BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas IPS 3 untuk Mata Pelajaran Ekonomi diampu oleh Dra, Yuliati Eko Atmojo,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Tingkat keberhasilan dalam pendidikan sendiri sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar merupakan pondasi awal pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan negeri yang ada di Salatiga. Sekolah ini memiliki enam pilihan program keahlian, yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata busana. Adanya pilihan program keahlian yang beragam tersebut menjadikan daya tarik SMK Negeri 1 Salatiga, terbukti adanya peningkatan peminat disetiap tahunnya. Susunan mata pelajaran tiap program keahlian didasarkan atas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yaitu sekolah. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah 1. Sehingga sekkolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber belajar dan mengalokasikan sesuai prioritas kebutuhan setempat. Secara umum mata pelajaran di semua jurusan dibagi atas tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok mata pelajaran produktif, normatif dan adaptif. Mata pelajaran produktif terdiri atas beberapa mata pelajaran program keahlian. Salah satu mata pelajaran produktif pemasaran yaitu komunikasi bisnis. 1 http://www.budhiwarman2.com/index.php?option=com_content&view=article&id=21&itemid=1 69 (diunduh tanggal 20 Maret 2012, 20:45) 1

Komunikasi bisnis merupakan mata pelajaran dasar dalam program keahlian pemasaran. Materi ini berkaitan dengan komunikasi, seperti cara berkomunikasi, teknik komunikasi dan bentuk komunikasi. Pemberian materi ini diberikan agar kelak dapat diterapkan didunia kerja yang berkaitan dengan hubungan relasi kerja. Pembelajaran komunikasi bisnis membutuhkan keaktifan, pemahaman dan keterampilan siswa dalam memahami. Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu 2. Pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran komunikasi bisnis haruslah menggunakan metode yang tepat. Sehingga siswa yang memperoleh pembelajaran menjadi bersemangat dan mudah memahami materi komunikasi bisnis. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran 3. Kemampuan guru menyajikan materi dan didukung motivasi dan keaktifan siswa memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti belajar dan digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap program keahlian berbeda dan program keahlian pemasaran menetapkan KKM 76,7. Hasil belajar yang 2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Alfabeta : Bandung,2010), 4 3 Ibid, 143 2

diperoleh pada mata pelajaran komunikasi bisnis terdapat dua puluh delapan dari tiga puluh empat siswa belum mencapai KKM. Oleh karena itu siswa yang nilainya dibawah KKM di anggap belum menguasai materi yang telah diberikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran agar siswa terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi 4. Penggunaan model pembelajaran ini, siswa tidak hanya mendapat materi dari guru saja melainkan dapat berinteraksi dan berdiskusi dengan teman. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievement Division). STAD merupakan pembelajaran siswa dengan model kelompok dengan karakter dan kemampuan siswa yang berbeda. Siswa dapat berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial tinggi serta tanggung jawab. Selain siswa dapat menguasai materi secara personal, siswa juga dapat berdiskusi dan berinteraksi dengan teman sekelompoknya 1.2. Permasalahan Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran komunikasi bisnis, guru seharusnya dapat menciptakan rasa senang siswa. Sehingga siswa merasa tertarik dan tidak bosan terhadap mata pelajaran itu. Guru harus senantiasa berperan aktif di dalam pembelajaran agar saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak ada yang 4 Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta. hal. 203 3

mengobrol sendiri. Selain itu, guru seharusnya memberikan stimulus kepada siswa agar siswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan model pembelajaran yang tepat sehingga memungkinkan siswa untuk meningkatkan dan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Kenyataan yang diperoleh saat penelitian awal adalah guru mengajar komunikasi bisnis dikelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Salatiga masih menggunakan metode ceramah. Komunikasi yang dilakukan guru hanya satu arah yang didominasi oleh guru, siswa hanya mendengar dan menulis apa yang diberikan guru. Gejala yang timbul saat pembelajaran berlangsung, siswa melakukan kegiatan lain seperti mengobrol dengan teman sebangku, bermain HP. Terlihat empat siswa mulai mengantuk dan terlihat satu siswa yang duduk dibelakang sedang berkaca. Selain itu, jadwal mata pelajaran komunikasi bisnis yang ada di jam terakhir membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Saat sesi tanya jawab hanya ada beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dan tidak ada siswa yang bertanya saat guru memberikan kesempatan bertanya. Saat itu juga ada tiga siswa yang berceloteh yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran, sehingga kelas menjadi gaduh. Suasana pembelajaran yang seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Salatiga pada ulangan harian kompetensi melaksanakan komunikasi bisnis masih rendah. Siswa yang mencapai KKM 4

(Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya enam siswa. Sehingga jumlah siswa yang belum mencapai KKM ada dua puluh delapan siswa. Berdasarkan latar belakang dan gejala problematis yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis dalam upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian a. Siswa Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : Menumbuhkan keaktifan, motivasi siswa terhadap mata pelajaran komunikasi bisnis, membangun kerjasama dengan siswa lain dan menghargai pendapat orang lain. 5

b. Guru Sebagai bahan acuan pertimbangan bagi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran agar prestasi belajar siswa meningkat, dapat termotivasi untuk menggunakan model pembelajaran yang lain. c. Sekolah Hasil yang dicapai penelitian ini dapat meningkatkan mutu dan proses belajar siswa, serta dapat digunakan dalam rangka pengembangan metode pembelajaran di SMK Negeri 1 Salatiga d. Penulis Sebagai pengalaman dan menambah pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif 6