BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR SKATEBOARDING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Kebutuhan Belut Beberapa Negara

Tabel 1.1. Event Marching Band

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang Olahraga Bulutangkis Di Sleman D.I.Yogyakarta Latar Belakang Pengadaan Proyek

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN ASRAMA ATLET BASKET DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek .

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN.

UNIVERSITAS DIPONEGORO GELANGGANG OLAHRAGA BASKET DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR AHMAD ABDUL HAQ

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

Perpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

PUSAT PELATIHAN DAN PERTANDINGAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI REMBANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1.1 Pengertian Judul.

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG OLAH RAGA DI SEMARANG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pada perkembangan jaman yang semakin pesat saat ini, olahraga menjadi salah satu kegiatan yang diperhatikan. Olahraga merupakan kebutuhan dasar manusia yang bertujuan untuk mengolah jasmani manusia agar bugar dan sehat. Olahraga dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang ekstrem. Olahraga-olahraga yang popular antara lain sepakbola, basket, bulutangkis, senam hingga olahraga ekstrem seperti skateboarding. Sebab sering kali mengalami kendala dan hambatan yaitu karena kurangnya fasilitas yang memadahi dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut. Olahraga ekstrem seperti skateboarding di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara lain, dibuktikan dengan prestasi skateboarding tingkat internasional didominasi atlet-atlet dari negara Amerika Serikat, Kanada dan Brazil. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya fasilitas-fasilitas olahraga yang memadai dalam mewadahi kegiatan olahraga skateboarding, bahkan di beberapa daerah tidak ada fasilitas yang mewadai olahraga skateboarding. Di Yogyakarta, tidak terdapat arena yang resmi serta layak untuk mewadahi olahraga ekstrem seperti skateboarding. Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota di Indonesia dan sebagai kota pelajar terus berkembang seturut bergantinya tahun. Para pelajar serta mahasiswa dari luar kota juga terus berdatangan tiap tahunnya untuk menuntut ilmu di kota Yogyakarta. Dibawah ini merupakan pertumbuhan jumlah pelajar SMP hingga SMA di Yogyakarta. Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta Tingkat Pendidikan/Tahun 2010 2011 2012 SMP 127.214 122.368 123.933 SMA 49.145 49.063 49.514 SMK 77.077 78.712 78.712 Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 1

Para pelajar dan mahasiswa pasti memiliki hobi dan minat tertentu dalam bidang olahraga, salah satunya dalam bidang olahraga ekstrem yaitu skateboarding. Para penggemar olahraga skateboarding kesulitan dalam menyalurkan hobi serta minat mereka tersebut dikarenakan belum ada fasilitas yang layak dan memadai serta area resmi dalam bidang olahraga skateboarding di Yogyakarta. Para penggemar olahraga skateboarding menggunakan fasilitas umum yang bukan merupakan area khusus seperti area jalan raya, di bawah jembatan, bangunan umum dan halaman publik untuk berlatih serta menyalurkan hobi mereka tersebut. Komunitas-komunitas penggemar olahraga skateboarding di Yogyakarta juga semakin banyak dan berkembang. Dibawah ini merupakan beberapa komunitas penggemar olahraga skateboarding di Yogyakarta. Tabel 1. 2 Komunitas Skateboarding di Yogyakarta Nama Komunitas Jumlah Anggota Jumlah Anggota (2009) (2014) Skateboarding Mandala Krida 30 55 Skateboarding Balai Kota 30 64 Skateboarding UGM Boulevard 20 38 Skateboarding Kehutanan UGM 20 38 Skateboarding Nitikan 10 15 Skateboarding Wiratama 10 25 Skateboarding Pugeran 8 15 Skateboarding Jembatan Janti 10 24 Skateboarding Bintaran 11 18 Skateboarding Ngasem 12 26 Skateboarding Kotagede 15 28 Skateboarding STTA 10 35 Skateboarding Paseban 8 20 Skateboarding Diponegoro 10 20 Skateboarding Gebang 10 25 Skateboarding GOR UNY 18 32 Skateboarding Kotabaru - 14 Jumlah 232 492 Sumber : Survei Penulis, 2015 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan erat dengan olahraga skateboarding juga sering dilaksanakan di Yogyakarta setiap tahunnya seperti kompetisi maupun festival. Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan dengan melihat potensi olahraga skateboarding yang berkembang cukup pesat di Yogyakarta. Berikut ini 2

merupakan kompetisi maupun festival skateboarding yang pernah dilaksanakan di Yogyakarta. Tabel 1. 3 Kompetisi dan Kegiatan Skateboarding di Yogyakarta Tahun Kegiatan Tempat 1999 ISA Series Event Mandala Krida 2000 ISA Series Event Mandala Krida 2001 ISA Series Event Mandala Krida 2002 ISA Series Event Mandala Krida 2002 Volcom Competition - 2003 ISA Series Event Mandala Krida 2003 Volcom Competition - 2004 Volcom Competition - 2005 ISA Series Event Jogja Expo Center 2005 Volcom Competition - 2006 VIVA LA BALKOT - 2007 VIVA LA BALKOT Sporthall Kridosono 2008 VIVA LA BALKOT Sporthall Kridosono 2009 VIVA LA BALKOT Balai Kota 2010 VIVA LA BALKOT Bloodbath 2011 VIVA LA BALKOT Jogja Expo Center 2011 Go Skateboarding Day Balai Kota 2012 VIVA LA BALKOT - 2012 Go Skateboarding Day Balai Kota 2013 VIVA LA BALKOT Sporthall Kridosono 2013 Go Skateboarding Day Balai Kota 2014 Go Skateboarding Day Mc D Sudirman 2014 VIVA LA BALKOT Sporthall Kridosono 2014 Starcross Jogja City Mall Sumber : Survei Penulis, 2015 Melihat komunitas serta kegiatan-kegiatan seperti kompetisi maupun festival yang berhubungan dengan olahraga Skateboarding, cukup banyak atletatlet yang berprestasi dan memiliki bakat yang dapat dikembangkan. Atlet-atlet Skateboarding yang telah berprestasi antara lain Radja (Juara 1 under 15 VIVA LA BALKOT 2013), Elvis Estrada (Juara 1 under 17 VIVA LA BALKOT 2014) dan Ijong Partogi (Juara 1 Starcross Competition 2014). Walaupun dari Yogyakarta belum banyak atlet skateboarding yang berprestasi pada tingkat nasional maupun internasional, dengan adanya kompetisi dan festival yang diadakan dapat dilihat serta diwadahi atlet-atlet yang memiliki potensi dan siap bersaing pada tingkat nasional maupun internasional. 3

Melihat faktor-faktor banyaknya komunitas, event, festival dan tidak adanya wadah yang layak dalam olahraga skateboarding maka perlu direncanakan dan dirancang sebuah wadah berupa pusat olahraga papan luncur agar dapat mewadahi potensi dan minat terhadap olahraga skateboarding di Yogyakarta, menjadi area dalam pelaksanaan kompetisi dan kegiatan-kegaiatan yang berkaitan dengan olahraga skateboarding serta menjadi wadah rekreasi dan penyalur hobi penggemar olahraga skateboarding. 1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Tidak adanya wadah atau area khusus dalam bidang olahraga skateboarding merupakan salah satu hambatan dalam menyalurkan kegiatan dalam bidang olahraga skateboarding di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Untuk mewadahi karakter edukatif dan rekreatif dalam bidang olahraga skateboarding, maka perlu diciptakan wadah khusus serta pengadaan sarana dan fasilitas bagi olahraga skateboarding berupa pusat olahraga papan luncur. Perencanaan pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta bertujuan untuk mewadahi kegiatan olahraga skateboarding yang memiliki karakter edukatif berupa pengembangan potensi dan minat serta nilai rekreasi sebagai salah satu hiburan dalam bidang olahraga ekstrem bagi para penggemar olahraga skateboarding. Sebagai sarana dan fasilitas olahraga, pusat olahraga papan luncur merupakan tempat berlatih, tempat penyelenggaran kompetisi dan kegiataankegiatan yang berkaitan dengan skateboarding, tempat penyedia maupun penjualan alat-alat atau perlengkapan skateboard, tempat berkumpul komunitas skateboarding serta sebagai sarana rekreasi bagi para penggemar olahraga skateboarding. Sebagai sarana olahraga skateboarding, pusat olahraga papan luncur harus dapat menjawab permasalah-permasalahan tersebut. Pusat olahraga papan luncur harus mampu menyediakan sarana dan fasilitas sesuai dengan standar, menciptakan suasana dan keadaan yang mampu mewadahi kegiatan olahraga skateboarding dengan mengacu pada karakter edukatif dan rekreatif yang mampu memberikan wadah berbagai kegiatan olahraga skateboarding dan meningkatkan nilai hiburan olahraga skateboarding yang menantang. 4

Pendekatan konsep desain perlu diterapkan pada perencanaan dan perancangan pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta. Pengolahan tata ruang dalam dan ruang luar serta penampilan bangunan dengan pendekatan konsep arsitektur modern tepat untuk diterapkan. Arsitektur modern merupakan sebuah aliran arsitektur yang menekankan pada bentuk yang mengikuti fungsi sesuai dengan semboyan form follow function.(wahid & Alamsyah, 2013) Keseimbangan antara fungsi di dalam sebuah ruang harus dapat ditopang oleh bentuk yang tepat. Arsitektur modern melepas nilai arsitektur yang kompleks dan rumit. Bentuk-bentuk geometri ditampilkan apa adanya yang menunjukkan nilai kejujuran berdasarkan konsep arsitektur modern. Tata ruang dalam dan luar tidak terbatas meluas ke segala arah dan memiliki hubungan erat dengan pengamat. Penampilan bangunan menggunakan bentuk-bentuk yang diulang.(tanudjaja, 1997) Tampilan bangunan serta penggunaan elemen-elemen horizontal akan dikomposisikan sebagai konsep arsitektur modern. Olahraga skateboarding merupakan salah satu olahraga yang dapat dikatakan modern. Olahraga skateboarding menampilkan gerakan-gerakan yang ekstrem sehingga perlu didukung oleh sarana serta fasilitas yang sesuai dengan standar. Ruang-ruang pada arsitektur modern yang tidak terbatas meluas ke segala arah akan diaplikasikan melalui dinding-dinding yang bersifat transparan dan ruang yang berdimensi luas. Hubungan erat dengan pengamat akan memberikan nilai positif atau daya tarik bagi pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta. Bentuk ruang harus mengikuti fungsi olahraga skateboarding yang membutuhkan keleluasaan serta hubungan langsung dengan para pengamat. Penataan ruang secara paralel yang saling berkaitan dan mendukung juga diaplikasikan sehingga mampu mewadahi kegiatan olahraga skateboarding yang berlangsung serta memeberi karakter edukatif karena proses pembelajaran akan terwujud melalui komunikasi visual dan praktek langsung. Penampilan bangunan akan mengaplikasikan bentuk yang sederhana dan dikomposisi dengan elemen pendukung yang membentuk tampilan tersebut. 5

Elemen-elemen horizontal memberikan penekanan lebih pada tampilan bangunan. Tampilan yang lebih bersifat slab atau memanjang akan memberikan representasi terhadap gerakan-gerakan skateboarding yang meluncur horizontal. Dengan demikian pusat olahraga skateboarding dapat mewadahi kegiatan olahraga skatebording bagi para penggemar olahraga skateboarding serta menciptakan sebuah sarana rekreasi baru sehingga mengangkat nilai hiburan dari olahraga skateboarding yang menantang di Yogyakarta. 1.2 Rumusan Permasalahan Bagaimana landasan konsepsual pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta yang dapat menjadi wadah berkarakter edukatif dan rekreatif dalam bidang olahraga skateboarding melalui pengolahan tata ruang dan penampilan bangunan berdasarkan konsep arsitektur modern? 1.3 Tujuan dan sasaran 1.3.1 Tujuan Mewujudkan landasan konsepsual pusat olahraga papan luncur yang dapat menjadi wadah atau area berkarakter edukatif serta rekreatif dalam bidang olahraga skateboarding melalui pengolahan tata ruang dan penampilan bangunan berdasarkan konsep arsitektur modern. 1.3.2 Sasaran Sasaran yang ingin dituju adalah sebagai berikut; 1. Memanfaatkan tata ruang dengan pendekatan arsitektur modern untuk mengelompokkan tingkat kemampuan para skaters, baik pemula hingga profesional. 2. Memanfaatkan tata ruang dengan pendekatan arsitektur modern untuk menciptakan karakter edukatif bagi skaters. 3. Memanfaatkan tata ruang dan penampilan bangunan yang komunikatif secara visual dengan pendekatan arsitektur modern untuk mewujudkan karakter edukatif. 6

4. Memanfaatkan tata ruang luar dengan pendekatan arsitektur modern (arena skateboarding outdoor) yang dipadukan dengan taman sebagai karakter rekreatif. 1.4 Lingkup Studi 1.4.1 Materi Studi 1. Lingkup Spatial Elemen-elemen dari pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah susunan tata ruang dan penampilan bangunan dengan pendekatan arsitektur modern. 2. Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta dibatasi oleh elemen pembatas ruang, pengisi ruang dan elemen pelengkap ruang. 3. Lingkup Temporal Rancangan pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta memiliki masa pemakaian 20 tahun terhitung setelah selesainya masa pembangunan. 1.4.2 Pendekatan Studi Penyelesaian penekanan studi pada pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta dilakukan melalui pengolahan tata ruang dan penampilan bangunan dengan pendekatan arsitektur modern. 1.5 Metode Studi 1.5.1 Pola Prosedural Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Observasi Lapangan Menggunakan hasil pengamatan langsung dilapangan untuk melihat potensi dan minat dalam bidang olahraga skateboarding disertai dokumentasi dengan media foto. 7

2. Wawancara Mengumpulkan data dan informasi melalui tanya jawab langsung dengan para penggemar olahraga skateboarding yang tergabung dalam komunitas-komunitas skateboarding di Yogyakarta. 3. Studi Literatur Mempelajari sumber-sumber tertulis mengenai olahraga skateboarding serta pusat olahraga atau area bermain papan luncur sebagai wadah edukatif dan rekreatif dalam bidang olahraga skateboarding. Mempelajari referensi mengenai pengolahan tata ruang dan penampilan bangunan melalui pendekatan arsitektur modern dari literatur. 8

1.5.2 Pola Pikir Perancangan 9

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Pengadaan Proyek, Latar Belakang Permasalahan, Rumusan Permasalahan, Tujuan, Sasaran, Lingkup Pembahasan yang meliputi Materi Studi dan Pendekatan Studi, Metode Pembahasan. BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF Berisi mengenai tinjauan pusat olahraga papan luncur secara umum serta tinjauan mengenai karakteristik karakter edukatif dan rekreatif. BAB III TINJAUAN UMUM PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA Memuat kondisi wilayah Yogyakarta yang kaitannya dengan perencanaan dan perancangan pusat olahraga papan luncur di Yogyakarta serta pemiliha lokasi dan site yang akan digunakan. BAB IV LANDASAN TEORI ARSITEKTURAL Bab ini berisi tinjauan pustaka yang membahas tentang pengolahan susunan ruang dan penampilan bangunan berdasarakan konsep arsitektur modern. BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang analisis pelaku kegiatan, alur kegiatan, pola hubungan ruang, analisis kebutuhan ruang, analisis pemilihan tapak, analisis tapak, analisis permasalahan yaitu analisis ruang berdasarakan perilaku dan kebutuhan pengguna, analisis pengolahan tata ruang dalam dan ruang luar, analisis penampilan bangunan, analisis sirkulasi, analisis vegetasi, analisis pencahayaan, analisis view serta analisis penanggulangan keadaan darurat. 10

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan, konsep pelaku dan ruang, konsep tata ruang luar dan tata ruang dalam, konsep penampilan bangunan, konsep sirkulasi, konsep vegetasi, konsep pencahayaan, dan konsep sistem struktur serta konsep penanggulangan keadaan darurat. 11