BAB II LANDASAN TEORI. rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir,2002;23).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suku bunga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat saving

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB II LANDASAN TEORI. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

SIMPANAN BAGI HASIL DI BANK

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia. Al-Qur`an dan As-sunnah sebagai sumber hukum Islam.

BAB III TELAAH PUSTAKA. berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23). Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat dikatakan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja maupun kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

24 Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 jenis-jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: 1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum juga sering disebut bank komersil (commercial bank). b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikan Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

25 3. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah: a. Bank Milik Pemerintah Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh: BRI, BNI, BTN dan BPD. b. Bank Milik Swasta Nasional Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh: Danamon, Bank Niaga, BCA, Muamalat dan sebagainya. c. Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham-saham pada bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia. d. Bank Milik Asing Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh: ABN AMBRO Bank, City Bank, Hongkong Bank, Bangkok Bank dan sebagainya.

26 4. Dilihat dari Segi Status Status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas layanannya. Status bank yang dimaksud adalah : a. Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing. Contoh: transfer ke luar negeri, pembukaan dan pembayaran letter of credit serta transaksi lainnya. b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 5. Dilihat dari Segi Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terdiri dari : a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah.

27 2.2. Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum menjalankan usaha di bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan, sebagai lembaga keuangan, dalam menjalankan usahanya di bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga keuangan. Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya di bidang jasa perbankan, yaitu : a. Bank Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia merupakan bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia, dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank konvensional menggunakan dua metode yaitu: 1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi

28 dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread (Kasmir, 2002; 38). 2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan Barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah. Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan fungsi perbankan yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan sistem bunga. Bank konvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvensional dapat digolongkan sebagai transaksi riba (Rodoni dan Hamid, 2007; 14).

29 2.3. Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Tabel 2.1. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah NO ITEM BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH 1. Bunga Berbasis bunga Berbasis revenue/profit loss sharing 2. Resiko Anti risk Risk sharing 3. Operasional Beroperasi dengan Pendekatan Beroperasi dengan pendekatan sektor riil sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor riil 4. Produk Produk tunggal (kredit) Multi produk (jual beli, bagi hasil, jasa) 5. Pendapatan Pendapatan yang diterima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan 6. Negative Spread 7. Dasar Hukum Mengenal negative Spread Bank Indonesia dan pemerintah Tidak Mengenal negative spread Al-quran, sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia dan pemerintah 8. Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidak jelasan (gharar) 9. Operasional -Dana masyarakat (dana pihak ketiga/dpk) berupa titipan simpanan yang harus dibayar -Dana masyarakat (dana pihak ke tiga/dpk) berupa titipan (wadiah dan investasi

30 bunganya pada saat jatuh tempo -Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan, aspek halal tidak menjadi pertimbangan agama 10. Aspek sosial Tidak diketahui secara tegas 11. Organisasi Tidak memiliki dewan pengawas syariah (DPS) (mudharabah) yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu -Penyaluran dana (financing) Pada usaha yang halal dan menguntungkan Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi Harus memiliki dewan pengawas syariah 12. Uang Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran Sumber : Rodoni dan Hamid (2008). 2.4. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk urusan dagang. Firman Allah dalam surat 73 ayat 20, mereka bepergian di muka bumi mencari karunia Allah. disebut juga qiradh yang berasal dari kata alqardhu yang berarti al qath u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antar dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

31 pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Landasan hukum, Al Quran : Dan jika dari orang0orang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT (Q.S. al-muzzamil (73):20). Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT (Q.S. al-jumuah (63):10) Al-Hadis: Diriwayakan dari Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke miktra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang erbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi aturan tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya (H.R. Thabrani). Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang didalmnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukkan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (H.R. Ibnu majah no. 2280, kitab At Tijarah). Teknik Perbankan a) Jumlah modal yang harus diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal; harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila

32 modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakai bersama. b) Hasil pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara: Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing) c) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpanan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penalahgunaan dana. d) Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. e) Jika nasabah cidera dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban dapat dikenakan sanksi administrasi. 2.4.1. Macam-macam Mudharabah 1. Al-Mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.

33 Teknik Perbankan a) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan oleh penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. b) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan atau alat penarikan lainnya kepada penabung. untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. c) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negatif. d) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati 1,3,6,12 bulan. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru. e) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan dan deposito tetao berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

34 2. Al-Mudharabah Muqayyadah : 1) Al-Mudharabah muqayyadah on Balance Sheet. Mudharabah muqayyadah on Balance Sheet adalah akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola dana untuk melakukan usaha, dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Teknik Perbankan a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank, wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus. b) Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. c) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya. d) Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. 2) Akad mudharabah muqayyadah off Balance Sheet. Mudharabah muqayyadah off Balance Sheet adalah akad dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat

35 menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya. Teknik Perbankan a) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicatat pada porsi tersendiri dalam rekening administrasi. b) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamantkan oleh pemilik dana. c) Bank Menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.

36 Secara umum, aplikasi perbankan al mudharabah dapat digambarkan sebagaiberikut : PERJANJIAN BAGI HASIL NASABAH (Mudharib) KEAHLIAN/ MODAL KETRAMPILAN 100% BANK (Shahibul Maal) PROYEK / USAHA NISBAH NISBAH X % Y % Pengambilan PEMBAGIAN KEUNTUNGAN Modal Pokok MODAL Gambar 2.1 Skema al Mudharabah 2.8. Pengertian bagi hasil Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan nisbah dalam perjanjian antara deposan dengan mudharib. Nisbah bagi hasil ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yaitu antara mudharib (pengelola) dan shahibul al-mal (pemilik harta) yang bermudharabah. Mudharib mendapat imbalan atas kerjanya, sedangkan shahbul al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya. Pengertian lain menyatakan bahwa bagi hasil atau

37 profit lost sharing adalah suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Pembagian hasil ini dapat terjadi antar bank dengan nasabah, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah, lebih prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasr baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak pembiayaan (Muhammad, 1999). Dalam pembagian keuntungan berdasarkan nisbah ini ada 2 landasan : 1) Prosentase Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal Rp tertentu. Nisbah keuntungan itu misalnya adalah 50:50, 70:30 atau 60:40 atau bahkan 99:1. Jadi keuntunagan nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi setoran modal; tentu dapat saja bila nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal. 2) Bagi Untung dan Bagi Rugi Dalam kontrak ini, return dan timing cash flow kita tergantung kepada kinerja sector riilnya. Bila laba bisnisnya besar, kedua belah pihak mendapat bagian yang besar pula. Bila laba bisnisnya kecil, mereka mendapat bagian yang kecil juga. Filosofi ini hanya dapat berjalan jika nisbah ditentukan dalam bentuk prosentase, bukan dalam bentuk nominal Rp tertentu. 2.9. Pengertian bunga

38 Badr Ad Din Al Ayni dalam bukunya Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari mengatakan prinsip riba atau bunga adalah penambahan. Menurut syariah, riba berarti penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil (Mathba a al Amira, 1310 II, Vol V, hlm. 436). Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Secara umum riba adalah pengambilan tambahan yang harus dibayarkan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atua bertentangan dengan prinsip muamalat dalam islam (Antonio, 1999. 59). 2.9.1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Tabel 2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Bagi hasil Penentuan besarnya rasio atau nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat

39 sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk Islam. Sumber: Antonio, 1999 sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. 2.5. Teori Keynes tentang tingkat bunga Keynes dalam teori menyebutkan bahwa, tingkat bunga di tentukan oleh permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjagajaga dan spekulasi (boediono, 1982:82). Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi. 2.6. Teori klasik tentang tingkat bunga (Loanable Funds) Tabungan, simpanan menurut teori klasik (teori yang dikemukakan kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo) adalah fungsi tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran

40 untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah harga dari (penggunaan) loanable funds, atau bisa diartikan sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik, bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil, alasannya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. 2.7. Teori Permintaan Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan, sedangkan permintaan akan suatu barang adalah jumlah barang yang bersangkutan yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu tertentu. Pada penelitian ini barang diumpamakan adalah Deposito mudharabah dan harga dari suatu pasar adalah bunga dan. bagi hasil.

41 Permintaan pasar itu permintaan agregat untuk suatu komoditi yang menunjukkan jumlah alternatif dari komoditi yang diminta per periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh semua individu di dalam pasar. Jadi permintaan pasar untuk suatu komoditi tergantung pada semua faktor yang menentukan permintaan individu dan selanjutnya pada jumlah pembeli komoditi tersebut di pasar. Secara geometris kurva permintaan pasar untuk suatu komoditi diperoleh melalui penjumlahan horizontal dari semua kurva permintaan individu untuk komoditi tersebut (Salvatore). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan deposito mudharabah yaitu : a. Bunga b. Bagi Hasil Hubungan permintaan menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah output yang diminta akan turun dan sebaliknya, jika harga turun maka output yang diminta akan naik. Artinya jika harga atau bunga bank umum mengalami kenaikan maka permintaan akan deposito mudharabah akan berkurang atau menurun dan sebaliknya, jika bagi hasil lebih besar dari bunga bank umum maka permintaan akan deposito mudharabah meningkat karena nasabah bersifat profit motif. Jika dilihat dari sisi permintaan akan deposito maka hubungan antara bunga dengan deposito mudharabah adalah negatif. Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.

42 Fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut: Qdx = f ( Px, Py ) Keterangan : Qdx Px Py : Deposito Mudharabah : Bunga : Bagi hasil Dari fungsi permintaan diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah antara lain bunga dan bagi hasil. Hubungan antar variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bunga Apabila bunga pada bank umum mengalami kenaikan maka permintaan akan deposito mudharabah akan mengalami penurunan sedangkan jika bunga itu menurun maka permintaan akan deposito mudharabah bertambah atau meningkat. 2. Bagi hasil Bagi hasil disini adalah diasumsikan sebagai substitusi atau pembanding suku bunga pada bank umum dimana keinginan masyarakat dalam mendepositokan dananya adalah bersifat profit motif yang mana ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Hubungan yang terjadi adalah apabila tingkat bagi hasil yang diberikan mengalami kenaikan maka volume deposito mudharabah juga akan meningkat dan sebaliknya jika bagi hasil yang diberikan menurun maka volume deposito mudharabah menurun.