POTENSI DAYA TARIK DAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP EKOWISATA LAUT DI PULAU HARAPAN, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN STAKEHOLDER PADA ASPEK KONSERVASI DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU

Artikel Liburan ke Pulau Pari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

Penilaian pengelolaan lingkungan pulau wisata, di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Jakarta Utara Siregar, Mara Oloan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLEH : DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA, SEPTEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

ANALISIS ASPEK PENGELOLAAN KOLABORATIF DI TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M.

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI TEMPAT WISATA Sejarah Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

Valuasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Ekosistem Terumbu Karang Pada Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta

PENILAIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI PUTRI SERAYI KECAMATAN JAWAI SELATAN KABUPATEN SAMBAS

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

Transkripsi:

POTENSI DAYA TARIK DAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP EKOWISATA LAUT DI PULAU HARAPAN, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS) (The Potential of an Attractiveness and Perception of Visitors to Marine Ecotourism at Harapan Island, Kepulauan Seribu Marine National Park (TNKpS)) MEYLIANA ASTRIYANTIKA 1), HARNIOS ARIEF 2) DAN TUTUT SUNARMINTO 3) 1) Mahasiswa Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor 2,3) Dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB Email: meylianaastri@gmail.com Diterima 24 Februari 2016 / Disetujui 07 April 2016 ABSTRACT Harapan Island is the area of the island situated in the settlement of the KepulauanSeribu Marine National Park (TNKpS). The abundance of natural resources of the sea and the beauty of the natural landscape into a tourist attraction to this location, so it looks the existence value of benefits and high economic value. This study done to assess the potential of natural resources to be the object of ecotourism activities in the Harapan island KepulauanSeribu Marine National Park (TNKpS), as well as assess the perceptions of visitors who do the activities of ecotourism in the location to know how the assessment of visitors to the satisfaction felt.research conducted in december 2014 until april 2015, using a questionnaire, interviews and observations roomy to look at the location and the availability of the object of attraction.the results that the visitors who come to the location of the Harapan island in the dominant is the visitors who come in groups, and visitors can feel satisfied with what they get from ecotourism activities in the Harapan island. Harapan island of being the places are in the zone TNKpS settlement with the potential of natural resources abiotik (23,43%), algae (19,66%), hard corals (50,07%), soft corals (0,00%), corals die (3,24%), and biota other (3,60%).But as the object to the main tourist activities in the island of hope that is the beauty of the sea, coral reefs, ornamental fish and as tourist attraction of maritime and coastal tourist attractive to visitors.based on the results of research, the latest data in TNKpS known that there are 36 the type of coral reefs and 56 kind of ornamental fish in the Harapan island. Keyword: harapan Island, Kepulauan Seribu National Park, marine ecotourism, perception of visitors, the potential of attractiveness. ABSTRAK Pulau Harapan merupakan kawasan pulau yang berada di zona pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS). Melimpahnya sumberdaya alam laut dan keindahan pemandangan alam menjadi daya Tarik wisatawan kelokasi ini, sehingga terlihat adanya nilai manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji potensi sumberdaya alam yang menjadi objek kegiatan ekowisata di Pulau Harapan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS), serta mengkaji pula persepsi pengunjung yang melakukan kegiatan ekowisata di lokasi tersebut untuk mengetahui bagaimana penilaian pengunjung hingga tingkat kepuasan yang dirasakan. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015, dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi lapang untuk melihat kondisi lokasi dan ketersediaan obyek daya tarik. Hasil yang diperoleh bahwa pengunjung yang datang ke lokasi Pulau Harapan secara dominan adalah pengunjung yang datang secara berkelompok, dan pengunjung merasa puas dengan hal yang mereka dapatkan dari kegiatan ekowisata di Pulau Harapan. Pulau Harapan menjadi lokasi wisata yang berada di zona pemukiman TNKpS dengan potensi sumberdaya alam abiotik (23,43%), alga (19,66%), karang keras (50,07%), karang lunak (0,00%), karang mati (3,24%), dan biota lainnya (3,60%). Namun yang menjadi objek utama untuk kegiatan wisata di Pulau Harapan yaitu keindahan laut, terumbu karang, dan ikan hias sebagai daya tarik wisata bahari dan wisata pesisir yang diminati oleh pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian, data terakhir di TNKpS diketahui bahwa terdapat 36 jenis terumbu karang dan 56 jenis ikan hias di Pulau Harapan. Kata kunci: ekowisata laut, obyek daya tarik, persepsi pengunjung, Pulau Harapan, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. PENDAHULUAN Kepulauan Seribu ditetapkan menjadi Taman Nasional Lautdengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002. Penetapan zonasi di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) didasarkan pada Keputusan Direktur Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: SK.05/VI-KK/2004 yang membagi kawasan TNKpS ke dalam 4 zona, yaitu Zona Inti, Zona Perlindungan, Zona Pemanfaatan Wisata, dan Zona Pemukiman. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) tersusun oleh ekosistem pulau-pulau kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau kecil, 86 gosong pulau, hamparan laut dangkal, terumbu karang tipe karang tepian (fringing reef), mangrove dan lamun. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) tersusun oleh ekosistem pulau-pulau kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau kecil, 86 gosong pulau, hamparan laut dangkal, terumbu karang tipe karang tepian (fringing reef), mangrove dan lamun. Ekosistem-ekosistem yang 235

Potensi Daya Tarik dan Persepsi Pengunjung Terhadap Ekowosata Laut terdapat di TNKpS antara lain mangrove, terumbu karang, lamun, gosong dan lagun. TNKpS memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik dari tumbuhan laut, terumbu karang dan potensi alam lainnya seperti jenis-jenis burung air, ikan hias, dan biota laut lainnya. TNKpS juga sebagai habitat bagi Penyu Sisik (Eretmochely simbricata) yang dilindungi (BTNKpS 2008). Melimpahnya sumberdaya alam pesisir ini menjadikan kawasan TNKpS sangat diminati masyarakat luas sebagai tujuan wisata bahari. Pengelola memanfaatkan hal tersebut untuk pengembangan kegiatan ekowisata pada zona yang diperbolehkan dan batasan yang ditetapkan. Lokasi wisata tidak hanya di zona pemanfaatan wisata, tetapi juga di zona pemukiman, sebagai contoh yaitu di Pulau Harapan. Daya tarik pengunjung meliputi sumberdaya alam yang ada di kawasan sekitar Pulau Harapan, yaitu ekosistem pesisir dan bahari. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan 2 tujuan yaitu: 1. Mengkaji daya tarik obyek ekowisata di sekitar Pulau Harapan. 2. Mengkaji persepsi pengunjung terkait kegiatan ekowisata di Pulau Harapan. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014- April 2015 di Pulau Harapan, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) Provinsi DKI Jakarta. Alat yang digunakan adalah: kamera, panduan wawancara, kuesioner tertutup dan tallysheet, serta recorder. Obyek penelitian adalah kawasan wisata Pulau Harapan, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, dengan subyek penelitian yaitu pelaku ekowisata yang terlibat dalam kegiatan ekowisata di Pulau Harapan, TNKpS. Prosedur yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan rangkaian tahap yang harus dilakukan guna memperoleh data yang valid di lapangan. Adapun prosedur penelitian seperti pada Tabel 1. Data yang diperoleh dari pengunjung menggunakan kuesioner dengan jumlah pengunjung 30 orang, dengan asumsi pengambilan sampel yang menyebar normal, bahwa jumlah 30 sudah dapat mewakili jumlah populasi yang ada, selain itu berdasarkan tabel T pada tabel statistik, jumlah tersebut tidak berbeda nyata dengan jumlah yang lebih besar dari 30, sehingga jumlah itu merupakan batas yang cukup dalam pengambilan sampel. Skor yang digunakan dalam kuesioner memakai skala likert 1-7 yang pada awalnya hanya 1-5. Skor 1-7 (1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak setuju, 4. Biasa saja, 5. Agak setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju) (Avenzora 2008). Hasil penilaian persepsi yang diperoleh dari kuesioner pengunjung lalu dihitung dan dianalisis hasil kisaran skala berapa pada skala likert. Kemudian dilakukan analisis deskriptif dengan mengubah bilangan skala likert dalam arti kualitatif masing-masing nilai mulai dari 1-7. Tabel 1 Prosedur Penelitian Fokus Penelitian Potensi Ekowisata Persepsi Pengunjung Jenis Data Primer Sekunder Primer Data Potensi SDA Lokasi Kondisi Potensi SDA Lokasi Kondisi Penilaian pengunjung terkait kegiatan ekowisata Cara Pengambilan Data Observasi lapang Analisis dokumen Sumber Data Lokasi wisata Pulau Harapan Balai TNKpS Dokumen penelitian Analisis Data Deskriptif Deskriptif Kuesioner Pengunjung Deskriptif kualitatif skala Likert modifikasi Avenzora (2008) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Potensi Ekowisata di Pulau Harapan Kegiatan wisata di Pulau Harapan mulai berkembang pesat sejak tahun 2011, hal ini diiringi dengan masuknya aliran listrik sehingga Pulau Harapan tercukupi dalam kebutuhan penerangan di wilayah tersebut. Perkembangan wisata di lokasi ini cukup pesat dengan ditandai oleh bertumbuhnya sarana prasarana untuk kebutuhan wisata. Pada tahun 2011 hanya terdapat 16 home stay untuk wisatawan, namun pada tahun ini telah mencapai lebih dari 100 home stay yang secara keseluruhan dimiliki dan dikelola oleh masyarakat setempat. Berdasarkan hasil kegiatan penilaian potensi sumberdaya yang dilakukan oleh pihak Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu pada tahun 2013, maka diperoleh data seperti yang tercantum pada Tabel 2. 236

Tabel 2 Potensi Sumberdaya Laut di Pulau Harapan No Potensi Jumlah 1. Abiotik 23,43% 2. Alga 19,66% 3. Biota Lain 3,60% 4. Karang Keras 50,07% 5. Karang Lunak 0,00% 6. Karang Mati 3,24% Ekowisata bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkan dengan pendekatan konservasi laut. Pengelolaan ekowisata bahari merupakan suatu konsep pengelolaan yang memprioritaskan kelestarian yang memanfaatkan sumberdaya masyarakat (Yulianda, 2007). Pengunjung yang dating ke lokasi wisata Pulau Harapan biasanya berkelompok lebih dari 2 orang. Dalam melakukan kegiatan wisata di lokasi tersebut, pengunjung dapat melakukan dengan memesan paket kegiatan wisata yang disediakan oleh travel atau penyedia jasa wisata maupun secara reguler (tanpa paket). Untuk paket yang disediakan beragam disesuaikan dengan jumlah rombongan, yang mecangkup seluruh kebutuhan wisata selama 2 hari 1 malam mulai dari penjemputan di Pelabuhan Muara Angke hingga kepulangan di Pelabuhan Muara Angke kembali. Biasanya pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan wisata laut antara lain yaitu diving, snorkeling, wisata jelajah pulau, dan wisata pantai. Gambar 1 Potensi objek daya tarik Aktivitas pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di Pulau Harapan antara lain perikanan tangkap, perikanan budidaya, konservasi terumbu karang, serta restorasi mangrove. Kegiatan wisata di Pulau Harapan melibatkan berbagai stakeholder antara lain pihak TNKpS, Kelurahan Pulau Harapan, penyedia jasa wisata, dan masyarakat sekitar. Segala kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan wisata di Pulau Harapan sepenuhnya melibatkan masyarakat setempat sebagai penyedia jasa, seperti katering, home stay, jasa pemandu, dsb. Hal seperti ini sangat berdampak positif bagi masyarakat setempat, karena pemberdayaan masyarakat digalakkan secara maksimal sehingga kesejahteraan masyarakat turut meningkat, dimana kondisi ini sejalan dengan salah satu tujuan pengelolaan kawasan konservasi yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, sehingga aspek sosial ekonomi masyarakat terjamin. 2. Persepsi dan Kesediaan Pengunjung untuk Membayar Kegiatan Ekowisata di Pulau Harapan Masyarakat modern saat ini lebih senang mengisi waktu luangnya untuk berwisata ke alam (back to nature), sehingga menyebabkan adanya pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kegiatan wisata (Sihombing 2011). Pengunjung yang datang ke Pulau Harapan berasal dari berbagai daerah, namun masih tetap didominasi oleh wisatawan lokal yang berasal dari Pulau Jawa. Jumlah wisatawan semakin meningkat seiring dengan adanya waktu liburan nasional, misalnya libur sekolah, libur hari raya dan libur tahun baru serta natal. Kondisi jumlah pengunjung tersebut dapat dikaitkan dengan keadaan ekowisata yang dikelola suatu kawasan, jika pengelolaan kurang baik, maka ketertarikan wisatawan akan menurun dan disertai dengan berkurangnya jumlah kunjungan, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dikaji bagaimana persepsi dan penilaian pengunjung terhadap kegiatan ekowisata di Pulau Harapan hingga besaran biaya yang sanggup mereka habiskan di lokasi ini, sehingga dapat diketahui besaran nilai ekonomi yang diperoleh pengelola dari kegiatan ekowisata.wisatawan yang dijadikan responden berjumlah 30 orang dengan jenis kelamin dominan ialah laki-laki dan latar belakang pendidikan yang beragam (Gambar 2). 237

Potensi Daya Tarik dan Persepsi Pengunjung Terhadap Ekowosata Laut Gambar 2 Jenis kelamin dan pekerjaan responden Berdasarkan hasil kuesioner dari sample 30 responden yang diambil, diperoleh sejumlah 17 pengunjung adalah perempuan dan sisanya sejumlah 13 yaitu laki-laki. Responden memberikan penilaian terkait kegiatan ekowisata di Pulau Harapan berdasarkan pertanyaan kuesioner close ended menggunakan skala Likert, yang mana skor yang digunakan dalam kuesioner memakai skala likert 1-7. Diperoleh persepsi pengunjung seperti yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Persepsi pengunjung terhadap kegiatan ekowisata di Pulau Harapan berdasarkan hasil penelitan No. Aspek Penilaian Persepsi Pengunjung 1. Aspek Motivasi Pengunjung Untuk memperluas wawasan (skor 5,9) 2. Jenis Kegiatan Ekowisata yang Disukai Jelajah pulau (skor 5,9) Snorkeling (skor 5,8) 3. Aspek Estimasi Waktu Berkunjung Tidak tentu (skor 4,9) 4. Waktu Aktivitas per Hari 8-9 jam (skor 4,3) 5. Ketersediaan Objek Wisata Wisata alam (skor 6,3) 6. Ketersediaan Sarana Penunjang Fasilitas snorkeling (skor 5,3) 7. Pengelolaan Wisata Keindahan objek (skor 5,3) 8. Biaya Wisata Sesuai (skor 4,6) 9. Biaya yang Dihabiskan Rp 300.000,00-Rp 500.000,00 (skor 4,1) 10. Biaya yang Sanggup Dikeluarkan Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00 (skor 3,8) 238

Gambar 3 Persepsi pengunjung terhadap kegiatan ekowisata di Pulau Harapan berdasarkan hasil penelitan Aspek motivasi yang dominan (skala 5) dari pengunjung untuk berwisata ke Pulau Harapan adalah untuk memperluas wawasan, menghilangkan lelah setelah bekerja, meningkatkan kualitas ikatan keluarga, mencari inspirasi baru dan mendapatkan interaksi sosial. Namun hasil yang dinilai paling tinggi yaitu untuk memperluas wawasan, kondisi ini didukung oleh hasil wawancara bahwa secara dominan pengunjung yang datang ke Pulau Harapan dengan jumlah orang dalam rombongan yang banyak (>10 orang) adalah pengunjung dari perusahaan swasta untuk melakukan kegiatan pelatihan atau liburan bersama, dan hasil dari responden penelitian (>43%) ialah pegawai swasta. Kegiatan wisata yang paling disukai pengunjung (skala 5) yaitu piknik untuk bersantai, jelajah pulau, snorkeling, dan wisata pantai. Keempat jenis wisata ini terkesan pada kegiatan santai menikmati alam tanpa keahlian dan perlengkapan khusus. Wisatawan lebih menyukai kegiatan yang menjelajahi beberapa lokasi pulau sehingga mereka lebih mengetahui banyak lokasi wisata di Kepulauan Seribu. Berdasarkan hasil penelitian, paling banyak pengunjung menilai bahwa waktu berkunjung mereka ke lokasi wisata Pulau Harapan adalah tidak menentu, tergantung dari waktu senggang dan biaya yang mereka miliki, sehingga kunjungan mereka ke lokasi ini tidak rutin. Selain itu, pada skala 4 juga pengunjung menilai kesesuaian jika kunjungan mereka ke lokasi Pulau Harapan dalam kurun waktu setahun sekali atau 6 bulan sekali, hal ini mengikuti waktu libur panjang yang ada seperti misalnya libur sekolah maupun libur akhir tahun. Penelitian mengkaji lama waktu yang dihabiskan pengunjung dalam melakukan aktivitas wisata per hari. Berdasarkan penilaian pengunjung, waktu dominan yang mereka habiskan yaitu 4-10 jam dalam sehari. Hal ini karena waktu aktif mereka dalam melakukan kegiatan mulai dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB atau setelah kegiatan melihat sunset. Pada malam hari merupakan acara bebas, namun agen wisata menyediakan paket berbeque untuk pengunjung menikmati makanan hasil tangkapan laut. Berdasarkan hasil penelitian, penilaian dominan yang diberikan oleh pengunjung ialah skala 6 atau setuju jika ketersediaan obyek yang paling sesuai di lokasi wisata Pulau Harapan adalah obyek wisata alam. Hal ini didukung dengan keberdaaan Pulau Harapan di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu yang kondisi sumberdaya nya dikontrol dan dijaga dengan aturan dan pengelolaan khusus. Obyek wisata alam pesisir dan bahari di lokasi ini dirasakan baik oleh pengunjung sehingga mereka menjadikan hal tersebut sebagai obyek utama untuk kunjungan ke lokasi ini. Terkait penilaian ketersediaan sarana penunjang kegiatan wisata di Pulau Harapan, pengunjung menilai bahwa sarana yang tersedia dengan agak baik (skala 5) yaitu transportasi, fasilitas snorkeling, dan home stay atau penginapan. Sarana transportasi dan home stay merupakan kebutuhan utama dalam kunjungan ke lokasi ini, sehingga hal tersebut sangat mudah dinilai oleh pengunjung bagaimana kondisi dan ketersediaannya. Pengunjung berpendapat bahwa hal yang paling menonjol dan dirasa agak baik dalam kegiatan wisata di Pulau Harapan (skala 5) yaitu kenyamanan, serta 239

Potensi Daya Tarik dan Persepsi Pengunjung Terhadap Ekowosata Laut keunikan dan keindahan objek. Pengunjung merasa nyaman di lokasi ini karena pelayanan yang dilakukan langsung oleh masyarakat dirasa baik dan masyarakat di Pulau Harapan memiliki sikap positif dengan adanya kegiatan wisata di lokasi ini. Selain hal tersebut, lokasi Pulau Harapan yang jauh dari kebisingan kota dan polusi yang tidak ramah lingkungan mendukung kenyamanan berwisata di lokasi ini. Sebagai bagian dari kawasan konservasi, keindahan dan keunikan alami berbagai titik lokasi wisata masih sangat terjaga ketersediaan sumberdaya dan daya tarik kawasannya. Gambar 4 Papan selamat datang Berdasarkan hasil penelitian, pada skala 4 atau biasa saja jika dikatakan bahwa biaya wisata di Pulau Harapan terbilang murah dan sesuai sehingga pengunjung tidak merasa keberatan dengan besaran biaya yang ditetapkan di kawasan ini. Biaya yang mereka keluarkan dirasa seimbang dengan keindahan sumberdaya alam sebagai potensi wisata di Pulau Harapan. Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam kegiatan wisata di Pulau Harapan secara garis besar nyaris sama karena telah ditentukan dengan harga paket wisata yang ditawarkan oleh agen wisata. Jumlah biaya tersebut mencakup seluruh kebutuhan pengunjung mulai dari berangkat hingga pulang. Biaya tambahan yang dibutuhkan antara lain untuk kepentingan tambahan seperti membeli makanan tambahan atau cinderamata dari Pulau Seribu. Berdasarkan hasil penilaian responden, skala tertinggi yang diberikan yaitu skala 4 atau sedang pada kisaran biaya yang dihabiskan antara Rp 300.000,00-Rp 500.000,00. Kisaran harga ini sesuai dengan paket wisata yang ditawarkan yaitu dengan harga Rp 340.000,00-Rp 480.000,00 untuk pengunjung rombongan mulai dari 7-50 orang. Berdasarkan sumberdaya alam yang dinikmati oleh pengunjung di Pulau Harapan, maka dilakukan penilaian terhadap berapa besar biaya yang sanggup dikeluarkan pengunjung untuk berwisata di Pulau Harapan. Pada skala likert, skor yang diperoleh terbagi menjadi 2 yaitu skor 3 (agak tidak setuju) dan skor 2 (tidak setuju). Namun hasil yang paling tinggi ialah pengunjung menilai bahwa dengan obyek yang menarik dan beragam di Pulau Harapan, maka kesanggupan pengunjung untuk membayar di lokasi ini berkisar antara Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00. Biaya dengan kisaran <Rp 100.000,00 atau bahkan >Rp 2.000.000,00 dirasakan tidak sesuai karena terlalu rendah dan terlalu tinggi. Kisaran harga yang terlalu rendah dikhawatirkan dapat berdampak tidak ada keuntungan yang diperoleh agen wisata untuk mengembangkan kegiatan wisata atau bahkan tidak ada upaya untuk merawat sumberdaya alam yang menjadi daya tarik di lokasi ini. Pada kisaran terlalu tinggi dan dengan program yang tergolong massal, justru akan menimbulkan dampak terhadap minat dan jumlah pengunjung yang datang, sehingga dapat mengalami penurunan pengunjung. Jika kedua hal ini terjadi, maka kegiatan wisata di Pulau Harapan dikhawatirkan berkembang dengan baik. SIMPULAN 1. Beragam potensi bahari ditemukan di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS), yang menjadi objek utama untuk kegiatan wisata di Pulau Harapan yaitu keindahan laut, terumbu karang, dan ikan hias sebagai daya tarik wisata bahari dan wisata pesisir yang diminati oleh pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian, data terakhir di TNKpS diketahui bahwa terdapat 36 jenis terumbu karang dan 56 jenis ikan hias di Pulau Harapan. 2. Persepsi pengunjung terkait kegiatan ekowisata cukup baik karena dari nilai pada skoring Skala Likert, pengunjung memberikan nilai secara domina lebih dari 4 untuk berbagai aspek dan sarana penunjang di Pulau Harapan TNKpS. Selain itu, persepsi pengunjung terkait kesediaan pengunjung untuk membayar kegiatan ekowisata di Pulau Harapan yaitu diperoleh angka rata-rata sebesar Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00 yang mana nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan biaya rata-rata yang mereka habiskan secara faktual saat ini yaitu sebesar Rp 300.000,00-Rp 500.000,00. 240

SARAN 1. Sumberdaya alam yang berada di kawasan Pulau Harapan dapat terjaga dengan baik apabila didukung dengan kegiatan kontrol serta inventarisasi yang baik agar diketahui perkembangannnya setiap tahap. Karena kegiatan wisata yang terus menerus dikembangkan seperti di Pulau Harapan sangat rentan dan dapat berdampak buruk terhadap kondisi sumberdaya baik pesisir maupun bahari yang menjadi objek daya tarik ekowisata. 2. Penetapan harga yang ditawarkan di Pulau Harapan dapat ditingkatkan lagi menyesuaikan harga suatu obyek untuk dinikmati pengunjung, misalnya nilai terumbu karang atau ikan hias. Hal tersebut juga karena berdasarkan hasil penelitian ternyata pengunjung masih merasa harga wisata di Pulau Harapan cenderung murah dan terjangkau, dan pengunjung menilai kesediaan membayar mereka diatas harga yang saat ini ditawarkan. DAFTAR PUSTAKA Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. 2008. Taman Nasional Kepulauan Seribu. [Dephut] Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2011. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Sihombing. 2011. Penilaian Ekonomi dan Prospek Pengembangan Wisata Taman Wisata Alam Gunung Pancar [skripsi]. Bogor (ID): Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Undang-undang Nomor 5. 1990. Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta. Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatn Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Bogor (ID): FPIK IPB. Avenzora R. 2008. Ekoturisme-Teoridanpraktek. BRR NAD-Nias. Banda Aceh (ID): Ministry of Tourism and Creative Economy. 241