BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN FILSAFAT Filsafat, Ilmu, dan Ilmu Pendidikan Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

A. ALIRAN KONVENSIONAL

KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan

BAB I PENDAHULUAN. asuh, asih, asah orang tua. Asuh adalah kebutuhan dasar pangan, sandang, papan,

Filsafat Ilmu dan Logika

Resume 5# Pengembangan Kurikulum Yasyfa Harashta/ /TP-B 2015

Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Rekreasi Fakulitas Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya

BAB IV ANALISIS TEORI KONVERGENSI DAN RELEVENSINYA DENGAN HADIST NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA

PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

BAB III TEORI KONVERGENSI

Psikologi Perkembangan

Hubungan Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Dengan Sistem Pendidikan di Indonesia. : Tahajudin S, Drs

BAB VI ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 April TINJAUAN FILOSOFIS KONSEP CBSA Oleh : Ki Supriyoko

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

Peserta didik ilmu pendidikan. Ilmu Pendidikan PESERTA DIDIK

HAKEKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA DR. DYAH KUMALASARI ILMU PENDIDIKAN PERTEMUAN 1

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. masa mendatang akan semakin komplek. Menurut Undang-Undang Guru dan. yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat

BAB II PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT ALIRAN KONVERGENSI

Etika Dan Filsafat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

Bahasan Kajian Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

PERKEMBANGAN INDIVIDU I. Dra. Aas Saomah, M.Si

PENGANTAR PSIKOLOGI (Kajian Mini Riset)

Interaksi Manusia dengan Dunia sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

Hukum Perkembangan. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hukum hukum perkembangan. Indikator. tempo perkembangan. masa peka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

resensi buku psikologi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan dan

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

hiryanto pls TUJUAN PENDIDIKAN Ilmu Pendidikan

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI. dengan segala aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. Kajian ini

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

Etika dan Filsafat. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian yang digali terhadap konsepsi sistem. 1. Dasar pendidikan Islam itu adalah Alquran dan Hadis

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

Filsafat Pendidikan. Oleh Fiqi Kurnia Rachman TP-B

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Filsafat Ilmu dan Logika

OLEH : NANDANG BUDIMAN

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Sejauh mana peranan dan efektivitas pendidikan dalam pembinaan kepribadian manusia, para ahli tidak sama pandangannya. Secara fisiologis, pandangan pandangan tersimpul dalam teori teori atau aliran aliran. Dalam pembahasan makalah ini akan diulas sedikit tentang aliran aliran filsafat pendidikan berdasarkan potensi manusia. Pembahasan yang akan dikedepankan mempunyai kesamaan dengan apa yang diutarakan dalam disiplin ilmu Psikologi Umum tentang manusia dan perkembangannya, yang selanjutnya dibahas lebih mendalam dalam Psikologi Perkembangan. Berdasarkan kedua disiplin ilmu tersebut, Filsafat Pendidikan dan Psikologi, aliran aliran yang mengacu pada potensi manusia dibagi menjadi empat, yaitu : 1) Aliran empirisme atau environmentalisme, 2) Aliran nativisme, 3) Aliran naturalisme, dan 4) Aliran konvergensi. BAB II PEMBAHASAN Aliran filsafat pendidikan berdasarkan potensi manusia adalah sebagai berikut ; 1) Aliran Empirisme atau Environtalisme. Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Aliran empirisme atau environmental menyatakan bahwa perkembangan seorang individu akan ditentukan oleh pengalaman pengalaman yang diperolehnya selama perkembangan individu tersebut. Pendidikan pun termasuk pada pengertian pengalaman seorang individu. Menurut teori ini, seseorang dilahirkan bagaikan kertas putih bersih atau meja berlapis lilin yang belum ada tulisannya. Pengalaman sebagai tulisan atau corak yang mengisi kertas putih tersebut. Teori ini dikemukakan oleh John Locke ( 1632 1704 M ) yang dikenal dengan teori tabula rasa. Adapun tokoh lain, yaitu J. Herbart ( 1776 1941 M ) yang mengemukakan bahwa manusia ketika lahir bagaikan sebuah bejana kosong. Pengalaman yang dialami anak akan menjadi isi dari bejana tersebut. Adapun tokoh lain yang mempunyai pandangan hampir sama dengan John Locke, yaitu : a) Helvatus ( ahli filsafat Yunani ) yang berpendapat bahwa manusia dilahirkan dengan jiwa dan watak yang hampir sama, yaitu suci dan bersih. Pendidikan dan lingkungan yang membuat manusia berbeda. b) Claude Andrien Helvetus ( Jerman, 1715 1771 ) yang berpendapat bahwa lingkungan dan pendidikan dapat membentuk ke arah mana saja yang dikehendaki pendidik. Jadi, berdasarkan teori teori tersebut keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan dalam perkembangan individu. Pendidikan sebagai bagian dari pengalaman mempunyai peranan yang penting, karena akan menentukan keadaan individu mada masa yang akan datang. Oleh karena itu, menurut teori ini pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk mengisi dan membentuk pribadi seseorang ke arah pola yang diinginkan dan diharapkan lingkungan masyarakatnya. Kepribadian terbentuk atas dasar pengaruh lingkungan pendidikan yang didapatnya.

2) Aliran Nativisme. Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti terlahir. Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir. Menurut aliran ini, setiap individu ketika dilahirkan telah membawa sifat sifat tertentu yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Dengan demikian, menurut aliran ini keberhasilan belajar seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri. Faktor lain, yaitu lingkungan dan pengalaman yang termasuk di dalamnya adalah pendidikan tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer ( Belanda, 1788 1860 M ). ( Bigot, Kohstamm, Palland, 1950 ) Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat sejak lahir maka ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bekat baik sejak lahir maka ia akan menjadi baik. Dapat dikatakan, pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat anak tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Nativisme adalah tentang adanya pengakuan daya asli yang telah terbentuk ketika manusia lahir ke dunia, yaitu daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter ( keturunan ). Aliran ini mengakibatkan pesimistis untuk pendidikan, karena pendidikan menjadi suatu usaha yang tidak berdaya menghadapi perkembangan manusia. Manfaat pendidikan hanya sekedar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku sosial, sedangkan lapis kepribadian yang lebih dalam tidak perlu ditentukan. Aliran ini menganggap kepribadian harus diterima apa adanya tanpa mempercayai adanya nilai nilai pendidikan untuk mengubah kepribadian. 3) Aliran Naturalisme atau negativisme. Aliran naturalisme yang dikemukakan oleh J.J Rosseau ( Perancis, 1712 1778 M ), menyatakan bahwa setiap anak yang lahir ke dunia mempunyai pembawaan baik. Namun pembawaan baik tersebut akan rusak oleh faktor lingkungan. Dari pandangan tersebut dapat ditarik pengertian sebagai berikut : a) Semua manusia yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, kemudian menjadi rusak oleh tangan menuasia. b) Pendidikan dapat merusak pembawaan anak yang baik, karena aliran ini memandang tidak perlu adanya pendidikan bagi pengembangan bakat dan kemampuan anak. Hal yang diperlukan adalah menyerahkan anak kepada alam ( nature ) agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak ole manusia melalui kegiatan pendidikan. c) Perlu adanya permainan bebas bagi anak untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan dan kecenderungannya untuk mempertahankan segala yang baik yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Rohracher, seorang psikolog Austria mempunyai pendapat yang sama dengan J.J Rosseau yang mengemukakan bahwa manusia hanyalah hasil suatu proses alam menurut hukum tertentu. Manusia itu bertanggungjawab pada dirinya tentang keadaan dirinya sendiri. Ia rtidak bertanggungjawab tentang bakatnya. Aliran naturalisme disebut juga aliran negativisme karena berpandangan bahwa pendidik hanya membiarkan anak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya selanjutnya diserahkan kepada alam agar pembawaan baik yang dimilikinya tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui kegiatan pendidikan. Akan tetapi agar lebih bijak untuk menghadapi kenyataan tersebut, sebagai pendidik harus mengupayakan yang terbaik untuk mengarahkan anak tetap baik sesuai dengan

keadaan ketika anak tersebut lahir. Menurut pandangan M. Arifin dan Aminuddin R, dalam artikelnya ( http//:one.indoskrip.com ), aliran ini mempunyai konsep tentang pembelajaran, yaitu : d) Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya secara alami. e) Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau nara sumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugersti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terdapat pada anak didik itu sendiri. f) Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik, dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi pada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya. Dengan demikian, aliran naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat peadosentris, yaitu faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar. Jadi, pendidikan yang merupakan bagian dari pengalaman individu, dijadikan sebagai kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. 4) Aliran Konvergensi. Aliran ini merupakan teori gabungan ( konvergen ) dari aliran nativisme dan empirisme. Tokoh aliran ini adalan William Stern, yang mengemukakan bahwa pembawaan dan lingkungan mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Aliran ini berpendapat bahwa anak telah memiliki pembawaan baik atau buruk sejak lahir ke dunia, perkembangan selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Anak yang mempunyai pembawaan yang baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal apabila tidak didukung oleh bakat yang baik yang dibawa oleh anak. Akan tetapi William Stern tidak mengemukakan seberapa besar perbandingan pengaruh dari faktor bawaan dan lingkungan. Aliran ini menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat anak dan lingkungan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian interaksi antara pembawaan dan lingkungan. Pribadi peserta didik akan terbentuk sebagai hasil dari kedua faktor tersebut. Pandangan ini diidentifikasikan pendidikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung rasional. Di Indonesia, teori yang dikemukakan aliran ini dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai berikut : Tentang hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut ilmu pendidikan ditetapkan adanya konvergensi yang berarti bahwa kedua duanya saling mempengaruhi, hingga garis dasar keadaan itu selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi satu. Mengenai perlu tidaknya tuntutan di dalam tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal perlu atau tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya tanam tanaman. Misalnya, kalau sebutir

jagung yangt baik dasarnya jatuh di tanah yang baik, banyak airnya dan mendapat sinar matahari, maka pemeliharaan dari bapak tani tentu akan menambah baik tanaman. Kalau tak ada pemeliharaan, sedangkan tanahnya tidak baik atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka biji jagung itu walaupun dasarnya baik, tak akan dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya kalau sebutir jagung tidak baik dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang sebaik baiknya oleh bapak tani, maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji lain yang tidak baik dasarnya. ( Ki Hajar Dewantara, 1962 ) Jadi, pandangan teori konvergensi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik. 2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk. 3) Hasil pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan. BAB II PENUTUP Kesimpulan : Aliran filsafat berdasarkan potensi yang dimiliki manusia yaitu; aliran empirisme, aliran nativisme, aliran naturalisme dan aliran konvergensi. Perbedaan pandangan pada setiap aliran tidak harus menjadi perselisihan karena setiap aliran mempunyai dasar yang dijadikan acuan untuk pendapat yang dikemukakan. Pendapat pendapat yang dikemukakan berdasarkan penilitian penilitian yang dilakukan oleh para ahli dengan objek yang ada disekitar mereka pada zamannya. Aliran aliran yang telah dikemukakan merupakan teori dasar dan asas filsafat pendidikan idealisme, realisme dan empirisme. Masing masing mempunyai pengaruh dan penganut hingga sekarang dengan segala variasinya, baik dalam dunia dan perkembangan filsafat, ilmu jiwa ( psikologi ) maupun ilmu pendidikan itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Mcklar. Aliran Aliran Pendidikan. http://one.indoskrip.com Sudrajat, Akhmad. Aliran Filsafat Pendidikan. http://masterdagan.blogspot.com Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ismono, H, Drs. 2000. Filsafat Pendidikan. Ciamis : Institut Agama Islam Darussalam. LANDASAN FILSAFAT Filsafat, Ilmu, dan Ilmu Pendidikan Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat, yaitu : 1. Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang hakikat segala sesuatu yang terdapat dialam ini.

2. Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran. 3. Logika ialah filsafat yang membahas tentang cara manusia berfikir dengan benar. 4. Etika ialah filsafat yang menguraikan tentang perilaku manusia, nilai, dan norma masyarakat serta ajaran agama. Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu Suatu ilmu baru muncul setelah terjadi pengkajian dalam filsafat. Filsafat merupakan tempat berpijak bagi kegiatan pembentukan ilmu itu. Karena itu filsafat dikatakan sebagai induk dari semua bidang ilmu. Pada taraf selanjutnya, ilmu menyatakan dirinya otonom, ia bebas sama sekali dengan konsep-konsep dan norma-norma filsafat. Jujun (1981) membagi tingkat perkembangan ilmu menjadi dua bagian : 1. Tingkat empiris ialah ilmu yang baru ditemukan di lapangan. 2. Tingkat penjelasan atau teoritis ialah ilmu yang sudah mengembangkan suatu struktur teoritis. Pendidikan adalah merupakan salah satu bidang ilmu. Sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain pendidikan lahir dari induk-nya yaitu filsafat. Sikun Pribadi (1989) menggambarkan hubungan filsafat, filsafat pendidikan, ilmu pendidikan, ilmu pendidikan praktis, pebuatan mendidik, pengalaman mendidik, dan keyakinan mendidik, sebagai berikut : 1. filsafat umum menjadi sumber segala kegiatan manusia. 2. filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat. 3. ilmu pendidikan dijabarkan dari filsafat pendidikan. 4. ilmu pendidikan praktis dijabarkan dari teori-teori pendidikan. 5. perbuatan mendidik menerapkan teori pendidikan praktis. 6. sebagai akibat dari perbuatan mendidik, akan mendapatkan pengalaman tentang mendidik. 7. pengalaman mendidik memberi umpan balik kepada teori pendidikan yang terdapat dalam ilmu mendidik. 8. ilmu pendidikan memberi umpan balik kepada filsafat pendidikan. 9. ilmu pendidikan juga mengadakan hubungan dengan pengalaman mendidik. 10. perbuatan-perbuatan mendidik bisa menimbulkan keyakinan tersendiri tentang pendidikan. Filsafat Pendidikan Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut : (Ateng Sutisna, 1990) 1. apakah pendidikan itu? 2. apa yang hendak ia capai? 3. bagaimana cara terbaik merealisasi tujuan-tujuan itu? Zanti Arbi (1988) menceritakan tentang maksud filsafat pendidikan sebagai berikut : 1. Menginspirasikan, maksudnya memberi inspirasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. 2. Menganalisis, maksudnya memeriksa secara teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara jelas validitasnya. 3. Mempreskiptifkan, maksudnya upaya menjelaskan atau memberi pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. 4. Menginvestigasi, maksudnya memeriksa atau meneliti kebenaran suatu teori