memenuhi efisiensi waktu, mutu dan biaya begitu. Pada Cluster Divena Deshna ini proyek pembangunan jalan terdapat dua jenis perkerasan jalan yaitu pek

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

. Pekerjaan sub base agregat klas B dengan ketebalan 5 cm dengan menggunakan alat motor grader, vibrator roller dan water tank, 3. Pekerjaan sub base

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

Pasar Modern BSD City The Concept

Ruko Pasar Modern Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB V HASIL RANCANGAN

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,

BAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Penulisan Tugas Akhir adalah salah satu mata kuliah wajib yang menjadi syarat untuk menyelesaikan program studi S1.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

PELATIHAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI PAVING DALAM MENGEMBANGKAN KAWASAN DESA LABANASEM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional,sektor konstruksi mempunyai peranan sebagai berikut : fungsi-fungsi sosial lainnya menjadi lebih baik.

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

BAB I PENDAHULUAN. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan kelas utama di Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. suatu proyek konstruksi biasanya pihak pemberi tugas atau Owner akan membagibagikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

PENERAPAN MANAJEMEN MATERIAL PADA PROYEK PELEBARAN JALAN JAMIN GINTING MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, dimana kebutuhan manusia akan tenaga listrik menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negeri Indonesia beberapa tahun kebelakang yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

Pasar BSD City

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan material di lapangan perlu dijaga pasokannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terus meningkatkan

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BSD City merupakan proyek kota terencana dengan total luas lahan terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 6.000 hektar. Dalam total luas lahan yang maha luas ini, BSD City membagi tiga tahap pembangunan dari total luas lahan yang direncanakan. Tahap awal seluas 1.300 hektare. Tahap kedua akan dikembangkan seluas 2.400 hektare dan sisanya seluas 2.300 hektare. Salah satunya dari tahap pembangunan terhadap suatu kawasan hunian yaitu kawasan hunian The Avani. Pembangunan kawasan hunian tersebut tentunya terdapat pembangunan infrastruktur yaitu seperti pembangunan jalan yang memadai sehingga medukung pembangunan hunian tersebut secara keseluruhan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam aspek pembangunan infrastruktur jalan, khususnya pada pekerjaan perkerasan jalan juga turut mengalami kemajuan guna mendapatkan efisiensi waktu, mutu dan biaya pada khususnya pada sebuah proyek konstruksi perkerasan jalan dan memenuhi tuntutan akan kebutuhan-kebutuhan infrastruktur jalan untuk masyarakat pada umumnya. Pada proyek konstruksi perkerasan jalan seperti pada proyek konstruksi pekerjaan jalan pada kawasan The Avani juga mencoba menggabungkan pemakaian dua material bahan perkerasan jalan dalam satu Cluster yaitu Cluster Divena Deshna supaya proyek konstruksi perkerasan jalan tersebut dapat BAB I I-1

memenuhi efisiensi waktu, mutu dan biaya begitu. Pada Cluster Divena Deshna ini proyek pembangunan jalan terdapat dua jenis perkerasan jalan yaitu pekerjaan perkerasan jalan aspal dan pekerasan jalan paving. Sebagai bahan penutup dan perkerasan jalan, paving blok sangat luas penggunaannya untuk berbagai keperluan kebutuhan perkerasan jalan, mulai dari keperluan yang sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi khusus. Paving blok dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan pemukiman, memperindah taman, pekarangan dan halaman rumah, pengerasan areal parkir, areal perkantoran, pabrik, taman dan halaman sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Paving blok bahkan dapat digunakan pada areal khusus seperti pada pelabuhan peti kemas, Bandar udara, terminal bis dan stasiun kereta. Dibandingkan dengan aspal, paving block lebih dapat menyerap panas dan air lebih cepat dibanding aspal. Diantara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah, paving blok lebih memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran, warna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatan. Penggunaan paving blok juga dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah lainnya. Pelaksanaannya pekerjaan paving block juga mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara massal dan pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar Namun tidak semua proyek konstruksi jalan efektif untuk menggunakan perkerasan jalan dengan paving block, karena paving block juga mempunyai BAB I I-2

kelemahan seperti mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat, kurang nyaman untuk kendaraan kecepatan tinggi. Maka dengan adanya kekurangan ini paving block sehingga diperlukan perkerasan jalan dengan bahan yang lain seperti aspal sehingga pada pelasananaan proyek konstruksi perkerasan jalan kawasan The Avani khususnya Cluster Divena Deshna direncanakan dengan dua bahan material perkerasan jalan demi mendapatkan keefisiennya. Dalam pelaksanaannya kedua jenis pekerjaan perkerasan jalan tersebut pasti ada kekurangan dan kelebihan dalam biaya, mutu dan waktu pelaksanaannya untuk itu perlu diteliti lebih jauh. Namun dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis akan an lebih berkonsentrasi dalam perbandingan biaya pelaksanaannya. Atas dasar pengunaan material penyusun perkerasan jalan yang berbeda dalam satu Cluster tersebut, maka pada skripsi ini akan membandingkan dari segi biaya Perbandingan Biaya Pekerjaan Perkerasan Jalan Aspal dan Perkerasan Jalan Paving Pada Cluster Divena Deshna, Kawasan The Avani, Housing I BSD City. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan an latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membuat suatu rumusan masalah yaitu mencari perkerasan material manakah yang lebih efektif dan efisien dalam segi biaya dan waktu pada proyek perkerasan jalan Cluster Divena Deshna, Kawasan The Avani. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui lebih efisien dan efektif dari segi biaya dan waktu dari masing-masing material perkerasan jalan. BAB I I-3

2. Mengetahui titik perpotongan antara perkerasan jalan aspal dan jalan paving sehingga diketahui kapan masing-masing material perkerasan jalan tersebut dapat digunakan secara efisien dari segi biaya. 1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang Lingkup dan batasan masalah sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Ruang lingkup yang akan diteliti dilakukan pada kawasan The Avani yang lebih spesifik dalam area Cluster Divena Deshna. 2. Analisa mencari mana yang lebih efisien dan efektif antara pekerjaan perkerasan jalan aspal dan perkerasan jalan paving yang ditinjau dari segi biaya dan waktu yang dilaksanakan pada proyek Cluster Divena Deshna, Kawasan The Avani, Housing I-BSD City. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar laporan ini lebih jelas dan mudah dimengerti. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bab I : Pendahuluan Berisi materi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Tinjauan Pustaka Berisi tinjauan literatur terkait dengan topik penelitian yang dapat mendukung pembahasan penelitian sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan teori-teori yang ada. 3. Bab III : Data dan Metodologi Penelitian BAB I I-4

Berisi uraian tentang konsep pendekatan studi, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan dan metodologi analisis yang akan menjadi petunjuk dalam proses penelitian sampai dengan tahap analisis. 4. Bab IV : Hasil analisis dan Pembahasan Berisi hasil pengolahan data dan penelitian yang memuat uraian terinci dan sistematis dari gagasan pokok berdasarkan data-data pendukung, grafik dan gambar-gambar yang didukung oleh literatur-literatur yang mendukung sehingga permasalahan dapat diselesaikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 5. Bab V : Kesimpulan dan Saran Berisi hasil kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hasil pengamatan keseluruhan topik bahasan. BAB I I-5