IKHTISAR EKSEKUTIF 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja.

dokumen-dokumen yang mirip
IKHTISAR EKSEKUTIF Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT BPPT

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT BPPT TAHUN ANGGARAN 2017

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT BPPT

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN


LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

I N S P E K T O R A T

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BAB VI INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN INSPEKTORAT DRAF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT BPKP TAHUN 2015

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

Rencana Strategis

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Transkripsi:

IKHTISAR EKSEKUTIF Secara umum, tingkat realisasi terhadap 8 (delapan) target sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Inspektorat BPPT adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.1 dilakukan dengan cara menghitung prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang di audit; pada pelaksanaan program/kegiatan BPPT tahun anggaran 2012, dimana dengan semakin kecil perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun hasil pembandingannya adalah sebagai berikut: Jumlah temuan pada tahun 2012 (masih menggunakan LHA BPK tahun 2011 karena LHA BPK 2012 belum diterima BPPT) adalah Rp. 1.061.055.731,06 dari total jumlah anggaran BPPT sebesar Rp 942.329.347.000,00, maka perbandingan antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,11%. Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan dapat dicapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,11% dari target capaian yang direncanakan sebesar 0,50%. 2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2.1. yaitu dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan penilaian risiko terhadap penerapan SPIP dengan hasil sebagai berikut: a. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui tahapan penerapan SPIP. Adapun tahapan penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2012 telah mencapai Tahap Internalisasi LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman iii

(Penilaian Risiko), yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP BPKP bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP BPPT. Kegiatan penilaian risiko dilakukan secara sampel yaitu pada 3 (tiga) Satker yaitu Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) dan Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP), dengan ruang lingkup pemahaman konsepsi pengendalian intern dan penerapan unsur-unsur SPIP yang mencakup lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan. b. Pemetaan SPIP tahun 2012 dilaksanakan pada 1 Satker/Unit Kerja yaitu di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas Dinamika dan Getaran (UPT. LAGG), Serpong. c. Tahap Pemahaman dilaksanakan pada 10 Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Dengan demikian kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi pada 14 Satker/Unit Kerja dilingkungan BPPT dapat tercapai, bahkan melebihi dari target 7 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan, sebesar 35,55%. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 2 untuk indikator kinerja sasaran 2.2.Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev), dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan pemantauan. Untuk tahun 2012 jumlah Satker/Unit Kerja yang dipantau atas penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran 2012 sebanyak 24 Satker/Unit Kerja dari 23 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan. Dengan demikian capaian sasaran kegiatan pemantauan tahun 2012 telah melampaui target yang telah direncanakan. 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui realisasi pelaksanaan tindaklanjut oleh Auditan atas rekomendasi terhadap temuan hasil audit LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman iv

dari pihak pengawas internal dan eksternal, sesuai dengan Laporan Hasil Audit (LHA). Data pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan LHA BPK Tahun 2012 atas pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2011, hal ini disebabkan BPPT belum menerima LHA Tahun Anggaran 2012. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 3 dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi. Dari 37 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti, telah selesai direalisasikan sebanyak 32 rekomendasi, sedangkan 5 rekomendasi masih dalam proses penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.3 telah dapat dicapai, yaitu sebesar 86,49% dari target yang direncanakan 75%. 4. Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu, dengan total Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterbitkan per tahun. Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2012 sebanyak 3 LHP dari total LHP yang dihasilkan 3 LHP. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.4 telah dicapai, yaitu sebesar 100%. 5. Pelaksanaan Reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 5 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II Tahun 2012. Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman v

dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2012. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5 telah sepenuhnya dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan. 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas AKIP Unit/Satuan Kerja Tujuan Evaluasi AKIP Unit/Satker dilingkungan BPPT: Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 6 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja. Hasil yang dicapai adalah 4 buah LHE (8,9%) terhadap AKIP UPT/Balai Tahun Anggaran 2011 sebagai berikut: 1. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST). 2. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan &Teknologi (IPTEKnet). 3. Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). 4. Balai Inkubator Teknologi (BIT). Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 13%, hal ini disebabkan berkurangnya jumlah SDM/Auditor Inspektorat. 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 7 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Penjenjangan dengan jumlah target direncanakan. Adapun jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor sebanyak 5 orang, dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7 belum dapat sepenuhnya dicapai, yaitu baru sebesar 62,5%. Tidak tercapainya target sasaran strategis pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan disebabkan oleh kebijakan eksternal Inspektorat atas formasi kebutuhan SDM ditentukan oleh Manajemen BPPT dan Kementerian PAN&RB serta LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman vi

penyelenggaraan Diklat Pengawasan yang ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP. 8. Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Teknis Substansi Pengawasan. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.8 dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan. Untuk memenuhi rencana telah diajukan 4 Auditor untuk mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga prosentase capaian sasaran strategisnya adalah: 50%. Realisasi yang dicapai hanya sebesar 50% dari target yang telah ditetapkan 8 orang, hal ini disebabkan peserta Diklat dan waktu penyelenggaraan Diklatwas ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP. 3.3. Akuntabilitas Keuangan Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada seluruh Unit/Satuan Kerja, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun Anggaran 2012 yang semula sebesar Rp.2.500.000.000,- menjadi Rp.2.096.888.000,- sehingga terdapat penghematan anggaran sebesar Rp.403.112.000,- (16,12%). Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 1.974.559.550,- (94,17%) dari total anggaran DIPA Inspektorat sebesar Rp. 2.096.888.000,- sehingga terdapat saldo anggaran sebesar Rp.122.328.450,- (5,83%). 2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya, dipergunakan untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pengawasan Inspektorat dan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana penunjang. 3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun 2012 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target yang direncanakan. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman vii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i iii viii ix x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I - 1 1.2. Tugas, Fungsi dan Kewenangan I - 2 1. Kedudukan I - 2 2. Tugas Pokok I - 2 3. Fungsi I - 2 4. Kewenangan I - 2 1.3. Struktur Organisasi I - 3 1.4. Sumber Daya Dan Fasilitas I - 3 1.5. Sistematika Penyajian I - 8 Bab II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional II - 1 2.2. Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP II - 2 2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010-2014 II - 4 2.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 II - 5 2.5. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012 II - 6 Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2012 3.1. Pengukuran Kinerja III - 1 3.2. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis III - 3 3.3. Akuntabilitas Keuangan III - 11 Bab IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan IV - 1 4.2. Saran IV - 2 LAMPIRAN 1. Surat Tugas Tim Penyusun LAKIP Inspektorat TA.2012 2. Keputusan Kepala BPPT No.065/Kp/KA/IV/2003 Tgl.29 April 2003 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman viii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Struktur Organisasi Inspektorat. I - 3 Gambar 1.2. Grafik Komposisi SDM Inspektorat. I - 4 Gambar 1.3. Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat. I - 5 Gambar 1.4. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA). I - 6 Gambar 1.5. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum. I - 6 Gambar 1.6. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat I - 7 Pendidikan. Gambar 1.7. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan. I - 8 Gambar 3.1. Pelaksanaan Penerapan Tahapan SPIP oleh BPKP, III - 5 Inspektorat dan Satker/Unit Kerja. Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut III - 6 Gambar 3.3. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan III - 8 Gambar 3.4. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP III - 10 Gambar 3.5. Diklat Teknis Substansi III - 11 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman ix

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Komposisi SDM Inspektorat I - 4 Tabel 1.2. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat I - 4 Tabel 1.3. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat I - 4 Tabel 1.4. Komposisi Jabatan Fungsional Umum I - 6 Tabel 1.5. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan. I - 7 Tabel 1.6. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Kepangkatan I - 7 Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan II - 5 Tabel 2.2. Penetapan Kinerja II - 7 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah harus mampu merespon berbagai permasalahanan dan perubahan yang terjadi melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan pengawasan nasional. Arah kebijakan pengawasan nasional yang diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dinyatakan dengan : 1. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat. 2. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan. Untuk melaksanakan peran pengawasan secara optimal, Inspektorat BPPT sebagai unit APIP Pusat menentukan prioritas sasaran pengawasan serta melaksanakan kegiatan pengawasan yang tepat dan relevan sesuai program pengawasan yang telah ditetapkan. Program/Kegiatan Inspektorat BPPT juga disesuaikan dengan kebijakan pengawasan nasional. Sesuai dengan pasal 48 Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, Inspektorat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance) terhadap efektifitas Sistem Pengendalian Intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Intansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, sehingga sasaran program/kegiatan tahun 2012 diarahkan untuk dapat memantau dan mengawal serta mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan BPPT dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya Inspektorat. Inspektorat BPPT sebagai Unit Kerja Eselon II adalah unsur penyelenggara pemerintahan negara yang berkewajiban mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 1

sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, sebagaimana diatur dalam Inpres Nomor 7 tahun 1999 dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Satker/Unit Kerja. 1.2. Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan Inspektorat adalah sebagai berikut : 1.2.1. Kedudukan Inspektorat Unit Kerja Inspektorat dipimpin oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPPT. 1.2.2. Tugas Pokok Inspektorat Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan BPPT. 1.2.3. Fungsi Inspektorat Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional; b. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pelaksanaan administrasi Inspektorat. 1.2.4. Kewenangan Inspektorat a. Melaksanakan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai penugasan Kepala BPPT. c. Melaksanakan pengawasan terhadap unit kerja dilingkungan BPPT. d. Penyusunan Rencana Audit 5 Tahunan. e. Penyusunan Rencana Audit Tahunan f. Mengadakan Audit Khusus dibidangnya. g. Melaksanakan administrasi Inspektorat. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 2

1.3. Struktur Organisasi Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tanggal 21 April 2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka struktur organisasi Inspektorat adalah sebagai berikut : Gambar 1.1. Struktur Organisasi Inspektorat (SK Ka.BPPT No.: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006) INSPEKTUR Sub Bag.Tata Usaha KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sesuai dengan gambar 1.1. diatas, dalam melaksanakan tugasnya, Inspektur membawahi : 1. Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi di lingkungan Inspektorat 2. Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku 1.4. Sumber Daya Dan Fasilitas 1.4.1.Sumber Daya Manusia Inspektorat memiliki jumlah SDM yang kurang memadai dengan komposisi disiplin ilmu yang terbatas. Sebagai gambaran tentang LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 3

kekuatan SDM Inspektorat posisi per 31 Desember 2011 disampaikan sebagai berikut : a. Komposisi SDM Inspektorat dapat Tabel 1.1 Komposisi SDM Inspektorat NO STATUS JUMLAH (Orang) 1 Jenjang Struktural 2 2 Fungsional Auditor 12 3 Fungsional Umum 6 TOTAL 20 Gambar 1.2. Grafik Komposisi SDM Inspektorat 20 20 Jumlah SDM (Orang) 15 10 5 2 12 6 - Struktural Fungsional Auditor Status Fungsional Umum Total b. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat Tabel 1.2 Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat NO JABATAN STRUKTURAL JUMLAH (Orang) 1 Inspektur 1 2 Ka. Sub. Bagian Tata Usaha 1 TOTAL 2 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 4

Gambar 1.3 Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat 2 Jumlah SDM (Orang) 2 1.5 1 0.5 0 Inspektur 1 1 Ka. Sub. Bagian Tata Usaha Jabatan Struktural Total c. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Tabel 1.3 Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat NO JABATAN AUDITOR JUMLAH (Orang) A. AUDITOR AHLI : 1 Auditor Utama 0 2 Auditor Madya 3 3 Auditor Muda 0 4 Auditor Pertama 6 B. AUDITOR TRAMPIL : 1 Auditor Penyelia 2 2 Auditor Pelaksana Lanjutan 1 3 Auditor Pelaksana 0 TOTAL (A + B) 12 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 5

Gambar 1.4 Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat 12 12 Jumlah SDM (Orang) 10 8 6 4 2 0 0 Auditor Utama 3 Auditor Madya 0 Auditor Muda 6 Auditor Pertama 2 Auditor Penyelia 1 Auditor Pelaksanan Lanjutan 0 Auditor Pelaksana Total Jabatan Fungsional Auditor (JFA) d. Komposisi Jabatan Fungsional Umum Tabel 1.4 Komposisi Jabatan Fungsional Umum NO JABATAN FUNGSIONAL UMUM JUMLAH (Orang) 1 Analisis Data 0 2 Pelaksana Urusan 6 3 Pembantu Pelaksana Urusan 0 TOTAL 6 Gambar 1.5 Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum 6 6 6 Jumlah SDM (Orang) 5 4 3 2 1 0 0 0 Analisis data Pelaksana urusan Pembantu Pelaksana Urusan Jabatan Fungsional Umum Total LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 6

e. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 1.5 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (Orang) S2 3 S1 14 D1 - D3 1 SLTA 2 TOTAL 20 Gambar 1.6 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan 20 Jumlah SDM (Orang) 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 14 3 2 1 S2 S1 D1 - D3 SLTA Total Tingkat Pendidikan f. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan. Tabel 1.6 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan NO GOLONGAN RUANG JUMLAH (Orang) 1 Golongan IV 4 2 Golongan III 16 3 Golongan II 0 4 Golongan I 0 TOTAL 20 LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 7

Gambar 1.7 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan 16 14 16 Jumlah SDM (Orang) 12 10 8 6 4 2 0 4 0 0 Gol I Gol II Gol III Gol IV Golongan Ruang Memperhatikan gambaran kondisi pegawai Inspektorat diatas, terlihat bahwa komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang dimiliki oleh Inspektorat pada saat ini menunjukkan telah terjadi kekurangan jabatan Auditor Ahli Pertama dan Auditor Ahli Muda dengan peran sebagai Ketua Tim dan Anggota Tim. Dalam mengatasi kekurangan tersebut diambil kebijakan memberdayakan personil Subbagian Tata Usaha. Untuk melaksanakan pengembangan SDM Inspektorat, dilakukan program Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Diklat Teknis Substansi Pengawasan, dan kegiatan workshop/seminar di bidang pengawasan. 1.5. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit Kerja Inspektorat TA.2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Inspektorat serta Struktur Organisasi. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 8

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Inspektorat TA.2012 meliputi Rencana Strategis Inspektorat dan Penetapan Kinerja Insptektorat 2012. Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012, Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Inspektorat dikaitkan dengan pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2012. Bab IV Penutup, Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun 2012 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 9

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional Pengawasan Intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Intern Pemerintah harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, yang berpengaruh terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintahan. APIP Pusat, yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat LPNK, dll. adalah unsur pengawasan Intern Pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam rangka menjamin terwujudnya kepemerintahan yang baik melalui pengawasan intern yang bertujuan membantu unsur menajemen pemerintahan dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi penggunaan sumberdaya pengawasan antar unsur APIP tersebut, perlu dilakukan koordinasi antara APIP Pusat dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan. Hasil koordinasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat, sehingga tercipta sinergi, menghindari tumpang tindih, kelancaran pelaksanaan tugas di instansi masing-masing maupun pada tingkat nasional. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat ini merupakan acuan bagi seluruh APIP Pusat dalam melakukan pengawasan. Demikian pula dengan Inspektorat BPPT, perencanaan Program Pengawasan disamping mengacu pada Rencana Strategis BPPT, juga mengacu pada Peraturan Pemerintah dan Kebijakan Pengawasan Nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara PAN &RB sebagaimana tersebut dibawah ini: LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 1

1. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah Pasal 47 dan Pasal 48 dinyatakan bahwa: a. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara; b. Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam butir (a) dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah; c. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada butir (b) melakukan pengawasan intern melalui: audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. 2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: PER/03.1/M.PAN/03/2007 tentang Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; disebutkan bahwa arah kebijakan pengawasan dinyatakan dengan : a. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat; b. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan; c. Pemberian sanksi yang sebesar-besarnya bagi para pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.2. Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP 1. Visi dan Misi Pengawasan 2. Tujuan 3. Arah Kebijakan 4. Program-program Pengawasan: a. Kegiatan Utama b. Kegiatan Penunjang c. Koordinasi Pengawasan 2.2.1.Visi dan Misi Pengawasan Terwujudnya APIP yang profesional, independen dan mampu mendorong penerapan prinsip kepemerintahan yang baik LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 2

2.2.2.Misi Pengawasan APIP melaksanakan pengawasan intern berdasarkan kode etik dan standar pengawasan yang diakui bersama dalam rangka memberikan jaminan bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan serta terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan 2.2.3.Tujuan - Menetapkan arah kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah (PIP) - Meningkatkan efektivitas dan efisiensi PIP - Menjadi dasar penyusunan kebijakan pengawasan Tahunan APIP Pusat dan Daerah 2.2.4.Arah Kebijakan - Meningkatkan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah (PIP). - Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan wasmas - Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. - Pemberian dukungan bagi APH dalam percepatan pemberantasan KKN. 2.2.5.Program Pengawasan: 1. Kegiatan utama a. Audit (Pemeriksaan) b. Monitoring c. Evaluasi d. Reviu e. Sosialisasi & Asistensi 2. Kegiatan Penunjang a. Sinergi pelaksanaan kegiatan pengawasan b. Penelitian, pengembangan & studi di bidang pengawasan c. Diklat pengawasan LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 3

d. Pengembangan sistem informasi pengawasan e. Pembinaan JFA f. Kegiatan penunjang lainnya 3. Koordinasi Pengawasan 2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010 2014 Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berjalan efektif, efisien dan akuntabel, Inspektorat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada: 1. Rencana Strategis BPPT Tahun 2010-2014 2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2010-2014 3. Penetapan Kinerja Inspektorat Tahun 2012. Program / Kegiatan Inspektorat tahun 2010 2014 disusun dengan memperhatikan kebijakan dan program pengembangan teknologi di lingkungan BPPT serta mengacu pada visi dan misi Inspektorat yang mencakup sasaran strategis sebagai berikut : 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja; 2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT; 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit; 4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu; 5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP; 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja; 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan; 8. Peningkatan kompetensi Auditor melalui Diklat sertifikasi pengawasan; LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 4

2.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 Rencana Kerja Tahunan Inspektorat dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, Tanggal 31 Desember 2010 yaitu : Tabel II - 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Inspektorat Tahun : 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (1) (2) (3) (4) 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran BPPT. 0,50 % 0,11% (LHA BPK TA. 2011) 2. Penjaminan atas tercapainya Prosentase jumlah Satker/Unit 16% 35,55% tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Kerja yang menerapkan SPIP (7 Satker/ Unit Kerja) (14 Satker/ Unit Kerja) : - 3 Satker (Penilaian Risiko); - 1 Satker (Pemetaan) ; - 10 Unit/Satker (Tahap Pemahaman) Peningkatan jumlah Satker/ 23 Satker/ 24 Satker/Unit Unit Kerja yang dipantau Unit Kerja (Monev) 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut terhadap jumlah rekomendasi. 75 % 86,49% (32 telah selesai TL dari 37 Rekomendasi) LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 5

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (1) (2) (3) (4) 4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu. Prosentase jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang diterbitkan pertahun. 100 % (3 LHA) 100% (3 LHA) 5. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan BPPT sesuai SAI/SAP. 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja. 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam tugas pengawasan. 8. Peningkatan kompetensi Auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan. Ketepatan waktu pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan BPPT. Prosentase jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) atas LAKIP unit/satker. Terpenuhinya jumlah ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebagai Tim Mandiri melalui Diklat Sertifikasi Penjenjangan. Prosentase peningkatan jumlah Auditor bersertifikat Diklat Teknis Pengawasan. 2 Laporan 2 Laporan 13% 8,9% (4 LHE) 8 Auditor 5 Auditor (62,5%) 8 Auditor 4 Auditor (50%) 2.5. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012 Dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat dibuat sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 31 Desember 2010, yang terinci didalam tabel berikut ini : LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 6

Tabel II 2 PENETAPAN KINERJA Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Inspektorat Tahun Anggaran : 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan dan perundangundangan yang berlaku terhadap total anggaran BPPT. 0.50 % 2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. 4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu. 5. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan BPPT sesuai SAI/SAP. 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja. 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam tugas pengawasan. Prosentase jumlah Satker/Unit Kerja yang menerapkan SPIP Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev) Prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut terhadap jumlah rekomendasi. Prosentase jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang diterbitkan pertahun. Ketepatan waktu pelaksanaan reviu laporan keuangan BPPT. Prosentase jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) atas LAKIP unit/satker. Terpenuhinya jumlah ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebagai Tim Mandiri melalui Diklat Sertifikasi Penjenjangan 16% 23 Satker/ Unit 75 % 100 % 2 Laporan 13% 8 Auditor 8. Peningkatan kompetensi Auditor Prosentase peningkatan jumlah 8 Auditor LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 7

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) melalui diklat sertifikasi pengawasan. Auditor bersertifikat Diklat Teknis Pengawasan. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 8

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT 3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target, dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pengukuran Kinerja Inspektorat dibuat dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Desember 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, antara lain sebagaimana tercantum dalam pasal 10 yaitu : Pasal 10 (1) Setiap akhir periode instansi melakukan pengukuran pencapaian targetkinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. (2) Pengukuran pencapaian target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja. (3) Format pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diilustrasikan pada Lampiran III. Pengukuran kinerja Inspektorat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang diaudit; LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -1

2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung: 2.1. Jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah menerapkan tahapan SPIP; 2.2. Jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev). 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengankesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit.pengukuran dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut terhadap jumlah rekomendasi; 4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.pengukuran dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) yang diterbitkan per tahun; 5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan BPPT sesuai SAI/SAP dan ketepatanwaktu penyampaian hasil reviu.pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah laporan yang diterbitkan; 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja; 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Pengukuran dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah auditor yang bersertifikat Diklat Penjenjangan dengan target komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA); 8. Peningkatan kompetensi auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan, pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang bersertifikat Diklat Teknis Substansi Pengawasan ; LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -2

3.2. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan dalam melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan anggaran dan kinerja dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.1 dilakukan dengan cara menghitung prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang di audit; pada pelaksanaan program/kegiatan BPPT tahun anggaran 2012, dimana dengan semakin kecil perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun hasil pembandingannya adalah sebagai berikut: Jumlah temuan pada tahun 2012 (masih menggunakan LHA BPK tahun 2011 karena LHA BPK 2012 belum diterima BPPT) adalah Rp. 1.061.055.731,06 dari total jumlah anggaran BPPT sebesar Rp 942.329.347.000,00, maka perbandingan antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,11%. Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan dapat dicapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,11% dari target capaian yang direncanakan sebesar 0,50%. 2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2.1. yaitu dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan penilaian risiko terhadap penerapan SPIP dengan hasil sebagai berikut: a. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui tahapan penerapan SPIP. Adapun tahapan penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2012 telah mencapai Tahap Internalisasi LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -3

(Penilaian Risiko), yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP BPKP bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP BPPT. Kegiatan penilaian risiko dilakukan secara sampel yaitu pada 3 (tiga) Satker yaitu Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) dan Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP), dengan ruang lingkup pemahaman konsepsi pengendalian intern dan penerapan unsur-unsur SPIP yang mencakup lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan. b. Pemetaan SPIP tahun 2012 dilaksanakan pada 1 Satker/Unit Kerja yaitu di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas Dinamika dan Getaran (UPT. LAGG), Serpong. c. Tahap Pemahaman dilaksanakan pada 10 Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Dengan demikian kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi pada 14 Satker/Unit Kerja dilingkungan BPPT dapat tercapai, bahkan melebihi dari target 7 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan, sebesar 35,55%. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 2 untuk indikator kinerja sasaran 2.2. Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev), dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan pemantauan. Untuk tahun 2012 jumlah Satker/Unit Kerja yang dipantau atas penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran 2012 sebanyak 24 Satker/Unit Kerja dari 23 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan. Dengan demikian capaian sasaran kegiatan pemantauan tahun 2012 telah melampaui target yang telah direncanakan. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -4

Gambar 3.1. Pelaksanaan Penerapanan Tahapan SPIP oleh BPKP, Inspektorat dan Satker/Unit Kerja. 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui realisasi pelaksanaan tindaklanjut oleh Auditan atas rekomendasi terhadap temuan hasil audit dari pihak pengawas internal dan eksternal, sesuai dengan Laporan Hasil Audit (LHA). Data pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan LHA BPK Tahun 2012 atas pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2011, hal ini disebabkan BPPT belum menerima LHA Tahun Anggaran 2012. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 3 dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi. Dari 37 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti, telah selesai direalisasikan sebanyak 32 rekomendasi, sedangkan 5 rekomendasi masih dalam proses penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -5

Strategis No.3 telah dapat dicapai, yaitu sebesar 86,49% dari target yang direncanakan 75%, dengan perhitungan sebagai berikut: 32 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 86,49% 37 4. Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu, dengan total Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterbitkan per tahun. Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2012 sebanyak 3 LHP dari total LHP yang dihasilkan 3 LHP. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.4 telah dicapai, yaitu sebesar 100%, dengan perhitungan sebagai berikut: 3 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 100% 3 Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -6

5. Pelaksanaan Reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L), sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.41/PMK.09/2010 Tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2012. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai Standar Akuntansi Instansi (SAI), serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang berkualitas. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 5 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II Tahun 2012. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5 telah sepenuhnya dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -7

Gambar 3.3. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas AKIP Unit/Satuan Kerja Tujuan Evaluasi AKIP Unit/Satker dilingkungan BPPT: Tujuan dari kegiatan Evaluasi LAKIP Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB No.35 Tahun 2012 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA tahun anggaran 2011 pada Unit/Satker di lingkungan BPPT adalah ; a. Memberikan penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ; b. Memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ; c. Memberikan saran perbaikan guna peningkatan kinerja dan akuntabilitas Unit/Satuan Kerja. Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 6 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja. Hasil yang dicapai adalah 4 buah LHE (8,9%) terhadap AKIP UPT/Balai Tahun Anggaran 2011 sebagai berikut: 1. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST). 2. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan &Teknologi (IPTEKnet). 3. Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). 4. Balai Inkubator Teknologi (BIT). LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -8

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 13%, hal ini disebabkan berkurangnya jumlah SDM/Auditor Inspektorat. 7. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Dalam pelaksanaan pengawasan dikenal adanya Tim Mandiri yang beranggotakan minimal 4 orang yang terdiri 1 orang Pengendali Teknis (Auditor Madya), 1 orang Ketua Tim (Auditor Muda) dan 2 orang Anggota Tim (Auditor Pertama dan/atau Auditor Terampil). Kondisi Auditor Inspektorat saat ini komposisinya kurang memadai untuk membentuk Tim Mandiri, sehingga diperlukan penambahan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai Auditor. Berdasarkan Road Map Inspektorat, jumlah kebutuhan SDM sampai dengan tahun 2014 adalah 42 orang dan pemenuhannya direncanakan secara bertahap setiap tahun, yakni sebanyak 8 orang. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 7 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Penjenjangan dengan jumlah target direncanakan. Adapun jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor sebanyak 5 orang, dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7 belum dapat sepenuhnya dicapai, yaitu baru sebesar 62,5%, dengan perhitungan sebagai berikut: 5 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 62,5% 8 Tidak tercapainya target sasaran strategis pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan disebabkan oleh kebijakan eksternal Inspektorat atas formasi kebutuhan SDM ditentukan oleh Manajemen BPPT dan Kementerian PAN&RB serta LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -9

penyelenggaraan Diklat Pengawasan yang ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP. Gambar 3.4. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP 8. Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Teknis Substansi Pengawasan. Untuk meningkatkan profesionalisme Auditor dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar terlaksana secara efisien dan efektif serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensinya. Diharapkan dengan adanya program kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan bagi Pejabat Fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat BPPT dapat memberikan kontribusi kepada BPPT pada umumnya dan Inspektorat BPPT khususnya, untuk saling membantu, bersinergi dan berkolaborasi dalam memperbaiki kinerja para pelaksana kegiatan di BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.8 dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan. Untuk memenuhi rencana telah diajukan 4 Auditor untuk mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga prosentase capaian sasaran strategisnya adalah: 50% dengan perhitungan sebagai berikut: LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -10

4 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x100% = 50% 8 Realisasi yang dicapai hanya sebesar 50% dari target yang telah ditetapkan 8 orang, hal ini disebabkan peserta Diklat dan waktu penyelenggaraan Diklatwas ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP. Gambar 3.5. Diklat Teknis Substansi 3.3. Akuntabilitas Keuangan Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada seluruh Unit/Satuan Kerja, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun Anggaran 2012 yang semula sebesar Rp.2.500.000.000,- menjadi Rp.2.096.888.000,- sehingga terdapat penghematan anggaran sebesar Rp.403.112.000,- (16,12%). Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.1.974.559.550,- (94,17%) dari total anggaran DIPA Inspektorat sebesar Rp.2.096.888.000,- sehingga terdapat saldo anggaran sebesar Rp.122.328.450,- (5,83%). LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -11

2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya, dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Inspektorat dan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana penunjang. 3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun 2012 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target yang direncanakan. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -12

BAB IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dari hasil pengukuran capaian kinerja Inspektorat sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya yang secara garis besar mencakup kegiatan pengawasan, sistem peringatan dini (early warning system) dan kegiatan penunjang pengawasan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Capaian sasaran kegiatan pengawasan. Kegiatan Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: 1). Adanya peningkatan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan pada seluruh Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. 2). Laporan Hasil Audit Inspektorat telah diselesaikan tepat waktu. 3). Pelaksanaan Evaluasi LAKIP belum dapat dicapai sesuai target yang direncanakan, hal ini disebabkan jumlah dan kualifikasi SDM yang kurang memadai. b. Capaian Sasaran Kegiatan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) Kegiatan Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: 1. Penerapan SPIP secara bertahap telah dilaksanakan pada 14 Satker/Unit Kerja. 2. Pelaksanaan pemantauan terhadap penggunaan anggaran/dipa Tahun Anggaran 2012 pada 24 Satker/Unit Kerja. 3. Pelaksanaan Reviu terhadap 19 Laporan Keuangan Satker di lingkungan BPPT Semester I dan II Tahun Anggaran 2012. c. Capaian Sasaran Kegiatan Penunjang Pengawasan. Kegiatan Penunjang Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman IV -1

1. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor direalisasikan melalui Diklat Pembentukan Auditor dan Diklat Sertifikasi Penjenjangan Auditor yang diikuti sebanyak 5 orang. 2. Pencapaian peningkatan kompetensi Auditor direalisasikan melalui Diklat Teknis Pengawasan yang diikuti sebanyak 4 orang. 4.2. Saran Dalam rangka peningkatan kapabilitas Inspektorat dibutuhkan kuantitas dan kualitas SDM/Auditor yang memadai untuk melaksanakan tugas pengawasan, maka disarankan kepada Manajemen BPPT: 1. Perlu merealisasikan penambahan Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dengan kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang telah disampaikan kepada Biro SDMO BPPT. 2. Untuk menjadi perhatian bahwa jumlah dan komposisi Auditor Inspektorat sudah tidak memadai untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan secara optimal, yaitu hanya 12 Auditor yang terdiri atas: - Auditor Madya (peran Pengendali Teknis) : 3 orang - Auditor Muda (peran Ketua Tim) : 0 orang - Auditor Pertama (peran Anggota) : 6 orang - Auditor Terampil (peran Anggota) : 3 orang Capaian kinerja Inspektorat yang telah dituangkan dalam LAKIP Tahun 2012 diharapkan dapat menjadi referensi yang representative serta kredibel sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja Inspektorat. LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman IV -2