DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I HALAMAN PERSETUJUAN II HALAMAN PENGESAHAN III LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN IV KATA PENGANTAR V DAFTAR ISI VII DAFTAR TABEL IX DAFTAR GAMBAR XI DAFTAR LAMPIRAN XV DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL XVI ABSTRAK XXII ABSTRACT XXIII BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG 1 1.2 RUMUSAN MASALAH 3 1.3 TUJUAN PENELITIAN 4 1.4 BATASAN PENELITIAN 4 1.5 MANFAAT PENELITIAN 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 PERATURAN (CODE) EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN 7 2.2 PENELITIAN TERDAHULU 9 2.3 RENCANA PENELITIAN YANG DILAKUKAN 12 BAB 3 LANDASAN TEORI 17 3.1 DEFINISI OPERASIONAL 17 3.2 TEORI EVALUASI 18 3.3 PERSYARATAN EVALUASI BANGUNAN 20 3.3.1 Tingkat Keperluan Investigasi (Level of Investigation Required) 20 3.3.2 Kunjungan ke Lokasi (Site Visit) 20 3.3.3 Tingkat Kinerja (Level of Performance) 21 3.3.4 Wilayah Kegempaan 21 3.3.5 Tipe Bangunan 22 3.4 FILOSOFI DESAIN BANGUNAN TAHAN GEMPA 22 3.5 KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN 23 3.6 PERFORMANCE BASED SEISMIC DESIGN 24 3.6.1 Performance Objectives 25 3.6.2 Perfomance Levels 25 3.6.3 Hazard Level 26 vii
3.7 PROSEDUR EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN EXISTING DENGAN PEDOMAN FEMA 310 28 3.7.1 Tier (Tahap) 1: Screening Phase 31 3.7.2 Tier (Tahap) 2: Evaluation Phase (Strength Check) 46 3.7.3 Tier (Tahap) 3: Detailed Evaluation Phase 69 3.8 PREDIKSI LETAK KERUSAKAN 87 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 88 4.1 LOKASI PENELITIAN 88 4.2 PROSEDUR PENELITIAN 88 4.3 PENGUMPULAN DATA 88 BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 94 5.1 EVALUASI TIER 1 94 5.1.1 Rapid Visual Screening (RVS) 94 5.1.2 Evaluasi Screening Menurut FEMA 310 97 5.1.3 Kesimpulan Evaluasi Tier 1 105 5.2 EVALUASI TIER 2 105 5.2.1 Perhitungan Pembebanan Gempa Statik Linier 106 5.2.2 Titik Pusat Massa dan Titik Pusat Kekakuan 112 5.2.3 Analisis Gempa Dinamik Elastik Linier 116 5.2.4 Demand Capacity Ratio (DCR) akibat Kombinasi Beban Dinamik 121 5.2.5 Kesimpulan Evaluasi Tier 2 133 5.3 EVALUASI TIER 3 135 5.3.1 Pendefinisian Sendi Plastis 135 5.3.2 Gaya Lateral Pushover Analysis 138 5.3.3 Pembebanan Analisis Pushover di SAP2000 143 5.3.4 Hasil Analisis Statik Nonlinier (Pushover) 148 5.3.5 Daktilitas dan Faktor Reduksi Struktur 168 5.3.6 Sendi Plastis 174 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 189 6.1 KESIMPULAN 189 6.2 SARAN DAN REKOMENDASI 190 DAFTAR PUSTAKA 191 viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Rangkuman penelitian terdahulu dan perbandingannya dengan penelitian yang akan dilakukan 14 Tabel 3.1 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda pendek (SNI 1726 2012) 22 Tabel 3.2 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda 1 detik (SNI 1726 2012) 22 Tabel 3.3 Probability of exceedence (Atika, 2012) 27 Tabel 3.4 Hubungan antara hazard levels dengan performance levels (Widodo, 2012) 28 Tabel 3.5 Regions of Seismicity with Corresponding Spectral Acceleration Response (FEMA 310) 32 Tabel 3.6 Ketentuan Pengisian Form RVS (FEMA 154, 2002) 37 Tabel 3.7 Persyaratan Checklist untuk evaluasi Tier 1 (FEMA 310) 39 Tabel 3.8 Persyaratan Evaluasi Lanjutan (FEMA 310) 40 Tabel 3.9 Tabel Checklist sistem bangunan (FEMA 310) 41 Tabel 3.10 Modification Factor, C (FEMA 310) 44 Tabel 3.11 Klasifikasi Jenis Tanah (SNI 1726 2012) 47 Tabel 3.12 Faktor Amplifikasi untuk Periode Pendek (F a ) (sumber: SNI-1726-2012) 49 Tabel 3.13 Faktor Amplifikasi untuk Periode 1 detik (Fv) (sumber: SNI-1726-2012) 50 Tabel 3.14 Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung 52 Tabel 3.15 Nilai parameter perioda pendekatan C t dan x 53 Tabel 3.16 Faktor keutamaan gempa 53 Tabel 3.17 Factor to translate lower bound material properties to expected strength material properties (FEMA 356) 57 Tabel 3.18 Batasan drift ratio untuk level kinerja (ATC-40, 1996) 79 Tabel 3.19 Nilai untuk Faktor Modifikasi (FEMA 356, 2000) 81 Tabel 3.20 Nilai untuk Faktor Massa Efektif (FEMA 356, 2000) 81 Tabel 3.21 Nilai Faktor Modifikasi C 2 (FEMA 356, 2000) 81 Tabel 3.22 Batasan drift ratio untuk level kinerja (FEMA 356 2000) 83 Tabel 5.1 Form Pengisian RVS Bangunan Mataram City 96 Tabel 5.2 Rekapitulasi kekuatan lateral tingkat gedung Mataram City 99 Tabel 5.3 Perbandingan kekuatan lateral kolom pada tingkat yang berdekatan 100 Tabel 5.4 Hasil analisis kekakuan tingkat yang berdekatan 101 Tabel 5.5 Tegangan geser rata-rata kolom arah-x 103 Tabel 5.6 Tabel Checklist sistem bangunan (FEMA 310) 104 Tabel 5.7 Faktor amplifikasi untuk periode pendek (F a ). 107 ix
Tabel 5.8 Faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (F v ) 108 Tabel 5.9 Letak titik pusat massa dan titik pusat kekakuan setiap lantai 112 Tabel 5.10 Nilai mass participating ratio pada setiap mode 117 Tabel 5.11 Gaya geser dasar bangunan Mataram City 120 Tabel 5.12 Nilai DCR pada elemen balok ditinjau secara vertikal 131 Tabel 5.13 Distribusi gaya lateral arah-x 139 Tabel 5.14 Distribusi gaya lateral arah-y 140 Tabel 5.15 Data Pushover Curve arah-x 151 Tabel 5.16 Data Pushover Curve arah-y 152 Tabel 5.17 Performance point pemodelan Mataram City metode ATC-40 156 Tabel 5.18 Target Displacement menurut metode FEMA 356 160 Tabel 5.19 Massa dan Kekakuan Bangunan Mataram City 162 Tabel 5.20 Konversi Base Shear Coeffisien ke S a 163 Tabel 5.21 Konversi Displacement ke S d 164 Tabel 5.22 Hasil iterasi penentuan performance point 167 Tabel 5.23 Nilai daktilitas struktur aktual (R μ ) dan faktor reduksi gempa aktual (R aktual ) 170 Tabel 5.24 Data sendi plastis balok B3652 H2, dimensi: (0,35x0,65)m 175 Tabel 5.25 Kriteria batasan kinerja menurut FEMA 356 176 Tabel 5.26 Data momen dan rotasi elemen balok saat kinerja tercapai 177 Tabel 5.27 Data momen dan rotasi elemen kolom saat kinerja tercapai 178 Tabel 5.28 Plastifikasi beban pushover arah utara ke selatan 181 Tabel 5.29 Plastifikasi beban pushover arah selatan ke utara 182 Tabel 5.30 Plastifikasi beban pushover arah barat ke timur 182 Tabel 5.31 Plastifikasi beban pushover arah timur ke barat 183 x
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Flow-chart Performance Based Seismic Design (Anonim, 2006) 24 Gambar 3.2 Matriks rehabilitation objectives, hubungan tingkat resiko gempa dengan level kinerja bangunan (FEMA 356, 2000) 29 Gambar 3.3 Tahapan proses evaluasi (FEMA 310, 1998) 30 Gambar 3.4 Form RVS untuk daerah seismisitas rendah 32 Gambar 3.5 Form RVS untuk daerah seismisitas sedang 33 Gambar 3.6 Form RVS untuk daerah seismisitas tinggi 34 Gambar 3.7 Tahap proses evaluasi (FEMA 310, 1998) 38 Gambar 3.8 Peta Spektrum Respons Percepatan Perioda 0.2 detik (S S ) Kelas Situs SB (sumber: SNI-1726-2012) 48 Gambar 3.9 Peta Spektrum Respons Percepatan Perioda 1.0 detik (S 1 ) Kelas Situs SB (sumber: SNI-1726-2012) 49 Gambar 3.10 Koefisien C rs (untuk periode pendek 0,2 dt) 50 Gambar 3.11 Koefisien C rs (untuk periode panjang 1,0 dt) 51 Gambar 3.12 Desain respons spektra 51 Gambar 3.13 Alur beban akibat gaya lateral (www.fgg.uni-lj.si) 59 Gambar 3.14 Bangunan yang bersebelahan dapat mengakibatkan benturan (FEMA 310, 1998) 59 Gambar 3.15 Tingkat lemah pada lantai dasar (FEMA 310) 61 Gambar 3.16 Soft story pada bangunan dilihat dari defleksinya (FEMA 310) 62 Gambar 3.17 Geometri yang irregular karena sistem penahan gaya lateral (shear wall) tidak kontinyu (FEMA 310) 62 Gambar 3.18 Penampang balok bertulang rangkap pada saat tegangan lentur tercapai 64 Gambar 3.19 Kapasitas Gaya Geser (V) roof displacement (ATC-40, 1996) 72 Gambar 3.20 Kurva Kapasitas Tipikal (ATC 40, 1996) 72 Gambar 3.21 Proses Konversi ke Bentuk Capacity Curve Spectrum 73 Gambar 3.22 Konversi Spektrum Respon ke Spektrum Demand (ATC-40, 1996) 75 Gambar 3.23 Penentuan Titik Kinerja menurut Metode Spektrum Kapasitas (ATC 40) 76 Gambar 3.24 Penentuan Energy Dissipated by damping, E d (ATC-40, 1996) 76 Gambar 3.25 Simpangan pada atap dan rasio simpangan pada atap (ATC-40, 1996) 78 Gambar 3.26 Perilaku Pasca Leleh Sistem Struktur (FEMA 356, 2000) 82 Gambar 3.27 Hubungan Beban-Deformasi dan Kriteria Batas Penerimaan Deformasi pada Komponen (FEMA 356, 2000) 83 xi
Gambar 3.28 Parameter Waktu Getar Fundamental Efektif dari Kurva Pushover (FEMA 356) 84 Gambar 3.29 Kemungkinan Pola Terbentuknya Sendi Plastis (Widodo, 2007) 85 Gambar 3.30 Default Sendi Plastis M3 dan P-MM 86 Gambar 4.1 Tampak Atas Bangunan Mataram City 89 Gambar 4.2 Gambar Potongan Bangunan Mataram City 89 Gambar 4.3 Diagram Alir Penelitian, main program 90 Gambar 4.4 Diagram Alir Penelitian, Tier 1 91 Gambar 4.5 Diagram Alir Penelitian, Tier 2 92 Gambar 4.6 Diagram Alir Penelitian, Tier 3 93 Gambar 5.1 Peta spektrum respons percepatan perioda 0,2 detik (S s ) dengan redaman 5% di batuan dasar (S B ) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun. 106 Gambar 5.2 Peta spektrum respons percepatan perioda 1,0 detik (S 1 ) dengan redaman 5% di batuan dasar (S B ) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun 107 Gambar 5.3 Koefisien C rs (untuk periode pendek 0,2 dt). 108 Gambar 5.4 Koefisien C rs (untuk periode panjang 1,0 dt). 109 Gambar 5.5 Respons spektra hasil desain untuk wilayah Kab. Sleman, Tanah Sedang, T = 1,756 dt. 110 Gambar 5.6 Letak Titik Pusat Massa Lantai Basement 1 113 Gambar 5.7 Letak Titik Pusat Massa Lantai Dasar 113 Gambar 5.8 Letak Titik Pusat Massa Lantai Lobby 114 Gambar 5.9 Letak Titik Pusat Massa Lantai 1 114 Gambar 5.10 Letak Titik Pusat Massa Lantai 2 s/d Lantai 19 115 Gambar 5.11 Letak Titik Pusat Massa Lantai Atap 115 Gambar 5.12 Pemodelan struktur gedung Mataram City di SAP2000 v.14 116 Gambar 5.13 Pengaturan Mass Source 118 Gambar 5.14 Pengaturan beban gempa dinamik linier arah-x 119 Gambar 5.15 Pengaturan beban gempa dinamik linier arah-y 119 Gambar 5.16 Diagram tegangan regangan dan gaya yang terjadi pada potongan balok tulangan rangkap 126 Gambar 5.17 Grafik nilai DCR momen balok di setiap tingkat 132 Gambar 5.18 Grafik nilai DCR geser balok di setiap tingkat 132 Gambar 5.19 Elemen balok di lantai 1 (+9,0 m) yang mempunyai nilai DCR > 2 133 Gambar 5.21 Pendefinisian Hinge 136 Gambar 5.22 Frame Hinge Property 136 Gambar 5.23 Moment Rotation Data Kolom 137 Gambar 5.24 P-M2-M3 Interaction Surface pada kolom 138 Gambar 5.25 Titik penempatan beban lateral lantai basement 1 arah-x dan arah-y 140 xii
Gambar 5.26 Titik penempatan beban lateral lantai dasar arah-x dan arah-y 141 Gambar 5.27 Titik penempatan beban lateral lantai lobby arah-x dan arah-y 141 Gambar 5.28 Titik penempatan beban lateral lantai 1 arah-x dan arah-y 142 Gambar 5.29 Titik penempatan beban lateral lantai 2-lantai17 arah-x dan arah-y 142 Gambar 5.30 Pengaturan analysis case beban gravitasi 143 Gambar 5.31 Pengaturan nonlinear parameter analysis case beban gravitasi 144 Gambar 5.32 Pengaturan analysis case beban lateral pushover arah utara 145 Gambar 5.33 Pengaturan Load Application Control beban lateral pushover arah utara 145 Gambar 5.34 Pengaturan Nonlinear Parameters beban lateral pushover arah utara 146 Gambar 5.35 Pengaturan analysis case beban lateral pushover arah barat 146 Gambar 5.36 Pengaturan Load Application Control beban lateral pushover arah barat 147 Gambar 5.37 Pengaturan Nonlinear Parameters beban lateral pushover arah barat 147 Gambar 5.38 Kurva Base Shear vs Displacement arah utara-selatan 148 Gambar 5.39 Kurva Base Shear vs Displacement arah selatan-utara 149 Gambar 5.40 Kurva Base Shear vs Displacement arah barat-timur 149 Gambar 5.41 Kurva Base Shear vs Displacement arah timur-barat 150 Gambar 5.42 Perbandingan kurva kapasitas PO utara dan PO selatan 150 Gambar 5.43 Perbandingan kurva kapasitas PO barat dan PO timur 151 Gambar 5.44 Pendefinisian parameter metode ATC 40 153 Gambar 5.45 Titik kinerja dengan Metode ATC 40 arah utara ke selatan 154 Gambar 5.46 Titik kinerja dengan Metode ATC 40 arah selatan ke utara 154 Gambar 5.47 Titik kinerja dengan Metode ATC 40 arah barat ke timur 155 Gambar 5.48 Titik kinerja dengan Metode ATC 40 arah timur ke barat 155 Gambar 5.49 Titik Performance Point Metode Koefisien Perpindahan Arah Utara ke Selatan 158 Gambar 5.50 Titik Performance Point Metode Koefisien Perpindahan Arah selatan ke utara 158 Gambar 5.51 Titik Performance Point Metode Koefisien Perpindahan Arah barat ke timur 159 Gambar 5.52 Titik Performance Point Metode Koefisien Perpindahan Arah timur ke barat 159 Gambar 5.53 Modifikasi parameter Metode Koefisien Perpindahan FEMA 356 160 Gambar 5.54 Sa-Sd Capacity Spectrum 164 Gambar 5.55 Sa-Sd Spectrum Demand 165 Gambar 5.56 Proses iterasi dalam menentukan Performance Point 168 xiii
Gambar 5.57 Gaya geser dasar dan displacement saat terjadi pelelehan struktur (V y ) arah-x (utara ke selatan) 168 Gambar 5.58 Gaya geser dasar dan displacement saat terjadi pelelehan struktur (V y ) arah-y (barat ke timur) 169 Gambar 5.59 Strength Reduction Factor Determination (Aguirre, 2004) 170 Gambar 5.60 Penentuan daktilitas aktual dan faktor reduksi gempa aktual untuk beban pushover arah-x (utara ke selatan) 172 Gambar 5.61 Penentuan daktilitas aktual dan faktor reduksi gempa aktual untuk beban pushover arah-y (barat ke timur) 173 Gambar 5.62 Grafik momen-rotasi sendi plastis balok B-2355.H2 175 Gambar 5.63 Grafik moment-curvature sendi plastis balok B-2355.H2 176 Gambar 5.64 Grafik nilai rotasi pada elemen balok saat kinerja (a) pushover arah selatan ke utara, (b) pushover arah utara ke selatan 179 Gambar 5.65 Grafik nilai rotasi pada elemen balok saat kinerja (a) pushover arah barat ke timur, (b) pushover arah timur ke barat 179 Gambar 5.66 Grafik nilai rotasi pada elemen kolom saat kinerja tercapai 180 Gambar 5.67 Letak sendi plastis beban pushover arah utara ke selatan portal F1 184 Gambar 5.68 Letak sendi plastis beban pushover arah selatan ke utara portal F1 184 Gambar 5.69 Letak sendi plastis pada step ke-1 portal A1 beban pushover arah utara ke selatan portal A1 185 Gambar 5.70 Letak sendi plastis pada step ke-2 portal A1 PO Utara 186 Gambar 5.71 Letak sendi plastis pada step ke-3 portal A1 PO Utara 187 Gambar 5.72 Letak sendi plastis pada step ke-13 portal A1 PO utara 187 xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Laporan Penyelidikan Tanah Lampiran 2 Gambar Arsitektur dan Struktur Lampiran 3 Letak Sendi Plastis Akibat Beban Pushover Lampiran 4 Gambar Elemen Struktur Hasil Perhitungan DCR Lampiran 5 Tabel Hasil Perhitungan DCR Elemen Struktur xv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A c A g A s = jumlah dari luas total penampang kolom pada lantai yang ditinjau = luas total penampang kotor = luas tulangan tarik A s = luas tulangan tekan A st A v C = luas total tulangan baja, yaitu A s + A s = luas tulangan geser yang berada dalam jarak s = nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum respons gempa rencana menurut Gambar 3.17 untuk waktu getar alami (T 1 ) CQC = complete quadratic combination C 0 C 1 = koefisien faktor bentuk, untuk merubah perpindahan spektral menjadi perpindahan atap, umumnya memakai faktor partisipasi ragam yang pertama (first mode participation factor) atau berdasarkan Tabel 3-2 dari FEMA 356 = nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrun respon gempa rencana menurut Gambar 2 SNI 03-1726-2002 untuk waktu getar alami fundamental T C 1 = faktor modifikasi yang menghubungkan perpindahan inelastik maksimum dengan perpindahan yang dihitung dari respon elastik linier, C 2 C 3 C C = koefisien untuk memperhitungkan efek pinching dari hubungan beban deformasi akibat degradasi kekakuan dan kekuatan, berdasarkan Tabel 3-3 dari FEMA 356 = koefisien untuk memperhitungkan pembesaran lateral akibat adanya efek P-delta = gaya tekan pada beton C m = faktor massa efektif yang diambil dari Tabel 3-1 dari FEMA 356 C S C t = gaya tekan pada tulangan = faktor modifikasi berdasarkan rekaman gempa yang sesuai dengan tipe bangunan DCR = Demand Capacity Ratio xvi
D = death load (beban mati) DR = drift ratio berdasarkan quick check FEMA 154 (2003) d = tebal selimut beton desak d = tinggi efektif balok d y d pi E E c E s = perpindahan (displacement) pada titik leleh = perpindahan maksimum = beban gempa ditetapkan berdasarkan SNI-1726-2002 = modulus elastisitas beton = 4700 = modulus elastisitas baja EX = earthquake X (beban gempa arah X) EY = earthquake Y (beban gempa arah Y) F a F i F v f f c fy g H = fungsi site class dan mapped short-period spectral acceleration = nilai distribusi beban lateral yang terjadi pada lantai tingkat i = fungsi site class dan mapped spectral acceleration pada periode 1 detik = frekuensi = kuat tekan beton (MPa) = tegangan leleh baja tulangan (MPa) = percepatan gravitasi 9.81 m/det² = tinggi dari lantai dasar sampai atap (m) h = tinggi tingkat (m), halaman 46 h n h b = tinggi bangunan (m) = tinggi balok dihitung dari tepi dasar sampai ke pusat tulangan tarik I = faktor keutamaan gedung menurut Tabel 1 SNI 03-1726-2012 I = momen inersia (cm 4 ) I 1 I 2 = Faktor keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu selama umur gedung = Faktor keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian umur gedung tersebut I p = faktor keutamaan komponen yang nilainya antara 1.00 sampai 1.5 j = jumlah tingkat yang ditinjau k = kekakuan xvii
k = faktor modifikasi redaman yang nilainya ditentukan sesuai dengan Tabel 8.1 ATC-40 (1996) K i K e = kekakuan awal bangunan pada arah yang ditinjau = kekakuan lateral efektif bangunan k b = I/l untuk balok yang ditinjau (m 3 ) k c = I/h untuk kolom yang ditinjau (m 3 ) L = beban hidup yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987 IO = immadiate occupancy l = jarak pusat kolom ke pusat kolom (m) L = panjang bentang balok (cm) LS = life safety M n M u M y M yf m m = kapasitas momen nominal balok = momen pada kondisi ultimate = momen pada kondisi leleh = momen pada kondisi leleh pertama = jumlah lapisan tanah yang ada di atas batuan dasar = faktor modifikasi komponen, diambil nilai 2.0 untuk bangunan yang dievaluasi dengan target level kinerja life safety, dan 1.3 untuk bangunan dengan target level kinerja Immediate Occupancy, halaman 48 N = masa layan bangunan, halaman 23 N = jumlah lantai n = jumlah tingkat n = nomor lantai tingkat paling atas, halaman 51 n b n a n c n f N i N = angka ekivalensi = nomor lantai tingkat paling atas = jumlah kolom = jumlah rangka pada arah pembebanan = nilai hasil test penetrasi standar lapisan tanah ke-i = nilai hasil test penetrasi standar tanah rata-rata P F1 (Ӷ) = modal participation untuk mode pertama P n = beban aksial xviii
P nb P nt P o P ot = beban aksial yang berkaitan dengan keruntuhan balance = kekuatan tarik nominal penampang = resiko gempa = gaya aksial pada kolom q c = nilai tahanan konus tanah (kg/cm 2 ) Q CE Q e Qs Q UD Q y = Kuat yang diharapkan pada setiap komponen = Gaya geser elastik struktur = Gaya geser pada saat terjadi pelelehan pertama = Kuat perlu akibat beban grafitasi dan beban gempa = Gaya geser pada titik leleh R = faktor reduksi gempa menurut Tabel 3 SNI 03-1726-2012 R = rasio kuat elastik perlu terhadap koefisien kuat leleh terhitung R aktual = faktor reduksi gempa aktual R e = rasio kuat elastis perlu terhadap koefisien kuat leleh terhitung R p = faktor modifikasi respon komponen yang nilainya bervariasi antara 1.0 sampai 5.0 R µ r = daktilitas struktur = faktor bilinier positif S = final score(skor akhir dalam formulir RVS FEMA 154, 2003) SRSS = square root of the cum of squares S 1 S a SD SD 1 SD S Ss S ui S u T T T T e = percepatan respon spectra pada periode 1 detik = spectral acceleration (g) = spektrum simpangan (g) = spektrum respon percepatan pada periode 1.0 detik pertama (g) = spektrum respon percepatan pada periode pendek 0.2 detik (g) = percepatan respon periode pendek S u = kuat geser niralir lapisan tanah ke-i (kpa) = kuat geser niralir lapisan tanah rata-rata (kpa) = periode fundamental (detik) = Gaya tarik pada tulangan = waktu getar alami efektif yang memperhitungkan kondisi inelastis = waktu getar efektif (detik) xix
T i T R T s ti V V 1 V avg V j V c = periode alami awal elastis (detik) pada arah yang ditinjau = periode ulang gempa = waktu getar karakteristik yang diperoleh dari kurva respons spektrum pada titik dimana terdapat transisi bagian akselerasi konstan ke bagian kecepatan konstan (detik) = tebal lapisan tanah ke-i (m) = gaya lateral (KN) = gaya geser dasar nominal sebagai respon ragam yang pertama terhadap pengaruh gempa rencana = tegangan geser rata-rata pada kolom (kn) = gaya geser pada tingkat ke-j (KN) = gaya geser dalam kolom (kn) V c = kuat geser yang disumbangkan oleh beton, halaman 61 V n V s V x V y V y v s v si W Wi W j W t z Z i α a y a pi α 1 = kekuatan geser nominal balok = kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser = gaya geser dasar akibat beban elastik statik ekivalen untuk arah-x = gaya geser pada saat leleh, dari idealisasi kurva pushovermenjadi bilinier = gaya geser dasar akibat beban elastik statik ekivalen untuk arah-y, halaman 132 = kecepatan rambat gelombang geser tanah (m/det) = kecepatan rambat gelombang geser melalui lapisan tanah ke-i (m/det) = berat total bangunan (KN) = berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai = jumlah berat pada semua lantai diatas tingkat ke-j(kn) = berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai = tinggi dalam struktur yang diukur dari pengikatan komponen = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral = rasio kekakuan pasca leleh terhadap kekakuan elastis efektif, dimana hubungan gaya-lendutan diidealisasikan sebagai kurva bilinier = percepatan (acceleration) pada titik leleh = percepatan (acceleration) maksimum = modal mass coefficientuntuk mode pertama xx
β eff β eq β 0 β β 1 Δ roof δ u δ y ε c γ μ δ T ζ (zeta) Ω = redaman viskous efektif = redaman viskous ekivalen = redaman histeristik yang direpresentasikan sebagai redaman viskous ekuivalen = nilai redaman pada demandspektra = rasio antara a dengan c = simpangan atap = perpindahan (displacement) lateral ultimit = perpindahan (displacement) pada saat leleh = regangan desak beton = amplitude untuk mode pertama = faktor reduksi dari pelelehan pertama ke code = faktor daktilitas struktur gedung = target perpindahan = koefisien pengali dari jumlah tingkat struktur gedung yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung, bergantung pada wilayah gempa = faktor reduksi karena overstrength xxi