Oleh : Sumiawati A

dokumen-dokumen yang mirip
(Kasus Dua Kabupaten di Propinsi Jawa Timur)

(Kasus Dua Kabupaten di Propinsi Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

1.1 Latar Belakang Hasalah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

I. PENDAHULUAN. Penlbangunan nasional pada kerangka makro hakekatnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tersebut adalah melalui pembangunan. Menurut Tjokroamidjojo

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan salah satu hak manusia yang paling

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

oleh : RUSDIANTO ABIDIN A JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN LNSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

Transkripsi:

~7 '. ->. ' _ V PERIJBAHAN KESEMPATAN KERJA TANIAN DAN PERKEMBANGAN SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN Oleh : Sumiawati A 28.0586 PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILIMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997

Sumiawati. Perubahan Kesempatan Kerja Pertanian Dan Perkembangan Subsektor Tanaman Pangan (Studi Kasus Kabupaten Dati II Bekasi, Jawa Barat). Di bawah bimbingan Umar A.S. Tuanaya. Salah satu sumbangan sektor pertanian dalam perekonomian adalah sumbangan faktor produksi yang dapat diidentiikasikan lebih lanjut dalam bentuk penawaran tenaga kerja bagi sektor nowpertanian. Pembangunan ekonomi dewasa ini dicirikan oleh makin besarnya peranan sektor industri dan menurunnya peranan sektor pertanian. Seiring dengan perkembangan industri, menyebabkan terjadinya perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dan sektor industri. Selama masa Pelita V (1989-1994) terjadi suatu gejala penurunan peranan sektor pertanian yang selama ini menjadi sektor andalan dalarn rnemberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan digantikan oleh sektor industri terutama industri pengolahan. Dalam ha1 pangsanya terhadap penyerapan kesempatan kerja, juga terjadi ha1 yang sama. Pada tahun 1989 persentase penduduk yang bekeja di sektor pertanian masih mencapai 56.2 persen akan tetapi pada tahun 1994 jumlah tersebut menurun hanya rnencapai 49.5 persen sedangkan sektor industri mengalami penarnbahan jumlah tenaga kerja yang bekeja selama waktu tersebut. Ini menggambarkan bahwa telah terjadi perubahan di dalam kesempatan keja sektor pertanian dan sektor industri. Dalam skala yang lebih kecil, ternyata di Kabupaten Dati II Bekasi, Jawa Barat terjadi kecenderungan yang serupa. Selama tahun 1990-an, terjadi perkembangan yang pesat dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bekasi. Laju perturnbuhan ekonomi

Kabupaten Bekasi yang ditunjukkan oleh nilai PDRB-nya selama tahun 1990-1995 menunjukkan kecenderungan peningkatan dari 7.17 persen tahun 1991 menjadi 14.40 persen di tahun 1995 dan jika dibandingkan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat maka terlihat bahwa persentase pertumbuhan PDRB Kabupaten Bekasi melebihi persentase pertumbuhan PDRB Jawa Barat. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat ini dikarenakan makin meluasnya pembangunan kawasan industri di Kabupaten Bekasi sehingga sumbangan sektor tersebut terhadap PDRB Kabupaten Bekasi pun bertambah besar. Kenaikan nilai tambah sektor industri pengolahan di Kabupaten Bekasi mencapai lebih dari 50 persen sedangkan sektor pertanian terus rnengalarni penunman. Subsektor tanaman pangan yang merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Bekasi dalam kurun waktu 1990-1995 ini menunjukkan kecenderungan penurunan dalam distribusinya terhadap PDRB pertanian dari 75.14 persen (1990) menjadi 66.73 persen (1995). Hal ini dapat menyebabkan sulitnya mernpertahankan fungsi Kabupaten Bekasi yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Barat. Penurunan distribusi PDRB subsektor tanaman pangan Kabupaten Bekasi tersebut berkaitan erat dengan timbulnya gejala perubahan sumberdaya yang ada di sektw pertanian dan sektor non-pertanian terutama sektor industri pengolahan. Sumberdaya tersebut berupa sumberdaya lahan dan tenaga kerja. Semakin lama tanah sawah di Kabupaten Bekasi berubah fungsi menjadi tanah darat yang sebagian besar dipergunakan untuk rnembangun industri-industri baru. ini terbukti dengan semakin banyaknya jumlah industri yang ada di Kabupaten Bekasi dari 350 buah industri pada tahun 1990 rnenjadi 574 buah industri di tahun 1995 yang artinya bertambah sebanyak 64 persen selama 1990-1 995

PERUBAHAN KESEMPATAN KERJA PERTANIAN DAN PERKEMBANGAN SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN (Studi Kasus Kabupaten DATI II Bekasi, Jawa Baral) Oleh : SUMIAWATI A 28.0586 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sa jana Pertanian Pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANLAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL. EKONOM PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997