AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012
Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III. KEBIJAKAN PEMERINTAH DI SEKTOR INDUSTRI IV. STRATEGI AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2
Latar 1. Pertumbuhan sektor industri cenderung melambat Setelah krisis 1997/98 : sektor industri tumbuh lebih lambat dari pada sebelumnya. Pada 2005-2010 : tumbuh lebih rendah dari pertumbuhan PDB. 2. Struktur ekspor masih didominasi bahan mentah Porsi ekspor produk manufaktur turun dari 76% (th.2000) menjadi 50% (th.2010). Impor produk manufaktur naik pesat (necara perdagangan defisit pada th. 2008). 3
3. Struktur industri perlu lebih diperkuat Ketergantungan tinggi pada bahan baku impor: Bahan baku industri besar dan sedang, 30% nya dari impor Struktur impor: 73% nya merupakan impor bahan baku Bahan mentah sebagian besar diekspor dalam bentuk barang setengah jadi. 4. Tuntutan hilirisasi semakin kuat Hilirisasi produk pertambangan Minerba diwajibkan oleh UU No. 4 Tahun 2009. Tuntutan memperluas rantai nilai komoditas ekspor unggulan. 5. Kegiatan industri masih terkonsentrasi di pulau Jawa Pulau Jawa berkontribusi 69% terhadap PDB industri pengolahan secara nasional. Semua provinsi di Jawa mempunyai tingkat industrialisasi tinggi (di atas 25%). Peran industri di 14 provinsi masih di bawah 10% dari PDB. 6. Sektor industri dituntut menyerap lebih banyak tenaga kerja Peran sektor industri dalam penyerapan tenaga kerja hampir tidak mengalami peningkatan yaitu sekitar 12,5 %. Struktur penyerapan tenaga kerja bergeser dari sektor pertanian ke sektor jasajasa, terutama jasa kemasyarakatan. 4
di Sektor Industri A. Potensi Pengembangan Sektor Industri 1. Indonesia dapat menjadi negara industri maju apabila sumber daya alam berikut dimanfaatkan secara tepat: a. Sumber daya hutan; b. Sumber daya laut; c. Sumber daya mineral logam dan non logam; d. Sumber daya energi: batu bara, minyak dan gas bumi. 2. Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. 3. Indonesia terletak di kawasan ekonomi yang sedang tumbuh pesat. 4. Pertumbuhan investasi domestik dan asing, pembiayaan perbankan, serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto yang cenderung naik. 5. Pembangunan Infrastruktur dan pengembangan teknologi yang sedang mulai dilakukan. B. Permasalahan Umum Pengembangan Sektor Industri C. Persoalan Khusus Hilirisasi Industri 5
di Sektor Industri A. Potensi Pengembangan Sektor Industri B. Permasalahan Umum Pengembangan Sektor Industri 1. Kuantitas dan kualitas infrastruktur transportasi dan pembangkit energi kurang mendukung efisiensi produksi dan distribusi barang. 2. Birokrasi tidak sepenuhnya bersifat pro-bisnis. 3. Ketidakpastian hukum: sering terjadi ketidakselarasan dan tumpang-tindih peraturan antara pusat-daerah dan antarinstansi. 4. Banyak kebijakan dan aturan di pusat & daerah yang tidak mendukung efisiensi usaha, misalnya: aturan mengenai limbah B3, aturan ketenagakerjaan (berkaitan dengan pemberian pesangon, premi Jamsostek, upah minimum). 5. Insentif investasi kurang bersaing dibanding negara tetangga, serta suku bunga perbankan yang tidak kompetitif. C. Persoalan Khusus Hilirisasi Industri 6
di Sektor Industri A. Potensi Pengembangan Sektor Industri B. Permasalahan Umum Pengembangan Sektor Industri C. Persoalan Khusus Hilirisasi Industri Industri Berbasis Hasil Tambang Industri Pengolahan Hasil Pertanian Industri Berbasis SDM & Pasar Domestik Memerlukan teknologi tinggi dan energi besar (padat energi); Diperlukan skala besar agar dapat berproduksi lebih efisien; Investasi di sektor pengolahan hasil tambang perlu biaya besar; Perlu pasokan bahan baku jangka panjang; Pemain baru sulit bersaing di pasar global yang bersifat captive. Kebutuhan domestik untuk produk turunan relatif kecil terhadap ketersediaan bahan baku; Pasar ekspor produk hilir lebih kompetitif; Negara importir mengenakan tarif lebih tinggi pada produk hasil industri; Margin laba pengolahan biasanya lebih rendah dari sektor hulu. Kualitas SDM perlu ditingkatkan; Mesin dan alat produksi relatif tertinggal; Kemampuan product development sangat rendah sehingga tidak mampu mencipta merek handal; Ketergantungan tinggi pada bahan baku & bahan penolong impor. 7
di Sektor Industri A. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) B. Industri Nasional M i s i 1.Peningkatan potensi wilayah melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor ekonomi. 2.Memperkuat konektivitas nasional, dan 3.Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan Iptek. Fokus Pengembangan 22 kegiatan ekonomi utama secara terintegrasi dalam 6 koridor ekonomi. Prasyarat Keberhasilan 1.Debottlenecking regulasi. 2.Pembangunan infrastruktur melalui skema public-private partnership. 3.Pemberian insentif. 8
di Sektor Industri A. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) B. Industri Nasional Visi Tujuan Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi negara industri tangguh dunia 1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional; 2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas nasional dan kompetensi daerah; 3. Meningkatkan kemampuan IKM agar lebih seimbang dengan industri berskala besar; 4. Mendorong pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa; 5. Terciptanya sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain dalam mendukung pembangunan industri nasional. Pokok (Peningkatan Daya Saing) 1. Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai; 2. Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun kompetensi inti industri daerah; 3. Peningkatan Produktivitas, Efisiensi, dan Pendalaman Struktur; 4. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Operasional 1. Pengembangan Lingkungan Bisnis yang Kondusif; 2. Mendorong pertumbuhan klaster industri prioritas; 3. Menumbuhkan Kompetensi Inti Industri Daerah. Kelompok Industri Prioritas 1. Basis Industri Manufaktur 2. Industri Berbasis Agro 3. Industri Alat Angkut 4. Industri Elektronika dan Telematika 5. Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu 6. Industri Kecil dan Menengah Tertentu Implementasi KIN 1. Bea Masuk; 2. Keringanan Pajak; 3. Promosi Perdagangan; 4. Pelatihan dan Pengembangan Usaha; 5. Subsidi Kredit; 6. Perencanaan Kebutuhan Infrastruktur; 7. Penyebaran Informasi; 8. Standardisasi dan Akreditasi. 9
Industrialisasi Tujuan : Mempercepat pertumbuhan sektor industri dan penajaman atas Industri Nasional 10
Industrialisasi 11
Industrialisasi Tersedia infrastruktur pendukung produksi dan distribusi barang yang lebih memadai; Efektivitas pelayanan birokrasi dan kepastian regulasi; Terdapat jaminan pasokan bahan baku dan sumber energi pada harga kompetitif; Tersedia sumber daya manusia industri yang handal; Peningkatan penggunaan teknologi; Peningkatan akses pada pembiayaan investasi; Peningkatan akses ke pasar domestik dan ekspor. 12
Industrialisasi Partisipasi dunia usaha dalam membangun infrastruktur Percepatan proses pengambilan keputusan pemerintah Reorientasi kebijakan ekspor bahan mentah dan sumber energi Mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing Meningkatkan integrasi pasar domestik 13
Industrialisasi Area 1 Pengamanan industri dalam negeri Implementasi bea masuk atas produk impor; bea keluar atas ekspor bahan mentah dan sumber energi; penerapan standar produk industri 2 Pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur pembangkit tenaga listrik; peningkatakan kualitas sarana dan prasarana; peningkatan konektivitas antara pabrik dan pasar 3 Peningkatan kualitas pelayanan birokrasi 4 Penyempurnaan dan harmonisasi regulasi penyederhanaan proses perizinan; mempercepat proses pemeriksaan barang di pelabuhan menciptakan kepastian hukum; memperjelas prosedur untuk mengurangi biaya ketaatan; meningkatkan konsistensi peraturan pusat, daerah dan antar instansi 5 fiskal pemberian potongan pajak dan/atau subsidi untuk menciptakan insentif investasi di sektor industri 6 Membangun SDM industri pemberian insentif kepada industri yang mengembangkan mutu SDM; terlibat langsung dalam pengembangan mutu SDM 14
Industrialisasi Industri Berbasis Hasil Pertanian Industri Berbasis Hasil Tambang Industri berbasis SDM dan pasar domestik Ketersediaan bahan baku Sub sektor industri Kebutuhan pasar domestik dan penggunaan tenaga kerja Cita-cita mengenai bangun industri nasional di masa depan 15
Industrialisasi Industri Berbasis Hasil Tambang Industri Berbasis Hasil Pertanian Industri berbasis SDM dan pasar domestik 1. Industri konversi batubara; 2. Industri pemurnian dan pengilangan minyak bumi; 3. Industri kimia dasar (termasuk petrokimia); 4. Industri logam dasar. 1. Industri minyak dan lemak nabati; 2. Industri gula berbasis tebu; 3. Industri pengolahan kakao dan pembuatan coklat; 4. Industri bubur kayu (pulp) dan kertas; 5. Industri barang dari karet. 1. Industri tekstil dan pakaian jadi dan alas kaki; 2. Industri mesin dan peralatan rumah tangga; 3. Industri komponen elektronika dan telematika; 4. Industri komponen dan aksesoris kendaraan dan komponen mesin kendaraan bermotor; 5. Industri galangan kapal; 6. Industri furniture. 16
Industrialisasi 17
Industrialisasi 18
Industrialisasi 19
Industrialisasi 20
Industrialisasi 21
Industrialisasi Menciptakan insentif kepada industri besar agar lebih melibatkan IKM dalam rantai nilai industrinya Meningkatkan akses IKM terhadap sumber pembiayaan Mendorong tumbuhnya kekuatan kolektif untuk melalui standardisasi, procurement dan pemasaran bersama Perlindungan dan fasilitasi terhadap inovasi baru dengan mempermudah pengurusan hak patent bagi kreasi baru yang diciptakan IKM Diseminasi informasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor Menghilangkan bias kebijakan yang menghambat dan mengurangi daya saing industri kecil 22
Terima Kasih