Peran Religiusitas, Dukungan Psikofisiologis Saat Bersalin terhadap Primipara



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transisi lain dalam fase kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan stres

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

PERAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MORIL PERSIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDAMPING PERSALINAN TERHADAP APGAR SCORE BAYI MENIT PERTAMA

LOG BOOK APLIKASI TEORI MODEL KONSEP UNPLEASANT SYMPTOM AUDREY GIFT PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. DS G 1 DI IGD RSUP PERSAHABATAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 ( ) PENGARUH PENDAMPING PERSALINAN TERHADAP APGAR SCORE BAYI MENIT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

DAFTAR PUSTAKA. Auvenshine, M A., Enriquenz MG Comprehensive Maternity Nursing; Perinatal and Women s Health. Boston: Jones and Bartlett

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

PENGARUH BINA KELUARGA MANDIRI TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN SELAMA PROSES PERSALINAN KALA I SAMPAI KALA III

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari partus lama pada prinsipnya adalah his yang tidak efisien (in adekuat), faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

Konseling dan Mekanisme Koping Ibu Bersalin

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. Tolak ukur keberhasilan dan kemampuan pelayanan kesehatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menggandakan diri berkali kali melalui pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

PW215 KEPERAWATAN MATERNITAS 1

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan yang sehat dan lancar merupakan dambaan setiap wanita, namun

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

Transkripsi:

Peran Religiusitas, Dukungan Psikofisiologis Saat Bersalin terhadap Primipara A.M. Diponegoro Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta abstrak Tujuan: meneliti peran religiusitas, dukungan psikofisiologis saat bersalin terhadap primipara. Metoda: 167 ibu dibawah 35 tahun usia kehamilan 36-42 minggu terpenuhi kriteria 50. Hasil random ada 26 menjadi kelompok kontrol dan 24 kelompok intervensi. Pengaruh pemberian dukungan terhadap kelompok perlakuan diamati lama bersalin, kecemasan, dan nilai APGAR bayi baru lahir. Perlakuan selama kala I fase laten. Hasil: Analisis dengan uji-t menghasilkan lama bersalin kelompok perlakuan lebih cepat, kecemasan lebih rendah dan nilai APGAR lebih baik. Kata kunci: primipara, dukungan psikofisiologis, kala I fase laten. abstract Aims: to investigate the role of religiousity, psychophysiological supports during labor in primipara. Method: Of 167 women under 35 during gestation weeks 36-42 screened for traumatic symptoms living in urban area of Yogyakarta, 50 met inclusion criteria and were randomized into an intervention (n=26) and control (n-24) group. This research was done experimentally. The intervention included improving their religiousity, psychological and physiological supports. Result: From data analysis we found that intervention group women reported low relative risk of anxiety, APGAR score shortened labor duration Key words: primipara, psychophysiological supports, PENDAHULUAN Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di ASEAN yaitu 263/100.000 akibat perdarahan 45,2%, eklampsia 12,9%, komplikasi abortus 11%, sepsis pasca persalinan 9,6%, partus macet 6,5%, anemia 1,6% (Depkes, 2005). Hasil survey menyatakan bahwa penyebab

kesakitan maternal perinatal yang utama adalah persalinan lama, perdarahan, sepsis, eklampsia. Persalinan melibatkan komponen-komponen jalan lahir, kekuatan ibu, janin, dan psike. Primipara beresiko tinggi terhadap rasa sedih setelah persalinan (post partum blues) dimana penyesuaian psikologis maupun hormonal berpengaruh akibat rasa tidak nyaman, kecemasan, marah, kelelahan, yang mendukung keadaan tersebut. Menurut Alihagen dkk. (2001), persalinan merupakan peristiwa yang sangat stres, kenaikan adrenalin dan cortisol yang lebih besar dari pada peningkatan nor adrenalin menunjukkan bahwa stres mental lebih besar dari pada stres fisik. Sekresi adrenalin dipengaruhi aktivitas mental: menyenangkan dan tidak menyenangkan, cortisol terutama distimuli oleh kuatnya stres emosional negatif misalnya takut, cemas (Alihagen dkk., 2005). Dukungan diperlukan bagi ibu sejak kala I untuk memberi rasa aman sehingga ibu mampu mengontrol dirinya ketika bersalin (Pilliteri, 1999). Berdasarkan penelitian Qian dkk. (2001), ibu pada umumnya mengharapkan dukungan selama persalinan. PERSALINAN Persalinan merupakan proses fisiologis, dimana kontraksi uterus teratur menghasilkan penghapusan progresif dan pelebaran serviks (Reeder dkk., 2000). Perubahan yang terjadi sejak tahap awal sampai setelah persalinan jika dianggap sebagai stresor dapat menimbulkan kesulitan karena katekolamin dikeluarkan ibu yang cemas dan takut dapat menghambat kontraksi uterus dan aliran darah placenta. Kadar cortisol dan catecholamine meningkat ketika partus dan berkorelasi dengan kecemasan serta nyeri ibu (Burroughs & Leifer, 2001). Persalinan normal dimulai pada usia kehamilan 36-42 minggu. Tahap (Kala )I mulai dari kontraksi rahim teratur sampai pembukaan 10 cm, kala II sejak pembukaan 10 cm sampai bayi lahir, kela III dari bayi lahir sampai placenta lahir dan kala IV sejak placenta lahir sampai 4 jam sesudahnya. Lama persalinan primipara menurut Klossner dan Hatfield (2006) kala I berlangsung 480-1200 menit, kala II 60 menit, kala III 5 menit, seluruhnya berjumlah 545-1265 menit. Pendapat lain kala I lamanya 480-1200 menit, kala II 120 menit, kala III 5 10 menit, total lama persalinan 605-1330 menit (Leifer, 2005). Perubahan yang dapat terjadi sebagai respons sistemik persalinan antara lain pada sistem kardiovasa. Sistem kardiovasa ibu ditekan oleh kontraksi uterus dan oleh nyeri, kecemasan, serta ketakutan terhadap pengalamannya (Dewhurst, 1980). Perubahan Rasa Nyaman Perubahan rasa nyaman atau nyeri sering dirasakan ibu yang akan bersalin. Nyeri kala I meningkat akibat 1) dilatasi cervix, 2) hipoksia sel-sel otot uterus ketika kontraksi, 3) regangan segmen bawah uterus, 4) tekanan oleh struktur yang berdekatan. Sumber utama nyeri adalah

dilatasi cervix. Pada kala II, rasa tak nyaman berhubungan dengan 1) hipoksia kontraksi sel-sel otot uterus, 2) distensi vagina dan perineum, 3) tekanan pada struktur yang berdekatan. Impuls saraf dari vagina dan perineum. Nyeri kala III merupakan kontraksi uterus dan dilatasi cervix ketika placenta dikeluarkan. NILAI APGAR Nilai APGAR diperoleh pada menit pertama dan kelima untuk mengevaluasi keadaan jantung dan pernafasan bayi. Nilai APGAR mengandung lima hal yang diobservasi yaitu warna kulit, denyut jantung, pernafasan, tonus otot, dan refleks. Masing-masing diberi nilai 2 sehingga bila dijumlah hasilnya 9-10 maka kondisi bayi baik. Penelitian tentang hubungan antara takut dan kecemasan, respons stres, dan komplikasi kehamilan telah menunjukkan bahwa kecemasan selama persalinan dapat mengakibatkan denyut nadi fetus terganggu ketika persalinan, kontraksi uterus berkurang, fase aktif pada persalinan lebih lama dan nilai APGAR rendah (Lederman, 1981 cit Hodnett dkk., 2003). KECEMASAN Gejala kecemasan tampak dari fisiologis, emosional dan kognitif (Chitty, 1997). Gejala fisiologis meliputi peningkatan denyut nadi, respirasi dan tekanan darah; insomnia; nausea dan vomitus; kelelahan; telapak tangan berkeringat; dan tremor. Respons emosi terdiri dari gelisah, mudah tersinggung, rasa tidak berdaya, menangis dan depresi. Gejala kognitif meliputi tak mampu berkonsentrasi, pelupa, tidak memperhatikan lingkungan. Kecemasan dan ketakutan pada ibu melahirkan bisa terjadi meskipun tetap dalam batas normal. Menurut Klossner & Hotfield (2006), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi psike ibu adalah pengalaman kehamilan sekarang, pengalaman melahirkan yang lalu, harapan terhadap persalinan, persiapan/kesiapan melahirkan, dukungan dan budaya. Penyediaan informasi termasuk informasi sensorik spesifik, informasi tentang prosedur, efektif dalam menurunkan stres dan kecemasan pada beberapa populasi pasien (McKinney, 2004). Kecemasan menurun jika seseorang mengetahui saat kontraksi akan terjadi dan berapa lama perasaan tersebut akan berakhir (Reeder, 2000:5). Lingkungan yang tidak dikenal, peristiwa yang dapat meningkatkan nyeri misalnya pemisahan dari keluarga dan orang yang disayangi. Antisipasi rasa tak nyaman dan pertanyaan tentang apakah dia dapat menanggulangi kontraksi juga dapat meningkatkan kecemasan. Faktor-faktor maternal seperti kecemasan, kurang persiapan, dan takut, dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain yang menyebabkan partus lama. Beberapa ibu merasakan bahwa melahirkan merupakan pengalaman yang paling traumatik pada kehidupannya (Lavender & Wilkinshaw, 1998). Rasa takut, nyeri, kecemasan, yang disebabkan lingkungan baru maupun menghadapi orang disekitarnya yang pada umumnya baru dikenal dapat memicu pelepasan catecholamine sehingga

dapat mengganggu kemajuan persalinan. Respons psikologis ibu dapat mempengaruhi kemajuan partus dan kemungkinan melemahkan kekuatan (Reeder et al, 2000). Pelepasan hormon stres menghambat kontraksi uterus dan mengganggu aliran darah placenta. Menurut Reeder dan Koniak (2002), psike ibu dapat mempengaruhi lama dan karakteristik partus. Penelitian yang pernah dilakukan pada wanita primipara, pemberian bimbingan bernafas dan relaksasi sejak kala I memperpendek waktu persalinan kala II dan III (Hastuti dkk., 2000). Informasi tidak hanya mengurangi kecemasan tetapi dapat memotivasi ibu sehingga tahan terhadap perubahan rasa nyaman (Reeder, 2000). Ibu yang mengetahui bahwa dia dan bayinya tidak dalam keadaan bahaya juga menurunkan kecemasan. Pemahaman ini akan meningkatkan perasaan mengontrol ibu terhadap peristiwa persalinannya. Dukungan Support yang bermakna dukungan atau bantuan bagi ibu melahirkan diperlukan sejak kala I. Support yang diberikan terus menerus dapat memperpendek waktu persalinan (Newton & Newton 1986, Hofmeyr & Nikodem 1995, Pascali & Kroeger, 2004). Kontak personal dan sentuhan merupakan satu-satunya cara penyediaan dukungan selama persalinan (Pilliteri, 1999). Sikap asuhan tersebut memiliki keuntungan: 1) ibu merasa aman dan mampu mengontrol dirinya, 2) ibu yang diberikan sentuhan, yang mengalami kehangatan dan persahabatan selama persalinan lebih dapat menangani bayinya. Mereka menyatakan bahwa ketika persalinan, ibu secara unik menjadi sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan.. Menurut Dickinson (Hodnett, 2003), dukungan yang terus menerus dipandang sebagai bentuk penurunan nyeri. Dukungan yang dilakukan secara individual, terus menerus, memberikan efek berbeda dengan asuhan persalinan yang biasa diberikan. Misalnya mengurangi penggunaan analgetik, infus, oxytocin, kateter, vacum estraksi atau forceps, episiotomi, dan mengurangi morbiditas akibat hal-hal tersebut, serta meningkatkan mobilitas selama persalinan dan melahirkan spontan (Caton dalam Hodnett, 2003). RELIGIUSITAS Religiusitas atau penghayatan keagamaan ternyata besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik dan mental. Masyarakat dan bangsa Indonesia adalah masyarakat dan bangsa yang religius sehingga pendekatan keagamaan perlu dilakukan. Menurut Hawari (1997), mereka yang religius lebih kebal dan lebih tenang menghadapi operasi, lebih kuat dan lebih tabah menghadapi stres dibandingkan dengan yang non religius. Penelitian ini akan merancang pembuatan model dukungan fisik dan mental terhadap ibu bersalin. Hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengaruh pemberian dukungan terhadap persalinan.

Gambaran tersebut diharapkan akan menambah ilmu dalam menangani ibu yang akan, sedang dan selesai persalinan. Jika penelitian ini memberi hasil yang baik diharapkan dapat menjadi kajian psikologi kesehatan maupun pendidikan kesehatan yang terkait dengan persalinan, protokol bagi pemberi dukungan ibu bersalin dan masukan bagi instansi penyelenggara persalinan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian: eksperimental, meneliti pengaruh dukungan yang berupa menemani, mengingatkan pentingnya berdoa, bimbingan bernafas dan relaksasi, serta menekan bagian belakang terhadap lama persalinan, kecemasan dan nilai APGAR. Populasi meliputi primipara yang akan bersalin normal, usia kehamilan 36-42 minggu. Sampel diambil ibu hamil pertama. Kriteria inklusi: usia ibu di bawah 35 tahun, presentasi kepala. Kriteria eksklusi: ketuban pecah dini. Ibu yang datang akan bersalin setelah dilakukan pemeriksaan rutin ditentukan kelompoknya, dicatat waktu mulai kala I. Pada kelompok perlakuan diberi dukungan selama kala I berupa pemberian pengetahuan tentang proses dan lama bersalin; menemani, memberi sentuhan, gosokan punggung; mengingatkan do a, teknik bernafas dan relaksasi. Keacemasan dinilai saat kala I fase aktif. Dicatat waktu bayi lahir. Penilaian APGAR dilakukan pada menit I dan V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan selama bulan Juli sampai dengan Oktober 2007 di Puskesmas kota Yogyakarta terdapat persalinan primi 167, yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian ada 50. Dari 50 subyek penelitian maka yang menjadi kategori kelompok perlakuan 26 dan kelompok kontrol 24. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada kecemasan, nilai APGAR dan lama persalinan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sedangkan post partum blues hasilnya sama antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

Independent Samples Test t-test for Equality of Means T df Sig. (2-tailed) LAMA PARTUS -4,7703 48 0-295,5-4,65621 33,43432 0-295,5 Mean Difference ANXIETY -6,06546 48 0-0,913461538-6,13551 46,10911 0-0,913461538 APGAR1-1,94278 48 0,058-0,605769231-1,95457 47,78394 0,056-0,605769231 APGAR5-1,68176 48 0,01-0,400641026-1,70799 43,96738 0,01-0,400641026 PEMBAHASAN Kecemasan Kecemasan ibu yang mendapat dukungan lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat dukungan. Dukungan berupa mengingatkan bahwa Allah mengetahui peristiwa yang sedang dialami hamba yang melahirkan, Allah mendengarkan dan mengabulkan doa orang yang bermohon. Intervensi ini diharapkan ibu tidak akan menganggap bahwa persalinannya merupakan stresor dan lebih percaya diri karena bersalin merupakan sunnatullah yang harus dihadapi dan diatasi. Dukungan yang diberikan sejak kala I berarti ibu ditemani sejak kala I, diamati pada fase aktif, yaitu sejak frekuensi kontraksi tiap 3-5 menit sampai pembukaan lengkap. Dengan demikian ibu merasa tidak sendiri, tidak terpisah dari keluarga maupun orang yang dia sayangi karena suami atau ibu atau orang lain yang sudah direncanakan akan menunggu saat persalinan tetap disampingnya. Pemberi dukungan yang mengingatkan doa lebih memantapkan ibu dalam menanggulangi kontraksinya sehingga menurunkan kecemasan. Stimulus berupa gosokan punggung dapat memfokuskan perhatian ibu kepada aktifitas tersebut daripada terhadap nyerinya. Penjelasan tentang perubahan rasa nyaman adalah proses fisiologis normal sangat penting. Perubahan kala I meningkat akibat 1) dilatasi cervix, 2) hipoksia sel-sel otot uterus ketika kontraksi, 3) regangan segmen bawah uterus, 4) tekanan oleh struktur yang berdekatan. Daerah nyeri yang disuplai meliputi dinding abdomen bawah, daerah lumbal bawah, dan sacrum atas. Pada kala II, rasa tak nyaman berhubungan dengan 1) hipoksia kontraksi sel-sel otot uterus, 2) distensi vagina dan perineum, 3) tekanan pada struktur yang berdekatan. Nyeri kala III

merupakan kontraksi uterus dan dilatasi cervix ketika placenta dikeluarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi respons terhadap nyeri antara lain lingkungan dan psikologis. Lowe (1996 cit Olds dkk., 2000) melaporkan bahwa ibu yang memiliki banyak pengetahuan tentang melahirkan akan lebih percaya diri dan kurang nyeri ketika melahirkan. Lama bersalin Perubahan yang terjadi sejak tahap awal sampai setelah persalinan jika dianggap sebagai stresor dapat menimbulkan kesulitan karena katekolamin dikeluarkan ibu yang cemas dan takut dapat menghambat kontraksi uterus dan aliran darah placenta. Pada ibu yang mendapat informasi tentang proses yang terjadi selama persalinan dan lama bersalin, akan lebih memahami peristiwa perubahan yang terjadi pada diri mereka. Ibu dapat menyiapkan diri setiap terjadi perubahan pada tubuhnya termasuk kontraksi uterus maupun penurunan janin sehingga tidak akan selalu bertanya kapan bayi lahir. Rasa takut terhadap kontraksi yang makin hebat juga tidak terjadi karena sudah diberikan pengetahuan tentang perubahan tersebut. Apgar Sistem kardiovasa ibu ditekan oleh kontraksi uterus dan oleh nyeri, kecemasan, serta ketakutan terhadap pengalamannya (Dewhurst, 1980). Penilaian secara Apgar berdasarkan lima tanda yang menggambarkan keadaan fisiologis bayi baru lahir yaitu denyut jantung dari mendengarkan bunyi jantung, pernafasan dari melihat gerakan otot dada bayi, tonus otot dari gerakan, refleks berdasarkan respons kaki bayi dan warna kulit apakah pucat, kebiruan atau kemerahan. Penelitian tentang hubungan antara takut dan kecemasan, respons stres, dan komplikasi kehamilan telah menunjukkan bahwa kecemasan selama persalinan dapat mengakibatkan denyut nadi janin terganggu ketika persalinan, kontraksi uterus berkurang, fase aktif pada persalinan lebih lama dan nilai APGAR rendah (Lederman, 1981 cit Hodnett dkk., 2003). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peran religiusitas yang berupa mengingatkan bahwa proses persalinan diatur oleh Yang Maha Kuasa dan pentingnya doa agar diberi kemudahan dalam persalinan, dukungan fisiologis yang berupa pemberian pengetahuan tentang proses dan lama persalinan serta mekanisme koping selama bersalin, sentuhan di punggung bawah atau perut, dan menemani ibu bersalin membuat ibu lebih sejahtera selama persalinan. Kesejahteraan ini dapat diketahui dari rendahnya kecemasan ibu, pendeknya waktu bersalin dan rendahnya nilai APGAR.

Saran 1. Untuk penelitian berikutnya perlu dilakukan pemeriksaan kadar kortisol agar lebih tepat keakuratannya terhadap kecemasan ibu. 2. Pada saat persalinan terjadi respons sistemik persalinan antara lain pada sistem kardiovasa. Pada penelitian berikutnya dapat dipastikan keadaan tersebut dengan mengamatai denyut jantung (heart rate) ibu pada masa persalinan menggunakan elektrokardiografi. 3. Bagi peneliti berikutnya dapat mengamati kontraksi uterus yang menyediakan kekuatan utama selama kala I untuk mengetahui hubungan maupun pengaruhnya terhadap lama bersalin, kecemasan maupun nilai APGAR. Pengamatan terhadap kontraksi uterus dapat dilakukan dengan menggunakan cardiotocografi. Daftar Pustaka Alihagen, S., Wijma, K., Lundberg, U., Melin, B., Wijma, B. (2005). Fear, pain, and stress hormone during childbirth. Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology. 26(3): 153-165. Bobak, I.M., Lowdermilk, D., Jensen M.D. (1995). Maternity Nursing. 4 th ed., Mosby, St Louis. p 167. Burrough, A. (1997). Maternity Nursing. th ed., Saunders, Philadelphia. p. 384-387 Burroughs, A. dan Leifer, G. (2001). Maternity Nursing. th ed., Saunders, Philadelphia. p. Callister, L. C., Semenic S., Foster, J. C. (1999). Cultural and Spiritual Meanings of Childbirth: Orthodox Jewish and Mormon Women. Journal of Holistic Nursing, vol. 17 no. 3, September p. 280-295. Chitty, K. K. 1997. Professional Nursing: Concepts and Challenges. 2 nd ed. Saunders, Philadelphia. p 295 Hastuti, B., Hendarsih, S., Herawaty, L.. Pengaruh Bimbingan Bernafas dan Relaksasi terhadap Lama Partus. J. Teknol. Kesehat. Vol. 1 no. 2, Juli 2005: 1-7. Klossner, N. J. & Hatfield, N. (2006). Introductory Maternity & Pediatric Nursing. Lippincott Williams & Walkins, Philadelphia. Leifer, G. (2005). Maternity Nursing. 9 th ed. Saunders, St. Louis.

McKinney, E. S., Ashwill, J. W., Murray, S. S., James, S. R., Gorrie, T. M., Droske, S. C. (2000). Maternal Child Nursing. thed., Saunders, Philadelphia.. Olds, S. B., Marcia, L., Ladewig, P. A. (2000). Maternal Newborn Nursing. Prentice Hall Health, New Jersey. Pascali-Bonaro, D. & Kroeger, M. (2004). Continuous Female Companionship During Childbirth: A Crucial Resoources in Times of Stressor Calm. Journal of Midwifery & Women s Health; 49(suppl. 1): 19-27 Qian, X., Smith, H., Zhou, L., Liang, J., Garner, P. (2001). Evidencedbased obstetrics in four hospitals in China: An observational study to explore clinical practice, women s preferences and provider s views. BMC Pregnancy and Childbirth. 1:1. Reeder, M. & Koniak, G. (2000). Maternity Nursing. th ed., Lippincott, Philadelphia. Saisto, T., Kaaja, R., Helske, S., Yukorkala, O., Halmesmaki, E., (2004). Norepinephrine, adrenocorticotropin, cortisol and beta-endorphin in women suffering from fear of labor: responses to the cold pressor test during and after pregnancy, Acta Obstet Gynecol Scand. 83: 19-26.