II. LANDASAN TEORI ( ) =

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

MA3231 Analisis Real

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

MA3231 Analisis Real

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

MA3231 Analisis Real

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

PENGANTAR ANALISIS REAL

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

ANALISIS VARIABEL REAL 2

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

YOHANA SUWANDI NIM 83950

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

MA3231 Analisis Real

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

TINJAUAN SINGKAT KALKULUS

, maka., maka 1 = 1 +1 <3 1 < = 10 3 =1

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

INTEGRAL DARBOUX. Keterbatasan fungsi f dapat menjamin eksistensi dua bilangan ܯ dan tersebut. Selanjutnya untuk ͳǡʹǡǥ ǡ didefinisikan:

EKUIVALENSI INTEGRAL BOCHNER DENGAN INTEGRAL MCSHANE KUAT UNTUK FUNGSI DENGAN NILAI DI DALAM RUANG BANACH. Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

MA3231 Analisis Real

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Bagian 2 Matriks dan Determinan

BAGIAN PERTAMA. Bilangan Real, Barisan, Deret

Prosiding Matematika ISSN:

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

BAB III SUB BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO-WEIERSTRASS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

SILABUS MATAKULIAH TEORI INTEGRAL (MAA 525)

untuk setiap x sehingga f g

II. TINJAUAN PUSATAKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM BILANGAN REAL

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

BAB I DERIVATIF (TURUNAN)

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

MA3231 Analisis Real

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Definisi 2.1.1 Fungsi Bernilai Real Fungsi bernilai real adalah fungsi yang domain dan rangenya adalah himpunan bagian dari real. Definisi 2.1.2 Limit Fungsi Jika adalah suatu fungsi, maka lim ( ) = Jika dan hanya jika > 0, > 0 sehingga jika 0 < < berlaku ( ) < (Ayres,jr dan Mendelson,2004 ). Definisi 2.1.3 Misalkan lim ( ) = dan lim ( ) = maka ( ), ( ) mempunyai limit dan lim ( ) + ( ) = +. Bukti :

Diberikan > 0 sebarang. Karena lim ( ) =, maka terdapat > 0 sehingga ( ) < apabila 0 < <. Karena lim ( ) =, maka terdapat > 0 sehingga ( ) < apabila 0 < <. Pilih =,, maka untuk 0 < < dipenuhi ( ) < dan ( ) < sehingga: ( ( ) + ( )) ( + ) = ( ( ) ) ( ( ) ) ( ) ( ) < 2 + 2 = karena > 0 sebarang, maka lim ( ) + ( ) = + Sifat Limit fungsi Jika lim f ( A dan lim g( B, maka berlaku: lim f ( g( lim f ( lim g( A B lim f ( g( lim f ( lim g( A B lim f (. g( lim f (.lim g( A. B lim c. f ( c.lim f ( c. A

f ( lim f ( A lim ; B 0 g( lim g( B lim f ( g ( lim f ( lim g ( A B (Ayres,jr dan Mendelson,2004 ). Teorema 2.1.1 Kekontinuan Fungsi Misalkan R, fungsi disebut kontinu di A untuk setiap > 0, terdapat > 0 sedemikian sehingga jika memenuhi < maka ( ) ( ) <. Fungsi disebut kontinu pada A, jika kontinu di setiap titik. Bukti : Misalkan kontinu di, ambil > 0 sebarang. Anggap = ( ( ), ( ) + ), karena kontinu di maka terdapat lingkungan dari sehingga ( ), untuk setiap. Pilih > 0 sehingga (, + ), maka untuk ini berlaku ( ), sehingga untuk < maka ( ) ( ) <. Diberikan sebarang ( ) barisan yang konvergen ke dan ambil > 0 sebarang. Menurut hepotesis terdapat > 0 sedemikian sehingga jika memenuhi < maka ( ) ( ) <. Karena ( ) konvergen ke, maka terdapat sehingga < bila. Jadi untuk berlaku ( ) ( ) <, sehingga ( ( )) konvergen ke ( ). Ini menunjukkan fungsi kontinu di. Teorema 2.1.2 Kontinu Seragam Misalkan R dan :, dikatakan kontinu seragam pada jika untuk setiap > 0, terdapat ( ) > 0 sehingga jika, memenuhi < maka ( ) ( ) <.

2.2 Vektor Definisi 2.2.1 Ruang Vektor Ruang vektor V adalah himpunan vektor tak kosong di mana dua operasi berlaku, penjumlahan dan perkalian skalar. Setiap dua vektor dan dan kombinasi liniernya dan, dan bilangan real merupakan anggota dari V, dan memenuhi sifat-sifat sebagai berikut : - Operasi penjumlahan : 1. + = + 2. + + = + + 3. + 0 = 4. + ( ) = 0 - Operasi perkalian : 1. + = + 2. ( + ) = + 3. ( ) = ( ) 4. 1 = (Maddox, 1970). Definisi 2.2.2 Fungsi Bernilai Vektor Suatu fungsi bernilai vektor dengan peubah real memadankan tiap bilangan real dengan suatu vektor ( ). Jadi ( ) = ( ) + ( ) = ( ), ( )

dengan dan fungsi bernilai real ( Spiegel, 1990). Definisi 2.2.3 Limit Fungsi Bernilai Vektor Misalkan fungsi vektor ( ) = ( ) + ( )+... + ( ) terdefinisi pada selang terbuka di yang memuat a, kecuali mungkin di a sendiri dan L=(l 1, l 2,, l n ) vektor di R n. Limit fungsi F jika t mendekati a, ditulis ( ) = dan didefinisikan sebagai berikut: setiap > 0 ada bilangan > 0 sehingga ( ) <ε Untuk semua di daerah definisi fungsi dan memenuhi 0< <δ. Teorema 2.2.1 Limit Fungsi Bernilai Vektor Misalkan ( ) = ( ) + ( ), maka F memiliki limit di c jika dan hanya jika dan memiliki limit di. Dalam hal ini berlaku: lim F ( t) t c lim f ( t) + lim g( t) t c (Purcell dan Varberg, 1987). t c Definisi 2.2.4 Norm

Misal diberikan sebarang partikel dan = (0,0,0) merupakan titik awal. Maka jarak atau norm antara dan dinotasikan dengan serta didefisikan sebagai: = + +,,, + atau = 2.3 Integral Riemann Definisi 2.3.1 Partisi Misalkan : terbatas dan = {,,, } partisi pada selang [, ], suatu himpunan berhingga { =,,., = } sedemikian sehingga = < < < < = Norm partisi P yang dinyatakan dengan nilai terbesar diantara bilangan ( ), = 1,2,,. Maka definisi jumlah Riemann pada fungsi : adalah ( ; ) = ( )( ) (Bartle, 1992). Definisi 2.3.2 Diberikan integral tertutup [, ], partisi Q disebut penghalus partisi P pada [, ] jika (Herawan-Thobirin, 2008). Teorema 2.3.1

Untuk setiap bilangan real > 0 terdapat partisi P pada [, ] sehingga < (Herawan-Thobirin, 2008). Definisi 2.3.3 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah Misalkan partisi dari [, ] adalah terbatas. Untuk setiap subinterval [, ] dari maka: = { ( ): [, ]} dan = { ( ): [, ]} Sehingga jumlah integral Riemann bawah dari dengan partisi adalah ( ; ) = ( ) sedangkan jumlah integral Riemann atas adalah ( ; ) = ( ) dengan = inf ( ) dan = sup ( ). Akibatnya ( ; ) ( ; ) ( ; ) Definisi 2.3.4 Integral Riemann Atas dan Integral Riemann Bawah Misalkan fungsi bernilai real yang terbatas dan terdefinisi pada : [, ] dan = (,,,, ) merupakan partisi dari. Maka integral Riemann atas dan integral Riemann bawah secara bersamaan didefinisikan sebagai: inf ( ; ) = ( )

dan Sup ( ; ) = ( ) Fungsi dikatakan terintegralkan Riemann pada selang [, ] jika ( ) = ( ) dan dinotasikan ( ) Definisi 2.3.5 Integral Sebagai Limit Diberikan fungsi real dan terbatas pada [, ] untuk tiap partisi = {,,, } pada [, ] dibentuk jumlah ( ; ) = ( )( ) Di mana merupakan titik sebarang pada sebselang tertutup [, ] = 1,2,..,. Bilangan real disebut limit (, ) untuk norm 0 dan ditulis lim (, ) = jika dan hanya jika untuk setiap > 0 yang diberikan dan sebarang pengambilan titik [, ], terdapat > 0 untuk semua partisi pada [a,b] dengan < berlaku ( ; ) < Definisi 2.3.6 Integral Riemann Andaikan f suatu fungsi yang didefiniskan pada selang tertutup [, ]

Jika lim p 0 n i 1 f ( x i ). x i ada Maka f terintegralkan pada [, ] (Purcell dan Varberg, 1987). Teorema 2.3.2 Keintegralan Riemann Jika terbatas pada [, ] dan ia kontinu di sana kecuali pada sejumlah terhingga titik, maka terintegralkan pada [, ]. Khususnya, jika kontinu pada seluruh selang [, ] maka ia terintegralkan pada [, ] (Purcell dan Varberg, 1987). Teorema 2.3.3 Keintegralan Riemann Fungsi Kontinu Jika kontinu pada [, ] maka terintegralkan pada [, ]. Bukti: Fungsi yang kontinu pada [, ] pasti terbatas pada [, ] dan kontinu seragam pada [, ]. Karena fungsi kontinu seragam pada [, ] maka diberikan sebarang > 0 terdapat > 0 sedemikian sehingga untuk setiap, [, ] dengan < berlaku ( ) ( ) < diberikan = {,,, } partisi dari [, ], setiap subinterval [, ], mencapai nilai maksimum dan nilai minimum, maka ( ) = dan ( ) =

diperoleh: = ( ) ( ) < akibatnya: 0 (, ) (, ) = (, ) (, ) = ( ) (, ) = ( ) ( ) (, ) (, ) = ( ) = ini menunjukkan (, ) (, ) < Karena > 0 sebarang maka R[, ]. Teorema 2.3.4 Ketunggalan Jika R[, ] maka nilai integralnya tunggal. Bukti: Diketahui R[, ], diberikan sebarang > 0 dan misal dan keduanya nilai intergal Riemann fungsi. Maka akan ditunjukkan =.

Karena merupakan nilai integral fungsi pada [, ], maka terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku ( ; ) < 2 Dan karena merupakan nilai integral fungsi pada [, ], maka terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku ( ; ) < 2 Dipilih = min{, }, akibatnya jika P sebarang partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku < dan <. Akibatnya ( ; ) < 2 dan ( ; ) < 2 sehingga = ( ; ) + ( ; ) ( ; ) + ( ; ) ( ; ) + ( ; ) < 2 + 2 = Karena sebarang bilangan positif maka =

(Herawan-Thobirin, 2008). Teorema 2.3.5 Fungsi Monoton Integral Riemann Misal : [, ] fungsi monoton, maka terintegralan Riemann pada [, ]. Bukti: Karena terbatas pada [, ] dan misal diberikan > 0 berlaku (, ) (, ) < maka untuk tiap partisi P pada selang [, ] berlaku 0 (, ) (, ) ( ) ( ). Karena monoton, setiap subinterval [, ] diperoleh: = ( ) ( ) akibatnya: 0 (, ) (, ) = ( ) (, ) ( ) = ( ) ( ) Karena monoton maka ( ) ( ) keduanya bernilai positif atau keduanya bernilai negatif. Sehingga 0 (, ) (, ) ( ) ( ) = ( ) ( ) = ( ) ( )

dengan demikian R[, ]. Teorema 2.3.6 Nilai Rata-rata (Mean) Untuk Integral Riemann Misalkan f kontinu pada [, ]. Maka terdapat c dalam [, ] sedemikian rupa sehingga: ( ) = ( ) ( ) (Ayres,jr dan Mendelson,2004 ) Teorema 2.3.7 Teorema Dasar Kalkulus Misalkan fungsi f kontinu pada interval [, ] dan misalkan F( = ( ) yaitu adalah anti turunan dari f maka : ( ) = ( ) ( ) (Ayres,jr dan Mendelson,2004). Bukti: Diberikan > 0 sebarang, pilih partisi = {,,, } dari I sedemikian sehingga (, ) (, ) < Menurut teorema nilai rata-rata, pada setiap interval [, ] terdapat titik (, ) sedemikian sehingga: ( ) ( ) = ( ) ( )

Misalkan dan adalah infimum dan supremum dari pada [, ] maka (, ) ( ) ( ) (, ) Untuk tiap k = 1,2,3,...,n. Dengan menjumlahkan suku-suku di tengah maka diperoleh (, ) ( ) ( ) (, ) selain itu dimiliki (, ) ( ) (, ) akibatnya ( ) [ ( ) ( )] < Karena ini berlaku untuk sembarang > 0, maka dapat disimpulkan ( ) = ( ) ( ) (Gunawan,2008). Selain kriteria di atas, sifat lainnya yang dimiliki oleh integral Riemann pada fungsi bernilai real adalah sebagai berikut. Teorema 2.3.8 Kelinearan Integral Riemann

Andaikan bahwa dan teritegralkan pada [, ] dan bakwa konstanta. Maka dan + terintegralkan dan (i). ( ) = ( ) (ii). [ ( ) + ( )] = ( ) + ( ) (Purcell dan Varberg, 1987). Bukti: i. Diketahui R[, ]. Diberikan sebarang > 0 dan merupakan konstanta. Karena R[, ] maka terdapat = ( ) dan > 0 sehingga untuk setiap partisi P pada [a,b] dengan sifat < berlaku (, ) < Jika P sebarang partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku (, ) = ( ) ( )( )(, ) < = ( ) ( )(, ) < karena k konstanta maka = ( ) ( )(, ) < = (, ) < = ( ) ii. Diketahui, R[, ]. Diberikan sebarang > 0.

Karena R[, ] maka terdapat = ( ) dan > 0 sehingga untuk setiap partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku (, ) < 2 dan karena R[, ] maka terdapat = ( ) dan > 0 sehingga untuk setiap partisi pada [, ] dengan sifat < berlaku (, ) < 2 Dipilih = {, } akibatnya jika sebarang partisi pada [, ] dengan sifat < akibatnya (, + ) ( ) = ( ) ( + )( )(, ) ( ) = ( ) ( )(, ) + ( )(, ) ( ) = ( ) ( )(, ) + ( ) ( )(, ) ( ) ( ) ( )(, ) ) + ( ) ( )(, ) ) < 2 + 2 = Terbukti ( + ) R[, ] dan [ ( ) + ( )] = ( ) + ( ) Teorema 2.4.9 Sifat Penambahan Selang

Jika terintegralkan pada selang yang mengandung tiga titik yaitu,, maka ( ) = ( ) + ( ) Bagaimanapun urutan dari,, (Purcell dan Varberg, 1987).