Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Nurliani, Ritman IshakPaudi, dan Dewi Tureni

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Penerapan Experiential Learning

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Siswa Kelas III SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Induktif Siswa Kelas IV SDN 6 Watuoge

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Balingara Pada Materi Volume Kubus Dan Balok

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Inpres Laemanta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB III METODE PENELITIAN

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Transkripsi:

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 15 Biau. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penerapan metode kerja kelompok. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 15 Biau. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 26 orang siswa, 12 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I diperoleh nilai 78,57% berada dalam kategori cukup, pada siklus II nilai yang diperoleh guru 92,88% berada dalam kategori sangat baik. Untuk hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I memperoleh nilai 78,13%, berada dalam kategori cukup, pada siklus II memperoleh nilai 93,75%, berada dalam kategori sangat baik. Hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata daya serap klasikal 70,00% serta ketuntasan belajar klasikal 76,92%. Pada siklus II nilai rata-rata daya serap klasikal 95,777% serta ketuntasan belajar klasikal 100%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal 85%, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pada pembelajaran IPS melalui penerapan kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SDN 15 Biau. Kata Kunci: Hasil Belajar; IPS; Metode Kerja Kelompok. I. PENDAHULUAN Dewasa ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan, berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya melalui seminar, lokakarya dan pelatihan-pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode pembelajaran untuk bidang studi tertentu misalnya IPA, IPS, Matematika dan lain-lain, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil belajar siswanya. 210

Guru sebagai pengelola pembelajaran bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Namun sering mengalami kesulitan, diantaranya dalam penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Situasi di atas sangat memprihatinkan dan jika tidak segera diatasi, akan menghambat pencapaian hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, segera di upayakan solusinya. Menurut Abdurrahman dan Totok (2000:7) sebelum menentukan solusi terbaik, perlu diketahui fakta yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya: (1) Kemampuan guru mengajar, (2) Minat dan (3) Motivasi belajar siswa. Menyimak pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode kerja kelompok sangatlah dibutuhkan, karena dengan adanya penerapan metode kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kondisi yang terjadi pada siswa kelas III SD akhir-akhir ini menunjukan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sangat kurang, sehingga pembelajaran dengan penerapan metode kerja kelompok sangat tepat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu juga bagi guru dapat meningkatkan kemampuan untuk mengajar. Keunggulan metode kerja kelompok pada pembelajaran IPS ini ialah menciptakan peluang strategi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan tertentu, terutama membangkitkan dan meningkatkan kemauan dan kemampuan bekerjasama di antara para siswa. Sikap gotong royong sebagai perwujudan kemauan dan kemampuan bekerjasama akan di pupuk melalui metode kerja kelompok sehingga akhirnya para siswa akan memiliki kepekaan cepat tanggap pada persoalan yang ada, yang sangat berguna bagi kehidupan kelak. Suasana belajar yang dilakukan oleh 5 orang siswa yang bekerja dalam kelompok akan berbeda dari suasana belajar yang terwujud jika siswa tersebut bekerja secara individu. Berdasarkan data hasil yang rendah, maka peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui sejauh mana hasil pencapaian siswa dalam pelajaran IPS, dengan memberikan tes formatif sebanyak 10 nomor. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh ketuntasan belajar klasikal 31%, yang tuntas yaitu dengan jumlah siswa 8 orang. Siswa yang hasil pencapaianya sedang adalah 7% dengan jumlah siswa 2 211

orang, sedangkan siswa yang hasilnya rendah adalah 62% yaitu dengan jumlah siswa 16 orang, dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa ternyata masih terkait dengan pemilihan strategi penerapan pembelajaran yang kurang tepat. Sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode kerja kelompok di SDN 15 Biau. Dengan penerapan metode kerja kelompok ini.siswa dapat lebih efektif pada saat pembelajaran berlangsung, terutama dalam memahami kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPS. Sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mampu bekerjasama untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di kelas secara profesional. Rancangan penelitian ini mengacu pada penjelasan pada model kemmis dan Mc.Tanggarat dalam Kasbollah (2008:67). Tiap siklus dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas III SDN 15 Biau dengan jumlah siswa 26 orang, terdiri dari 12 (dua belas) orang laki-laki dan 14 (empat belas) orang perempuan. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai Bulan Oktober 2014. Penelitian dilaksanakan di kelas III SDN 15 Biau. Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adala sebagai berikut: 1. Variabel input yaitu persiapan sebelum pembelajaran IPS menggunakan metode kerja kelompok, yang terdiri dari: a. Menyiapkan RPP b. Membuat LKS c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa 212

d. Menyiapkan media pembelajaran e. Membuat tes evaluasi akhir 2. Variabel proses yaitu pelaksanaan kegiatan inti sesuai dengan rencana yang telah dibuat yang terdiri dari: a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa b. Menyajikan materi c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar e. Evaluasi f. Memberi penghargaan 3. Variabel output yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh lewat pemberian tes akhir pada siklus I dan II. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN 15 Biau dengan jumlah siswa 26 orang terdiri dari 14 orang perempuan dan 12 orang laki laki. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini akan lebih mudah dan terarah dengan mengemukakan batasan-batasan operasional yang akan digunakan sebagai acuan dan dijabarkan dalam kuisioner. Adapun variabel-variabel yang dinilai sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa adalah suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di kelas 2. Kerja kelompok adalah metode kerja kelompok yang merupakan penataan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan mereka dan setiap individu aktif belajar dalam memecahkan masalah. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. 1) Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes evaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran berlangsung. 213

2) Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari dokumentasi berupa gambar aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung, kegiatan observasi terhadap guru dan siswa. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara pemberian tes serta hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini akan dilakukan langsung ke lapangan, dengan menggunakan beberapa pengumpulan data, yaitu; 1) Tes Hasil Belajar Tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar melalui analisis ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang dipelajari pada siklus I dan siklus II. Pemberian tes hasil belajar berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi pada setiap akhir pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. 2) Observasi Tehnik observasi digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari lapangan dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer. Kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri tes evaluasi hasil belajar siswa dan lembar observasi pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran. Penyusunan instrumen tes evaluasi belajar dilakukan dengan mengacu pada materi semester 1, sedangkan penyusunan lembar observasi pelaksanaan kegitan proses pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa, disusun dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran metode kerja kelompok. Teknik Analisis Data Kualitatif 214

Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mereduksi dan menyajikan data serta menarik kesimpulan. Masing-masing cara tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) Mereduksi data Mereduksi data yaitu menyederhanakan, meringkas, mengubah data lengkap yang diperoleh dari hasil observasi siswa dan guru, sehingga memberikan informasi yang jelas. 2) Menyajikan data Penyajian data dilakukan dalam rangka menjabarkan hasil reduksi dengan cara menganalisis sekumpulan informasi yang diperoleh. Informasi yang dimaksud yaitu hasil yang diperoleh dari data observasi siswa dan guru. 3) Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan penyajian intisari dari hasil penafsiran dan penyajian data observasi siswa dan guru (Depdikbud, 2001:55). Teknik Analisis Data Kuantitatif 1) Daya Serap Individu Analisis data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus : x DSI 100 y Keterangan : DSI = Daya serap individu x = Banyaknya skor yang diperoleh siswa y = Skor maksimal soal Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individual sekurang-kurangnya 65% (Depdikbud, 2001:56). 2) Daya Serap Klasikal Analisis data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal dalam penelitian digunakan rumus: DSK P 100 I 215

Keterangan : DSK = Daya Serap Klasikal P = Jumlah skor keseluruhan I = Jumlah skor maksimal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65% (Depdikbud, 2001:56). 3) Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa dalam penelitian ini digunakan rumus: KBK N 100 S Keterangan: KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal N S = Banyaknya siswa yang tuntas = Banyaknya siswa seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas secara kalsikal atau keseluruhan jika rata-rata 85% siswa telah tuntas secara individu (Depdikbud, 2001:56). Indikator Keberhasilan Data Kuantitatif Penelitian dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa jika presentasi daya serap individu minimal 65%, sedangkan presentasi daya serap secara klasikal minimal 65% dan presentasi ketuntasan belajar klasikal minimal 85%. Indikator Keberhasilan Data Kualitatif Indikator keberhasilan data kualitatif dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru melalui lembar observasi. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru berada dalam kategori baik atau sangat baik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan melaksanakan tes awal pada subjek penelitian. Tes awal dilaksanakan 2 jam pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi kerjasama di lingkungan rumah. Dari hasil analisis awal menunjukkan bahwa dari 26 orang siswa peserta tes hanya 8 orang siswa yang tuntas sedangkan sebanyak 18 orang siswa yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 70 dan skor terendah 0 atau tidak ada satu pun soal yang 216

dijawab dengan benar. Adapun perolehan daya serap klasikal hanya 33,85% dan ketuntasan belajar klasikal 30,77%. Hasil observasi aktivitas siswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pengamatan terhadap aktivitas guru dengan cara yang sama pula yaitu mengisi lembar observasi yang telah disiapkan dan dilakukan oleh rekan sejawat. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 78,13%, hanya berada dalam kategori cukup. Sedangkan kegiatan guru dalam pembelajaran belum juga berhasil dengan baik. Hal ini didasarkan atas nilai yang diperoleh guru hanya mencapai rata-rata 78,57% berada dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena rata-rata indikator pengamatan belum mencapai nilai maksimal. Tes evaluasi yang diberikan pada akhir siklus 1 yaitu dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10 nomor. Subyek penelitian sebanyak 26 orang diperoleh siswa yang tuntas adalah sebanyak 20 siswa dan tidak tuntas 16 siswa. Perolehan nilai terendah adalah 50 sebanyak 2 orang siswa dan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh satu orang siswa. Adapun daya serap klasikal 70,00% dan ketuntasan belajar klasikal 76,92%. Perolehan hasil tes evaluasi pada siklus I sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus yang berlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus I belum berhasil. Oleh karena itu perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Tahapan yang dilaksanakan pada siklus II tidak berbeda dengan siklus I. Pelaksanaan siklus II, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa juga telah berlangsung baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 93,75%, berada dalam kategori sangat baik. Sedangkan kegiatan guru dalam pembelajaran telah berhasil dengan baik. Hal ini didasarkan atas nilai yang diperoleh guru mencapai rata-rata 92,88% juga berada dalam kategori sangat baik. 217

Hal ini disebabkan karena rata-rata indikator pengamatan telah mencapai nilai maksimal. Tes evaluasi yang diberikan pada akhir siklus 2 yaitu dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10 nomor. Hasil tes evaluasi pada pembelajaran siklus II, diperoleh daya serap klasikal 95,77% dan ketuntasan belajar klasikal 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus II telah berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan. Setelah menelaah, mempelajari, dan mendiskusikan hasil observasi bersama dengan teman sejawat, dapat diidentifikasi kelebihan pada kegiatan siklus II, sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar semakin efektif, efisien, dan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa semakin baik. 2. Daya serap klasikal telah mencapai nilai di atas 75 dan ketuntasan klasikal telah mencapai nilai di atas 85. Hal ini berarti pembelajaran dianggap tuntas. 3. Pemahaman siswa pada materi kerjasama di lingkungan sekolah menunjukkan kemajuan secara bertahap. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai siswa pada tes evaluasi semakin baik, karena telah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal nilai siswa setiap siklus yang mengalami peningkatan. Pembahasan Penerapan metode kerja kelompok, diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa dan juga untuk keperluan pembagian kelompok yang heterogen. Hasil analisis tes awal menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada pembelajaran IPS di kelas III SDN 15 Biau masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hanya 8 orang siswa yang tuntas atau hanya 30,79% dalam tes evaluasi awal yang diberikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 26 subyek penelitian, hanya 8 orang siswa yang memperoleh skor tertinggi dalam tes evaluasi yaitu 70 atau dapat menjawab 7 item dari 10 item soal yang diberikan, sedangkan skor terendah diproleh 2 orang siswa yaitu 0 atau tidak dapat menjawab 1 pun item soal. 218

Rendahnya hasil tes awal siswa tersebut disebabkan oleh masih sangat kurangnya pemahaman dan pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang materi IPS yang dipelajari. Kondisi tersebut didukung pula oleh kurangnya sarana prasarana yang dimiliki sekolah, dalam hal ini kurangnya buku pegangan sebagai salah satu sumber belajar utama bagi siswa, sehingga diperlukan tindakan inovatif dan kreatifitas guru dalam melakukan proses pembelajaran, dalam hal ini peneliti menerapkan pendekatan belajar kelompok yang dapat memaksimalkan aktifitas siswa dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Metode belajar kelompok juga menuntut kreatifitas guru dalam membuat media pembelajaran, bahan ajar serta LKS yang akan digunakan siswa dalam pembelajaran. Penerapan metode belajar kelompok dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 15 Biau, dilakukan dalam dua siklus. Akhir setiap siklus dilakukan tes evaluasi. Hasil analisis data tes evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 20 orang siswa yang tuntas dan sebanyak 6 orang siswa yang tidak tuntas, dimana daya serap klasikal (DSK) diperoleh sebesar 70,00% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) diperoleh sebesar 76,92%. Hasil evaluasi belajar pada siklus I tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang merupakan kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dapat diketahui melalui kegiatan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa kekurangan/kelemahan pelaksanaan tindakan siklus I disebabkan oleh belum maksimalnya aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan hasil observasi menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Observasi aktivitas siswa dan guru pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh rata-rata aktivitas guru 78,57% dengan kategori cukup dan aktivitas siswa 78,13%, kategori cukup. Kekurangan yang ditemukan pada aktifitas guru adalah pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa belum dilakukan maksimal, serta kurang memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok kecil pada saat siswa 219

berada dalam kelompok, yaitu kurang memperdulikan dan memberikan teguran kepada siswa yang mengganggu teman dalam kelompoknya. Selain itu, kurang tegas meminta dan membimbing siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran, kurang memberikan penguatan dan motivasi serta penyampaian informasi diakhir pembelajaran tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya tidak jelas. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan waktu dan belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan, sehingga pengorganisasian waktu dan kelas belum terlaksana dengan baik. Faktor siswa juga memiliki kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu perhatian siswa masih kurang dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan pada siswa yang tidak memperhatikan tujuan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru, tidak memperhatikan penjelasan dan petunjuk yang diberikan oleh guru, siswa kurang aktif dalam berdiskusi dan mencari jawaban soal yang ada dalam LKS. Selain itu siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode kerja kelompok sehingga belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk saling berbagi pengetahuan antara siswa dan masih ragu dan kaku dalam memanfaatkan media pembelajaran, serta belum memiliki rasa percaya diri untuk mengeluarkan pendapat. Kekurangan-kekurangan tersebut dijadikan dasar dalam melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan siklus II, sehingga setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan dapat terpenuhi. Hasil analisis tes evaluasi siklus II diperoleh siswa yang tuntas sebanyak 26 orang atau dengan kata lain tuntas 100%. Daya serap klasikal diperoleh sebesar 95,77% dan ketuntasan belajar klasikal diperoleh sebesar 100%. Hasil belajar yang telah memenuhi standar indikator pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II tersebut diperoleh karena metode kerja kelompok yang dilakukan, siswa memegang peranan sebagai subyek belajar dan dikondisikan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif melalui rangkaian kegiatan sama-sama belajar dan siswa dibelajarkan secara langsung dengan menggunakan media gambar yang sesuai dengan pembelajaran. 220

Keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus II, tergambar pula pada hasil analisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus peningkatan tindakan. Proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara maksimal melalui sumber belajar secara langsung serta pemanfaatan media, mendorong siswa untuk dapat menyusun sendiri tentang konsep maupun jawaban permasalahan yang diamati dan dipelajari. Kegiatan pembelajaran yang demikian menyebabkan penguasaan dan pemahaman siswa menjadi lebih baik dan pembelajaran juga menjadi lebih bermakna bagi siswa. Suasana pembelajaran tersebut, terlaksana dengan maksimal pada pelaksanaan tindakan siklus II, sedangkan pada pelaksanaan tindakan siklus I siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan sehingga keterlaksanaan pembelajaran belum optimal. Pembelajaran dengan metode kerja kelompok yang dilakukan, menempatkan siswa sebagai subyek belajar, dimana siswa dibimbing untuk menggunakan media pembelajaran nyata sehingga dapat menemukan dan menyusun konsep sendiri. Proses belajar tersebut menjadikan siswa menemukan informasi yang beraneka ragam dari beberapa sumber yaitu bahan ajar yang disiapkan oleh guru, bahkan siswa dibelajarkan langsung pada media dan juga LKS. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2013) yang melaporkan hasil penelitiannya bahwa terdapat peningkatan proses pembelajaran, terlihat pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Senada pula dengan pendapat Agral (2014) yang mengemukakan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik proses maupun produk yang sedang dipelajari. Pembelajaran dengan metode kerja kelompok, juga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dan guru pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh rata-rata aktivitas guru 92,88% dengan kategori sangat baik dan aktivitas siswa 93,75%, kategori sangat baik. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas siswa dan guru pada pelaksanaan tindakan siklus II telah berlangsung dengan lebih baik sesuai dengan skenario 221

pembelajaran dengan metode kerja kelompok dan dapat memperbaiki kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I. Aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II tergambar pada hasil refleksi tindakan siklus II, yaitu peran dan tugas guru dalam pembelajaran lebih maksimal melakukan pembimbingan kepada siswa dan sistematis dalam penyampaian materi. Pengorganisasian waktu pembelajaran telah dilakukan dengan baik dan lebih optimal. Disamping itu, pemahaman, kemampuan menggunakan media, intensitas dan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat lebih baik dan meningkat. Kondisi pembelajaran tersebut pada akhirnya memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode kerja kelompok yang dilakukan memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menciptakan sifat terampil serta berani untuk menggunakan media yang sering digunakan sehari-hari, saling terbuka antar siswa dalam pembelajaran. Siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam pencapaian keberhasilan yang secara tidak langsung mengacu pada keberhasilan individu dalam masing-masing kelompok. Melahirkan sikap positif dan persaingan yang sehat bagi siswa untuk memperoleh hasil terbaik dalam pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penempatan siswa sebagai subyek belajar, menjadikan belajar menjadi lebih bermakna bagi siswa dan juga mengaktifkan siswa secara maksimal. Namun demikian, ditemui pula beberapa kekurangan pembelajaran dengan metode kerja kelompok yang dilakukan, yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu konsep dalam pembelajaran, membutuhkan keterampilan guru serta bahan ajar ataupun buku pendukung yang maksimal. Untuk itu, dalam upaya menanggulangi kekurangan yang ditemukan dalam penerapan pembelajaran dengan metode kerja kelompok ini, diperlukan kreativitas guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang dapat mendukung keterlaksanaan proses pembelajaran. Di samping itu, keterampilan dan kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa dan kelas, serta kemampuan guru dalam melakukan inovasi seperti penggunaan media dan sumber belajar yang beragam sesuai 222

dengan karakteristik materi dan kebutuhan pencapaian kompetensi, merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dimiliki oleh guru. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 15 Biau pada pembelajaran IPS, dengan data siklus I, yaitu daya serap klasikal (DSK) 78,33% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar 80%, meningkat pada siklus II menjadi DSK sebesar 96,67% dan KBK sebesar 100%. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran. Skor rata-rata aktifitas guru siklus I sebesar 78,57%, meningkat pada siklus II menjadi 92,88%. Aktifitas siswa sebesar 78,13% pada siklus I, menjadi 93,75% pada siklus II. Maka dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. dan Totok. 2000. Memahami dan Menangani siswa dengan Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta: Depdiknas. Agral. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkungan Sekitar dalam Pembelajaran IPS melalui Pemanfaatan Media Gambar di Kelas III SD Inpres Binangga. Skripsi pada FKIP Untad Palu: Tidak diterbitkan. Depdikbud. (2001). Penerapan Model Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPS. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Kasbollah, K.E.S. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta. Purwati, R. (2013). Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VA SDN 3 Cibodas. Jurnal. [Online]. Tersedia: http//www.repository.upi.edu/134/. [12/03/2014]. 223