BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar tahun 2008 terjadi krisis keuangan global di Amerika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)

I. PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

perbankan semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilakukan arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. (Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:57 dalam Novita dkk, 2014). Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dampaknya adalah perusahaan yang berskala kecil akan mengalami. krisis keuangan dalam perusahaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang diterapkan, khususnya dalam bidang keuangan. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Memprediksi kondisi financial distress perusahaan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. modal mengalami suatu fenomena dimana pasar modal mulai menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan pada perekonomian global, terjadi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dan berguna bagi semua pemakai laporan serta pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaan-perusahaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. potensi kebangkrutan. Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari penurunan sektor industri di Bursa Efek Indonesia yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ( BURSA EFEK INDONESIA )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

2015 PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Amerika. Adanya krisis ekonomi global yang melanda negara-negara di Benua

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. menentu menyebabkan banyak perusahaan tiba-tiba mengalami. ketatnya persaingan adalah PT. Pegadaian (Persero) Tbk. PT.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tahun 2008 terjadi krisis keuangan global di Amerika Serikat yang dampaknya menjalar sampai keseluruh dunia, termasuk negara berkembang yaitu Indonesia. Kondisi ini berdampak pada entitas bisnis, diantaranya kelangsungan hidup susatu perusahaan. Krisis keuangan yang terus berlangsung menyebabkan macetnya sistem keuangan dunia sehingga menyebabkan merosotnya aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Merosotnya perekonomian dunia ini tentunya akan sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi yang tidak menentu tersebut menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin ketat. Dengan ketatnya persaingan tersebut berujung pada peningkatan jumlah perusahaan yang akan bangkrut dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Berdasarkan data dari GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia) pengolahan bukan migas khususnya makanan dan minuman secara berturut-turut mengalami penurunan dari periode 2006-2008 sebesar 5,05% dan 2,34%. Sedangkan tahun 2009 karena krisis global pertumbuhannya hanya 7%. Untuk 2010 diperkirakan akan tumbuh 10%. 1

2 Penurunan pertumbuhan ekonomi membuat beberapa perusahaan mengalami kesulitan keuangan akibatnya perusahaan tersebut sulit dalam melakukan segala aktivitas rutinnya dalam rangka menghasilkan keuntungan. Keadaan ini yang dirasakan PT Davomas Abadi Tbk (DAVO), emiten kakao olahan, mencatatkan rugi bersih di kuartal III 2011 sebesar Rp 122 miliar dibanding laba bersih Rp 108 miliar pada kuartal III 2010. Rugi bersih itu terjadi seiring dengan penurunan penjualan perseroan serta kenaikan beban bunga. Kesulitan akan keuangan juga dirasakan PT. Ultrajaya Milk Indsutry & Trading Company membukukan penurunan laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan 2013 laba bersih perseroan tercatat Rp 325,13 miliar dan turun menjadi Rp 353,43 miliar di tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi karena adanya kenaikan beban dibandingkan pendapatan. Perusahaan yang berada dalam kondisi kesulitan keuangan memiliki resiko kebangkrutan yang lebih tinggi. Untuk mencermati hal ini perusahaan dapat memilih cara penyelesaian dengan melakukan restrukturisasi atau melakukan likuidasi. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam

3 pengambilan keputusan yang ekonomis. Karena informasi sangat berguna maka data yang digunakan sebagai informasi harus dianalisis. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan serta hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Tingkat kesehatan perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan dan untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan. Penelitian mengenai kebangkrutan dipelopori oleh Beaver (1976) dalam Daulat Sihombing (2008) yang membuktikan bahwa secara empiris rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kegagalan perusahaan. dalam penelitiannya, Beaver menggunakan 30 jenis rasio keuangan yang digunakan pada 79 pasang perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut. Menggunakan univariate discriminant analysis sebagai alat uji statistik untuk menentukan rasio mana yang paling baik digunakan sebagai prediktor. Kelima rasio itu terdiri dari cash flow to total debt ratio, net income to total assets ratio, current assets to current liabilities ratio, total debt to total assets ratio, dan working capital to total assets ratio. Beaver menyimpulkan bahwa rasio working capital/total assets dan net income/total assets mampu membedakan perusahaan yang akan bangkrut dengan yang tidak bangkrut dengan akurasi masing-masing sebesar 90% dan 88% dari sampel yang digunakan.

4 Altman (1968) dalam Dwi Fitriani Ardie (2010) memiliki sampel 66 perusahaan manufaktur yang terdiri dari 33 perusahaan yang bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Selanjutnya dipilih variabel (ratio) yang potensial untuk dievaluasi yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok yaitu liquidity, profitability, leverage, solvency, dan activity. Dari 22 variabel tersebut kemudian dipilih 5 variabel yang merupakan kombinasi terbaik dalam memprediksi kebangkrutan. Dengan menggunakan multivariate discriminant analysis (MDA) hasil analis menunjukkan bahwa rasio keuangan dengan tingkat keakuratan 95% setahun sebelum perusahaan bangkrut. Tingkat keakuratan tersebut turun menjadi 72% untuk periode 2 tahun sebelum bangkrut, 29% untuk periode 4 tahun sebelum bangkrut, dan 36% untuk periode 5 tahun sebelum bangkrut. Jones dan Henser (2004) menggunakan mixed logit model untuk memprediksi keadaaan financial distress dari suatu perusahaan dengan memasukkan data perusahaan yang tidak gagal, insolvent, dan yang telah masuk file kebangkrutan. Beaver et.al (2005) menggunakan hazard model untuk meneliti kemampuan laporan keuangan untuk memprediksi kebangkrutan. Sedangkan di Indonesia penelitian mengenai kebangkrutan telah dilakukan oleh Surifah (2002), Almilia dan Kristijadi (2003), Almalia (2004), Almalia (2006). Penelitian kebangkrutan di Indonesia dilakukan oleh Surifah (2002) menguji rasio keuangan dengan menggunakan teknik statistik

5 univariate analysis untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan publik pada masa krisis ekonomi. Almalia dan Kristijadi (2003) menguji rasio keuangan dengan menggunakan logistic regression untuk memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur. Almalia (2004) menguji rasio keuangan lagi dengan menggunakan teknik statistik yang sama pada semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan pada tahun 2006 Almalia melakukan penelitian kembali yang dapat memprediksi tekanan keuangan pada badan usaha manufaktur dengan menyertakan rasio keuangan dari laporan arus kas dengan menggunakan teknik statistik multinomial logit. Penelitian Almalia (2006) ini didukung dengan penelitian Asyik yang berjudul Tambahan Kandungan Rasio Arus Kas menunjukkan bahwa informasi yang terkandung dari laporan arus kas yang selama ini belum banyak dimanfaatkan untuk penilaian kinerja keuangan. Berdasarkan keadaan diatas permasalahan menjadi menarik, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk menguji variabel rasio keuangan dapat memprediksi perusahaan bangkrut atau tidak bangkrut, sehingga dari pengamatan rasio keuangan maka akan dihasilkan model prediksi kebangkrutan untuk sebuah perusahaan. Dengan adanya kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil tersebut penulis dalam penelitiannya mengambil judul MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011.

6 B. Perumusan Masalah Beberapa penelitian yang tidak konsisten memberikan dorongan untuk melakukan penelitian guna memberikan informasi yang lebih relevan dengan kondisi saat ini, maka berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Rasio keuangan apa saja yang dominan dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011? 2. Model prediksi kebangkrutan manakah dari Model Prediksi 1 tahun sebelum kebangkrutan (MP1) dan Model Prediksi 2 tahun sebelum kebangkrutan (MP2) yang merupakan alat prediksi terbaik untuk kebangkrutan perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi rasio keuangan yg paling dominan dalam memprediksi kebangkrutan. 2. Menyajikan model prediksi kebangkrutan terbaik untuk perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

7 3. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian prediksi kebangkrutan ini diperlukan bagi para peneliti, perusahaan, investor dan akademis hal ini karena sebagai berikut : a. Peneliti Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan dapat mempertajam dalam pikir ilmiah dengan menerapkan teori yang telah diperoleh selama masa studi serta menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman. b. Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, sekaligus dapat membuat perusahaan melakukan perbandingan kinerja dengan perusahaan pesaing sehingga keuangan perusahaan tetap sehat dan tidak menurun sehingga kesulitan keuangan dapat dihindari. c. Investor Informasi adanya prediksi kebangkrutan perusahaan memberi masukan dalam menanamkan modal mereka. Apakah mereka akan terus menanamkan modal atau menghentikan atau membatalkan penanaman modal mereka ke perusahaan, hal ini tidak diinginkan oleh para inverstor dalam mengalami kerugian akibat mereka salah menanamkan modal.

8 d. Akademis Menggunakan penelitian prediksi kebangkrutan untuk melakukan eksperimen hipotesis yang berbeda dan sebagai bahan tambahan informasi referensi bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.