Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Abstract. Kata Kunci: Environmental sanitation, settlement, clean water supply, diarrhea PENDAHULUAN

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara


BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Bivariat

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

GAMBARAN KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SERTA KONDISI FISIK SUMUR GALI DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

Dewiarti AN, Wahyuni A, Dewi AM Faculty of Medicine Lampung University. Keywords: Diarrhea, education, knowledge, mother, prevention

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2015 yaitu di Filipina 14,6 %, Timor Leste 15,2%, Kamboja 14,6%, Peru 16 %, dan Kolombia 14,6 % (Pinzón-Rondón, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

Transkripsi:

FAKTOR INDIVIDU DAN KEADAAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI RT 01 RW 09 KELURAHAN SEI JANG KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang e-mail : zainul.ikhwan@gmail.com Abstract: Factors Individuals and Wastewater Sewer Circumstances Households with Genesis Diarrhea in RT 01 RW 09 Sei Jang Sub District of Bukit Bestari Tanjungpinang 2012. Diarrhea as many infectious diseases that attack humans and become a problem for developing countries around the world, including Indonesia. Resident of RT 01 RW 09 Sub Jang Sei are those most suffering from diarrhea during the year 2011. The purpose of this study was to determine the Individuals and Circumstances Sewer Wastewater Households with Genesis Diarrhea in RT 01 RW 09 Sei Jang Sub District of Bukit Bestari Tanjungpinang 2012. This study uses survey research types of descriptive analytic, further data processed and analyzed using a statistical test. The results showed that of the 35 people who SPAL bad management, there are 29 with diarrhea and 6 are not affected by diarrhea. Of the 45 people who include management SPAL In both, there were 15 with diarrhea and 30 were not affected by diarrhea. Based on the results obtained spearmen count that the p-value for age (p = 0.239), occupation (p = 0.936), education (p = 0.065); combine sewage (p = 0.284); material SPAL (p = 0.776) indicates no relationship significantly to the incidence of diarrhea in RT 01 RW 09 Sei Jang Sub District of Bukit Bestari Tanjungpinang in 2012. As for the nature of the SPAL (p = 0.000; r = 0.531); distance to a water source (p = 0.000; r = 0.552); situation well (p = 0.000 r = 0.445) means there is a significant relationship with the occurrence of diarrhea. Keywords : Individual Factors, Wastewater Sewer Circumstances (WSC), Diarrhea Abstrak: Faktor Individu dan Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga dengan Kejadian Diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Diare sebagai penyakit infeksi yang banyak menyerang manusia dan menjadi permasalahan bagi negara-negara berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia. Warga RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang adalah warga yang paling banyak menderita diare selama tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor individu dan keadaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga dengan kejadian diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, dengan jenis deskriptif analitik, selanjutnya data di olah dan dianalis dengan menggunakan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 orang yang pengelolaan SPAL buruk, terdapat 29 yang terkena diare dan 6 yang tidak terkena diare. Dari 45 orang yang termasuk Pada pengelolaan SPAL baik, terdapat 15 yang terkena diare dan 30 yang tidak terkena diare. Berdasarkan hasil hitung spearmen didapatkan bahwa nilai p untuk umur (p=0,239); pekerjaan (p=0,936); pendidikan (p=0,065) ; mengabungkan buangan limbah (p=0,284) ; bahan SPAL (p=0,776) berarti tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Sedangkan untuk sifat SPAL (p=0,000 ; r = 0,531); jarak dengan sumber air bersih (p=0,000 ; r=0,552) ; keadaan sumur (p=0,000 r =0,445) berarti ada hubungan yang signifikan dengan terjadinya diare. Kata Kunci : Faktor Individu, Keadaan SPAL, Diare Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, hal ini disebabkan masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas-nya. Berdasarkan survei diare Depkes diperoleh hasil tahun 2000 IR penyakit Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. 416

Ikhwan,Faktor Individu dan Keadaan SPAL Rumah Tangga dengan Kejadian Diare 417 Dimana Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi, dengan CFR tinggi. Pada Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan kasus 5.756 orang, kematian 100 orang (CFR 1,74%), di tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.) (Anonim, 2012). Dinas Kesehatan (2010), Kepulauan Riau, selama tahun 2009 terdapat 15.472 kasus dan tahun 2010 menjadi 28.074. Di Kota Tanjungpinang tahun 2009 ada 2.460 kasus atau 15,89% dan tahun 2010 terdapat 2.433 kasus atau 8,66% dari total seluruh kasus di Provinsi Kepulauan Riau. Hasil rekapitulasi penderita diare per wilayah kerja puskesmas menunjukan jumlah seluruh kasus diare di Tanjungpinang dari bulan januari hingga oktober 2011 sebanyak 2467. Puskesmas Tanjungpinang memiliki 345 kasus, Sei Jang 474 kasus, Batu 10 294 kasus, Melayu Kota Piring 427 kasus, Mekar Baru 153 kasus dan Kampung Bugis 331 kasus. Berdasarkan data tersebut, wilayah kerja Puskesmas Sei Jang yang memiliki jumlah kasus tertinggi yakni 474 kasus. Puskesmas Sei Jang menangani lima Kelurahan yakni Kelurahan Sei Jang, Tanjung Ayun Sakti, Tanjung Unggat, Tanjungpinang Timur dan Dompak. Selama tahun 2011, Kelurahan Sei Jang memiliki 166 kasus, Tanjung Ayun Sakti 111 kasus, Tanjung Unggat 77 kasus, Tanjungpinang Timur 90 kasus dan Dompak 46 kasus. Hasil rekapitulasi data tersebut, Kelurahan Sei Jang menempati posisi puncak jumlah kasus tertinggi yakni 166 kasus. Warga RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang adalah warga yang paling banyak menderita diare selama tahun 2011. Banyak faktor diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare. Salah satu faktor yang paling sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakteriologis air dan kondisi rumah. (Adisasmito, 2012). Data sanitasi dasar Kota Tanjungpinang, masyarakat yang memiliki SPAL hanya 20,1% dan yang memiliki SPAL baik hanya 18,54%. Rendahnya tingkat kepemilikan SPAL yang baik dimungkinkan menjadi penyebab tingginya angka kejadian diare. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor individu dan keadaan SPAL rumah tangga dengan kejadian diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang tahun 2012. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriftif dengan desain penelitian cross sectional untuk melihat hubungan Faktor Individu dan Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga dengan Kejadian Diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang dengan jumlah 100 KK (Kepala Keluarga). Variabel independen penelitian ini adalah faktor individu dan keadaan saluran pembuangan air limbah, dan sebagai variabel dependen (diare). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa dari 35 orang yang pengelolaan SPAL buruk, terdapat 29 yang terkena diare dan 6 yang tidak terkena diare. Dari 45 orang yang termasuk Pada pengelolaan SPAL baik, terdapat 15 yang terkena diare dan 30 yang tidak terkena diare. Berdasarkan hasil hitung spearmen didapatkan bahwa nilai p untuk umur (p=0,239); pekerjaan (p=0,936) ; pendidikan (p=0,065); mengabungkan buangan limbah (p=0,284); bahan SPAL (p=0,776) berarti tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Sedangkan untuk sifat SPAL (p=0,000 ; r = 0,531); jarak dengan sumber air bersih (p=0,000 ; r=0,552) ; keadaan sumur (p=0,000 r =0,445) berarti ada hubungan yang signifikan dengan terjadinya diare. Pembahasan Menurut Mugiati dikutip oleh Bintoro, 2012 semakin tinggi tingkat pendidikan maka

418 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 416-419 kualitas penduduk semakin baik jika diukur dari aspek pengetahuan. Tapi tidak secara langsung menjamin kebutuhan dan kedewasaan. Perilaku akan baik dan bertahan lama jika didasari oleh pengetahuan akan pentingnya suatu hal dan orang yang bersangkutan tahu dan paham kebutuhan dirinya, yang tentunya dengan haparan hal ini akan menunjang rasa butuh bagi orang yang bersangkutan terhadap hal tersebut. Kebanyakan warga yang termasuk dalam kategori SPAL yang buruk tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu, dan SPAL nya digabung antara air cucian, air mandi, dan lainnya. Hal ini akan memperburuk kulitas buangan air yang dihasilkan yang akan mencemari badan air. Air buangan tersebut cenderung langsung membuangnya ke selokan aliran terbuka, jarang membersihkan SPAL, masih ada yang tidak memiliki sumur resapan, masih ada saluran yang tidak lancar dan jarak SPAL terhadap sumber air bersih kurang dari 10 meter. Dilihat lagi di lokasi pennelitian kecendrungan memiliki topografi tanah yang berbukit, dalam artian letak sumber pencemaran di atas dari pada sumber airnya. Sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga dan industri pada umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan, sehingga zat yang terkandung di dalam air limbah terlebih dahulu perlu dibersihkan agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan, antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit terutama kolera, diare, typus, media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen dan tempat berkembangbiaknya nyamuk (Bintoro, 2012). Oleh karena itu menurut peneliti sangat memungkinkan adanya bakteri yang menyebabkan diare berada pada saluran pembuangan air limbah (SPAL). Menurut pendapat ahli mengatakan bahwa angka coliform didalam air limbah rumah tangga kurang lebih 1,9 x 10 7 per 100 ml tanpa memandang kandungan kotoran didalamnya. Setelah 24 jam penyimpanan, jumlah tersebut meningkat menjadi 5,4 x 10 8. Hal ini menunjukan adanya indikasi bahwa air limbah rumah tangga merupakan media menguntungkan bagi perkem-bangbiakan coliform (Kusnoputranto, 1997). Menurut para ahli tidak sedikit penduduk yangmembuat saluran pembuangan dari rumah langsung ke selokan-selokan, sungai-sungai dan pantai laut menjadi berbau busuk (Kusnoputranto, 1997). Menurut peneliti SPAL yang terbuka juga memungkinkan adanya genangan dan terjadinya penyumbatan sehingga menjadi sarang vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoa dan lainnya. Daerah perkotaan dapat mengalami ancaman bahaya kesehatan yang serupa bilamana sejumlah besar air limbah dibuang ke saluran terbuka dengan kemungkinan terjadi penyumbatan. (Kusnoputranto, 1997) Hasil penelitian ditemui bahwa bisa saja SPAL yang tertutup itu lebih buruk dari pada yang terbuka. Hal ini penting untuk dicermati agar SPAL yang dibuat adalah tetap dalam kondisi tertutup dasar dan diding yang kedap air tetapi pentutupnya tidak permanen sehingga secara rutin dapat dibersihkan di dipantau. Sehingga diharapkan SPAL aman dan mudah dibersihkan, dan sesuai dengan standar kesehatan. Dalam menghujudkan hal tersebut akan lebih berdampak pada perubahan perilaku yang bersih dan sehat jika dilakukan dengan konsep pemberdayaan masyarakat dalam konteks kemandirian. Pemerintah dalam hal ini harus saling bekerjasama semua stakeholder mulai dari perencanaan sampai evaluasi dilakukan bersama dengan masyarakat, serta melakukan pembinaan dan pendampingan di masyarakat. SIMPULAN Simpulan hasil penelitian ini antara lain: 1. Kepemilikan SPAL yang baik 56,3% dan yang buruk mencapai 43,8% Rumah Tangga, karena masih ada yang tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu, dibuang ke aliran terbuka, tidak memiliki sumur resapan, jarang memelihara serta masih ada saluran yang tersumbat. 2. Yang tidak pernah menderita diare sebanyak 36 keluarga (45%) dan yang pernah menderita diare sebanyak 44 keluarga (55%). Masih banyak yang terkena diare dikarenakan masih ada kepala keluarga yang tingkat pendidikannya rendah sehingga masih kurang pemahaman terhadap diare.

Ikhwan,Faktor Individu dan Keadaan SPAL Rumah Tangga dengan Kejadian Diare 419 3. Nilai p umur (p=0,239) ; pekerjaan (p=0,936) ; pendidikan (p=0,065); menggabungkan buangan limbah (p=0,284); bahan SPAL (p=0,776) berarti tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare di RT 01 RW 09 Kelurahan Sei jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Tahun 2012. DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. http://www. depkes. go.id/downloads /Buletin%20 Diare_ Final%281%29.pdf. Diakses pada tanggal 30 januari 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. 2010. Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kepulauan Riau: Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masya-rakat. Riau. Adisasmito. 2012. Faktor Risiko pada Bayi dan Balita di Indonesia. http://journal. ui.ac.id/upload/artikel/01_wiku%20as_ 4. Sedangkan untuk sifat SPAL (p=0,000; r = 0,531); jarak dengan sumber air bersih (p=0,000; r=0,552); keadaan sumur (p=0,000 r =0,445) berarti ada hubungan yang signifikan dengan terjadinya diare. FAKTOR%20RISIKO%20DIARE_Revi si.pdf. Diakses tanggal 2 Februari 2012. Bintoro. 2012. Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karang Anyar. http://etd.eprints. ums.ac. id/9271/2/j410050010.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012. Kusnoputranto, Haryanto. 1997. Air Limbah dan Ekskreta Manusia Aspek Kesehatan Masyarakat dan Pengelolaannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan