DAFTAR PUSTAKA. Andri, K.B Perspektif Pembangunan Wilayah Pedesaan. Inovasi (XVIII): 1-8.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM

LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY

Lampiran 1. Kuesioner Petani

KUESIONER. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Usahatani untuk Petani Mitra. Untuk Mengetahui Keragaan Usahatani Ubi Jalar Varietas AC dan Varietas Bogor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA. Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

PROSPEK PENGEMBANGAN UBIKAYU DALAM KAITANNYA DENGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI TRANSMIGRASI DI DAERAH JAMBI

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR PRODUKSI UBI JALAR DI BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

METODOLOGI PENELITIAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

KUISIONER PENELITIAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

Produksi Per musim tanam (kg)

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,


BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Lampiran 1. Data Petani tebu di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Tebu Yang Luas. Di Usia Pendidikan Lahan.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

IV. METODE PENELITIAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun No Propinsi. Luas Produktivitas Produksi panen

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 505/Kpts/SR.130/12/2005 TENTANG

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN TAHUNAN DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, GIANYAR

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA Andri, K.B. 2006. Perspektif Pembangunan Wilayah Pedesaan. Inovasi (XVIII): 1-8. Anwar, A dan E. Rustiadi. 1999. Desentralisasi Spasial Melalui Pembangunan Agropolitan, dengan Mereplikasi Kota-Kota Menengah-Kecil di Wilayah Perdesaan. Makalah Lokakarya Pendayagunaan Sumberdaya Pembangunan Wilayah di Propinsi Riau, Pekanbaru. Hal. 1-57. Badan Perencana Pembangunan Daerah. 2005. Kabupaten OKU dalam Angka. Kabupaten OKU. 385 Hal. Badan Perencana Pembangunan Daerah. 2005. Laporan Pendahuluan Rintisan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kabupaten OKU. Hal. I1-V7. Badan Pusat Statistik. 2006. Data Potensi Desa. BPS. Jakarta. Daryanto, A. 2004. Keunggulan Daya Saing dan Teknik Identifikasi Komoditas Unggulan dalam Mengembangkan Potensi Ekonomi Regional. Agrimedia 9(2): 51-62. Ertur, OS. 1984. A Growth centre Approach to Agropolitan Development. Iowa State University. USA. HABITAT INTL. Vol 8, No.2, p. 61 and 72. Friedmann, J. dan Douglass, S. 1976. Pengembangan Agropolitan: Menuju Siasat Baru Perencanaan Regional di Asia. Makalah Seminar Industrialization Strategies and the Growth Pole Approach to Regional Planning and Development. The Asian Experience. Nagoya, Japan 4-13 November 1985. Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 380 Hal. Harun, UR. 2004. Perencanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan dalan Sistem Perkotaan Regional di Indonesia. Dalam Rustiadi et al. 2006. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Crespent Press. Bogor. Hal. 32-48. Hastuti, H.I. 2001. Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Agropolitan. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Hal. 1-261. Hendayani, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian 12:1-21.

91 Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Universitas Indonesia. 181 Hal. Mulyani, S. 2007. Kajian terhadap Pendapatan Petani dan Harga Tanah di Kawasan Agropolitan. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Hal. 1-90. Pribadi, DO. 2005. Pembangunan Kawasan Agropolitan Melalui Pembangunan Kota-Kota Kecil Menengah, Peningkatan Efisiensi Pasar Perdesaan dan Penguatan Akses Masyarakat Terhadap Lahan. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Hal. 1-215. Rustiadi, E., S. Hadi, dan W.M. Ahmad. 2006. Konsepsi dan Pengelolaan Agropolitan. Makalah disampaikan pada Rapat Koordinasi Pengembangan Agropolitan di Provinsi Lampung, 13 Juni 2006. Hal. 1-39. Rustiadi, E. dan S. Hadi. 2006. Pengembangan Agropolitan Sebagai Strategi Pembangunan Perdesaan dan Pembangunan Berimbang. Dalam Rustiadi, E., S. Hadi, dan W.M. Ahmad. 2006. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Crespent Press. Bogor. Hal. 1-31. Rustiadi, Ernan, S. Saefulhakim. dan D.R. Panuju. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 231 Hal. Sitorus, S.R.P. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito. Bandung. 186 Hal. Sitorus, S.R.P. 2006. Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 20 Hal. Wibowo, R., 1997, Strategi Industrialisasi Pertanian dan Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan. Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengkajian Sistem Usahatani Spesifik Lokasi Dengan Pendekatan Teknologi Terapan Adaptif, BPPFP Ciawi-Bogor, 14 Maret -12 April 1997.

LAMPIRAN

93 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk petani DAFTAR PERTANYAAN Nama Responden Kelompok Tani Desa Kecamatan Tanggal wawancara Suku/ Daerah : : : : : : I. Karakteristik Keluarga A. Anggota rumah tangga. No Hubungan dengan Kepala Keluarga Jenis Kelamin Umur (tahun) Pendidikan Pekerjaan Menurut Curahan Waktu Utama Sampingan Sumber Pendapatan Utama 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan: Anggota keluarga adalah semua anggota keluarga yang masuk dalam satu unit anggaran belanja (menjadi tanggungan keluarga). 1) kepala keluarga, 2) istri, 3) anak, 4) cucu, 5) lainnya. B. Pengguasaan Lahan. 1. Sawah =... (ha) 2. Tegalan =...(ha) 3. Pekarangan =...(ha) 4. Luas bangunan =...(ha) 5. Kebun =...(ha) Komoditas (1) =... Komoditas (2) =... Komoditas (3) =... Komoditas (4) =...

94 Lampiran 1 (Lanjutan) Bila tanah sewa, berapa sewa per tahun = Rp... 6. Luas penggunaan lahan =...(ha) II. TEKNOLOGI USAHA TANI A. Jenis Komoditi =... B. Umur tanaman =... C. Penggunaan Input Produksi. 1. Penggunaan bibit: Varietas =... Jumlah =... Harga =... Jenis bibit = okulasi/ seed/... Tanam tahun =. Kualitas bibit = berlabel/tidak berlabel 2. Penggunaan pupuk/pestisida (per tahun). Urea = Pemberian. Jumlah Harga... NPK = Pemberian.. Jumlah Harga... KCl = Pemberian.. Jumlah Harga... Kompos = Pemberian.. Jumlah Harga... Pupuk cair = Pemberian.. Jumlah Jenis

95 Lampiran 1 (Lanjutan) Pupuk kandang = jumlah. Harga... Pestisida = jenis.. Jumlah Harga... 3. Biaya angkut bibit =.. /batang D. Biaya Tenaga Kerja. No. Kegiatan 1. Pembersihan 2. Pembuatan lubang 3. Penanaman 4. Pemeliharaan - Penyiangan - Pemupukan - Pengendalian HPT 5. Panen Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) Laki-laki Perempuan Jumlah Upah (Rp.) Tanaman sudah menghasilkan atau belum menghasilkan? E. Produksi. 1. Jumlah yang telah berproduksi =...batang 2. Jumlah produksi/tahun =... 3. Berapa kali panen dalam setahun?... 4. Apakah sudah dilakukan seleksi berdasarkan kualitas? Sudah/ belum 5. Kalau belum, berapa harga per kg? (Harga tingkat petani).... 6. Kalau sudah berapa harga per kelas kualitas per kg? (Harga tingkat petani)...... 7. Fasilitas spesifik apa yang mendukung sistem agribisnis komoditas?... 8. Biaya angkut produk =.../Kg 9. Berapa biaya panen setahun?...

96 Lampiran 1 (Lanjutan) F. Pemasaran. 1. Bagaimana cara menjual hasil panen?... 2. Bagaimana cara pemanenan dan mengangkut hasil panen?...... 3. Dimana hasil panen dijual?... 4. Jarak dari kebun?... 5. Bagaimana system pembayaran, tunai atau dengan system lain?...... 6. Dengan sistem penjualan tersebut, apakah ada permasalahan?...... G. Penerimaan. 1. Pendapatan diluar komoditi perkebunan. Padi (sebutkan) Palawija 2. Pendapatan diluar pertanian? (sebutkan)...... H. Sosial dan Kelembagaan 1. Apakah merupakan anggota kelompok tani?... 2. Apakah merupakan anggota kelompok tani yang aktif atau tidak? 3. Apakah terdapat pertemuan kelompok tani secara rutin?... 4. Apakah manfaat yang diperoleh?... 5. Apakah pernah meminjam uang?... 6. Jika pernah, meminjam kemana?... 7. Bagaimana sistem ikatan bisnisnya?... 8. Apakah ada lembaga lain yang berkaitan dengan pertanian (lembaga tradisional)?...

97 Lampiran 2 Daftar pertanyaan untuk pelaku pemasaran Panduan Wawancara Untuk Pelaku Pemasaran Komoditas yang Diperdagangkan:... I. Karakteristik Responden: Jawaban 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Umur :... Tahun 4. Menikah : 1. Ya 2. Tidak 5. Jumlah anggota keluarga serumah :... Orang 6. Pekerjaan Sampingan : (sebutkan)... FUNGSI PEMASARAN 1. Pembelian produk dilajukan di: (a) Dalam desa (b) Dalam kecamatan (c) Luar Kecamatan dalam kabupaten/kota (d) Luar kabupaten /kota 2. Penjualan kembali produk di: (a) Dalam desa (b) Dalam kecamatan (c) Luar Kecamatan dalam kabupaten/kota (d) Luar kabupaten /kota 2. Masalah yang berkaitan dengan pemasaran?.....

98 Lampiran 2 (Lanjutan) 3. Marjin Pemasaran Marjin Pemasaran : (sebutkan komoditasnya)... No Uraian Harga (Rp/kg) Biaya (Rp/kg) 1. Harga jual petani ----- 2. Harga beli pedagang pengumpul ----- Biaya sortir dan membersihkan ----- Biaya angkut/transportasi ----- Biaya lainnya,... ----- 3. Harga jual pedagang pengumpul ----- 4. Harga beli pedagang besar desa ----- Biaya membersihkan ----- Biaya bongkar muat ----- Biaya susut -----... ----- 5. Harga jual pedagang besar desa ----- 6. Harga beli pedagang besar ----- kecamatan/ Kabupaten Biaya membersihkan ----- Biaya bongkar muat ----- Biaya retribusi -----... ----- 7. Harga jual pedagang besar ----- kecamatan/ Kabupaten 8. Harga beli pedagang pengecer ----- Biaya... -----... ----- 9. Harga beli konsumen ----- %

99 Lampiran 3 Luas areal komoditas perkebunan Kabupaten OKU tahun 2005 No Kecamatan Luas Areal (ha) Karet Sawit Kelapa Kopi Xi. 1 Peninjauan 9.520,00 223,50 626,80 48,00 10.418,30 2 Lubuk Batang 4.863,00 352,00 28,00 310,00 5.553,00 3 Baturaja Timur 5.016,00 0 8,00 74,00 5.098,00 4 Sinar Peninjauan 9.515,00 0 0 0 9.515,00 5 Lubuk Raja 6.446,00 25,00 265,00 0 6.736,00 6 Lengkiti 8.981,00 0 16,00 14.382,00 23.379,00 7 Sosoh Buay Rayap 3.341,00 226,00 16,00 4.153,00 7.736,00 8 Pengandonan 3.386,00 0 69,10 6.647,00 10.102,10 9 Semidang Aji 7,615,00 0 24,00 7.446,00 15.085,00 10 Ulu Ogan 95,00 0 12,74 886,00 993,75 11 Baturaja Barat 1.062,00 0 51,50 108,00 1.221,50 Xij 59.840,00 826,50 1.117,15 34.054,00 95.837,65 Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten OKU.

100 Lampiran 4 Luas areal komoditas perkebunan di Kabupaten OKU tahun 2006 No Kecamatan Luas Areal (ha) Karet Sawit Kelapa Kopi Xi. 1 Peninjauan 9.329,40 224,00 627,00 48,00 10.228,40 2 Lubuk Batang 7.067,00 352,00 31,90 303,00 7.753,90 3 Baturaja Timur 3.305,50 0 8,00 74,00 3.387,50 4 Sinar Peninjauan 9.308,25 0 0 0 9.308,25 5 Lubuk Raja 9.384,25 25,00 273,00 0 9.682,25 6 Lengkiti 8.922,00 0 18,00 14.382,00 23.322,00 7 Sosoh Buay Rayap 3.761,00 226,00 25,00 4.153,00 8.165,00 8 Pengandonan 3.396,00 0 63,00 6.640,00 10.099,00 9 Semidang Aji 3.881,75 0 176,00 7.445,00 11.502,75 10 Ulu Ogan 463,00 0 14,00 886,00 1.363,00 11 Baturaja Barat 1.058,00 0 51,00 106,00 1.215,00 Xij 59.876,15 827,00 1.286,90 34.037,00 96.027,05 Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten OKU.

101 Lampiran 5 Analisis marjin tataniaga karet. No. Uraian Nilai Rp/ Kg 1. Petani a. Biaya pasca panen 750 b. Biaya pemasaran 500 1.250 Harga Bersih Petani 7.250 Harga jual petani 8.500 2. Pedagang Pengumpul a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya transportasi - Biaya membersihkan Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Pengumpul 3. Pedagang Besar Desa a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya membersihkan - Biaya bongkar muat - Biaya susut Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Besar Desa 4. Pedagang Besar Kecamatan a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya membersihkan - Biaya bongkar muat - Biaya retribusi Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Besar Kecamatan (Harga Pabrik) Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Pemasaran Sumber: Hasil olahan data primer. 8.500 (%) 65,54 500 200 700 300 1.000 9.500 7,69 9.500 250 600 300 1.150 350 1.500 11.000 11,54 11.000 400 800 300 1.500 500 2.000 13.000 15,23 4.600 1.150 4.500

102 Lampiran 6 Analisis marjin tataniaga kelapa sawit. No. Uraian Nilai Rp/ Kg 1. Petani a. Biaya pasca panen 200 b. Biaya pemasaran 300 500 Harga Bersih Petani 600 Harga jual petani 1.100 2. Pedagang Pengumpul a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya transportasi Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Pengumpul 3. Pedagang Besar Desa a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya bongkar muat - Biaya susut Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Besar Desa (Harga Pabrik) Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Pemasaran Sumber: Hasil olahan data primer 1.100 (%) 55,00 100 100 400 500 1.600 25,00 1.600 75 50 125 275 400 2.000 20,00 725 675 900

103 Lampiran 7 Analisis marjin tataniaga kelapa. No. Uraian Nilai Rp/ Kg (%) 1. Harga jual petani a. Biaya pasca panen b. Biaya pemasaran Harga Bersih Petani 1.800 450 400 850 950 72,0 2. Pedagang Pengumpul c. Harga beli d. Marjin biaya total - Biaya bongkar muat - Biaya sortasi - Biaya penjemuran ulang - Biaya transportasi - Penyusutan Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Pengumpul Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Pemasaran Sumber: Hasil olahan data primer. 1.800 100 100 75 100 50 425 275 700 2.500 28,0 1.275 275 700

104 Lampiran 8 Analisis marjin tataniaga kopi. No. Uraian Nilai Rp/ Kg (%) 1. Petani a. Biaya pasca panen b. Biaya pemasaran Harga Bersih Petani Harga jual petani 350 400 750 8.250 9.000 66,67 2. Pedagang Pengumpul a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya transportasi - Biaya sortir - Biaya penjemuran Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Pengumpul 3. Pedagang Besar Desa a. Harga beli b. Marjin biaya total - Biaya membersihkan - Biaya bongkar muat - Biaya susut Keuntungan Bersih Marjin Pemasaran Harga Jual Pedagang Besar Desa Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Pemasaran Sumber: Hasil olahan data primer 9.000 100 400 150 650 1.850 2.500 11.500 11.500 350 400 200 950 1.050 2.000 13.500 2.350 2.900 4.500 18,52 14,81

Gambar 1 Peta administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Gambar 4 Peta kesesuaian lahan untuk komoditi karet di Kabupaten OKU.

Gambar 5 Peta kesesuaian lahan untuk komoditi kelapa sawit di Kabupaten OKU.

Gambar 6 Peta kesesuaian lahan untuk komoditi kelapa di Kabupaten OKU.

Gambar 7 Peta kesesuaian lahan untuk komoditi kopi di Kabupaten OKU.