BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan sering ditandai dengan ph yang rendah.

dokumen-dokumen yang mirip
Pola Penyebaran Potensi Keterbentukan Air Asam Tambang pada Tambang Batubara di Blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya selalu. menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Hal LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

BAB I PENDAHULUAN. Australia (BP.2014). Sebagian besar pertambangan batubara di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENCEGAHAN PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN METODE ENKAPSULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penanganan Air Asam Tambang Pada Skala Laboratorium Dengan Menggunakan Kapur Tohor Berdasarkan Parameter Ketebalan NAF

Pemodelan Penyebaran NAF dan PAF Pada Daerah Penambangan Batubara Pit Terbuka Di Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 8 No. 1 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

Jl. Grafika no. 2, Yogyakarta Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman,

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Penerapan Metode Active dan Passive Treatment Dalam Pengelolaan Air Asam Tambang Site Lati

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penambangan bawah tanah yang meliputi kegiatan berupa

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

STUDI PAF/NAF DENGAN METODE UJI STATIK PT. KITADIN SITE EMBALUT KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

PENCEMARAN KUALITAS AIR DARI ADANYA POTENSI AIR ASAM TAMBANG AKIBAT PENAMBANGAN BATUBARA (Studi Kasus Pada Sungai Patangkep)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Asam Tambang di Lati Mine Operation

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. mendorong bertambahnya permintaan terhadap bahan baku dari barangbarang. industri. Zirkon merupakan salah satu bahan baku di dalam

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Batasan Masalah

RANCANGAN PENANGANAN MATERIAL OVERBURDEN YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN AIR ASAM TAMBANG DI BLOK 5D CB PT TANITO HARUM KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI KUALITAS AIR HASIL PELINDIAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

RANCANGAN PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DI AREA TIMBUNAN Q03 SITE LATI

Disampaikan pada acara:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu sumber energi nasional yang mempunyai peran besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Lingkup Kajian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal. menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah

EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

LAPORAN KERJA PRAKTIK : OLEH : SEPTA DIAN PERMANA DBD BOBBY STEVEND DBD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan jumlah perumahan yang semakin meningkat,

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penambangan batubara umumnya memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satunya ialah keterbentukan air asam tambang (AAT) yaitu air yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan sering ditandai dengan ph yang rendah. AAT termasuk aspek geofisik yang menjadi kendala bagi tambang batubara. Pada dasarnya AAT tidak dapat dihindari karena dalam proses penambangan pasti melewati tahap pembongkaran overburden (batuan penutup), sehingga batuan yang mengandung mineral sulfida (PAF) tersingkap dan terpapar langsung ke udara kemudian teroksidasi, lalu dengan adanya air, AAT terbentuk. Untuk mengantisipasi pembentukan AAT di suatu lokasi penambangan, perlu dilakukan pengujian terhadap batuan dan air pada saat eksplorasi sampai pascatambang, dengan cara menganalisis karakteristik geokimia batuan dan kualitas airnya. Berdasarkan nilai yang dihasilkan dari uji tersebut, pola sebaran batuan pembentuk asam dan pencemaran air beserta luas daerahnya dapat diprediksi lebih awal. Maka dari itu, penulis mengambil tema skripsi tentang pola penyebaran potensi keterbentukan AAT pada tambang batubara di blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur. 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah dari kegiatan penelitian AAT pada tambang batubara di blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur adalah :

2 1. Membuat pola penyebaran batuan yang berpotensi asam (PAF) dan tidak berpotensi asam (NAF) berdasarkan data hasil analisis karakteristik geokimia dari sampel batuan yang diambil di beberapa titik di daerah penelitian. 2. Membuat pola penyebaran pencemaran air yang diindikasikan telah terjadi pembentukan AAT yaitu berdasarkan data hasil analisis kualitas sampel air. 3. Menghitung luas sebaran batuan PAF / NAF dan luas sebaran pencemaran air. 4. Menganalisis pola sebaran batuan PAF / NAF dan pola sebaran pencemaran air serta korelasi antara keduanya. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penyebaran dari sumber utama yang dapat memberikan potensi dalam keterbentukan AAT pada tambang batubara di blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur. Sedangkan tujuannya ialah : 1. Mengetahui pola penyebaran batuan PAF / NAF. 2. Mengetahui pola penyebaran pencemaran air. 3. Mengetahui luas sebaran batuan PAF / NAF dan luas sebaran pencemaran air. 4. Mengetahui korelasi antara pola sebaran batuan PAF / NAF dengan pola sebaran pencemaran air.

3 1.4 Asumsi Dasar Asumsi dasar pada penelitian ini antara lain : 1. Batuan dapat digolongkan ke dalam tipe PAF apabila ph NAG < 4,5 ; memiliki nilai NAG dan NAPP > 0, sedangkan batuan tipe NAF apabila ph NAG > 4,5 ; tidak memiliki nilai NAG dan NAPP < 0. 2. Air yang sudah tercemar pada tambang batubara, biasanya berpotensi membentuk AAT karena memiliki ph < 6, mengandung logam berat dan padatan tersuspensi tinggi (Fe, Mn, TSS). Sedangkan air yang tidak tercemar, memiliki ph > 6 serta tidak mengandung logam berat ataupun padatan tersuspensi. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan ialah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Sekunder Studi literatur, yaitu mempelajari buku - buku pustaka dan laporan - laporan terdahulu yang erat kaitannya dengan AAT. 2. Pengumpulan Data Primer a. Hasil analisis karakteristik geokimia sampel batuan (uji statik) dengan menggunakan metode Sobek (Sobek, 1978) ialah : Hasil analisis kadar TS Hasil analisis ph Pasta Hasil analisis ph NAG dan nilai NAG pada ph = 4,5 dan ph = 7 Hasil analisis Nilai MPA Hasil analisis Nilai ANC Hasil analisis Nilai NAPP.

4 b. Hasil analisis kualitas sampel air meliputi : nilai ph, Kadar Fe, Mn dan TSS. 3. Mengevaluasi Data Sampel Batuan dan Sampel Air a. Evaluasi penggolongan tipe batuan pembentuk asam (Gautama, 2014) sebagai berikut : Golongan 1, tipe NAF (ph NAG lebih besar atau sama dengan 4,5 atau nilai NAPP negatif). Golongan 2, tipe PAF kapasitas rendah (ph NAG lebih kecil 4,5 ; nilai NAG pada ph 4,5 kurang dari 5 kg H 2 SO 4 /ton ; nilai NAPP dalam selang 0 10 kg H 2 SO 4 /ton). Golongan 3, tipe PAF kapasitas sedang (ph NAG lebih kecil 4,5 ; nilai NAG pada ph 4,5 lebih besar sama dengan 5 kg H 2 SO 4 /ton ; nilai NAPP lebih besar sama dengan 10 kg H 2 SO 4 /ton). Golongan 4, tipe PAF kapasitas tinggi (ph NAG lebih kecil 4,5 dan ph H 2 O (1 : 2) lebih kecil 4,5 ; nilai NAG pada ph 4,5 lebih besar sama dengan 5 kg H 2 SO 4 /ton, nilai NAPP lebih besar sama dengan 10 kg H 2 SO 4 /ton). b. Evaluasi pencemaran air (Kepmen Negara Lingkungan Hidup No 113, 2003) sebagai berikut: Air tercemar, yang diindikasikan membentuk AAT (ph < 6, mengandung kadar Fe, Mn dan TSS). Air yang tidak tercemar (ph > 6, tidak mengandung kadar Fe, Mn dan TSS. 4. Pengolahan data yaitu membuat pola penyebaran dalam bentuk peta isoline dengan menggunakan software surfer di antaranya :

5 a. Peta pola penyebaran batuan PAF / NAF berdasarkan data hasil analisis karakteristik geokimia sampel batuan. b. Peta pola penyebaran pencemaran air berdasarkan data hasil analisis kualitas sampel air. 5. Pembahasan a. Menganalisis pola sebaran batuan PAF / NAF dan pola sebaran pencemaran air. b. Menghitung luas sebaran batuan PAF / NAF dan sebaran pencemaran air. c. Menganalisis korelasi antara sebaran batuan PAF / NAF dengan sebaran pencemaran air Untuk lebih jelasnya, lihat diagram alir metode penelitian pada Gambar 1.1

6 Gambar 1.1 Diagram Alir Metode Penelitian

7 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami hasil penelitian yang telah dilakukan, maka sistematika penulisan pada laporan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab sesuai dengan urutan metode penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, maksud dan tujuan, asumsi dasar, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM Bab ini berisikan tentang lokasi dan kesampaian daerah, keadaan daerah penelitian (iklim dan curah hujan), keadaan geologi regional (stratigrafi dan struktur geologi), keadaan geologi daerah penelitian, topografi daerah penelitian dan sistem penambangan batubara. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori - teori yang dapat mendukung dan berhubungan dengan batasan masalah yang menjadi objek penelitian yaitu pola penyebaran potensi keterbentukan AAT. BAB IV PENGUMPULAN DATA Bab ini berisikan tentang data hasil penelitian yang telah dilakukan di blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur. BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang pembahasan, yaitu berupa analisis dari data hasil penelitian, yang diolah ke dalam bentuk peta pola penyebaran batuan PAF / NAF dan peta pola penyebaran pencemaran air menggunakan software surfer, kemudian menghitung luas dari kedua sebaran tersebut berserta korelasi antara keduanya.

8 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang jawaban dari tujuan penelitian, apakah sudah tercapai atau tidak dan juga saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian.