BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang dimiliki (merupakan input) digunakan atau diproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan suatu negara. Perkembangan ekonomi di Indonesia mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efisien dan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak. baru yang tumbuh membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dan. alternatif prosedur yang tersedia untuk meminimumkan biaya dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan. Persediaan dapat ditemukan pada perusahaan dagang dan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan strategi agar dapat mempertahankan posisi di tengah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Harahap (2007) debt to equity ratio adalah rasio yang menggunakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau diproses untuk menghasilkan barang atau jasa yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi para pelanggan yang menggunakannya. Persediaan merupakan asset (aktiva) yang sangat penting baik dalam jumlah maupun perannya dalam kegiatan operasional perusahaan, khususnya bagi perusahaan manufaktur. Salah satu contoh aktiva adalah persediaan. Persediaan yang tidak memadai akan menyebabkan perusahaan tidak mampu memenuhi keinginan para pelanggannya pada suatu periode tertentu, selain itu perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya bisa diperoleh. Pada perusahaan manufaktur setidaknya terdapat tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan barang jadi. Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi, dan atau dalam perjalanan. Cushing dan LeClere (1992) menemukan bahwa 20% dari total assets adalah berupa persediaan. Kieso (2008:402) menyatakan bahwa persediaan merupakan pos-pos yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan ganda yaitu sebagai unsur harga pokok penjualan di dalam laporan laba rugi dan sebagai unsur aktiva 1

Bab I Pendahuluan 2 lancar di dalam neraca. Tujuan utama dari metode persediaan adalah untuk memilih asumsi arus biaya yang paling mencerminkan laba periodik yang sesuai kondisi yang berlaku. Oleh karena itu persediaan yang dimiliki selama satu periode harus dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Oleh karena itu, suatu perusahaan memerlukan suatu metode akuntansi penilaian persediaan yang terbaik karena akan berpengaruh terhadap nilai persediaan akhir pada neraca dan pengaruhnya terhadap laba rugi perusahaan. Pemilihan metode akuntansi persediaan yang diberlakukan di Indonesia antara lain yaitu First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO), dan rata-rata tertimbang (weighted average). Namun UU Perpajakan Indonesia No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan hanya mengakui metode FIFO dan weighted average. Metode akuntansi FIFO menggambarkan karakteristik increasing income. Dalam kondisi harga terus meningkat, metode FIFO akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang tinggi dan harga pokok penjualan yang rendah, sehingga laba bersih akhirnya menjadi tinggi. Berbeda dengan LIFO akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan harga pokok penjualan yang tinggi, sehingga laba bersihnya menjadi rendah. Sementara metode weighted average menghasilkan nilai yang berada diantara nilai kedua metode tersebut. Nilai persediaan akan tercantum di neraca sebagai salah satu aktiva lancar. Penggunaan metode akuntansi persediaan dijelaskan pada catatan atas laporan keuangan. Terdapat pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut yaitu antara lain investor, pemerintah, manajemen, karyawan dan konsumen.

Bab I Pendahuluan 3 Sehubungan dengan persediaan, investor ingin mengetahui apakah sumber daya yang telah mereka investasikan memberikan nilai ekonomis atau sebaliknya. Penyajian informasi mengenai persediaan akan membantu para investor serta pemakai lainnya untuk memprediksi arus kas dimasa yang akan datang. Dalam kegiatan perusahaan sehari-hari, jumlah persediaan yang tersedia akan mendukung arus kas masuk melalui penjualan. Dalam kegiatan normal, jumlah persediaan yang ada akan mempengaruhi jumlah kas yang diperlukan selama periode berikutnya untuk mendapatkan barang yang akan dijual selama periode tersebut. Persediaan dapat memprediksi baik arus kas masuk dari penjualan maupun arus kas keluar yang diperlukan karena pembelian barang. Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan perlu diperhatikan seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri, modal saham maupun dengan utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Berdasarkan Balance Theory yang dikemukakan oleh (Myers, 1984 ; Bringham, 1999 dalam Muhammad Rizal, 2002) perusahaan mendasarkan diri pada keputusan suatu struktur modal yang optimal. Struktur modal optimal dibentuk dengan menyeimbangkan keuntungan dari penghematan pajak atas penggunaaan utang terhadap biaya kebangkrutan. Keputusan pendanaan berkaitan dengan pencapaian capital structure yang optimum, yang merupakan kombinasi antara utang dan ekuitas. Menurut Ferri & John (1979 dalam Muhammad Rizal, 2002) struktur

Bab I Pendahuluan 4 keuangan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain klasifikasi industri, ukuran perusahaan, risiko bisnis (business risk), & operating leverage. Struktur modal ini sangat erat hubungannya dengan risiko yang dihadapi perusahaan. Kebijakan utang yang berlebih tidak terlalu baik karena akan meningkatkan potensi gagal bayar (default), tetapi kebijakan ekuitas yang berlebih juga bukan merupakan kebijakan yang baik, karena akan menghilangkan manfaat dari financial leverage. Utang bermanfaat bagi perusahaan karena memberikan pengurangan pajak dengan adanya pembayaran bunga, sehingga memungkinkan perusahan memperoleh EPS lebih tinggi, oleh karena itu manajer keuangan harus memperhatikan kombinasi yang baik dari struktur modal yang akan digunakan, dengan kata lain struktur modal yang optimum adalah meminimumkan weighted average cost of capital (WACC) dengan mempertahankan utang perusahanan pada level tertentu yang dapat mendorong masuknya dana baru untuk perusahaan. Konsep ini berhubungan dengan bagaimana perusahaan dapat mengatur perilaku pendanaannya sedemikain rupa, sehingga dapat menghasilkan EPS yang tinggi dan kemudian dapat dihubungkan dengan PER. Untuk mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah memperoleh keuntungan, investor akan berharap mendapatkan bagian dalam laba perusahaan. Earnings per share (EPS) merupakan rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap lembar sahamnya, sedangkan price earnings ratio (PER) merupakan apresiasi pasar terhadap perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut penelitian Rustardy et al. (2004) yang menguji pengaruh pemilihan metode akuntansi persediaan terhadap price earnings ratio, dengan menggunakan 68

Bab I Pendahuluan 5 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dulu Bursa Efek Jakarta (BEJ), sebelum tahun 1996 untuk periode 1996 sampai 2002, disimpulkan bahwa metode akuntansi persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap price earnings ratio dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian lain oleh Akustia Kanam (2006) yang menguji pengaruh penerapan metode akuntansi persediaan FIFO dan average terhadap price earnings ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dulu Bursa Efek Jakarta (BEJ), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan price earnings ratio yang signifikan antara perusahaan yang menggunakan metode akuntansi persediaan FIFO dengan average. Elisabeth (2007) menggunakan 14 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dulu Bursa Efek Jakarta (BEJ), pada tahun 2004, untuk mengetahui pengaruh pemilihan metode akuntansi persediaan dan pertumbuhan aktiva terhadap price earnings ratio. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemilihan metode akuntansi persediaan dan pertumbuhan aktiva terhadap price earnings ratio. Alvine (2008) dalam penelitiannya tentang pengaruh metode akuntansi persediaan, pertumbuhan aktiva dan struktur modal terhadap price earnings ratio menggunakan 15 perusahaan manufaktur terdaftar di BEI menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode akuntansi persediaan terhadap price earnings ratio, tetapi terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap price earnings ratio, serta terdapat pengaruh secara simultan antara metode akuntansi persediaan, pertumbuhan aktiva, dan struktur modal terhadap price earnings ratio.

Bab I Pendahuluan 6 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode akuntansi persediaan terhadap price earnings ratio (PER), akan tetapi tidak dapat memberikan hasil yang konsisten antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi penelitian ini. Oleh karena hal itu, peneliti bermaksud untuk menguji kembali apakah metode akuntansi persediaan dan stuktur modal tetap akan berpengaruh secara simultan terhadap price earning ratio dengan periode waktu yang berbeda. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh pemilihan metode akuntansi persediaan berdasarkan metode FIFO, rata-rata tertimbang (weighted average) dan struktur modal dengan menggunakan rasio solvabilitas untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh utangnya yaitu Long Term Debt To Equity terhadap Price Earnings Ratio (PER). Penelitian ini berjudul Pengaruh Metode Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal terhadap Price Earnings Ratio 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah metode akuntansi persediaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio.

Bab I Pendahuluan 7 2. Apakah struktur modal secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio. 3. Apakah metode akuntansi persediaan dan struktur modal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio. 4. Seberapa besar pengaruh metode akuntansi persediaan dan struktur modal baik secara parsial maupun secara simultan terhadap price earnings ratio. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang diuraikan sebelumnya maka maksud melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Metode Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal terhadap Price Earnings Ratio. Sedangkan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah metode akuntansi persediaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio. 2. Untuk mengetahui apakah struktur modal secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio. 3. Untuk mengetahui apakah metode akuntansi persediaan dan struktur modal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earnings ratio. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode akuntansi persediaan dan struktur modal baik secara parsial maupun secara simultan terhadap price earnings ratio.

Bab I Pendahuluan 8 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan pemahaman mengenai pengaruh metode akuntansi persediaan, struktur modal, terhadap price earnings ratio dalam kaitannya dengan dunia nyata di perusahaan manufaktur. 2. Bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan industri barang konsumsi, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam memilih metode persediaan dan pemilihan struktur modal dengan baik yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta mengetahui pengaruh metode akuntansi persediaan dan struktur modal terhadap price earnings ratio. 3. Bagi masyarakat akademis, menjadi bahan referensi atau pertimbangan dalam melakukan penelitian mengenai pemilihan metode akuntansi persediaan, struktur modal, dan price earnings ratio.