BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

dokumen-dokumen yang mirip
VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

TATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot utilissima biasanya digunakan

BAB VII TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang

VII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat. perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan telah didirikannya beberapa

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BABI PENDAHULUAN. PT. Tunas Bam Lampung mempakan salah satu anak pemsahaan dari PT.

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB III DESKRIPSI AREA

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Bab 1 Pendahuluan I - 1

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Garam yang bergerak dalam produksi rokok. Untuk menunjang produksi rokok tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

EXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN TERMINAL TERPADU INTERMODA DAN ANTARMODA DI KETAPANG BANYUWANGI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk kota Surabaya lebih dari tiga juta jiwa. Dari sekitar 290 km 2 (29.000)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PERANCANGAN ARSITEKTURAL PABRIK VINYL CHLORIDE MONOMER (VCM) di CILEGON

UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan. keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

PLANT LOCATION. Iman P. Hidayat

seminar TUGAS PABRIK BIOETHANOL DARI MOLASE DENGAN PROSES FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

Transkripsi:

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan kelancaran produksi pabrik. Secara umum, lokasi pabrik sebaiknya dekat dengan sumber bahan baku, sumber air, jalan raya, berada di kota besar (terdapat unit perbengkelan dan menyediakan tenaga kerja yang memadai). Pabrik Dekstrosa dengan kapasitas 60.000 ton/tahun ini direncanakan didirikan di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik sebagai berikut : 1. Penyediaan bahan baku 2. Tenaga kerja 3. Utilitas 4. Pemasaran 5. Transportasi 6. Ketersediaan Lahan Luas pabrik yang akan didirikan memerlukan luas lahan sebagai berikut : a. Area pabrik 4,0 ha

121 b. Area tanah untuk perumahan dan fasilitas penunjang 2,0 ha c. Area tanah untuk perluasan pabrik 2,0 ha Gambar 7.1 menunjukkan peta daerah Lampung Tengah, dimana akan direncanakan pendirian pabrik Dekstrosa. Lokasi Pabrik Gambar 7.1. Peta Provinsi Lampung Berikut ini, akan dijelaskan mengenai dasar pemilihan lokasi pabrik Dekstrosa yang direncakan didirikan di Lampung Tengah, Lampung. 1. Sumber Bahan Baku Sumber bahan baku yang digunakan yaitu manihot utillisima paling banyak dihasilkan dari provinsi Lampung, dimana menurut data dari BPS, provinsi Lampung menghasilkan kurang lebih 7.927.764 ton / tahun.

122 2. Daerah Pemasaran Sirup dekstrosa sebagian besar digunakan dalam industri makanan seperti penyedap rasa, pembuatan Mono Sodium Glutamat dan lain lain. Lokasi tidak terlalu jauh dari kota kota besar seperti Bandar Lampung, dan Jabodetabek sehingga pemasaran mudah dilakukan. 3. Transportasi Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak dipinggir jalan raya. Selain itu kabupaten Lampung Tengah juga memiliki berbagai sarana penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki pelabuhan Tulangbawang, pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, pelabuhan Labuhan Maringgai, pelabuhan Teluk Betung, dan pelabuhan khusus Tarakan. Di Kabupaten Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri sehingga system transportasi untuk mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan baik.. 4. Tenaga Kerja Tenaga kerja di daerah Lampung Tengah, Lampung, banyak tersedia dengan kualitas yang cukup baik, dengan luas sebesar 175,5 km 2 dan jumlah penduduk sebanyak 386.985 jiwa (http://wikipedia.org/wiki/kota_lampung Tengah, 17 Juni 2012, 11:12 WIB). Hal tersebut didukung dengan adanya sekolah dan kampus potensial di daerah Lampung. Selain itu pendirian pabrik Dekstrosa ini juga sekaligus untuk mengurangi pengangguran di daerah tersebut. 5. Persediaan air dan Sumber Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Dekstrosa memerlukan air antara lain untuk kebutuhan steam, air proses dan kebutuhan air pendingin. Kebutuhan air tersedia dari Sungai Wai Seputih

123 yang memiliki debit aliran sebesar 17.350 m 3 /s (www.staff.blog.ui. ac.id) sehingga dengan adanya sungai ini, kebutuhan air untuk proses dan utilitas dapat terpenuhi. Sementara untuk sarana lain seperti listrik dapat memanfaatkan listrik PLN maupun swasta yang sudah masuk ke kawasan Industri ini. 6. Ketersediaan Lahan Pabrik yang didirikan harus jauh dari pemukiman penduduk dan tidak mengurangi lahan produktif pertanian agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Juga perlu dipilih lokasi pabrik yang masih memungkinkan untuk pengembangan area pabrik. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan pengembangan pabrik dimasa yang akan datang. B. Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari komponen-komponen produksi suatu pabrik. Adapun tujuan dari perencanaan tata letak pabrik adalah untuk menjamin kelancaran proses produksi dengan baik dan efisien, menjaga keselamatan kerja para karyawannya dan menjaga keamanan dari pabrik itu sendiri. Jalannya aliran proses dan aktivitas dari para pekerja yang ada merupakan dasar pertimbangan dalam pengaturan bangunan-bangunan dalam suatu pabrik, sehingga proses dapat berjalan efektif. Dalam pengaturan tata letak pabrik ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Kemudahan dalam proses dan proses yang disesuaikan dengan kemudahan dalam pemeliharaan peralatan serta kemudahan mengontrol hasil produksi dan jalannya proses.

124 2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan lokasi yang belum dikembangkan pada masa yang akan datang. 3. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik, dan bahan baku. 4. Keselamatan dan keamanan kerja karyawan. 5. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi. 6. Masalah pembuangan limbah pabrik agar tidak mengganggu lingkungan dan tidak menimbulkan polusi. 7. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut, maka pengaturan tata letak pabrik Dekstrosa direncanakan sebagai berikut : 1. Area Proses Area proses merupakan pusat kegiatan proses produksi Dekstrosa. Daerah ini diletakan pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari tempat penyimpanan dan pengiriman produk ke area penyimpanan produk serta mempermudah pengawasan dan perbaikan alat- alat. Pada area proses, terdapat ruang kontrol yang akan mengontrol jalannya proses. 2. Area Penyimpanan Area penyimpanan merupakan tempat penyimpanan bahan baku dan produk yang dihasilkan. Penyimpanan bahan baku dan produk diletakkan pada area yang dijangkau oleh peralatan pengangkutan.

125 3. Area Pemeliharaan dan Perbaikan Area ini merupakan lokasi untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan pabrik berupa bengkel teknik dan gudang teknik. Area ini diletakkan di luar daerah proses karena adanya aktifitas di dalam bengkel yang dapat berakibat fatal bagi jalannya proses. 4. Area Laboratorium Area ini merupakan lokasi untuk melakukan analisis terhadap kualitas bahan baku yang akan digunakan dan produk yang dihasilkan, serta melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, area ini diletakkan dekat dengan daerah proses. 5. Area Utilitas Area ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang jalannya proses, berupa penyediaan air, penyediaan listrik dan penyediaan bahan bakar. 6. Area Perkantoran Area ini merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik sehari-hari, baik untuk kepentingan dalam pabrik maupun luar pabrik. Area ini mencakup ruang serba guna. 7. Area Fasilitas Umum Area ini terdiri dari kantin, mushola, klinik dan lapangan parkir. Area ini diletakkan sedemikian rupa sehingga waktu perjalanan yang diperlukan oleh karyawan antar gedung dapat seminimal mungkin.

126 8. Area Perluasan Area ini dimaksudkan untuk persiapan perluasan pabrik dimasa yang akan datang. Perluasan pabrik dilakukan karena peningkatan kapasitas produksi akibatnya adanya peningkatan produk. 9. Pos Keamanan Pos kemanan dapat diletakkan pada pintu masuk dan pintu keluar. Pos keamanan ini diperlukan agar keamanan pabrik dapat terjaga. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak pabrik dapat di lihat pada gambar 7.2 sebagai berikut :

Gambar 7.2. Tata Letak Pabrik Dekstrosa 127

128 C. Tata Letak Alat Proses Konstruksi yang ekonomis dan operasi yang efisien dari suatu unit proses akan tergantung kepada bagaimana peralatan proses itu disusun. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan tata letak alat proses adalah : 1. Pertimbangan Ekonomis Biaya produksi diminimalisasi dengan cara menempatkan peralatan sedemikian rupa sehingga alat transportasi yang digunakan lebih efisien. 2. Faktor Kemudahan Operasi Letak tiap alat diusahakan agar dapat memberikan keleluasaan bergerak pada para pekerja dalam melaksanakan aktifitas produksi. Selain itu, alatalat tersebut hendaknya diletakkan pada posisi yang tepat dan cukup mudah untuk dijangkau dan terdapat ruang antara disekitar peralatan untuk memudahkan pekerjaan operator. 3. Kemudahan Pemeliharaan Kemudahan pemeliharaan alat juga menjadi pertimbangan yang penting dalam menempatkan alat-alat proses. Hal ini dikarenakan pemeliharaan alat merupakan hal yang penting untuk menjaga alat beroperasi sebagaimana mestinya, dan supaya peralatan dapat berumur panjang. Penempatan alat yang baik akan memberikan ruang gerak yang cukup untuk memperbaiki jika terjadi kerusakan maupun untuk membersihkan peralatan. 4. Faktor Keamanan Alat-alat yang beroperasi pada temperatur tinggi perlu diisolasi untuk memperkecil resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada

129 karyawan, seperti kebakaran, ledakan atau kebocoran dari peralatan dalam suatu pabrik. Tata letak peralatan proses dilihat pada Gambar 7.3 sebagai berikut : Gambar 7.3. Tata Letak Alat Proses