbul dalam menggambarkan hubungan antara output yang dihasilkan dengan sasaran yang harus dicapai dan menjadi tanggung jawab pusat pertanggungjawaban. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakim efektif pula suatu bagian. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas penerimaan khususnya untuk Pajak Bumi dan Bangunan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang harus direncanakan, dilaksanakan dan dikoordinasi sedemikian rupa karena besarnya realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tergantung pada efektivitas pemungutan Pajak itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan mengajukan hipotesis sebagai berikut: Pengaruh Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Dana Perimbangan Daerah Kota Bandung.

DIAGRAM 1.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pengaruh Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Dana Perimbangan. Variabel Independent (X) X : Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Variabel Dependent (Y) Y : Dana Perimbangan. HIPOTESIS : Efektivitas Penerimaan Pajak dan Bumi dan Bangunan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Dana Perimbangan. Pengujian Hipotesis : Menggunakan Analisa Regresi

I.6. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus yaitu suatu metode penelitian yang memberikan deskripsi secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus. Dimana pengertian metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2003:54) adalah sebagai berikut : Metode panelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang Aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, diamati secara seksama, sehingga diperoleh data primer maupun sekunder yang mendukung penelitian. Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Data yang peneliti kumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori teori yang dipelajari. Dalam mengumpulkan data, cara cara yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dengan menggunakan adalah wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab langsung dengan pejabat yang berwenang yang ada kaitannya dengan objek penelitian. 2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan melalui study literature/studi kepustakaan I.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian untuk masalah ini adalah di kantor Dinas Penerimaan Daerah Kota Bandung yang berlokasi di Jln. Wastu Kencana No.2 Bandung. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2007 sampai bulan Januari 2008.