NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh FENNY NIM

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

PERBEDAAN KESIAPAN MERAWAT BAYI PADA IBU YANG HAMIL SETELAH MENIKAH DENGAN YANG HAMIL SEBELUM MENIKAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AINUN JARIAH

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1 Tahun 2018

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN BERAT BADAN BERDASARKAN JENIS KONSUMSI SUSU PADA BAYI UMUR 6 BULAN DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Nurse Study Program School of Allied Health Science of Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan December, 2016 ABSTRAK

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun Oleh: EVI YULIA HANDANINGRUM NIM. J2E009046

BAB II LANDASAN TEORI

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

Hardiana 1 PENDAHULUAN

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN PENGUKURAN LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

: THERESYA GATRA STERI

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

PENGARUH RIWAYAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM TERHADAP BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RRI KEBIDANAN RSUD DR.IBNU SUTOWO BATURAJA

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SULIT MAKAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI DESA BUGEL KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

PENGARUH PENERAPAN METODE KANGURU DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

Susi Akper YPSBR Bulian Korespondensi Penulis :

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Transkripsi:

PERBEDAAN PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ANTARA METODE KANGGOROE DAN INKUBATOR DI RUMAH SAKIT BETHESDA LEMPUYANGWANGI TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh FENNY NIM 201110104196 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

THE DIFFERENCES THE BABY WEIGHT GROWTH WITH LOW WEIGHT USED KANGGORO MOTHER CARE AND INCUBATOR AT BETHESDA LEMPUYANGWANGI HOSPITAL IN 2012 Fenny 1, Asri Hidayat 2 Fenny_Agashi@yahoo.com ABSTRACT Infantswithlow birth weight can occur inpreterminfants (preterm) and at term (dysmatur). Methods Kanggoro Mother Care or KMCcan be used to add weight.in addition to KMC, treatment with low birth weight babies also have the use of incubators. The purpose of this study was to determine differences in weight gain of infant swith low birth weight among methods kanggoro mother and incubator careat Bethesda hospital Lempuyangwangi 2012. The research methodusing a "preexperiment" with one Shot case study design.analysis of data using the normality test Kolmogorov-Smirnovonesample, and independent t-test. Conclusions in this studyis that there aredifferences in weight gain with low weight babies who gettreat mentor kanggoro mother incubator care. Keywords: infantweight gain, lowbirth weight,kanggoromothercare, Incubator INTISARI Bayi dengan berat badan lahir rendah dapat terjadi pada bayi preterm (prematur) maupun aterm (dysmatur). Metode Kanggoro Mother Care atau KMC dapat digunakan untuk menambah berat badan. Selain KMC, perawatan bayi dengan BBLR juga ada yang menggunakan inkubator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penambahan berat badan bayi dengan berat badan lahir rendah antara metode kanggoro mother care dan inkubator di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi tahun 2012. Metode penelitian menggunakan pre-experiment dengan menggunakan desain one shot case study. Analisa data menggunakan uji normalitas one sample kolmogorov-smirnov, dant-test independent.kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan penambahan berat bayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan inkubator atau kanggoro mother care. Kata Kunci :Penambahan berat badan bayi, Berat badan lahir rendah, Kanggoro mother care, Inkubator 1 Mahasiswa DIV Bidan Pendidik STIKES Aisyiyah Yogyakarta 2 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

A. PENDAHULUAN Saat bayi lahir, diharapkan bayi mendapatkan berat badan yang normal. Penambahan berat badan bayi umumnya menunjukkan juga tingkat kesehatan bayi tersebut. Batas berat badan bayi cukup bulan antara 2,50-4,25 kg. Apabila bayi memiliki berat badan di bawah 2,5 kg maka dikatakan memiliki berat badan lahir rendah atau BBLR (http://pediatrics. about.com/cs/ growthcharts2/l/ aa050802a. htm). BBLR dapat terjadi pada bayi preterm (prematur) maupun aterm (dysmatur). Persalinan preterm yaitu persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari dan sama dengan ( 37 minggu). Dysmatur adalah pertumbuhan janin yang terhambat karena usia kehamilan lebih dari 37 minggu. Bayi dengan BBLR mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal. Baik prematur dan dysmatur dapat menyebabkan morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga bangsa secara keseluruhan (Wiknjosastro, 2000). Pantiawati (2010: 3) menjelaskan bahwa secara statistik prevalensi berat badan lahir rendah diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Berdasarkan data administrasi yang ada di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi, terdapat banyak bayi yang lahir dengan kondisi BBLR. Jumlah bayi dengan BBLR di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi pada tahun 2009 sejumlah 274 bayi, tahun 2010 sebanyak 299 bayi sedangkan pada tahun 2011 terdapat 306 bayi. Peningkatan jumlah bayi dengan BBLR di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi tersebut semakin meningkat setiap tahunnya. Di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi selain KMC, perawatan bayi dengan BBLR juga ada yang menggunakan inkubator. Inkubator umumnya

dilakukan selama lima sampai tujuh hari. Pemberian inkubator diharapkan dapat memaksimalkan syaraf-syaraf yang dimiliki oleh bayi dan selanjutnya dapat menunjang perkembangan fisiknya. Narendra (2005) menjelaskan bahwa selayaknya setelah bayi lahir terdapat penambahan berat badan setiap bulannya. Penambahan berat badan bayi terus di pantau untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi tersebut. Banyaknya bayi dengan BBLR di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi tentu saja membutuhkan penanganan segera demi penambahan berat badannya. Hal tersebut disebabkan karena bayi dengan BBLR memiliki resiko yang besar untuk terkena berbagai penyakit Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penambahan berat badan pada BBLR antara metode KMC dan inkubator di rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pre-experiment dengan menggunakan desain one shot case study (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas yaitu Metode kanggoro mother care (KMC) dan incubator, variabel terikat Penambahan berat badan bayi.variabel pengganggu adalah Umur kehamilan saat melahirkan, dan psikologi ibu. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Sampel pada penelitian adalah 20 orang anak dengan kriteria sebagai berikut: bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,50 kilogram. Penelitian dimulai pada awal bulan Juni hingga tanggal 3 juli 2012. Penentuan kelompok yang mendapatkan KMC ataupun inkubator, dilakukan dengan memberikan penawaran kepada ibu yang berat bayinya kurang dari 2,50 kilogram. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan adalah form yang diisi oleh peneliti sendiri sesuai variabel-variabel penelitian. Pengukuran posttest dilakukan setelah tiga hari dari kelahiran bayi.. Analisis data yang digunakan adalah untuk uji normalitas menggunakan uji one sampel kolmogorov-smirnov.

Jika data terdistribusi normal, Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-test independent. C. HASIL 1. Karakteristik Tempat dan Responden Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 6 Yogyakarta. Untuk meningkatkan berat badan bayi, maka Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi membantu para ibu untuk menerapkan metode kanggoro mother care. Metode ini sangat diprioritaskan oleh Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi karena dianggap lebih mampu meningkatkan berat badan bayi lebih cepat dibandingkan metode inkubator. Selain kanggoro mother care, Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi juga menyediakan inkubator. Inkubator dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi apabila ibu tidak mampu atau tidak mau melakukan metode kanggoro mother care. 2. Hasil penelitian A. Uji Homogenitas Tabel 4.2 Uji Homogenitas dan Normalitas Sebaran Kelompok SD K-SZ P Inkubator 13,29 0,708 0,697 Kanggoro Mother Care 14,362 0,456 0,985 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji homogenitas, menunjukkan bahwa signifikansi yang diperoleh keduanya menunjukkan nilai> 0,05. Hal iniberarti bahwa kedua kelompok homogen.

B. Hasil Univariat Tabel 4.3 Kategorisasi Penambahan Berat Kategorisasi Skor KelompokInkubat or Kelompok Kanggoro Mother Care f % f % Sangattinggi 90 - - 1 10% Tinggi 70,20 89,99 1 10% 5 50% Sedang 50,40 70,19 3 30% 3 30% Rendah 30,60 50,39 6 60% 1 10% Sangatrendah 30,59 - - - - Total 10 100 10 100 Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa kategorisasi bayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan inkubator yang berada mayoritas pada kategori rendah yaitu sebanyak 6 bayi (60%),sedangkan bayi yang diberiperlakuan kanggoro mother care mayoritas masuk kategori tinggi sebanyak 5 orang (50%). C. Hasil Bivariat Hasiluji t yang ada menunjukkan bahwa P = 0,002< 0,05. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan penambahan berat badan bayi dengan menggunakan inkubator maupun dengan menggunakan metode kanggoro mother care. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan penambahan bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan inkubator dan yang menggunakan kanggoro mother care. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan kanggoro mother care memiliki penambahan berat badan lebih tinggi (mean sebesar 49,20 gram) dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan inkubator (mean sebesar 71,40 gram). D. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa mean kelompok bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan kanggoro mother care lebih tinggi

dibandingkan dengan mean bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan inkubator. Mean kelompok bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan kanggoro mother care sebesar 71,40 gram, sedangkanbayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan inkubator sebesar 49,20 gram. Hal tersebutberartibahwahipotesispenelitianiniditerima.bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan kanggoro mother care memiliki penambahan berat badan lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir rendah yang menggunakan inkubator. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Susanto (2010) yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan berat badan dapat dilakukan dengan kanggoro mother care dan inkubator. Proverawati dan Ismawati (2010) lebih lanjut menjelaskan bahwa metode kanggoro mother care lebih memiliki keunggulan dibandingkan dengan inkubator. Keunggulan metode kanggoro mother care adalah bayi mendapatkan sumber panas alami (36-37 0 C) terus-menerus langsung dari kulit ibu, sedangkan pada inkubator suhu yang dihasilkan dari alat pemanas dan bukan dari suhu tubuh ibu. Selain itu dengan menggunakan kanggoro mother care maka bayi akan merasa lebih nyaman karena dapat mendengar detak jantung ibunya yang pada akhirnya metode kanggoro mother care lebih cepat dalam memberikan penambahan berat badan bayi. Susanto (2010) juga menjelaskan bahwa bayi yang berada dalam inkubator dapat meningkatkan berat badannya sekitar 20-30 gram per hari. Sedangkan, bayi dengan mendapatkan KMC dapat meningkatkan berat badannya sekitar 50-60 gram perhari. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa jumlah bayi dengan berat badan rendah yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan bayi laki-laki. Hal ini adalah hal yang wajar karena dapat disebabkan karena secara umum jumlah bayi perempuan lebih banyak dibandingkan bayi laki-laki. Banyaknya bayi yang dilahirkan dengan cara normal sejumlah 16 orang (80%) dan yang dilahirkan dengan caesar sejumlah 4 orang (20%). Lebih

sedikitnya jumlah bayi dengan berat badan rendah yang dilahirkan secara caesar dapat disebabkan karena sebelum operasi dilakukan, umumnya dokter akan memeriksa pasien terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah berat bayi yang dikandungnya. Dokter akan berusaha untuk mendapatkan bayi dengan berat badan normal terlebih dahulu, baru melakukan caesar. Artinya, apabila kondisi tidak terpaksa, maka caesar tidak akan dilakukan pada ibu yang diperkirakan mengandung bayi dengan berat badan rendah. Jumlah responden yang merupakan anak pertama sebanyak 11 orang (55%), anak kedua sebanyak 4 orang (20%), sedangkan yang merupakan anak ketiga sejumlah 5 orang (25%). Kondisi ini merupakan hal yang wajar karena menurut Sulis (2010), bayi dengan berat badan rendah diperoleh lebih sering pada anak pertama karena umumnya si ibu merasa malas makan karena merasa tidak nyaman dengan kondisi kehamilannya seperti mengalami mual, pusing dan sebagainya. Ketidaknyamanan tersebut sering mengakibatkan ibu berusaha untuk tidak makan padahal gizi yang dikonsumsi ibu akan sangat mempengaruhi kondisi bayi yang ada dalam kandungan ibu. Anak kedua dan seterusnya umumnya tidak mengalami berat badan rendah karena ibu telah memiliki pengalaman akan kehamilan. Pekerjaan bapak yang sibuk sangat memungkinkan bapak kurang memantau perkembangan istrinya saat mengandung. Akibatnya apa yang dikonsumsi istri, serta kebutuhan gizi bayi dalam kandungan kadang terabaikan oleh bapak. Hal ini dapat membuat bapak tidak mengingatkan istrinya untuk mengkonsumsi makanan yang baik demi perkembangan janin. Pekerjaan ibu sebagai pedagang, memungkinkan ibu tersebut harus terus bekerja hingga larut malam, serta makan secara tidak teratur karena kesibukannya sebagai pedagang yang harus melayani banyak konsumen. Hal ini pada akhirnya membuat bayi dengan berat badan rendah. Bayi dengan BBLR menurut Proverawati dan Ismawati (2010), cepat mengalami kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia. Hal ini karena pusat

pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Kondisi tersebut membuat bayi BBLR selayaknya dihangatkan dengan Kanggoro Mother Care atau inkubator. Adanya perawatan dengan Kanggoro Mother Care atau inkubator dapat membuat bayi merasakan panas badannya mendekati dalam rahim. 1. SIMPULAN Sesuai dengan tujuan penelitian yang ada, maka kesimpulan penelitian ini adalah kelompokbayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan kanggoro mother care lebih tinggi penambahan berat badannya (mean penambahanberatbadansebesar71,40) dibandingkandenganbayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan inkubator (mean penambahanberatbadansebesar 49,20).Bayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan kanggoro mother care penambahan berat badannya masuk dalam kategori tinggi. Bayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan inkubator memiliki penambahan berat badan dengan kategori rendah. Terdapat perbedaanpenambahanberatbayi dengan berat badan rendah yang mendapatkan perlakuan inkubator dengan kanggoro mother care. 2. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi Diharapkan rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi terus berusaha untuk meningkatkan penambahan berat badan bayi dengan berat badan rendah dengan memprioritaskan pada metode kanggoro mother care. Inkubator selayaknya dilakukan hanya apabila kondisi kesehatan ibu tidak memungkinkan untuk melakukan kanggoro mother care. 2. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan para petugas kesehatan baik dokter maupun perawat lebih menyarankan pasien-pasiennya yang memiliki bayi dengan berat badan rendah untuk memberikan perlakuan kanggoro mother care kepada bayi secara berkelanjutan atau terus-menerus.

3. Bagi Bidan Bagi bidan selayaknya menyarankan para ibu yang memiliki bayi dengan berat badan rendah sebaiknya menyarankan untuk menggunakan kanggoro mother care. Metode inkubator hanya digunakan apabila ibu bayi tidak memungkankan untuk melakukan kanggoro mother care. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan dasar teori yang berbeda, dan diterapkan pada populasi yang lebih luas. 5. Bagiibu Diharapkan agar ibu dapat memberikan perlakuan kanggoro mother care kepada bayinya secera terus menerus dan berkelanjutan. Hal ini selain berguna untuk meningkatkan berat badan pada bayi juga dapat menimbulkan kedekatan antara bayi dengan ibunya. DAFTAR PUSTAKA Narendra, B. M. 2005. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Edisi I. Sagung Seto. Jakarta. Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Nuha Medika. Yogyakarta. Proverawati, A. dan Ismawati, C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Nuha Medika. Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Surasmi, A., Handayani, S., Kusuma, H.N. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. EGC. Jakarta. Susanto, H. 2010. 6 ManfaatKanggoro Mother Care (KMC), dalamhttp://herrysusant.wordpress.com/2010/04/26/6-manfaat-kanggoro-mothercare-kmc/.diaksestanggal 6 Maret 2012.