INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

dokumen-dokumen yang mirip
DISTRIBUSI UKURAN TETES DALAM KOLOM ISIAN (PACKED COLUMN)

PENGARUH BENTUK BAHAN ISIAN DALAM KOLOM EKSTRAKSI CAIR-CAIR TERHADAP PERUBAHAN DIAMETER TETESAN FASA TERDISPERSI

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Kajian Hidrodinamika Proses Absorbsi pada Valve Tray dengan Meninjau Viskositas Cairan

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

MODEL PERPINDAHAN MASSA SISTEM CAIR-CAIR DALAM TANGKI BERPENGADUK DENGAN PENDEKATAN TEORI LAPISAN FILM

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

Priyono Kusumo. PUSDI Lingkungan Hidup UNTAG Semarang Jln.Pawiyatun Luhur Bendan Duwur Semarang ABSTRAKSI

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

KAJIAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSFER MASSA PROSES ABSORBSI PADA VALVE TRAY DENGAN MENINJAU PENGARUH VISKOSITAS CAIRAN

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

PERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin

BAB I DISTILASI BATCH

Materi kuliah OTK 3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

PROSES DESORPSI GAS KHLOR DALAM LARUTAN SODIUM HYPOKHLORIT DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR TRICKLE BED

a. Pengertian leaching

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

Pemanfaatan Biji Mangga Madu sebagai Minyak dengan Metode Ekstraksi

PEMODELAN SISTEM EKSTRAKSI PADAT CAIR TIPE UNGGUN TETAP

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. _Indra Wibawa Dwi Sukma_ _. 1. Pengertian Ekstraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

PEROLEHAN KEMBALI ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR PARASETAMOL DENGAN CARA EKSTRAKSI ILASI CAIR-CAIR DAN DIST. Oleh, ERNIK YULIANA

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB II. KESEIMBANGAN

PEMISAHAN DAN PEROLEHAN KEMBALI Cr(VI) DARI ALIRAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI TESIS MAGIS'1'ER. .

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

PENGARUH T-JUNCTION SEBAGAI ALAT PEMISAH KEROSENE-AIR

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

PENGARUH POLUTAN ORGANIK TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA VOLUMETRIK OKSIGEN AIR PADA KOLOM GELEMBUNG

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KINERJA KOLOM-VENTURI DAN KOLOM SEMBUR UNTUK PENYISIHAN TOLUEN SEBAGAI MODEL TAR DARI ALIRAN GAS PRODUSER

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

BAB V. CONTINUOUS CONTACT

PENGARUH WATER CUT PADA INLET T-JUNCTION TERHADAP EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR

BAB 4 HASIL & ANALISIS

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN PELARUT EKSTRAKSI ETANOL DARI PELARUT BERBASIS ALKOHOL PADA PROSES FERMENTASI-EKSTRAKTIF. Disusun oleh:

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.3.Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh variabel laju alir gas terhadap hold up gas (ε).

Kelompok B Pembimbing

KOLOM BERPACKING ( H E T P )

Studi Numerik Pengaruh Variasi Jumlah Saluran Masuk Pressure Swirl Atomizer Terhadap Karakteristik Spray

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PEMANFAATAN BIJI MANGGA MADU SEBAGAI MINYAK DENGAN METODE EKSTRAKSI

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

STUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

KAJIAN DESALINASI LARUTAN SIMULASI TETES SECARA EKSKLUSI ION

KAJIAN PENCAMPURAN BALIK PADA KOLOM BERPENGADUK MULTIPERINGKAT

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus

II. DESKRIPSI PROSES

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

Karakterisasi Pressure Drops Pada Aliran Bubble dan Slug Air Udara Searah Vertikal Ke Atas Melewati Sudden Contraction

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

LEMBAR PENGESAHAN. : Prak. Teknologi Kimia Industri

PERSENTASE PRODUK ETANOL DARI DISTILASI ETANOL AIR DENGAN DISTRIBUTE CONTROL SYSTEM (DCS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI UMPAN

PHENOMENA PERPINDAHAN PANAS PADA TANGKI AERASI

E K U I L I B R I U M ISSN : Vol. 11. No. 2. Halaman : Juli 2012

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER

BAB I SOLVENT EXTRACTION

PEMURNIAN ETHANOL TEKNIS MENJADI ETHANOL ABSOLUT SECARA BATCH DAN KONTINYU DENGAN ADSORBENT TEPUNG JAGUNG

PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM FLUIDIZED BED DENGAN MENGGUNAKAN CFD

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

Analisis Sistem Proses Pindah Massa pada Ekstraksi Secara Mekanik Minyak Kedelai (Glycine Max Oil)

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

EKSTRAKSI. Nur Istianah,ST,MT,M.Eng

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

POLA ALIRAN DUA FASE (AIR+UDARA) PADA PIPA HORISONTAL DENGAN VARIASI KECEPATAN SUPERFISIAL AIR

PENURUNAN KANDUNGAN AMMONIA PADA LIMBAH CAIR DENGAN METODA AERASI BUBBLING DAN PEMANASAN. S a r i a d i *) ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN STRUKTUR ANTAR MUKA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA ADIABATIS SEARAH BERDASAR NILAI BEDA TEKANAN

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN

PENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

packing HETP meningkat dengan beban (loading) dalam structured packing

ANALISIS LOSSES PIPA LURUS BERDIAMETER 40 cm PADA TEROWONGAN ANGIN LAPAN

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Studi Atas Kinerja Biopan dalam Reduksi Bahan Organik: Kasus Aliran Sirkulasi dan Proses Sinambung

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

Transkripsi:

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 (112-116) Pengaruh Isian Jenis Bola Kaca terhadap Dinamika Tetes dan Koefisien Pindah Massa Ekstraksi Cair-Cair dalam Kolom Isian Agus Mirwan 1, Doni Rahmat Wicakso 1 Abstract : Solvent extraction or Liquid-liquid extraction in packed column is a process of liquid phase separation in which a liquid solution (the feed) is contacted with an immiscible or nearly immiscible liquid (solvent). Mass transfer process occurs as effect of contact between continuous phase from above and dispersed phase from underside column. With existence of packing in column, that caused interfacial area to become bigger and residence time more and older so that improvement of mass transfer process. The aim of this research is to study drop dynamics or movement behavior of drop and mass transfer liquid-liquid extraction in packed column deputizing with overall mass transfer coefficient based on packing type of sphere. Drop shows different behavior at different packing type and height in column. The behavior will be caused changing in number of drop and drop size distribution along size column. Observation of drop behavior is done by using length square column transparent so that visually drop dynamics can be observed and recorded at every segment of column height using digital camera. This research will be done by packing type of sphere and varying flow rate of the dispersed phase to know behavior of drop. Besides this research will also be done observation of mass transfer rate from continuous phase to dispersed phase poured in the form of overall mass transfer coefficient. The research will be done by using water MEK (methyl ethyl ketone) n-hexane system. The result of this research for packing type of sphere shows that more and more big dispersed phase flow rate and height from under side column (distributor), hence drop is more and more small with number of which more and more many. This caused significant increase on overall mass transfer coefficient. Key words : drop distribution, packing, mass transfer PENDAHULUAN 1 Salah satu proses pemisahan yang terkenal dan banyak digunakan dalam industri kimia adalah proses ekstraksi. Ekstraksi solvent atau yang lebih dikenal dengan ekstraksi cair-cair merupakan proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent). Prinsip dasar dari ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Dalam proses pengontakan yang terjadi dalam kolom isian, salah satu cairan didispersikan dalam bentuk tetesan ke dalam cairan pendispersi tetesan yang disebut dengan fasa kontinyu. Ektraksi caircair dalam kolom isian memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dalam kolom kosong. Keunggulan tersebut antara lain dapat mempertahankan tetesan dalam ukuran yang kecil dan adanya turbulensi yang tinggi akibat tetesan bergerak disela-sela isian dan aliran fasa kontinyu yang mengalir dari atas ke bawah kolom isian. Hal ini menjadikan tetesan memiliki luas permukaan kontak yang besar dan kemudahan berpindahnya senyawa terlarut dari salah satu cairan ke cairan lainnya. Sebagai unit operasi pemisahan alternatif disamping distilasi dan adsorbsi, ekstraksi cair-cair dalam kolom isian ini pada kondisi tertentu memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat beroperasi pada kondisi ruang, dapat memisahkan sistem yang memiliki sensitivitas terhadap temperatur, dapat memisahkan sistem dengan perbedaan titik didih relatif kecil dan kebutuhan energinya juga relatif kecil. Aplikasi ekstraksi caircair ini telah banyak digunakan pada sektor industri diantaranya pada pemprosesan kembali bahan bakar nuklir, pemisahan logam-logam, pemisahan senyawa-senyawa aromatik pada 1 Staf pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin 112

Agus Mirwan, Doni Rahmat Wicakso, Pengaruh Isian 113 industri petroleum, industri obat-obatan, petrokimia, pengolahan air limbah industri, hydrometallurgy dan industri makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku/dinamika tetesan dan perpindahan massa yang diwakilkan dengan koefisien perpindahan massa keseluruhan yang terjadi pada ekstraksi caircair dalam kolom isian jenis bola kaca. KAJIAN TEORITIS Pada proses pemisahan ekstraksi cair-cair yang terjadi dalam kolom isian, larutan umpan sebagai fasa kontinyu dialirkan dari bagian atas kolom. Sedangkan pelarut pengekstrak sebagai fasa dispersi dialirkan dari bagian bawah kolom. Karena adanya perbedaan densitas di kedua cairan tersebut serta kedua cairan tidak saling melarut, maka salah satu cairan dapat membentuk tetesan dalam cairan lainnya sehingga terjadi kontak yang intim antara kedua cairan tersebut. Tetesan yang bergerak naik di dalam kolom dapat mengalami peristiwa perpecahan dan/atau penggabungan antar tetesan. Peristiwa perpecahan terjadi akibat tetesan tersebut menabrak isian yang berada dalam kolom. Pecahnya tetesan dalam kolom sangat menguntungkan karena dapat meningkatkan luas bidang kontak antar cairan serta memperbesar waktu kontak antara kedua cairan dalam kolom. Beberapa kemungkinan perilaku tetesan yang terjadi dalam kolom isian diantaranya adalah tetesan bergerak tanpa halangan melewati celah isian ; tetesan bergabung dengan bagian isian dan pecah menjadi dua tetesan yang lebih kecil ; tetesan bergabung dengan bagian isian tanpa disertai dengan pecahnya tetesan; tetesan terdistorsi pada saat melewati celah isian dan tetesan terjebak pada celah isian dan bergabung dengan tetesan berikutnya (Putranto, 2004). Dengan demikian maka ukuran tetes akan mengalami perubahan pada saat tetesan bergerak disela-sela bahan isian disepanjang kolom. Perubahan ukuran tetesan senantiasa akan diikuti dengan perubahan jumlah tetesan pada ukuran tersebut. Perubahan ukuran dan jumlah tetesan menyebabkan luas kontak perpindahan massa antara fasa kontinyu dan fasa dispersi berubah. Sehingga pada gilirannya akan menyebabkan perubahan harga koefisien perpindahan massanya (Ariono dan Mirwan, 2008). Seibert dan Fair (1988) menyatakan bahwa adanya isian menyebabkan perpindahan massa meningkat 2 sampai 3 kali bila dibandingkan dengan perpindahan massa dalam kolom kosong, misalnya kolom semprot; sifat sistem yang digunakan mempunyai pengaruh yang signifikan dan diameter tetesan merupakan fungsi laju alir dan jenis isian. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Hashem dan El Bassuoni (2007) bahwa ukuran tetes yang kecil dan laju fasa dispersi dan fasa kontinyu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perpindahan massa. Makalah ini menjelaskan perilaku tetes dalam kolom isian yang ditampilkan dalam bentuk kurva distribusi ukuran tetesan di sepanjang kolom isian pada berbagai laju alir fasa dispersi, fasa kontinyu dan jenis isian serta koefisien perpindahan massa keseluruhan terhadap diameter rata-rata tetes. METODE Pengamatan perilaku/dinamika tetesan dan penentuan nilai koefisien pindah massa yang diwakilkan dengan koefisien perpindahan massa keseluruhan dilakukan dalam kolom berpenampang persegi panjang (4,5x10 cm) yang tembus pandang. Model campuran yang digunakan adalah air metil etil keton (MEK) n-heksan, dimana MEK sebagai solut mula-mula berada dalam air kemudian diekstraksi dengan pelarut n- heksan. Jenis isian yang digunakan ialah bola kaca berdiameter 1 cm setinggi 60 cm. Pengamatan dilakukan pada tiga laju alir fasa dispersi yaitu: 0,14 ml/detik (Qd-1), 2,00 ml/detik (Qd-2), dan 4,27 ml/detik (Qd-3). Sedangkan fasa kontinyu dianggap diam atau tidak mengalir (Qc-diam). Umpan yang diekstraksi mengandung MEK yang konsentrasinya 2 M. Pengamatan dinamika tetes dalam kolom isian dilakukan secara visual dan direkam dengan menggunakan alat bantu perekam gambar berupa kamera digital. Pengamatan dinamika tetes dilakukan dengan membagi kolom dalam berbagai segmen ketinggian. Kolom dibagi menjadi enam segmen ketinggian, masing-masing segmen tingginya 10 cm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan dinamika tetes dalam kolom (lihat Gambar 1).

114 INFO TEKNIK, Volume 9 No.2, Desember 2008 Segmen_5 Segmen_4 Segmen_3 Ekstrak Segmen_2 Segmen_1 Segmen_0 Kamera digital Kran Komputer Rafinat Kran Tangki Pelarut Pompa Pompa Tangki Larutan umpan Gambar 1. Perangkat Eksperimen Ekstrkasi Cair-Cair Dalam Kolom Isian Hasil rekaman gambar tetesan yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan jumlah dan ukuran atau diameter tetes berdasarkan metoda yang dikembangkan oleh Hamilton dan Pratt (1984). Metode tersebut adalah menggunakan skala milimeter yang diletakan pada bagian tertentu di kolom. Dalam penelitian ini, perhitungan dilakukan dengan cara meletakkan grid skala milimeter pada gambar digital. Tetesan yang diamati dihitung luasannya kemudian dikonversikan ke bentuk bola yang proyeksinya memiliki luas yang sama dengan luasan tetesan yang teramati. Kemudian tetesan tersebut dikelompokan berdasarkan rentang diameter tetesan seperti yang ditunjukan pada Tabel 1 berikut: dan keluar kolom yang dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tiap variasi pengamatan akan diperoleh 3 (tiga) kurva distribusi ukuran tetes yaitu untuk dimasing-masing segmen ketinggian yang dalam hal ini disimbolkan dengan hingga. Segmen ketinggian paling bawah adalah, segmen di atasnya adalah dan seterusnya hingga. Dan 1 (satu) kurva koefisien perpindahan massa keseluruhan. Gambar 2 sampai dengan 4 merupakan hasil pengamatan dinamika tetes dalam kolom berisi bola kaca pada tiga variasi laju alir fasa dispersi. Tabel 1. Kelompok Diameter Rentang Diameter Tetes [mm] d0 0,50 d1 0,50 1,49 d2 1,50 2,49 d3 2,50 3,49 d4 3,50 4,49 d5 4,50 Setelah itu dilakukan pengukuran konsentrasi MEK dalam n-heksan di aliran masuk Fraksi Vol. Tetes Sphere Qc-Diam_Qd-1 Gambar 2. Distribusi Ukuran Tetes Isian Bola Kaca, pada (Qd-1).

Fraksi Vol Tetes Sphere Qc-Diam_Qd-2 Agus Mirwan, Doni Rahmat Wicakso, Pengaruh Isian 115 yang besar terjadi pada kelompok ukuran diameter tetesan yang kecil. Sedangkan pada kolompok diameter tetesan yang makin besar menyebabkan harga koefisien perpindahan massa keseluruhannya mengecil. Pengecilan ukuran tetesan akan menghasilkan peningkatan harga koefisien perpindahan massa keseluruhannya, akibat makin tingginya turbulensi tetesan (Hashem dan Bassuoni, 2007). Gambar 3. Distribusi Ukuran Tetes Isian Bola Kaca, pada (Qd-2). Fraksi Vol Tetes Sphere Qc-Diam_Qd-3 Gambar 4. Distribusi Ukuran Tetes Isian Bola Kaca, pada (Qd-3). Gambar 2 sampai 4 menunjukan bahwa pada rentang laju fasa dispersi yang diamati, tetesan cenderung mengecil dengan makin jauhnya dari nosel tempat tetesan terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa tetesan yang bergerak disela-sela isian bola kaca cenderung pecah, walaupun ada juga tetesan yang bergabung menjadi ukuran yang lebih besar. Namun jumlah tetesan yang pecah jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang bergabung. Berdasarkan pengamatan visual, pecahnya tetesan disebabkan adanya pergesekan antara permukaan isian dengan tetesan yang melintas disela-selanya sehingga tetesan pecah menjadi tetesan yang ukurannya lebih kecil. Kenaikan laju alir fasa dispersi memberi pengaruh makin kecilnya ukuran tetes, namun menuju ke kelompok diameter d2. Dalam hal ini, tetesan pada kelompok diameter d2 sulit mengalami peristiwa perpecahan. Pada kelompok d2, gesekan tetes dengan dinding isian makin berkurang sehingga sebagian besar tetes hanya melintas disela-sela isian tanpa ada perubahan ukuran yang berarti. Gambar 5 menunjukan bahwa adanya pengaruh laju alir fasa dispersi dan jenis isian terhadap laju perpindahan massa yang dinyatakan dengan koefisien perpindahan massa keseluruhan. Hal ini ditunjukan koefisien perpindahan massa Koefisien Perpindahan Massa Keseluruhan (KoD),mol/m2s Gambar 5. Hubungan koefisien perpindahan massa keseluruhan dengan kelompok diameter pada Qc-diam. KESIMPULAN Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan. Jenis isian bola kaca dan variasi laju alir fasa dispersi (Qd) memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan bentuk ukuran diameter tetesan di tiap segmen ketinggian kolom. Ukuran diameter tetesan yang kecil dengan jumlah yang banyak menyebabkan kenaikan yang signifikan proses perpindahan massa yang dinyatakan dengan koefisien perpindahan massa keseluruhan. MEK Qc Qd 0.18 0.16 0.14 0.12 0.08 0.06 0.04 0.02 Laju Alir Fasa Dispersi Diam (Qc-diam) Bola Kaca, Qd-1 Bola Kaca, Qd-2 Bola Kaca, Qd-3 DAFTAR NOTASI = metil etil keton = laju alir fasa kontinyu, ml/detik = laju alir fasa dispersi, ml/detik DAFTAR PUSTAKA Ariono, D., Sasongko, D., Kusumo, P., (2006), Dinamika Tetes Dalam Kolom Isian, Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, FPUO 14. 1 5.

116 INFO TEKNIK, Volume 9 No.2, Desember 2008 Ariono, D., Sasongko, D., Purwasasmita, M., Kusumo, P., (2008), Pengaruh Jenis Isian Terhadap Dinamika Tetes Fasa Dispersi Dalam Kolom Isian, Seminar Nasional Rekayasa Kimia & Proses Universitas Diponegoro Semarang, ISSN 1411 4216, K.085. Ariono, D., Mirwan, A., (2008), Dinamika Tetes dan Koefisien Pindah Massa Pada Ekstraksi Cair-Cair Dalam Kolom Isian, Seminar Nasional Rekayasa Kimia & Proses Universitas Diponegoro Semarang, ISSN 1411 4216, A.096. Hamilton, J. A., Pratt, H. R. C., (1984), Droplet Coalescence and Breakage in a Packed Liquid Extraction Column, AIChe Journal. Vol. 30, No. 30, 442 450. Hashem, M. A., El-Bassuoni, A. A., (2007), Drop Formation Mass Transfer Coefficients in Extraction Columns, Theoretical Foundations of Chemical Engineering Journal. Vol. 41, No. 5, 530 535. Kumar, A., Harland, S., (1996), Unified Correlations for Prediction of Drop Size in Liquid-Liquid Extraction Columns, Ind. Eng. Chem. Res., 35, 2682 2695. Laddha, G.S., Degaleesan, T.E., (1976), Transfort Phenomena in Liquid Extraction, Tata Mc-Graw Hill Publishing Co. Ltd, New Delhi, 131 145. Nababan, R. F., (2006), Penerapan Model HB- GFT Proses Ekstraksi Cair-Cair Sistem MEK Air n-heksan Dalam Kolom Isian, Laporan Tugas Akhir Penelitian, Institut Teknologi Bandung. Putranto, A. (2004), Kajian Hidrodinamika Ekstraksi Cair-Cair Pada Kolom Isian, Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung. Seibert, A. F., Fair, J. R., (1988), Hydrodynamics and Mass Transfer in Spray and Packed Liquid-Liquid Extraction Columns, Ind. Eng. Chem. Res., 27, 470 481. Slater, M. J., Baird, M. H. I., Liang, T. B., (1988), Drop Phase Mass Transfer Coefficients For Liquid-Liquid System And The Influence of Packing,Chemical Engineering Science Journal, Vol. 43, No. 2, 233 245.