BAB V CATATAN PRODUKSI Proses pengerjaan film dokumenter MEANINGFUL ini memakan waktu kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan pada akhir desember 2015 dengan rincian sebagai berikut : A. PROSES PRA PRODUKSI Awal mula penulis menentukan untuk mengerjakan tugas akhir adalah pada awal bulan juni 2014, tapi penulis belum mendapatkan ide yang menarik untuk tugas akhir. Hingga pada bulan agustus 2014 ada teman dari penulis yang bernama Jajang memperlihatkan sebuah video pendek tentang karyanya. Penulis tidak bisa menangkap maksud dari video tersebut, hingga Jajang menjelaskan bahwa video tersebut adalah video performance art. Setelah itu penulis menyadari ternyata ada satu lagi seni yang belum penulis ketahui. Dari situ lah muncul ide untuk mengerjakan tugas akhir tentang performance art. Sebelum penulis mengembangkan ide tersebut kedalam proposal tugas akhir, penulis melakukakn obsevasi terlebih dahulu dengan mempertontonkan video performance art dari jajang kepada teman teman mahasiswa yang tidak memiliki background seni. Hasilnya teman teman mahasiswa juga sama tidak 105
mengerti video tersebut, dan ini menjadi fondasi utama penulis untuk mengembangkan ide menjadi sebuah proposal tugas akhir. Setelah melakukan observasi, penulis langsung melakukan riset internet, literatur, artikel, dan buku-buku. Dari hasil riset internet dan artikel penulis menemukan hal yang sama pada saat penulis melakukan obsevasi yaitu tidak semua orang mengenal performance art bahkan sangat jarang sekali. Penulis kembali mengembangkan riset untuk mencari teori-teori tentang performance art melalui buku-buku. Penulis agak kesulitan dalam riset buku dikarenakan buku-buku tentang performance art sangat jarang ditemui di Solo. Akhirnya penulis dibantu dengan Jajang mulai menjalin hubungan dengan performer yang ada di UNS yang mana adalah teman-teman dari Jajang. Penulis akhirnya mendapatkan beberapa buku dari teman-teman performer. Riset melalui internet dan buku sudah mengawali perjalan penulis untuk menyusun story line. Setelah itu penulis mencari narasumber yang tepat untuk film dokumenter ini. Penulis mendapatkan informasi untuk langsung menghubungi pak Adam Wahida, beliau adalah seorang dosen seni rupa dari Fakultas Ilmu dan Pendidikan Seni Rupa UNS, selain itu beliau juga masih aktif menghasilkan karya-karya performance art. Setelah menghubungi pak Adam dan pak Adam bersedia menjadi narasumber selanjutnya penulis 106
mencari narasumber yang kedua yang mana harus seorang performance art artist yang senior seperti rencana awal penulis menyusun story line. Dalam sebuah acara di FKIP Seni Rupa, penulis bertemu dengan pak Bonyong Munni Ardhi, seorang performance art artist dari karanganyar. Menurut teman-teman performer UNS pak Bonyong sangat bisa untuk dijadikan narasumber dalam tugas akhir penulis karena sepak terjang beliau di dunia seni rupa. Selain itu pak Bonyong adalah salah satu pendiri Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia. Akhirnya penulis menghunbungi pak Bonyong Munni Ardhi untuk meminta ijin menjadi narasumber. Setelah seluruh hasil riset didapatkan, penulis segera membuat proposal dan story line yang tertata dengan baik karena story line yang sebelumnya masih story line yang masih berbentuk rancangan. Hambatan Proses Pra Produksi : Minimnya pengetahuan penulis terhadap performance art sehingga mengharuskan penulis untuk ekstra bekerja dalam melakukan riset Kesulitan melakukan riset karena buku dan literatur tentang performance art sangat terbats di solo Kesulitan mendapatkan narasumber karena penulis tidak mempunyai koneksi dengan seniman-seniman di solo 107
B. PROSES PRODUKSI Proses produksi dimulai pada bulan september 2014. Diawali dari pesan teman-teman performer yang akan menggelar karya performance art. Walaupun pada waktu itu proposal belom fix oleh dosen pembimbing. Karena film dokumenter ini sebagian besar pengambilan gambarnya adalah event maka dari itu penulis tidak mau kehilangan moment untuk menggambil gambar saat ada acara performance art. Penulis selalu mendapatkan pesan dari teman-teman performer saat ada aara performance art. Dan saat itu pula penulis segera mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk keperluan syuting. Namun karena penulis tidak mempunyai alat-alat untuk mengambil gambar seperti kamera maka penulis berusaha meminjam alat dari teman-teman yang alatnya tidak sedang digunakan. Proses produksi dilakukan dibeberapa tempat di Solo dan penulis juga sempat melakukan syuting di Jogjakarta karena pada saat itu ada acara Jogja Artweek yang mana terdapat gambar-gambar yang diperlukan menurut pada shooting script. Pada saat proses syuting wawancara penulis harus mencocokan waktu dengan para narasumber yang tergolong sibuk berkegiatan. Proses syuting berjalan dengan lancar karena narasumber yang cukup kooperatif. 108
Selain mengambil gambar yang sesuai dengan treatment, shooting list, dan shooting script penulis juga mengambil gambar diluar itu untuk stock shot yang mungkin akan diperlukan pada saat proses pasca production. Hambatan proses produksi : Ketersediaan alat untuk melakukan proses produksi, karena penulis harus menunggu alat yang available untuk dipakai pengambilan gambar Tidak cocoknya jadwal penulis dengan event-event performance art yang di selenggarakan. Beberapa event performance art sempat terlewati oleh penulis C. PROSES PASCA PRODUKSI Penulis mengawali proses pasca produksi dengan memindahkan filefile dari SDCard ke komputer untuk segera memulai pemilihan gambar atau logging sheet. Setelah itu penulis melakukan transkrip wawancara yang dilakukan dengan oak Adam Wahida dan Pak Bonyong Munni Ardhi untuk memudahkan pembuatan naskahnya. Penulis berlanjut mengerjakan editing on script untuk mempermudah jalannya penulis melakukan editing. Setelah itu penulis menyatukan master sound dengan master visual agar tidak terjadi missing link pada saat editing. Penyusunan gambar dirasa tidak mengalami kesulitan karena master visual yang dimiliki penulis sudah memenuhi editing script. Selain itu, penulis juga 109
mencari courtesy gambar untuk memenuhi kebutuhan gambar yang penulis tidak bisa dapatkan di sequence 2. Penulis menggunakan narasi untuk penyambung antara narasumber dan antar sequence. Penulis melakukan recording sound untuk narasi secara terpisah karena skrip narasi dibuat setelah menggabungkan hasil wawancara antara pak Adam Wahida dan pak Bonyong Munni Ardhi. Secara keseluruhan dari proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi penulis menemui segala macam hambatan, namun dengan dukungan dan bantuan dari teman-teman hambatan tersebut bisa terselesaikan dengan baik. Dukungan secara moral, pikiran, dan tenaga sangat menyulut semangat penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya film dokumenter MEANINGFUL ini bisa memberi pemahaman dan pengetahuan tentang performance art kepada para penonton dan masyarakat, dan dengan itu masyarakat bisa mengapresiai karya seni performance art sebagai bentuk bagian dari seni. 110