BIMBINGAN ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Dra. Lilis Madyawati, M.Si*)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Majid (2014: 1) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Sigit Sanyata

BAB IV ANALISIS PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BP4 KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan, implikasi hasil penelitian

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Pendidikan Agama Islam

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Hakikat Manusia Menurut Islam

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun

Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

MENGHAYATI PERAN ISTRI

Bimbingan Teknis Administrasi Guru Pendidikan Agama Katolik, kita tingkatkan Pelayanan Kepada Umat Katolik, di Balai Latihan Kerja Industri di

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2008), Cet. III, hlm. 3.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

Transkripsi:

BIMBINGAN ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Dra. Lilis Madyawati, M.Si*) ABSTRAK Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan kemasyarakatannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Bimbingan islami bertujuan mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna dan optimal yaitu pribadi yang sehat jasmani dan rohani. Bimbingan islami yang diberikan kepada remaja diharapkan remaja mampu mewujudkan potensi iman, ilmu, amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari; agar remaja dapat meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga dapat menikmati hidup dan kehidupan selaku hamba Allah yang shaleh. PENDAHULUAN Tantangan kehidupan manusia di masa mendatang akan semakin rumit. Perubahan yang terjadi sulit diprediksi atau di luar jangkauan kemampuan individu akan melahirkan diskontinuitas perkembangan perilaku individu seperti terjadinya masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Menghadapi kecenderungan-kecenderungan tersebut, individu dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensinya (Sugiyo, dkk.: 2004). Proses pengembangan diri banyak dipengaruhi oleh berbagai macam aspek yang ada dalam kehidupan itu sendiri. Salah satu aspek yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan seseorang adalah lingkungan, tempat individu tumbuh dan berkembang. Lingkungan mampu memberikan reinforcement bagi setiap perilaku yang dimunculkan oleh individu. Adaptasi dengan lingkungan sosial kemasyarakatan tidak terlepas adanya sebuah interaksi para individu tersebut. Percaya diri merupakan salah satu komponen utama dalam interaksi sosial. Masa remaja, masa pembentukan kepribadian seseorang yang sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitar tanpa

memandang suatu apapun baik kekurangan ataupun kelebihan yang dimiliki orang lain ataupun diri sendiri. Firman Allah yang artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami cipakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal mengenal (QS. Al Hujurat: 13). Manusia diharapkan dapat memahami bahwa mereka harus berinteraksi dengan segala *) Dosen Kop. Wil VI dpk di FKIP- Univ. Muhammadiyah Magelang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kepercayaan diri yang dimiliki seseorang berpengaruh dalam interaksi dan hubungan atau sosialisasi dengan lingkungan sekitar, maka bimbingan islami dilakukan untuk membangun sebuah interaksi yang sehat. Pemberian dan penekanan kereligiusan dalam interaksi juga tidak kalah penting karena pemahaman tentang siapa kita, untuk apa kita hidup dan keyakinan kita terhadap Tuhan YME juga mempunyai kontribusi dalam kepercayaan diri. BIMBINGAN ISLAMI 1. Pengertian Bimbingan Islami Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat (Musnawar, 2002). Proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai mahluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Dengan bimbingan islami individu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt., dapat menemukan serta mengembangkan potensi-potensi mereka melalui usaha sendiri baik untuk kebahagiaan pribadi maupun kemaslahatan sosial. Bimbingan islami sebagai upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan iman, akal dan kemauan yang dikaruniakan Allah swt kepadanya untuk mempelajari tuntutan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai tuntunan Allah swt. Bimbingan islami tidak hanya mengedepankan permasalahan dunia dan hubungan antar manusia dengan manusia

serta penyelesaian permasalahan yang menyangkut hal-hal tersebut tetapi bagaimana hablumminallah dan kebahagiaan dunia akherat juga penting (QS Az Zariyat 51-56) dan QS. Al-Baqarah, 2: 201). Jadi, bimbingan islami merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam rangka membantu individu dalam menyelesaikan permasalahan dengan memanfaatkan fitrahnya sebagai mahluk Allah agar menjadi pribadi yang berada di jalan lurus untuk mencapai sebuah kebahagiaan dunia dan akherat. Konsep bimbingan islami memiliki makna atau signifikansi yang sangat berarti karena ternyata terdapat perbedaan yang sangat esensial dan fundamental dengan bimbingan konseling barat. Perbedaan itu tentu saja membawa konsekuensi yang jauh mengenai dasar, tujuan, materi, kualitas, petugas bimbingan, metode, sampai dengan output yang ingin dihasilkan (Musnawar, 2002). Ada 3 pokok bimbingan islami meliputi: a. dalam keluarga Pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan mental spiritual dalam pembentukan masyarakat sejahtera yang tidak dapat kita ingkari. Pendidikan memerlukan contoh teladan yaitu sebuah keluarga harmonis yang di dalamnya terdapat unsur kasih sayang yang disebut Keluarga Sakinah yang diharapkan dapat memenuhi peran sebagai teladan dan pembina masyarakat sejahtera. b. dalam masyarakat luas Islam mengajarkan bahwa satu individu harus memberikan manfaat untuk orang di sekitarnya, karena Allah telah memberi dirinya potensi yang harus dimanfaatkan bukan hanya dirinya saja yang menikmati melainkan orang lain pun juga harus dapat mendapatkan manfaatnya (QS. Ibrahim, 14: 24). Keterkaitan bimbingan islami dengan masyarakat adalah konselor sebagai mahluk Allah juga harus bisa memberi manfaat untuk orang lain karena memberi bantuan dalam Islam merupakan sebuah amal (QS. Al Anam, 6: 162). c. Pembinaan Kelompok Persaudaraan dalam Islam sangat dianjurkan. Shibab (2006) menerangkan bahwa Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai persaudaraan berarti memperhatikan. Persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Umat Islam juga dilandasi oleh pedoman yang digariskan oleh Allah untuk senantiasa menjadi kesatuan bahwa sesungguhnya semua mukmin itu bersaudara (QS. Al Hujarat, 9:10). Ka bah merupakan

simbol persatuan umat Islam sedunia. Untuk membina persatuan umat harus diciptakan simbol kebersamaan sekaligus melaksanakan ajaran Islam. Islam juga mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan saling memberi manfaat, tidak saling merugikan. Karena itulah selagi kita bisa menempatkan dalam situasi yang sesuai dalam hubungan dengan sesama mahluk Allah maka tidak akan terjadi perselisihan dan jika terjadi perselisihan maka kita dianjurkan mencari titik temu (QS. As Saba, 34). 2. Tujuan Bimbingan Islami Bimbingan Islami bertujuan membantu individu mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dengan jalan membantu individu memahami kehidupan menurut Islam, membantu individu memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah tentang cara hidup bermasyarakat. Bimbingan islami juga bertujuan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna atau optimal yaitu pribadi yang sehat jasmani dan rohani, yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari (Sutoyo: 2007). 3. Azas Bimbingan Islami Azas bimbingan islami harus dijadikan landasan dan pegangan dalam melakukan bimbingan, yaitu azas yang bersumber dari Al-Qur an dan Hadits mencakup: a. azas kebahagiaan dunia dan akherat Individu harus didasarkan akan kehidupannya di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di akherat. b. azas komunikasi dan musyawarah Berkomunikasi secara musyawarah dalam arti komunikasi dua arah untuk memperoleh pemahaman dan kesepakatan bersama. Allah menyuruh kita bersikap lemah lembut, tidak kaku, serta menghargai pendapat orang lain dalam bermasyarakat (QS Ali- Imron, 3: 159). c. azas manfaat Pembimbing berusaha memberikan bimbingan kepada pihak yang dibimbing segala sesuatu yang bermanfaat.

d. azas kasih sayang Bimbingan islami dilakukan dengan berlandaskan kasih sayang sebab Islam adalah agama kasih sayang dan dengan kasih sayanglah bimbingan islam akan berhasil. e. azas menghargai dan menghormati Pembimbing diberi kehormatan oleh yang dibimbing karena dirinya dianggap mampu menyelesaikan masalah. Konseli diberi kehormatan/ dihargai oleh pembimbing dengan cara konselor bersedia membantu atau membimbingnya f. azas rasa aman Rasa aman perlu diciptakan oleh pembimbing maupun yang dibimbing, termasuk rasa aman karena segala rahasia tidak diketahui oleh orang lain. KEPERCAYAAN DIRI Kepercayaan diri dihasilkan oleh suatu keyakinan untuk menentukan hidupnya sendiri (Vallet, 2005). Suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuat dirinya mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri dan mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan diri adalah suatu dorongan hidup dalam melakukan suatu aktivitas yang disertai keterkaitan dengan keberhasilan, yaitu suatu keberhasilan seorang individu untuk melakukan sesuatu yang menurutnya benar. Lenney (2006) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri sebagai kemampuan individu untuk mengevaluasi tingkah laku secara keseluruhan sehingga ia akan melakukan sesuatu sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan beberapa konsep kepercayaan terbentuk melalui proses belajar dengan lingkungan sosial. Kepercayaan diri merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berisi keyakinan tentang kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Selanjutnya keadaan ini mendorong individu untuk melakukan dan meraih kesuksesannya untuk mencapai tujuan hidupnya. Calhoun dan Acocella (2008) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. a. Faktor yang berasal dari dalam individu:

1) Konsep diri 2) Kondisi fisik 3) Harga diri 4) Pengalaman masa lalu b. Faktor-faktor yang berasal dari luar individu 1) Lingkungan Lingkungan yang mendukung percaya diri adalah lingkungan yang submisif dan didukung oleh sikap positif dalam anggota keluarga di rumah yang tentram (Hars, 1998). 2) Pendidikan Tinggi rendahnya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap orang lain. 3) Pekerjaan Manusia akan mampu mengatasi rasa keterasingan dengan bekerja. Bekerja adalah cara paling bermanfaat untuk mengungkap diri seutuhnya. Lanur (2005) mengatakan bahwa kepercayaan diri sendiri bersumber hanya pada kodrat kita sendiri sebagai karunia Tuhan yang telah menjadi milik kita berkat kesetiaan kita. Semakin dalam kecintaan kita pada diri kita sendiri dan hidup ini, semakin dalam pula taqwa kita kepada Sang Maha Pencipta. Untuk membentuk kepercayaan diri diperlukan situasi yang memberikan kesempatan untuk berkompetensi (Kumara, 2008). Hal tersebut dapat dibenarkan karena dari interaksi langsung dengan orang lain akan diperoleh informasi tentang diri dan dapat menilai dirinya dibandingkan dengan orang lain. Kepercayaan pada diri sendiri mempunyai peranan yang penting untuk mendapatkan sukses (Handaya, 2005). Ciri kepercayaan diri dapat dinilai melalui tiga aspek, yaitu: a. Bila seseorang dapat diterima oleh kelompoknya (merasa kelompok atau orang lain menunjuknya). b. Bila seseorang percaya sekali pada dirinya sendiri serta memiliki ketenangan sikap, tidak gugup jika melakukan atau mengatakan sesuatu yang teryata hal itu adalah salah. c. Bila seseorang merasa memadai, sama harkatnya terhadap apa yang ia lakukan, merasa bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu yang ia inginkan. Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional adalah:

a. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain; b. Punya pengendalian diri yang baik dan emosi stabil. c. Percaya akan kompetensi kemampuan diri sehingga tidak butuh pujian dari orang lain; d. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri sehingga ketika harapan tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dari situasi yang terjadi. Instone (2006) mengemukakan orang yang percaya diri bertindak lebih aktif terhadap lingkungan yang dihadapi daripada mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri dan seseorang yang percaya pada diri sendiri memiliki kemampuan untuk bertindak. Dalam kepercayaan diri terkandung kemandirian dan ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi. Orang yang percaya diri juga bertanggung jawab atas pekerjaan dan keputusannya, berani dan mampu mengoreksi kesalahannya. Individu berani mencoba atau melakukan hal-hal yang baru dalam situasi baru, ia tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain. Kepercayaan diri remaja adalah orang lain yang berusia kurang lebih 12-22 tahun yang memiliki keyakinan dalam hati atas kemampuannya terhadap kelebihan dan kekurangannya dan merasa mampu untuk dapat berperilaku sebagaimana mestinya dan positif dalam mencapai apa yang diinginkan menjadi tujuannya serta mampu berdaya tahan terhadap tantangan dan permasalahan yang ada. Ada beberapa kiat membangun kepercayaan diri: a. Menumbuhkan sikap positif terhadap penampilan dan kemampuan diri; b. Bersikap dan berpikir realistis; c. Memberi penghargaan terhadap diri sendiri d. Mengembangkan kualitas kemandirian; e. Mengembangkan perencanaan yang tepat; f. Menciptakan suasana kondusif. Kepercayaan diri tersebut merupakan kualitas pribadi yang diperoleh seseorang melalui pengembangan konsep diri yang baik serta harga diri yang sehat. Remaja diharapkan mampu menjalin komunikasi dengan orang lain secara baik. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan berani mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya serta tidak akan ragu untuk mengemukakan pendapat dalam bersosialisasi dengan orang lain. Pembahasan tentang bimbingan islami adalah masalah umum yang menjadi

kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam bimbingan islami dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok. Informasi yang bersumber dari Dzat Yang Maha menciptakan manusia perlu digali dan dikembangkan menjadi topik bahasan yang menarik karena jika manusia mengenal Tuhannya lebih dalam, dia akan yakin bahwa dia selalu dalam pengawasannya. Topik yang dibahas bisa memberikan kontribusi positif dalam kehidupan dan lebih percaya diri karena individu merasa mempunyai sesuatu yang melindungi dan memberi segalanya. Hal ini karena Allah mengetahui berbagai masalah yang dihadapi manusia, penyebab dan solusinya. Allah lebih mengetahui pula potensi internal yang dikaruniakan untuk manusia. Allah pasti maha mengetahui apa-apa yang pernah dilakukan manusia dalam mengembangkan potensi tersebut agar manusia selamat dalam hidupnya di dunia dan akherat. Bimbingan islami memberikan bagaimana hubungan kita dengan masyarakat dan terutama dengan Allah swt, sehingga bimbingan islami baik diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Semakin mengertinya remaja mengenai kehidupan sosial menurut konsep religius dan semakin seringnya mereka bersosialisasi dengan orang lain dalam kelompok, maka semakin tinggi pula kepercayaan dirinya. Bimbingan islami yang berupa proses pemberian bantuan individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai mahluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan kemasyarakatan senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk-nya. KESIMPULAN Bimbingan islami dapat dipergunakan untuk membantu individu, mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dengan jalan memahami kehidupan menurut Islam, memahami manfaat kehidupan menurut Islam, memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah tentang cara hidup bermasyarakat serta mampu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah mengenai hidup bermasyarakat. Bimbingan islami dapat mengembangkan kepribadian remaja yang sempurna dan optimal sesuai kemampuan remaja dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksudkan agar remaja tidak bingung dalam menikmati hidup dan kehidupan selaku hamba Allah yang sholeh.

DAFTAR PUSTAKA Handaya, Ben. 2005. Berguru Pengalaman, Bertemu Kesuksesan. Yogyakarta: Kanisius. Hars, K. 1990. The Nature of Adolescence. London: Metheun Instone & Afiatin, T. 2006. Validitas Eksternal Skala Kepercayaan Diri. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Lanur, A.O.F.M. Menemukan Diri. Yogyakarta: Kanisius. Lenney. 1986. Human Development and Emergent Science. Tokyo: Mc Graw- Hill Kogakusha Ltd. Musnamar, Tohari. 2002. Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Shihab, M. Quraish. 2006. Wawasan Al- Qur an. Bandung: Mizan. Sugiyo. 2004. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Konseling. Semarang:: Universitas Negeri Semarang. Sutoyo, Anwar. 2007. Bimbingan dan Konseling Islami: Teori dan Praktek. Semarang: CV Cipta Prima Nusantara. Vallet, R.E. 2005. Aku Mengembangkan Diriku. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Ceraka. Yusuf, Syamsu. Nurhudaya. 2004. Pengembangan Diri: Materi Bimbingan bagi Mahasiswa. Bandung: UPT LBK UPI.