PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN

Abstrak. ISSN JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017

ISSN JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

BAB V PENUTUP. sebelumnya yang di dapatkan dalam penelitian ini, dapat di ambil kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN HASIL BELAJAR. sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM INTRAKURIKULER PROGRAM KOKURIKULER PROGRAM EKSTRAKURIKULER

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

ISSN JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengarahkan perkembangan manusia menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

RIWAYAT HIDUP PENULIS. 1. Nama Lengkap : Asih Nor Zahidah. 2. Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 September 1993

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

( Word Converter - Unregistered )

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaif dan jenisnya

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas. (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

PROGRAM TAHUNAN LAYANAN BK KOMPREHENSIF SMA N I BANGUNTAPAN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, Hal. 6 2 Ibid, Hal.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotornya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU Noor Jannah Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email : nor_jannah@yahoo.com Abstrak Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan di luar pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh sekolah. Cara yang dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik menentukan pemilihan ekstrakurikuler adalah melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik, bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ektrakurikuler peserta didik dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Rantau, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik wawancara mendalam,observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Dari hasil analisa data, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilakukan pada sore hari diluar jam pelajaran sekolah dengan jenis kegiatan ekstrakurikuler meliputi pramuka, silat, basket, futsal, menari, jurnalistik, KIR, PMR, melukis, sanggar sastra dan Habsyi. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilaksanakan sesuai program yang telah dibuat dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, didalam program dan dilaksanakan di ruang bimbingan dan konseling. Adapun, bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan pada bimbingan kelompok. Namun, kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau adalah beberapa anggota kelompok malu mengungkapkan pendapatnya. Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Pemilihan, Ekstrakurikuler Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 34

A. PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling sebagai komponen pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam rangka memenuhi hak peserta didik untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Menurut Wardati dan Jauhar, Muhammad (2011: 29) Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Senada dengan pendapat di atas Sukardi, Dewa Ketut (2008: 44) mengemukakan pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuantujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha bantuan yang diberikan kepada individu didalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Manusia diciptakan memiliki keanekaragaman dengan potensi diri yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan tersebut itu ada agar ada spesialisasi dalam pembagian tugas sehingga diperlukan adanyapemilihan dan penempatan yang sesuai. Kegiatan ektrakurikuler di sekolah merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang mewadahi pemenuhan kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara opimal. Husairi, Achsan (2008: 105) menyatakan bahwa: Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan di luar pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 35

berkewenangan di sekolah/ madrasah. (Husairi, Achsan, 2008: 105) Permasalahan yang ada di sekolah adalah, peserta didik sering menghadapi kesulitan dalam pengambilan keputusan dalam memilih dan menentukan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Oleh karena itu, usaha dan peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Kurnanto, Edi (2013: 1) mengemukakan bahwa: Bimbingan dan konseling adalah sebuah profesi yang dalam praktiknya dapat dilakukan dengan bentuk layanan individu dan kelompok. Kedua bentuk layanan tersebut bisa saling melengkapi, tergantung dari karakteristik siswa atau klien dan masalah yang dihadapinya. (Kurnanto, Edi, 2013: 1) Cara yang dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik menentukan pemilihan ekstrakurikuler peserta didik adalah melalui pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan bentuk layanan kelompok, salah satunya melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. B. KAJIAN PUSTAKA Pengertian bimbingan kelompok secara sederhana menunjuk kepada bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Menurut Sutirna, bahwa: Bimbingan kelompok merupakan bentuk layanan bimbingan yang diberikan kepada kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 5 sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik merespons kebutuhan dan minatnya. (Sutirna, 2013: 68) Adapun Narti, Sri (2014: 17) mengemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu atau siswa yang menjadi peserta layanan. Jumlah peserta didik yang relatif besar dengan perbandingan jumlah guru Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 36

bimbingan konseling juga menjadi salah satu alasan pentingnya layanan bimbingan kelompok dilaksanakan, hal ini untuk memberikan bimbingan secara merata pada semua peserta didik. Hartinah, Siti mengemukakan: Kegunaan bimbingan kelompok memang sangat besar dan dapat dikemukakan antara lain melalui bimbingan kelompok, murid dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama, dalam mendiskusikan sesuatu bersama, murid didorong untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, beberapa murid akan lebih berani membicarakan kesukarannya dengan penyuluh setelah mereka mengerti bahwa teman-temannya juga mengalami kesukaran tersebut, dan banyak informasi yang dibutuhkan oleh murid dapat diberikan secara kelompok. (Hartinah, Siti,2009: 8) Meski bimbingan kelompok mempunyai beberapa manfaat terkait dengan berbagai pendekatan di mana siswa diperlakukan secara individual, ada juga keterbatasannya. Menurut Geldard, Kathryn & David Geldard (2013: 16) keterbatasan utama dalam kelompok adalah bahwa ada beberapa individu mungkin tidak mampu berbicara secara terbuka dalam suatu hubungan orang perorang dengan orang dewasa. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa dan perlu dipersiapkan dengan baik sebelum kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Hal yang menjadi pertanyaan peneliti adalah apakah guru bimbingan dan konseling di sekolah memiliki kompetensi yang baik dalam mempersiapkan dan melaksanakan bimbingan kelompok, bagaimana peranan pimpinan kelompok dan anggota kelompok dalam dinamika kelompok, dan apakah pelaksanaan bimbingan kelompok disekolah efektif untuk membantu permasalahan yang dihadapi anggota kelompoknya. Sehubungan dengan kenyataan tersebut diatas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Rantau. C. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap guru bimbingan dan konseling di Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 37

SMP Negeri 1 Rantau, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Adapun, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilakukan pada sore hari diluar jam pelajaran sekolah. Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada meliputi pramuka, silat, basket, futsal, menari, jurnalistik, KIR, PMR, melukis, sanggar sastra dan Habsyi. Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Adapun misi kegiatan ekstrakuriluer adalah, sebagai berikut: a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sebagai kegiatan pengembangan diri di luar mata pelajaran. b. Menyelenggarakan kegiatan di luar mata pelajaran dengan mengacu Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 38

kepada kebutuhan, potensi, bakat dan minat peserta didik. Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk: a. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. b. Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi siswa secara utuh. c. Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor (keterampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif siswa d. Membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang manusia yang mandiri (karena dilakukan diluar jam pelajaran). e. Kegiatan ko/ektrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi, terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum. 2. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilaksanakan sesuai program yang telah dibuat dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, layanan bimbingan kelompok diberikan untuk seluruh peserta didik dan dilaksanakan di ruang bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan dengan berbagai materi diantaranya adalah Apa Bakat dan Minat ku?, Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Rantau, dan Mengembangkan Potensi Diri. Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 39

Layanan bimbingan kelompok dalam penelitian ini adalah bentuk layanan bimbingan yang diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5 sampai 12 peserta didik yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik merespons kebutuhan dan minatnya. Kegiatan bimbingan kelompok dapat memberikan manfaat dimana setiap siswa dapat saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas, dalam mengemukakan idea tau pendapat, memperluas wawasan, memberikan pelajaran mengenai lingkungan, dan terbentuk dinamika kelompok bagi para anggota kelompok. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Hartinah, Siti bahwa: Kegunaan bimbingan kelompok memang sangat besar dan dapat dikemukakan antara lain melalui bimbingan kelompok, murid dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama, dalam mendiskusikan sesuatu bersama, murid didorong untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, beberapa murid akan lebih berani membicarakan kesukarannya dengan penyuluh setelah mereka mengerti bahwa teman-temannya juga mengalami kesukaran tersebut, dan banyak informasi yang dibutuhkan oleh murid dapat diberikan secara kelompok. (Hartinah, Siti, 2009: 8) Selain itu, pelaksanaan bimbingan kelompok memiliki kelebihan yaitu siswa dapat mengenal dirinya melalui temanteman dalam kelompok, anak dapat membandingkan potensi dirinya dan sebaliknya, melalui kelompok dapat dihilangkan beban-beban moril seperti malu, kurang percaya diri, penakut, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan guru bimbingan dan konseling memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Dimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, ditujukan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 40

dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan dirinya itu. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan ditujukan agar peserta mengenal lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nliai-nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidaang karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka seseorang tersebut akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap. 3. Kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau adalah beberapa anggota kelompok malu mengungkapkan pendapatnya. Pada pelaksanaan bimbingan kelompok diharapkan etiap anggota kelompok bebas mengemukakan apa saja yang dirasakan patut atau perlu dibicarakan bersama dalam kelompok itu. Permasalahan itu dapat merupakan sesuatu yang dirasakan atau dialami oleh anggota yang bersangkutan atau permasalahan umum yang mungkin Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 41

dirasakan oleh sebagian besar anggota kelompok. Dengan mengemukakan permasalahan yang dialaminya, anggota yang bersangkutan mengharapkan agar rekan-rekannya sekelompok bersedia membantunya memecahkan masalah melalui dinamika kelompok. Peranan pemimpin kelompok sangat menentukan keaktifan anggota kelompoknya khususnya dalam tahap pembentukan pemimpin kelompok hendaklah benar-benar aktif. Pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada: 1) penjelasan tentang tujuan kegiatan, 2) penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, 3) penumbuhan sikap saling saling mempercayai dan sikap saling menerima, 4) dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok. Peranan pemimpin kelompok dalam hal ini ialah mengembangkan suasana keterbukaan yang bebas yang memungkinkan dikemukakannya segala sesuatu yang terasa oleh anggota. Suasana ini diperlukan agar para anggota itu mampu membuka diri, mengutarakan tujuan-tujuan (baik tujuan pribadi maupun tujuan bersama), dan ikut serta secara aktif dalam proses kegiatan kelompok. A. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilakukan pada sore hari diluar jam pelajaran sekolah. Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada meliputi pramuka, silat, basket, futsal, menari, jurnalistik, KIR, PMR, melukis, sanggar sastra dan Habsyi. 2. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau dilaksanakan sesuai program yang telah dibuat dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, layanan bimbingan kelompok diberikan untuk seluruh peserta didik dan dilaksanakan di ruang bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok dilaksanakan sesuai dengan tahapantahapan kegiatan pada bimbingan kelompok. 3. Kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam pemilihan Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 42

Saran kegiatan ekstrakurikuler peserta didik di SMP Negeri 1 Rantau adalah beberapa anggota kelompok malu mengungkapkan pendapatnya. 1. Peserta Didik Diharapkan dapat mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Diharapkan dapat meningkatkan teknik keterampilan komunikasi dan kemampuan melaksanakan berbagai permainan dalam bimbingan kelompok sehingga anggota kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya dan dapat meningkatkan suasana keakraban diantara anggota kelompok. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bungin, Burhan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Depok: PT. Rajagrafindo Geldard, Kathryn & David Geldard. 2013. Menangani Anak dengan Kelompok. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hartinah, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Kirana Cakra Banua Husairi, Achsan. 2008. Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Depok: CV Arya Duta Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi Kurnanto, Edi. 2013. Bimbingan Kelompok. Bandung: Alfabeta Narti, Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Prayitno, dkk. 2013. Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di Satuan Pendidikan. ABKIN, Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sukmadinata, Nana Syaodih.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal. Bandung: Andi Offset Tim Pustaka Phoenix. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Barat: PT. Media Pustaka Phoenix Wardati dan Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin 43