BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

SENSOR DAN TRANDUSER. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

BAB II LANDASAN TEORI

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Sensor dan Tranduser

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

Dioda-dioda jenis lain

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

BAB II LANDASAN TEORI

Sensor Thermal. M. Khairudin. Jogjakarta State University

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

PENGUKURAN TEMPERATUR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

struktur dua dimensi kristal Silikon

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

BAB 9 SUHU DAN PEMUAIAN

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

BAB II Transistor Bipolar

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB II LANDASAN TEORI

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

Resistor. Gambar Resistor

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda.

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

PENGERTIAN THYRISTOR

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

ACTUATOR Relay dan SSR

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

TIN-302 Elektronika Industri

FISIKA TERMAL Bagian I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONVERSI SUHU. (Darminto dan Julianty dalam Zeno, 2014). duduk perkaranya dan sebagainya).

Gelas menjadi panas setelah dituangi air panas

BAB III METODE PENELITIAN

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

MACAM RELAI PROTEKSI Klasifikasi relai proteksi bila ditinjau dari prinsip kerjanya dapat dibagi dalam 5 macam, yakni :

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modul Elektronika 2017

JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE)

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

Termometri dan Kalorimetri

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Pengukuran Temperatur Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat sifat barang tersebut tidak berubah ubah dalam waktu yang lama. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktifitas pengukuran adalah : a). Standar yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standar yang dapat diterima oleh umum. b). Cara pengukuran dan alat yang digunakan harus sesuai persyaratan. Umumnya, dalam melakukan pengukuran dibutuhkan instrumen untuk menentukan besaran. Instrumen adalah sebuah alat untuk menentukan nilai dari suatu kuantitas atau variabel. Instrumen membantu meningkatkan keterampilan manusia dalam banyak hal yang memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan tersebut manusia tidak dapat menentukannya. Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui oleh Sistem Pengukuran Internasional (The International Measuring System). Tidak seperti panjang, massa dan waktu yang merupakan besaran ekstensif, temperatur merupakan besaran intensif. Untuk kebanyakan tujuan, hukum ke nol termodinamika memberikan konsep temperatur yang berguna. Hukum tersebut mengatakan, bahwa Jika benda A dan B masing-masing dalam keadaan setimbang thermal (yaitu situasi

antara dua benda yang dalam keadaan kontak thermal menukarkan energi thermal dalam jumlah yang sama). Waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan thermal tergantung sifat benda tersebut, pada saat kesetimbangan thermal ke dua benda mempunyai temperatur yang sama dengan benda ke tiga C, maka benda A dan B dalam keadaan setimbang thermal terhadap satu sama lain. Benda ketiga C ini nanti yang akan kita sebut thermometer. Dua benda A dan B yang dalam kesetimbangan thermal mempunyai tempertur yang sama. Lord Kelvin dalam tahun 1848 mengusulkan sekala temperatur termodinamika yang memberikan dasar teoritis yang tidak tergantung pada sifat bahan manapun dan didasarkan pada siklus Carnot. Suatu angka dipilih untuk menjelaskan temperatur dari titik tetap yang ditentukan. Pada saat ini titik tetap diambil sebagai titik-tripel (triple point) (yaitu keadaan dimana fase-fase padat, cair dan uap berada bersama dalam ekuilibrium), dan karena inilah keadaan air dapat diulang dan dapat diketahui. Angka ini adalah 273,16 0 K ( 0 K = derajat Kelvin) yang juga merupakan titik es. Skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Rankine yang berkaitan satu sama lain seperti berikut : 0 F = 9 0 (C + 32) 5 0 C = ( 0 F 32) 0 R = 0 F + 459,69 Skala temperatur yang bersumber dari hukum kedua termodinamika tidak mudah menerapkannya dalam praktek. Oleh karena itu International Practical Temperature Scale 0f 1968 (IPTS-68) telah dipilih sebagai pendekatan yang

paling cocok dari skala temperatur termodinamika. Ketidaksesuaian antara kedua skala temperatur ini diperkirakan dalam derajat centigrade. Pada dasarnya, ada empat metode pengukuran temperatur : 1. Pemuaian panas 2. Termolistrik 3. Resistansi 4. Radiasi Metode yang dipilih akan tergantung pada faktor-faktor seperti ketelitian, persyaratan rekaman, persyaratan pengendalian, temperatur, lokasi, biaya dan kondisi luar yang penting. II.2. Alat-Alat Ukur Temperatur II.2.1. Termometer Air Raksa Prinsip kerja berdasarkan perubahan temperatur menyebabkan perubahan volume, agar perubahan volume tersebut dapat tampak lebih jelas (lebih sensitif), maka digunakan system reservoir dan kapiler (lihat Gambar 2.1.) Gambar 2.1. Temometer Air Raksa

Umumnya bila suatu aliran dipanaskan maka volumenya akan bertambah menurut hubungan : Vt = Vo + (1 + β Δt) Keterangan : Vt = Volume pada termometer t Vo = Volume mula Β = Koefisien muai volume dari cairan Δt = Perubahan temperatur II.2.2. Termometer Bimetal Dua buah logam dengan koefisien muai panjang berbeda diletakkan sejajar, karena satu logam mempunyai koefisien muai panjang yang lebih besar, maka kenaikan temperatur akan ditunjukkan oleh penyimpangan (defleksi) dari bimetal. Penurunan temperatur akan disertai dengan gerakan pada arah yang berlawanan. Umumnya bila suatu batang dipanaskan maka akan terjadi pertambahan panjang. Lt = Lo (1 + α Δt) Keterangan : Lt α Δt Lt = Panjang mula = Koefsien muai panjang = Perubahan temperatur = Panjang pada temperatur Suatu batang bimetal yang mula-mula lurus pada temperatur To, akan melengkung bila temperatur diubah menjadi T. Jari-jari lengkungan akan mengikuti rumus empiris ( lihat Gambar 2.2).

r = t (3 (1 + m) 2 + (1 + m) (m 2 + 1/ mn)) 6 (α A - α B ) (T T o ) (1 + m) 2 Keterangan : R t m n α A dan α T To B = = = = = = = Jari-jari lengkungan yang terjadi Tebal total pelat Perbandingan tebal pelat terhadap A Perbandingan modulus elastisitas bahan A terhadap B Masing-masing koefisien muai panjang bahan A dan B Temperatur pada waktu terjadi pelengkugan (temperatur yang diukur/ ditunjukkan) ( o C) Temperatur pada waktu kedua pelat diletakkan (pada waktu pelat tidak melengkung) ( 0 C) Untuk mendapatkan sensitivitas yang lebih besar, diusahakan agar metal B mempunyai α A yang sekecil mungkin dan metal A yang sebesar mungkin. Contohnya : invar (campuran besi-nikel) dengan koefisien muai kecil, paduan kuningan atau nikel dengan koefisien muai besar. Bimetal ini selain pengukur pengukur temperatur, sering pula digunakan sebagai elemen control pada sistem pengontrol temperatur (pada kontroler jenis on-off).

Gambar 2.2. Temometer Bimetal Konstruksi antara lain : Spiral Bentuk U Washer Helik Helik Ganda II.2.3. Thermocouple Thermocouple terdiri dari sambungan (junction) dari dua logam yang berbeda. Pada sambungan ini terdapat tegangan listrik yang nilainya dipengaruhi oleh temperature junction. Perubahan temperatur akan memberikan harga tegangan yang berubah pula.

Pada thermocouple terdapat 3 efek yang saling berkaitan yaitu : 1. Efek Seebeck Bila dua logam yang berbeda dan dihubungkan maka akan timbul tegangan listrik antara kedua terminal yang besarnya tergantung pada temperatur pada junctionnya (temperatur pada titik hubung antara kedua logam tersebut). 2. Efek Peltier Bila pada junction tersebut mengalir arus listrik maka tegangan listrik yang terjadi tadi akan berubah naik atau turun tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada junction tersebut. 3. Efek Thomson Bila sepanjang logam tersebut terdapat gradient temperatur, maka besarnya tegangan juga akan berubah. Jika dipasang volt meter kita dapat membaca beda potensial listriknya. Rangkaian dasar thermocouple dapat dilihat seperti Gambar 2.3 sebagai berikut : C Temperature recorder Gambar 2.3. Rangkaian Dasar Thermocouple Wayar penghubung antara simpul tersebut biasanya tembaga, sedangkan wayar konstanta dipilih diantara jenis-jenis logam.

Adapun tipe dari thermocouple adalah sebagai berikut : 1. Tipe K Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy). Thermocouple type K merupakan thermocouple yang paling umum digunakan. Thermocouple ini menggunakan type base metal, tersedia untuk rentang suhu 200 C hingga +1200 C dan diperpanjang hingga 1300 C untuk pembacaan pendek. Thermocouple ini tahan terhadap oksidasi atmosfer tetapi dipengaruhi oleh penurunan dan sulfur yang berisi gas pada temperatur yang tinggi. 2. Tipe E (Chromel/Constanta) (Cu-Ni alloy). Tipe E memiliki output yang besar membuatnya cocok untuk digunakan pada temperatur rendah. Tipe E memiliki e.m.f paling tinggi dari semua metal thermocouple, memilki range aplikasi dari 270 C hingga 800 C. Untuk pembacaan pendek dalam kondisi oksidasi temperature hingga 1100 C dapat ditolerasi. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik. 3. Tipe J (Iron/Constanta). Rentangnya terbatas 40 C hingga +750 C membuatnya kurang populer dibanding tipe K. Terkenal dengan harga yang rendah yang memiliki e.m.f yang tinggi dan resistansi yang baik untuk oksidasi dan penurunan atmosfer. Bisa dipakai hingga 1000 C. Thermocouple ini perlu dilindungi dari abu, oksigen dan sulvur yang berisi gas. Range thermocouple ini adalah -200 C hingga 850 C dan untuk pembacaan pendek hingga 1200 C. 4. Tipe N {Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy)} / Nisil (Ni-Si alloy).

Thermocouple ini memiliki pengukuran stabil dan tahanannya yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C. Tipe N merupakan perbaikan tipe K. 5. Tipe B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh). Cocok untuk mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0 C hingga 42 C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 C. Type B memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan tipe S, perbandingannya sebagai berikut : Range temperatur yang lebih tinggi, hingga 1800 C. Resistansi terhadap bahan-bahan kimia yang lebih tinggi. Ketidakmurnian metal mempengaruhi kalibrasinya terhadap jumlah yang lebih kecil. Difusi Rh dari kawat positif ke negatif diproses secara lebih lambat. Dalam range temperature hingga sekitar 100 C, e.m.f dapat diabaikan sehingga tidak ada stabilisasi temperatur referensi yang dibutuhkan. 6. Tipe R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium). Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. Biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.

7. Tipe S (Platinum/Platinum with 10% Rhodium). Merupakan thermocouple yang paling umum dari semua rare metal. Cocok untuk mengukur suhu di atas 1600 C. Karena stabilitasnya yang tinggi tipe S digunakan untuk standard pengukuran titik leleh emas (1064.43 C). Karena strukturnya memberikan resistansi yang tinggi terhadap korosi, kawat yang agak tipis mungkin dipakai, untuk menghasilkan biaya yang murah dan inersia thermal yang rendah daripada thermocouple tersebut. Thermocouple tipe B, R, dan S adalah thermocouple logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah thermocouple yang paling stabil, tetapi mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 C). 8. Tipe T (Copper / Constanta). Thermocouple ini dibuat untuk pemakaian yang kontiniu dengan range temperatur 200 C sampai 400 C untuk pembacaan pendek hingga 500 C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari konstanta. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki spesifikasi yang sama dengan thermocouple tipe U. II.3. Komponen Rangkaian Elektronik II.3.1. Resistor Untuk memperoleh hambatan yang nilai ohmnya bervariasi, maka diciptakanlah hambatan dari bahan tertentu, misalnya dari gulungan kawat, dari bahan arang dan lain-lain. Dari bahan-bahan ini dibentuklah tahanan sedemikian

rupa, sehingga praktis dan sangat mudah digunakan Hambatan semacam ini disebut resistor II.3.1.1 Macam-Macam Resistor Berdasarkan perubahan nilainya, resistor terbagi dua yaitu : 1. Resistor Tetap Resistor tetap adalah resistor yang nilaiya tidak dapat diubah-ubah. Gambar resistor tetap pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Resistor Tetap 2. Resistor variabel Resistor variabel adalah resistor yang nilainya dapat diubah-ubah. Gambar resistor variabel pada Gambar 2.5. Contoh : Potensiometer Gambar 2.5. Resistor Variabel

II.3.2. Dioda Dioda adalah sebuah komponen pada elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor. Dioda artinya adalah dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Semi konduktor yang berlebihan elektron disebut dengan semi konduktor tipe N. Sementara semi konduktor yang kekurangan elektron disebut semi konduktor tipe P. Apabila semi konduktor tipe P ditempelkan dengan semi koduktor tipe N, maka terjadilah sebuah dioda. Hasil penempelan kedua semi konduktor disebut dioda, karena mempunyai dua buah kaki. - kaki sisi P disebut anoda - kaki sisi N disebut katoda. Sambungan yang terjadi antara sisi P dan sisi N disebut sambungan PN. II.3.2.1. Dioda Silikon Dioda silikon mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap arus listrik. Dioda ini digunakan pada sistem kendali. Dioda silikon ada yang sampai mampu menahan arus 5 ampere bahkan lebih. Jadi jika kita memberi tegangan muka yang tinggi maka dioda ini tidak mudah rusak. Fungsi dioda silikon adalah : - Sebagai penyearah arus DC, contohnya pada sumber daya adaptor. - Sebagai catu daya pada pesawat Berikut ini gambar dioda silikon pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Dioda Silikon II.3.3. Transistor konduktor. Transistor adalah sebuah komponen yang terbuat dari bahan semi Transistor berasal dari dua kata bahasa inggris, yaitu transfer yang berarti pemindahan atau pengubahan dan resistor yang berarti penahahn atau tahanan. Jadi transistor berarti pemindahan atau pengubahan tahanan. Pada dasarnya transistor terdiri dari duah buah dioda, dimana dioda yang satu dengan yang lain dihubungkan. Penggabungan kedua dioda tersebut adalah pada sisi yang sama. Sisi positif dengan sisi positif dan sisi negatif dengan sisi negatif. Dengan cara penggabungan seperti disebutkan maka didapatkan dua jenis transistor yaitu : - Transistor PNP - Transistor NPN

Dari sini dibuat dua kemungkinan yaitu : transistor PNP, dalam transistor ini disisipkan suatu lapisan N diantara sebuah lapisan P. Transistor NPN, dalam transistor ini disisipkan suatu lapisan tipis P diantara dua buah lapisan N. Ketiga lapisan dari transistor tersebut disebut : emitter (E), base (B) colector (C). Dapat dilihat simbol transistor pada Gambar 2.7 sebagai berikut : C (P) C (N) B (N) B (P) E (P) E (N) a). Transistor PNP b). Transistor NPN Gambar 2.7. Simbol Transistor II.3.3.1. Transistor sebagai Saklar Disamping sebagai penguat transistor sering juga digunakan sebagai saklar untuk pengontrolan arus kecil, medium atau arus besar dalam aplikasi-aplikasi suatu rangkaian. Pada Peralatan ini digunakan transistor sebagai saklar. Seperti pada Gambar 2.8 :

+V +V C B C +V ON = B E +V C 0 V B OFF = E +V Keterangan : Saklar On Saklar Off Saklar On - Basis lebih positif daripada emiter - Arus kolektor pada saturasi - Beraksi seperti pada saklar tertutup Saklar Off - Tegangan basis nol - Arus kolektor pada cutoff - Beraksi seperti saklar terbuka Gambar 2.8. Transistor sebagai Saklar II.3.4. IC Opto Coupler IC (Integrated Circuit) adalah rangkaian terpadu yang terdiri dari transistor, dioda dan resistor, yang dipadu sedemikian rupa untuk melaksanakan fungsi tertentu. Tujuan penggunaan IC adalah untuk mempermudah rangkaian. Sebuah kopling elektronik opto (atau kopel secara optik) pada dasarnya terdiri dari transistor foto yang digunakan dalam satu paket. Gambar 2.6 menunjukkan rangkaian dan susunan terminal untuk komponen tersebut yang menggunakan paket plastik. Rangkaian tersebut digunakan pada komponen sistem kendali. Bila arus mengalir pada dioda, sinar yang dikeluarkan mengenai langsung transistor foto dan menyebabkan arus mengalir pada transistor. Kopling ini dapat bekerja sebagai saklar.

1 2 3 4N25 6 5 4 Gambar 2.9. Rangkaian Opto Coupler Bila ada pulsa melalui opto coupler akan menyebabkan transistor on selama panjang pulsa itu. Karena koplingnya secara optik, maka isolasi listrik antara terminal input dan output sangat besar. II..3.5. Relai Relai adalah saklar mekanik yang bekerja secara magnetik oleh daya listrik. Diantara keuntungan yang paling menonjol dari relai adalah kemampuannya memberikan isolasi listrik yang penuh antara rangkaian kumparan atau rangkaian bergerak disuatu pihak dengan rangkaian kontak atau penghubung pihak lain. Selain itu relai dapat mengontrol lebih dari satu rangkaian. Banyak jenis rangkaian yang mutlak memerlukan relai dan tidak dapat digantikan oleh penghubung lain. Adapula relai yang dirancang secara khusus seperti relai koaksial, yaitu relai dengan pencadaran atau shielding yang dimaksudkan agar relai ini tidak mempengaruhi sinyal yang disaklarkan yang sangat peka terhadap gangguan dari luar.

Pada peralatan relai ini yang mendapat perhatian pertama yakni relai penghubung catu daya dan pembalik polaritas. Pemilihan relai ini berdasarkan beban yang akan disaklarkan, yaitu motor DC. Perlu diperhatikan bahwa motor tersebut merupakan beban induktif sehingga saat tegangan catu diputuskan maka putaran sisa akan menimbulkan tegangan yang melonjak yang dapat mengakibatkan bunga api pada relai dan dapat mengakibatkan kerusakan premature pada kontak relai. Relai dua kutub mempunyai dua sel kotak yang terpisah masing-masing dari tipe pemindah hubungan dan digerakkan oleh jangkar dan batang isolator. Dalam beberapa rangkaian kadang diperlukan empat atau lebih kutub-kutub, untuk ini terdapat relai yang memiliki beberapa sel kontak yang terisolasi satu sama lainnya. Relai koaksial adalah tipe relai yang terutama digunakan untuk men-swicth rangkaian antena pada peralatan yang berfrekuensi tinggi, misalnya dari status penerimaan menjadi pemancar. Kini dapat diperoleh dipasaran berbagai macam tipe relai. Pada peralatan ini digunakan jenis relai dua posisi. Relai dua posisi prinsipnya sama dengan saklar dua posisi. Bedanya hanya pada sistem mengoperasikannya. Kalau pada saklar pengoperasiannya manual semaentara pada relai, pengoperasiannya otomatis. Berikut gambar relai pada Gambar 2.10 :

Gambar 2.10. Bentuk Dari Relay II.2.6. Saklar Saklar listrik adalah suatu alat untuk membuka dan menutup suatu rangkaian listrik atau untuk memasukkan kembali suatu sinyal listrik kedalam suatu rangkaian listrik. Pada peralatan ini digunakan saklar dengan posisi membuka adalah ON, atau kerja (push-to-make), posisi menutup adalah OFF atau putus (push-to-brake). Berikut adalah gambar saklar pada Gambar 2.11 : Gambar 2.11 Bentuk Dari Saklar

Dalam posisi ON, switch yang menutup mempunyai resistansi sangat kecil sekali, oleh karena itu arus maksimum bisa mengalir kepada beban dengan Relai yang secara praktis 0 volt. Dengan menutup saklar berarti kita mempunyai resistansi yang sangat besar sekali tidak terhingga, akibatnya tidak ada arus yang mengalir melalui rangkaian. Perlu diperhatikan bahwa saklar hanya berada pada suatu jalur saja, tetapi rangkaian keseluruhan akan terbuka bila saklar di OFFkan.. Oleh sebab itu isolasinya harus cukup baik untuk menahan tegangan ini tanpa dapat menimbulkan bunga api.