MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

MAKALAH. Oleh Kusyeni

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

Menggunakan Teknik Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Sindanglaya.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

Nama : Aris Jatnika Sujana NIM :

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA PENDEK DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING DI KELAS VII SMPN II TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

DANI KURNIA NIM

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK

MAKALAH. Oleh MIA KUSMIATI NPM :

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN WANASARI 09 KABUPATEN BEKASI.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

RANI HANDAYANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Menulis Paragraf Induktif dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Writing

Transkripsi:

2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI Oleh : RATIA RATNASARI NIM : 09210385 STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yakni (1) Kemampuan siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi dalam menentukan tema, judul, menggunakan tanda baca, menuangkan ide/gagasan, menggunakan ejaan yang baik dan benar pada menulis (2) Efektivi tas pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching pada siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan penelitan dengan metode deskriktif. Sebelumnya terlebih dahulu diberikan tes awal ( pretes ) yaitu uji coba pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching. Kemudian dilanjutkan uji coba pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, maka diberikan tes akhir ( postes ). Terakhir dilakukan pengolahan data hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan teknik Quantum Teaching berhasil dan efektif dilaksanakan dikelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi daripada hasil pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata hasil tes awal ( pretes ) dan tes akhir. Kata kunci: Quantum Teaching, SDN Wanasari 12 (vi+84+lampiran) I. PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Peningkatan potensi siswa tersebut bisa I mulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berfikir siswa seperti berfikir : kritis, kreatif, logis, sistematis dan argumentatif. Kemampuan berfikir itu merupakan sesuatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam menghadapi permasalahan yang kelak dihadapi. Proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks, segala sesuatunya berarti. Setiap kata, fikiran, tindakan dan asosiasi serta sejauh mana pendidik mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran maka sejauh itu pula proses belajar itu berlangsung. Tertarik dengan peranan guru sastra yang sangat penting bagi perkembangan sastra Indonesia tersebut, maka penulis bermaksud akan memberi isi dan peranan yang sangat penting itu, yaitu dengan mengadakan penelitian mengajarkan menulis Materi menulis cerita pendek ini secara tersurat ada dalam garis-garis besar program pengajaran bahasa dan sastra Indonesia sekolah dasar kelas V untuk itu, tentu saja penulis juga akan mengadakan percobaan mengajar menulis cerpen dengan 2 teknik Quantum teaching di kelas V SDN Wanasari 12 Kabupaten Bekasi. Dalam mempelajari bidang bahasa Indonesia khususnya karya sastra, siswa dituntut untuk mampu menulis Cerita Pendek (cerpen) dengan baik artinya sesuai dengan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerpen yang dibuatnya. Pembelajaran menulis dilingkungan sekolah hendaknya mampu membekali siswa serta memberikan pengalaman nyata kepada siswa dengan mengimplementasikan strategi Quantum Teaching dalam kegiatan menulis cerita pendek serta mengaitkan langsung dengan lingkungan sekitar. Untuk mewujubkan kemampuan siswa tersebut, para pengajar atau guru hendaknya mampu mentransfer ilmu dengan berbagai cara dengan tujuan yang diharapkan. Dalam mengajarkan materi pelajaran, seorang guru tentu menggunakan cara penyampaian yang dianggapnya paling tepat. Cara penyampaian bahan atau materi pelajaran ini sering kali disebut teknik

penyajian. Biasanya setiap guru tidak harus selalu sama dalam menggunakan teknik penyajian ini. Hal ini sangat tergantung dengan kesesuaian proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dalam mengadakan penelitian mengajarkan menulis cerita pendek ini akan menggunakan teknik Quantum Teaching. Dengan teknik tersebut, penulis bermaksud mengajak para siswa mengalami langsung proses pembuatan Hal ini tidak berarti penulis ingin menjadikan para siswa sebagai penulis-penulis yang professional. II. KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Kajian Teori Untuk menghindari adanya salah pengertian terhadaq judul penelitian maka penulis mendefinisikan istilah-istilah dalam judul sebagai berikut : a. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah cara, gaya atau teknik yang telah diterapkan oleh guru untuk sebuah pembelajaran b. Menulis Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. (Tarigan : 1994: 21). c. Cerita Pendek Cerita pendek adalah cerita-cerita rekaan yang mengisahkan suatu peristiwa dalam suatu waktu dan terbatas hanya pada satu hal saja dan cerita ini mudah dinikmati tanpa memerlukan waktu lama dan dapat dibaca dalam sekali duduk tetapi menimbulkan rasa ingin tahu cerita selanjutnya. d. Teknik Quantum Teaching Teknik ini adalah strategi belajar mengajar yang meriah memanfaatkan segala hal yang ada disekitar siswa dan menyingkirkan segala hambatan belajar sehingga lebih mudah tersedianya fasilitas belajar. e. Siswa III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan observasi dan wawancara awal untuk mengetahui masukan aktual dikelas, terutama pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis Siswa kelas V Sekolah Dasar adalah seluruh siswa kelas V yang dijadikan sebagai sumber data bagi penulis dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data penelitian yang berupa penelitian kemampuan menulis Berdasarkan penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa uji coba model pembelajaran menulis cerita pendek dengan teknik Quantum Teaching adalah suatu proses belajar yang dilakukan secara sengaja untuk menilai kemampuan seseorang dalam menentukan tema judul. Penggunaan tanda baca dan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar serta menggunakan teknik yang meriah dengan menggunakan fasilitas belajar yang tersedia. 2. Metode Metode deskriptif analitik adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data analitik dan menganalisis data hasil model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Teaching sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa sehingga dapat mendukung hipotesis yang telah dirumuskan. Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk menguji siswa mencoba dan mempraktekkan suatu proses demi keberhasilan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Teaching. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi dimulai dari pertengahan bulan April 2012. Setelah penulis mendapatkan permasalahan pokok tentang pembelajaran menulis cerita pendek, maka penulis mengadakan pengamatan, 2

wawancara dengan guru dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran menulis Setelah diperoleh catatan observasi, kemudian dikonfirmasi dengan guru. Guru mengaku bahwa penerapan metode dalam pembelajaran menulis cerita pendek belum optimal. Hal ini disebabkan guru belum mengetahui banyak tentang metode pengajaran yang tepat bagi siswa secara langsung sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Catatan hasil obeservasi awal secara garis besar memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis Cerita Pendek di SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi masih ditemukan adanya beberapa kendala terutama kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide dan gagasan cerita dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam bentuk cerita yang sistematis. Kendala yang muncul bersumber dari keterbatasan kemampuan siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan guru baik dalam pengolahan maupun pemanfaatan sumber belajar yang terbatas, serta pemanfaatan metode pembelajaran yang belum optimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dalam pembelajaran menulis cerita pendek sebagaian besar siswa masih kurang mampu menuangkan ide dan gagasan ceritanya secara sistematis. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memiliki gambaran tentang konsep cerita yang ditulisnya. Selain itu siswa belum mampu menulils cerita pendek menggunakan tanda baca dan menggunakan huruf kapital yang tepat. Bahasa pergaulan sehari-hari di daerah Bekasi yang banyak dipengaruhi bahasa Betawi, juga sangat berpengaruh dalam hasil karangan siswa. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehair-hari dalam pembelajaran menulis cerita pendek, guru hanya memberikan bentuk cerita yang termasuk ke dalam jenis cerita pendek. Dalam pembelajaran tersebut guru hanya menggunakan metode penugasan kepada siswa untuk membat cerita pendek, sehingga hasil tulisan siswa belum optimal. Hari tes awal siswa SDN Wanasari 12 dalam pembelajaran menulis cerita pendek sebelum menggunakan teknik Quantum Teaching adalah 65. Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, maka yang nilainya mencapai KKM yang berjumlah 9 orang. Dari hasil tes awal (pretes) diperoleh data sebagai berikut : 1 orang siswa ( 2,9 % ) yang mendapat nilai 44 4 orang siswa ( 11,4 % ) yang mendapat nilai 50 2 orang siswa ( 5,7 % ) yang mendapat nilai 56 13 orang siswa ( 37,1% ) yang mendapat nilai 6 7 orang siswa (20 % ) yang mendapat nilai 69 3 orang siswa (8,5 %) yang mendapat nilai 75 4 orang siswa ( 11,4 %) yang mendapat nilai 81 1 orang siswa ( 2,6 % ) yang mendapat nilai 88 Hari tes akhir siswa SDN Wanasari 12 kelas V dalam pembelajaran menulis cerita pendek setelah menggunakan teknik Quantum Teaching mengalami peningkatan yaitu 77, berarti sebanyak 34 siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan dari hasil tes akhir (postes) diperoleh data sebagai berikut: 1 orang siswa ( 2,9 %) yang mendapat nilai 63 9 orang siswa ( 25,7 % ) yang mendapat nilai 69 12 orang siswa ( 34,3% ) yang mendapat nilai 75 5 orang siswa ( 14,3% ) yang mendapat nilai 81 5 orang siswa ( 14,3 % ) yang mendapat nilai 88 3 orang siswa ( 8,6 % ) yang mendapat nilai 94 Hasil analisis di atas membuktikan bahwa frekuensi pencapaian nilai terbanyak pada tes awal (pretes) adalah 63 sebanyak 13 siswa dan pada tes akhir (postes) adalah 75 masing-masing sebanyak 12 siswa. mengalami peningkatan yaitu 77, berarti sebanyak 34 siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan dari hasil tes akhir (postes) diperoleh data sebagai berikut: 1 orang siswa ( 2,9 %) yang mendapat nilai 63 9 orang siswa ( 25,7 % ) yang mendapat nilai 69 12 orang siswa ( 34,3% ) yang mendapat nilai 75 5 orang siswa ( 14,3% ) yang mendapat nilai 81 5 orang siswa ( 14,3 % ) yang mendapat nilai 88 3 orang siswa ( 8,6 % ) yang mendapat nilai 94 Hasil analisis di atas membuktikan bahwa frekuensi pencapaian nilai terbanyak pada tes awal (pretes) adalah 63 sebanyak 13 siswa dan pada tes akhir (postes) adalah 75 masing-masing sebanyak 12 siswa. Berdasarkan data di atas, tingkat keberhasilan dicapai 34 siswa atau 96% sedangkan sisanya sebanyak 1 orang atau 2% 1

4 diharapkan ada pembinaan dari guru agar siswa tersebut mencapai KKM di sekolah tersebut. Angka korelasi yang diperoleh adalah 0,728 termasuk angka koefisien korelasi tinggi, menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan teknik Quantum Teaching dalam pembelajaran menulis karangan fiksi di SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Hal ini juga dapat dilihat pada nilai rata-rata sebelum diberi perlakuan penelitian adalah 63, meningkat menjadi 76 setelah diberi perlakuan penelitian. Dengan demikian penelitian tentang model pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching pada siswa. Kelas V SDN Wanasari 12 memberikan pencerahan tentang proses belajar mengajar yang baik yang diantaranya : 1. Segala sesuatu yang ada disekitar sekolah dapat dijadikan media pembelajaran, sehingga siswa diajarkan lebih mandiri, kreatif dan inovatif. 2. Selama pembelajaran berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh siswa yang lain. Dalam hal ini tugas guru untuk membantu memperjelas pengembangan ide tersebut. 3. Guru harus memberi dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian. 4. Guru jangan mendominasi pembelajaran sehingga siswa tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. IV. SIMPULAN Setelah memperhatikan seluruh uraian hasil analisis data dan pembahasannya pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menulis cerita pendek dengan teknik Quantum Teaching sangat efektif diterapkan dikelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Hal ini terbukti dengan perbedaan nilai yang signifikan antara nilai pretes dan postes. Dalam menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching terdapat 11,1% siswa memperoleh kategori nilai baik, 63,9% kategori cukup dan 25% kategori kurang. Sedangkan pada pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching (postes) terdapat 22,2% siswa memperoleh kategori nilai sangat baik, 61,1% kategori baik dan 16,7% termasuk kategori cukup. Pada waktu observasi, siswa mengalami kesulitan saat mengarang tanpa menggunakan teknik QuantumTeaching. Suasana kelas lebih tenang pada saat pelaksanaan menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching serta waktu penyelesaian lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ini sangat efektif diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk pembelajaran menulis DAFTAR PUSTAKA A'la, Mifltahul. 2010 Quantum Teaching ( Buku Pintar dan Praktis ), Jogjakarta. DIVA Press. All, Mohammad 2003. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung. Angkasa. BNSP, 2006 Pengembangan Model Pembelajaran, Jakarta : BNSP. De Porter, Bobbi 2007. Quantum Teaching, Bandung. PT Mizan Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta. Balai Pustaka. Depdiknas 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta.BNSP. Esten, Mursal 1993. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, Bandung. Angkasa. KM, Saini. Sumardjo 2001. Apresiasi Kesusastraan, Jakarta. Gramedia. Kurikulum 2004. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta 2003. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta. Nana, Moh 2009. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia. 4

5 Soemanto, Wasty 1988. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah),Jakarta. PT Bumi Aksara. Sudjana, Nana 1999. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Standar Isi Kurikulum KTSP, BNSP 2006. 5