ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang)

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat pada aktif periode, jadi suatu proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

ANALISA SUPPLY DAN DEMAND ANGKUTAN TAKSI DI KOTA MEDAN BERDASARKAN TINGKAT OKUPANSI DAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI PENERAPAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN TANPA BAYAR DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA

BABIII LANDASAN TEORI

PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO)

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENENTUAN TARIF TOL RENCANA RUAS JALAN MANADO-BITUNG

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

Transkripsi:

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: christianyosuacp@gmail.com ABSTRAK Aktifitas pergerakan masyarakat dari kota Tomohon ke kota Manado maupun sebaliknya bisa dikatakan sangat tinggi. Untuk memfasilitasi pergerakan yang sangat tinggi tersebut pemerintah telah menyediakan angkutan umum berupa bus besar. Sayangnya, karena kondisi bus tidak terawat, muncul angkutan lain yang lebih diminati yaitu minibus yang umumnya disebut taxi gelap. Angkutan-angkutan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Penelitian ini bertujuan mencari karakteristik angkutan umum yang ideal untuk rute Manado-Tomohon dengan metode Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung Biaya Operasional dari 4 kendaraan yaitu minibus, bus sedang, bus besar kondisi sekarang dan bus besar kondisi baru. Datadata biaya operasional berupa biaya tetap, biaya variabel dan biaya kepemilikan aset diambil dari kuisioner dan observasi langsung di lapangan. Data data yang didapatkan kemudian dikelompokkan untuk setiap kendaraan dan dibandingkan untuk melihat kendaraan yang biaya operasionalnya paling rendah. Dari hasil penelitian didapatkan biaya operasional kendaraan yaitu minibus Rp. 1092 per km per seat, bus sedang Rp. 472 per km per seat, bus besar kondisi sekarang Rp. 167 per km per seat dan bus besar kondisi baru Rp. 485 per km per seat. Biaya operasional paling rendah adalah bus besar kondisi sekarang. Namun karena umur kendaraan yang sudah tua dan kondisi yang buruk membuatnya tidak ideal lagi. Jadi untuk moda transportasi angkutan umum yang ideal dan memiliki biaya operasional yang paling rendah adalah bus sedang. Kata Kunci: angkutan umum, BOK, karakteristik PENDAHULUAN Kota Manado merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara dengan luas wilayah 15.726 hektar, jumlah penduduk 410.481, jumlah kendaraan mencapai 230.726 unit dan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 7,12 %. Sedangkan kota Tomohon merupakan kota yang terletak pada jarak 25 kilometer dari kota manado dengan luas 114,20 kilometer persegi, jumlah penduduk 91.553 jiwa. (Badan Pusat Statistik, 2009 dan 2010) Dengan jarak relatif tidak terlalu jauh, aktifitas pergerakan masyarakat dari kota Manado ke kota Tomohon maupun sebaliknya bisa dikatakan sangat tinggi. Setiap harinya ada banyak warga yang bergerak dari kota Tomohon ke kota manado mapun sebaliknya. Alasan pergerakan tersebut antara lain perkerjaan, pendidikan, belanja, wisata, dan lain-lain. Untuk memfasilitasi pergerakan yang tinggi tersebut, pemerintah telah menyediakan moda transportasi angkutan umum berupa bus dengan kapasitas 30 penumpang sebagai angkutan antar kota Manado-Tomohon. Moda transportasi berupa bus tersebut sering digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki atau 587

sedang tidak ingin menggunakan kendaraan pribadi. Sayangnya, aktifitas masyarakat yang makin tinggi tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dari bus angkutan umum. Waktu tunggu yang lama, jam keberangkatan yang tak pasti, kenyamanan yang rendah, keamanan yang tidak diperhatikan dan kondisi bus yang tidak terawat membuat moda transportasi ini mulai ditinggalkan. Hal ini juga disebabkan oleh hadirnya taxi gelap yang menawarkan transportasi antar kota yang lebih nyaman, waktu tuggu yang lebih cepat dan juga mudah didapatkan. Sayangnya, karena berstatus ilegal maka keamanan moda tansportasi ini jelas tidak bisa dijamin. Perpindahan moda transportasi antar kota Manado-Tomohon oleh sebagian masyarakat pengguna angkutan umum didasari atas kebutuhan masyarakat berupa angkutan umun yang aman, nyaman, waktu tunggu yang cepat dan jam keberangkatan yang pasti yang tidak lagi diberikan oleh bus angkutan umum. Pengusaha bus angkutan umum beralasan bahwa keadaan bus yang tidak terawat karena biaya operasional yang tinggi dan pendapatan yang rendah. Dengan kata lain, meningkatkan kualitas pelayanan bus dengan tarif saat ini akan membuat mereka merugi. Sedangkan taxi gelap walaupun biaya operasional yang juga tinggi namun katena ber-plat hitam maka kendaraan bisa digunakan untuk aktifitas lain. Bisa dikatakan, mobil pribadi yang digunakan untuk taxi gelap bertujuan untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk mempermudah pembayaran kredit mobil. Jadi, saat ini masyarakat dihadapkan dengan dua pilihan moda transportasi: Bus, yang tidak nyaman, tidak aman, waktu tunggu yang lama, tidak jelas jam keberangkatan namun merupakan angkutan umum yang legal. Atau taxi gelap yang lebih nyaman, lebih cepat waktu tunggunya, mudah didapatkan namun berstatus ilegal sehingga keamanan juga tidak dijamin. Dengan tarif yang hampir sama STUDI PUSTAKA Definisi Transportasi Transportasi didefinisikan sebagai suatu tindakan proses atau hal transportasi atau sesuatu yang ditransportasikan, dan dengan kata kerja to transport berarti memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan kata lain transportasi berarti suatu proses pergerakan atau perpindahan orang dan atau barang dari suau tempat ke tempat lain dengan mempergunakan suatu sistem tertentu untuk maksud atau tujuan tertentu. Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan mereka perlu bergerak dan saling berhubungan dalam hal ini transportasi menjadi bagian integral dari suatu fungsi masyarakat yang menunjukan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif, barangbarang, dan pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi (Morlok, 1991) Angkutan umum penumpang Tujuan keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, nyaman, murah dan cepat. Selain itu keberadaan angkutan umum penumpang membuka lapangan kerja. Jadi, dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti maksud perjalanan, jarak dan waktu tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan serta keselamatan. (Tamin, 2000). Dalam kinerja angkutan umum, selalu ada hubungan yang saling mempengaruhi antara permintaan dan penawaran. Agar terjadi keseimbangan, kepentingan minimum masing-masing hrtus dipenuhi, yaitu pemakai sampai di suatu tempat dengan tarif tertentu, dan penyedia jasa tidak merugi antara permintaan dari penumpang dan biaya yang harus dikeluarkan. Bila ditinjau dari segi lalu lintas, adanya angkutan umum penumpang berarti pengurangan volume lalu lintas pribadi. Hal ini dimungkinkan karena angkutan 588

umu penumpang bersifat flexibel sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan, tetapi juga angkutan umum bersifat massal sehingga biaya angkut dapat dibeban kepada lebih banyak orang sehingga biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin Biaya Operasional Kendaraan Variabel-variabel yang dianggap penting dalam menghitung Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah: Biaya Tetap Upah pengemudi Upah pengemudi didapat dari sisa pendapatan setiap hari setelah dikurangi setoran, biaya pemakaian bahan bakar dan biaya retribusi. Biaya Administrasi Biaya administrasi terdiri dari biaya PKB, KIR, Ijin Usaha, Ijin trayek. Besarnya berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan. Biaya PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) membayar pajak atas kendaraan. Biaya kir pemeriksaan kendaraan secara teknis dapatlayak atau tidak beroperasi di jalan raya. Biaya ijin usaha memperoleh ijin dalam penguahaan kendaraan angkutan umum Biaya ijin trayek memperoleh ijin pengoperasian kendaraan untuk melayani suatu trayek tertentu. Biaya retribusi Biaya yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah setiap kali angkutan umum memasuki terminal. Biaya tidak terduga Biaya ini mencakup biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan pemilik atau pengemudi untuk hal-hal tak terduga tertentu, misalnya pungutan-pungutan tambahan diluar ketentuan. Keuntungan Biaya ini adalah keuntungan bagi pemilik kendaraan. Biaya ini ditetapkan sebesar 10% per tahun dari harga kendaraan. Biaya variabel Biaya Bahan Bakar Biaya minyak pelumas seperti oli mesin, oli transmisi, oli gardan, minyak rem, gemuk/vet. Biaya pemakaian ban Biaya penggantian suku cadang Biaya pemeliharaan seperti servis dan overhaul. Biaya Kepemilikan aset Biaya Depresiasi Biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis kendaraan yang bersamaan dengan bertambahnya waktu. Biaya Bunga Modal dan Angsuran Pinjaman Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman dan bunga bank dengan asumsi bahwa pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan cara kredit dengan modal yang dipinjam dari bank. Penentuan Biaya Operasi Kendaraan : BT (Rp/tahun) =ADM + R+KIR+KIT+PK+AS+UP... (1) Dimana : BT : Biaya tetap ADM : Biaya Administrasi R : Biaya Retribusi KIR : Biaya KIR PK : Biaya Pajak Kendaraan Bermotor AS : Biaya asuransi UP : Upah pengemudi BV (Rp/tahun) = (BBM+MP+SC+BN+MN)/J... (2) Dimana : BV : Biaya Variabel BBM : Biaya Bahan Bakar MP : Biaya Minyak Pelumas SC : Biaya Suku Cadang BN : Biaya Ban MN J : Biaya Pemeliharaan : Jarak yang ditempuh kendaraan per hari. (km) BKA(Rp/tahun) = (M+AK+D)......(3) 589

Dimana : BKA :Biaya Kepemilikan Aset M : Modal AK : Angsuran Kendaraan D : Depresiasi BOK (Rp/tahun) = BT+BV+BKA+K (4) Dimana: BOK: Biaya Operasi Kendaraan BT : Biaya Teta BV : Biaya Variabel BKA : Biaya Kepemilikan Aset METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisa Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dari 4 kendaraan yang akan dihitung. Tahap pertama yaitu mengumpulkan data-data biaya operasional dari keempat kendaraan tersebut. Data diperoleh dari sopir, pemilik kendaraan, dealer, dan kantor-kantor pemerintah terkait. Berikutnya, data-data yang didapatkan divalidasi. Setelah data-datanya valid, data-data tersebut dimasukkan dalam perhitungan untuk mendapatkan biaya tetap, biaya variabel dan biaya kepemilikan aset. Biaya-biaya tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total biaya operasional untuk satu kendaraan. Setelah keempat kendaraan didapatkan biaya operasionalnya, biaya operasional dari setiap kendaraan lalu dibandingkan untuk mencari biaya operasional kendaraan yang paling rendah. HASIL PENELITIAN Gambar 1 Kendaraan Mobil penumpang Bus sedang (kondisi baru) Jenis kendaraan : Isuzu Elf Mikrobus Tahun pembuatan : 2012 Harga beli : Rp. 292.000.000 Kapasitas mesin : 2700cc Kapasitas seat : 20 penumpang Gambar 2 Kendaraan Bus Sedang Bus Besar (Kondisi sekarang) Jenis kendaraan : Mitsubishi Colt FE 74 HD Tahun pembuatan : 1999 Harga beli : Rp. 160.000.000 Kapasitas mesin : 3900cc Kapasitas seat : 30 penumpang Spesifikasi kendaraan Mobil Penumpang Jenis kendaraan : Daihatsu Xenia 1.0 Tahun pembuatan : 2012 Harga beli : Rp. 165.500.000 Kapasitas mesin : 1000cc Kapasitas seat : 7 penumpang Gambar 3 Kendaraan Bus Besar (kondisi sekarang) 590

Bus Besar (Kondisi Baru) Jenis kendaraan : Mitsubishi Colt FE 84 BC Tahun pembuatan : 2012 Harga beli : Rp. 310.000.000 Kapasitas mesin : 3900cc Kapasitas seat : 30 penumpang Gambar 4 Kendaraan Bus Besar (kondisi baru) Hasil perhitungan Biaya Operasional Kendaraan didapat dengan menjumlahkan Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Biaya Kepemilikan Aset. Untuk contoh perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1 Hasil perhitungan menunjukan bahwa biaya operasional kendaraan per seat per kilometer yang terendah adalah jenis kendaraan Bus Besar yang digunakan saat ini. Ini didapat karena usia kendaraan yang sudah melewati umur ekonomis sehingga biaya kepemilikan asetnya menjadi sangat rendah. Namun, jika moda transportasi angkutan antar kota rute Manado-Tomohon diremajakan, diantara 3 kendaraan kondisi baru yang dihitung, Kendaraan yang biaya operasionalnya paling rendah adalah bus sedang PENUTUP Kesimpulan Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa kendaraan angkutan antar kota Rute Manado-Tomohon yang biaya operasionalnya paling rendah diantara tiga kendaraan yang diteliti adalah bus besar yang adalah angkutan saat ini yaitu Rp. 167 per seat per km. Ini disebabkan oleh bus besar sudah melewati masa umur ekonomis sehingga biaya kepemilikan asetnya sangat kecil meskipun biaya variabelnya bukan yang paling rendah. Tetapi, ketika moda transportasi akan diremajakan, dari tiga kendaraan yang dihitung dalam kondisi baru didapatkan biaya operasional kendaraan yang terendah adalah bus sedang dengan biaya operasional kendaraan per seat per kilometer sebesar Rp. 472,-. Sedangkan kendaraan mobil penumpang yang digunakan sebagai taxi gelap memiliki biaya operasional terbesar yaitu Rp. 1092,- Bus besar dalam kondisi baru memiliki biaya operasional Rp. 485,- Kesimpulannya, moda transportasi angkutan antar kota rute Manado Tomohon perlu diremajakan dan moda transportasi yang tepat untuk digunakan adalah adalah bus sedang. Bus sedang memiliki biaya transportasi yang rendah karena dilihat dari karakteristiknya, bus sedang memiliki ukuran yang lebih kecil dari bus besar, dari mobil penumpang sehingga secara keseluruhan, biaya operasionalnya lebih rendah. Tabel 1 Hasil Perhitungan BOK (per km per seat) Jenis Kendaraan Mobil Penumpang Bus Sedang Bus Besar (sekarang) Bus Besar (Baru) Biaya Tetap /km/seat Rp.547 Rp.159 Rp.113 Rp.115 Biaya variabel /km/seat Rp.70 Rp.38 Rp.45 Rp.42 Biaya kepemilikan aset /km/seat Rp.475 Rp.275 Rp.9 Rp.328 Biaya Operasional Kendaraan Rp.1092 Rp.472 Rp.167 Rp.485 591

Dari penelitian ini juga bisa disimpulkan bahwa pengusaha angkutan umum saat ini (bus) enggan meremajakan armada kendaraan angkutannya karena perbedaan biaya operasional yang cukup besar jika mengganti kendaraan saat ini dengan yang baru. Saran Moda transportasi angkutan antar kota rute Manado-Tomohon perlu diadakan peremajaan. Moda transportasi resmi berupa bus besar dengan tarif Rp. 6000 /orang sudah mulai ditinggalkan pengguna karena kondisinya yang sudah tidak terawat, sehingga penumpang tidak merasa nyaman menggunakan bus besar. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya angkutan liar berupa mobil penumpang dengan tarif Rp. 7000 /orang yang ternyata lebih diminati masyarakat walaupun setelah diteliti ternyata memiliki biaya operasional yang besar. Angkutan ini diminati masyarakat karena lebih nyaman dari bus besar dan lebih mudah didapatkan. DAFTAR PUSTAKA Tamin, O. Z. 1998. Pemodelan Optimalisasi Jumlah armada dan Tarif Angkutan Kota di Kota Bandung. Penerbit LPM-ITB. Bandung Tamin. O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportas Jilid 1. Institut Teknologi Bandung Morlok,E K. 1991. Pengantar teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga. Jakarta Badan Pusat Statistik, 2010. Manado 592