PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Semester I Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan Periode Bulan Januari s/d Juni 2008 Lampiran:

LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN-MASALAH-REKOMENDASI PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT Bulan Januari 2009

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PNPM MANDIRI PERDESAAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Page 1

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

RINGKASAN EKSEKUTIF. 1 H alaman

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

STATUS : 18 AGUSTUS 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

PELATIHAN TEKNIK BUDI DAYA TERNAK BABI DI DESA ENONETEN, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN

LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA NOEMUKE, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

(PNPM : : PJOK,

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

RUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

STATUS : 15 JULI 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

, ,56 99, , ,05 96,70

(Smallholder Agribusiness Development Initiative) Juli-Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik.

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

Kerangka Acuan Kerja

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening.

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

PELAKSANAAN KEGIATAN DITJEN CIPTA KARYA TAHUN ANGGARAN 2009

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

ALOKASI KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

82 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA APLIKASI MIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK

1. Perkembangan Umum dan Arah Perencanaan

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

PAPARAN BUPATI KATINGAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Program KOTAKU (NSUP dan NUSP-2)

RENCANA STRATEJIK (RS) TAHUN

Transkripsi:

LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : DESEMBER 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF Sampai dengan akhir bulan Desember 2008, kegiatan PNPM AP telah mencapai tahapan pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana prasarana dasar pertanian (seperti gudang komoditas desa, saluran irigasi, pos penyuluhan pertanian, kios tani, lantai penjemuran rumput laut, kandang ternak kolektif dll) maupun pelaksanaan pelatihan pelatihan agribisnis hulu hilir komoditas yang berorientasi pasar (padi SRI, pupuk organik, agroindustri buah buahan nangka, tomat, pepaya dll) serta pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani. Hal yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan PNPM AP adalah tender dan seleksi BDSP (Business Development Services Provider) atau PJPA (Penyedia Jasa Pengembangan Agribisnis). Hal ini merupakan model baru yang dilakukan dengan memodifikasi/menyesuaikan aturan aturan dari tender jasa pemerintah dan aturan aturan tender kontraktor PNPM Mandiri Perdesaan. Dari hasil tender dan seleksi BDSP tersebut dilaporkan bahwa sebagian wilayah program tidak kesulitan untuk menjaring BDSP yang berminat tetapi di wilayah lain mengalami kesulitan untuk menjaring BDSP yang berminat dalam pemberdayaan masyarakat tani/kelompok tani melalui pelatihan dan pendampingan pada saat demplot area. Kesulitan kesulitan tersebut didasari oleh nilai kontrak kerja yang kecil (kisaran 2 4 juta rupiah), terbatasnya jumlah BDSP, dan pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan dimana masyarakat penerima manfaat berdomisili. Pada bulan Desember 2008 ini, BLM dan DOK PNPM Agribisnis Perdesaan di delapan kabupaten wilayah PNPM AP cair 100%, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan usulan masyarakat yang terdanai dapat segera dilakukan. Disisi lain, dalam proses pencairan dana BLM dari UPK ke TPK di salah satu provinsi mengalami permasalahan karena melanggar aturan yang telah ditetapkan antara lain pencairan dana BLM tidak menggunakan Rencana Penggunaan Dana (RPD), RPD tidak diverifikasi oleh FK AP & UPK, serta turut campur tangannya Spesialis dalam menggagas hal tersebut. Di dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan tersebut di atas maka telah disalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM AP yang secara nasional mencapai 18% atau 4 milyar 600 juta an rupiah (pagu BLM 26 Milyar 400 juta rupiah), dengan presentase penyaluran dana BLM masing masing provinsi sebesar Provinsi NTB mencapai 23%, Provinsi Sultra mencapai 21%, Provinsi NTT mencapai 14% dan Provinsi Sulsel mencapai 13%. Sedangkan Dana Operasional Kegiatan (DOK) PNPM AP sebesar Rp 100 juta per kecamatan atau 600 juta rupiah per provinsi, yang digunakan untuk sosialisasi dan perencanaan PNPM Agribisnis Perdesaan dan kegiatan pelatihan terkait dengan pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan, rerata secara nasional telah digunakan sebesar 54% (pagu total 2,4 milyar rupiah), dengan presentase masing masing provinsi sebagai berikut : Sulsel 60%, NTB 56%, NTT 54% dan Sultra 45%. Untuk pelaksanaan program di lapangan, adanya kekosongan FK AP pada dua lokasi Kecamatan (Mengkedek & Rindingallo Kab Tana Toraja Sulsel) menyulitkan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan PNPM AP dan hal ini telah berlangsung selama 2 bulan. Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 1

1.1. Gambaran Umum Kegiatan Sampai dengan akhir bulan Desember 2008, kegiatan tahapan/alur perencanaan di empat provinsi lokasi PNPM AP adalah sebagai berikut : 1. Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menuntaskan tahapan kegiatan MAD Sosialisasi (MAD I) sampai dengan Musyawarah Desa Informasi (MD III) 100% di enam kecamatan serta 60 desa yang terlibat dalam PNPM AP. Pada bulan tersebut juga telah dilakukan proses proses penggajuan RPD tahap 1 (40%), Sertifikasi RPD 1, LPD dan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban 1. Bahkan juga dilanjutkan pada proses RPD tahap 2, Sertifikasi RPD 2, LPD dan MD Pertanggungjawaban 2. 2. Provinsi Nusa Tenggara Timur, juga telah menuntaskan MAD Sosialisasi (MAD I) sampai dengan Musyawarah Desa Informasi (MD III) 100% di enam kecamatan serta 74 desa yang terlibat dalam PNPM AP. Pada bulan tersebut, proses yang baru dilakukan hanya pengajuan RPD tahap 1, Sertifikasi RPD 1 dan proses LPD di empat kecamatan dan 20 desa. 3. Provinsi Sulawesi Selatan, di seluruh lokasi PNPM AP, dua kabupaten, enam kecamatan dan 64 desa, sudah menyelesaikan 100 % tahapan kegiatan MAD Sosialisasi (MAD I) sampai dengan Musyawarah Desa Informasi (MD III). Oleh karena terjadinya pelanggaran aturan dalam proses pencairan BLM tanpa pengajuan RPD secara benar, maka pada masa masa ini seluruh TPK di Kabupaten Bantaeng penerima dana BLM diharuskan memberikan Laporan Pertanggungjawaban Dana (LPD) dan setelah hal tersebut tuntas kemudian akan dilanjutkan dengan proses pengajuan RPD dan seterusnya secara benar dan mengikuti aturan main. 4. Provinsi Sulawesi Tenggara, juga di seluruh lokasi PNPM AP, dua kabupaten, enam kecamatan dan 64 desa, sudah menyelesaikan 100 % tahapan kegiatan MAD Sosialisasi (MAD I) sampai dengan Musyawarah Desa Informasi (MD III). sampai dengan akhir Bulan Desember 2008, rerata penyerapan dana BLM dari UPK ke TPK mencapai persentase sebesar 21%. Kendala keterlambatan penyerapan adalah disebabkan BDSP pemenang harus menyelesaikan persiapan untuk kegiatan pelatihan sehingga TPK di tingkat desa baru mengajukan menyelesaikan realisasi Rencana Penggunaan Dana untuk kegiatan fisik PNPM AP. Direncanakan BLM PNPM AP untuk pelatihan agribisnis akan lebih banyak terserap pada bulan Januari 2009, karena kegiatan pelatihan baru akan dimulai kegiatannya. 1.2. Perkembangan Kegiatan Sampai dengan bulan Desember 2008, untuk Provinsi Sulawesi Tenggara, kegiatan fisik sarana prasarana dasar pertanian seperti kios tani, irigasi tersier dan gudang desa dalam proses pelaksanaan pekerjaan (on going), demikian pula dengan sarana pendukung demplot penggemukan sapi yaitu pembuatan kandang bersama, dalam tahap penyelesaian pekerjaan. Untuk kegiatan pelatihan agribisnis (non fisik), BDSP pemenang (penyedia jasa pelatihan) untuk saat ini hanya Kabupaten Konsel telah diumumkan pemenang BDSP dan memulai persiapan Pelatihan. Berdasarkan kontrak kerja dengan Tim Pengelola Kegiatan perencanaan jadwal pelatihan agribisnis direncanakan periode awal Januari 2009 hingga awal Februari 2008. Sedangkan di Kabupaten Muna, Kecamatan Kusambi dan Wakorumba Selatan telah selesai melakukan evaluasi/penilaian proposal BDSP (penyedia jasa pelatihan) sementara Kecamatan Lawa memasuki tahapan anwijing (penjelasan pekerjaan). Di Provinsi Sulawesi Selatan, seleksi dan tender BDSP sudah selesai dan BDSP pemenang sudah diumumkan di masing masing kabupaten. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Pelatihan TOT Padi SRI yang dimulai pada tanggal 17 22 Desember 2008 di Kabupaten Bantaeng, untuk tahap selanjutnya akan diselesaikan Pelatihan TOT sampai selesai baru dilanjutkan pada kegiatan pelatihan kelompok dan demplot. BDSP pemenang di Provinsi NTT telah diumumkan dan untuk Kabupaten Ngada, sebagai berikut : 1). Kecamatan Golewa : a). Ignasius Zulkarnaen (individu),untuk komoditi Kakao, Jambu Mete dan kopi b). Yayasan Progres Mitra Nusantara (ProMitra), untuk komoditi pupuk organik dan kakao; c). Pos Penyuluhan Pertanian (Posluhtan), untuk komoditi kakao dan kopi d). Lembaga Advokasi Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 2

Pengembangan Masyarakat Sipil (Lapmas), untuk komoditi kopi, dan Pius Leo Nia (individu), untuk komoditi pupuk organik dan kakao. 2). Kecamatan Aimere ; Lembaga Advokasi Pengembangan Masyarakat sipil (Lapmas), untuk komoditi Kakao, pupuk organik dan mete, sedangkan pengolahan minyak kelapa tidak ada BDSP yang bermint, oleh karena itu, pada bulan Janurai akan dilakukan penunjukkan langsung BDSP; 3). Kecamatan Riung Barat : Marsel Mulu (individu) untuk komoditi Hijauan Makanan Ternak, dan Mikael Raga (individu) untuk komoditi Kacang kedelai. Sedangkan Kabupaten TTS, sampai dengan akhir Desember 2008 baru satu kecamatan yaitu Amanuban Selatan yang melakukan pelelangan, dengan pemenangnya adalah 7 BDSP. Untuk Kecamatan Kuanfatu pelelangan direncana dilakukan pada tanggal 9 Januari 2009 dan Kecamatan Mollo Utara, tanggal 13 Januari 2009. Kecamatan yang sudah melaksanakan Pelatihan adalah Kecamatan Riung Barat, pada tanggal 12 20 Desember 2008 untuk Pelatihan Budidaya Hijauan Makanan Ternak, yang dilanjutkan dengan demplot pada bulan Maret 2009. Sedangkan Kecamatan lainnya, pelaksanaan kegiatan pelatihan pada minggu ketiga dan keempat bulan Januari 2009. (Kecamatan Golewa : tanggal 19 Januari untuk pupuk organik, 21 Januari: kopi dan 27 Januari komoditi Jambu Mete). Kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan di Provinsi NTB pada bulan Desember 2008 sudah sampai pada tahap pencairan dana BLM dan DOK 100%, penyaluran dana BLM dari UPK ke TPK, pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan fisik, proses pembukaan penawaran pelelangan BDSP (Business Development Service Provider), kontrak TPK dengan BDSP pemenang lelang, pelatihan penguatan kelembagaan di Kabupaten Dompu (kecamatan Manggelewa dan Pekat) Untuk kegiatan fisik yang ada di beberapa tempat sudah mulai berjalan seperti di Kecamatan Hu u : pembangunan saluran irigasi di desa Cempi Jaya progres fisik sudah mencapai 100%, pembangunan sumur bor pertanian di desa Sawe progres fisik baru 65%. Kecamatan Manggelewa : pembuatan lantai jemur desa Kwangko, progres fisik 100%, peningkatan saluran irigasi desa Lanci Jaya progres fisik 80%. Kecamatan Bayan, ada 5 kegiatan fisik yaitu pembangunan jalan usaha tani desa Sambik Elen progres fisik 76%, saluran irigasi desa Loloan progres fisik 88,75%, saluran irigasi desa Bayan progres fisik 87,25%, saluran irigasi desa Karang Bajo progres fisik 96,5%, dan saluran irigasi desa Anyar progres fisik 96,25%. sedangkan untuk kegiatan non fisik (pelatihan peningkatan kapasitas petani) baru dilaksanakan di 2 kecamatan untuk Pelatihan Penguatan Kelembagaan pada kegiatan Pelatihan Budidaya dan demplot Kacang Tanah. Untuk lokasi lainnya masih dalam tahap persiapan. 1.3. Progress Penyerapan BLM Tahun 2008 Sampai dengan bulan Desember 2008 penyerapan dana BLM T.A. 2008 yang disalurkan dari UPK ke TPK pada masing masing wilayah ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel Capaian Penyerapan BLM PNPM AP Berdasarkan Provinsi per Desember 2008 No Provinsi Penyerapan BLM TA 2008 Pagu (Rp) Penyerapan (Rp) Persentase (%) 1 NTB 6.600.000.000 1.529.529.770 23 2 NTT 6.600.000.000 895.318.730 14 3 Sulawesi Selatan 6.600.000.000 842.281.018 13 4 Sulawesi Tenggara 6.600.000.000 1.357.613.378 21 Total 26.400.000.000 4.624.742.906 18 Keterangan : Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 3

1.4. Progress Penyerapan DOK Tahun 2008 Sampai dengan akhir bulan Desember 2008, dari 24 kecamatan lokasi PNPM AP, penggunaan dana DOK disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel Capaian Penggunaan DOK PNPM AP Berdasarkan Provinsi per Desember 2008 Penggunaan DOK No Provinsi Jumlah Kecamatan Pagu/Kec (Rp) Penggunaan (Rp) Persentase (%) 1 NTB 6 600.000.000 337.412.800 56 2 NTT 6 600.000.000 325.646.125 54 3 Sulawesi Selatan 6 600.000.000 360.476.814 60 4 Sulawesi Tenggara 6 600.000.000 332.303.810 60 Total 24 2.400.000.000 1.440.000.000 60 1.5. Kemajuan Tahapan PNPM Agribisnis Perdesaan TA 2008 Berdasarkan kompilasi laporan provinsi, maka kemajuan tahapan di masing masing provinsi di sajikan pada tabel berikut : Tabel Progress Tahapan Kegiatan PNPM AP Berdasarkan Provinsi per Desember 2008 No Tahapan Persentase Kemajuan Tahapan (%) NTB NTT Sulsel Sultra 1 MAD I 100 100 100 100 2 MD I 100 100 100 100 3 Latih KPMD 100 100 100 100 4 PAGAS 100 100 100 100 5 MDKP 100 100 100 100 6 MD II 100 100 100 100 7 PU 100 100 100 100 8 VU 100 100 100 100 9 MAD II 100 100 100 100 10 PK 100 100 100 100 11 MAD III 100 100 100 100 12 MD III 100 100 100 100 13 Salur Dana 1 98 67 21 Salur Dana 2 98 Salur Dana 3 0 14 MD PJ 1 46 15 MD PJ 2 29 15 MDST Keterangan : MAD = Musyawarah Antar Desa ; MD = Musyawarah Desa ; KPMD = Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa ; PAGAS = Penggalian Gagasan ; MDKP = Musyawarah Desa Khusus Perempuan ; PU = Penulisan Usulan ; VU = Verifikasi Usulan ; PK = Pertemuan Kabupaten ; MD PJ = Musyawarah Desa Pertanggungjawaban 1.6. Tingkat Partisipasi Masyarakat Tabel tabel berikut menggambarkan jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam beberapa tahapan kegiatan, terutama kegiatan musyawarah di tingkat kecamatan, desa ataupun dusun. Data ini diperoleh dari laporan mingguan PNPM AP. Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 4

Tabel Partisipasi Masyarakat dalam Setiap Tahapan Kegiatan PNPM AP Berdasarkan Provinsi per Desember 2008 No Tahapan NTB NTT Sulsel Sultra L P RTM L P RTM L P RTM L P RTM 1 MAD I 232 121 169 369 233 565 235 146 221 300 159 325 2 MD I 1799 634 1493 4233 2805 6644 2212 1174 2430 3084 1949 3690 3 PAGAS 8762 12344 15177 8333 6103 14035 4109 4290 4850 4265 2451 5283 4 MDKP 0 1783 1436 403 4397 4532 55 1572 1017 0 2782 2185 5 MD II 1324 952 1810 3448 3153 5960 1330 1348 1768 2437 2128 3531 6 MAD II 273 213 272 397 326 635 260 222 263 269 202 253 7 MAD III 278 185 227 269 166 414 192 120 139 266 100 266 8 MD III 1334 689 1453 2510 2491 5003 1354 970 999 1042 764 1099 9 MD PJ 1 641 203 671 10 MD PJ 2 344 136 325 11 MDST Keterangan : L = Laki laki ; P = Perempuan ; RTM = Rumah Tangga Miskin 1.7. Permasalahan Permasalahan permasalahan dalam pelaksanaan PNPM AP di empat provinsi terangkum sebagai berikut : Berhubungan dengan Pengelolaan Dana DOK dan BLM : Proses pengajuan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) PNPM AP yang harus diajukan secepatnya di Kantor Perbendaharaan negara sebelum akhir Desember 2008 menyebabkan pentahapan kegiatan utamanya pelaksanaan evaluasi pemenang tender BDSP dan penandatanganan kontrak TPK dan BDSP kembali mengalami hambatan karena Proses pengajuan SPM BLM AP, menyebabkan Fasilitator Kecamatan fokus pada pengajuan dana tahap kedua mulai dari proses pengajuan dari Kecamatan, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran dan SPM ke Perbendaharaan Negara Lemahnya pemahaman FK AP tentang mekanisme pencairan dan penyaluran dana BLM dari UPK ke TPK masih lemah Sebagian kecil UPK belum melakukan pencatatan keuangan per tanggal transaksi DOK & BLM PNPM AP Berhubungan Pelaksanaan Program Masih kurangnya pemahaman FK SADI tentang administrasi yang ada di TPK dan UPK terutama dalam membuat RPD oleh TPK, pembuatan buku kas kolektif Lemahnya pengendalian pelaksanaan program (kegiatan maupun keuangan) oleh FK AP, dan kurangnya modul modul pelatihan khusus bidang agribisnis Fungsi dan Peran TPK (Tim Pengelola Kegiatan) Agribisnis Perdesaan, dirasakan masih kurang dan cenderung bersifat sementara. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh patron TPK yang selama ini dikaitkan dalam PNPM Mandiri sebagai lembaga yang sifatnya Ad hoc (sementara), jika program sedang dilaksanakan. Tidak tersedianya operasional kantor di provinsi untuk administrasi pelaporan dan kegiatan lainnya PNPM AP Sebagian BDSP kurang berminat & kurang tertarik terhadap mengikuti pelelangan kegiatan PNPM AP, karena harus menyediakan modul, matrix kurikulum dan lesson plan, serta pendampingan Keterbatasan infrastruktur pendukung serta lokasi geografis di NTT yang berbukit bukit menjadi faktor hambatan dalam pelaksanaan program Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 5

Kurangnya kemampuan pelaku lapang (PL, KAD) dalam hal menggali informasi dan pengetahuan agribisnis pertanian dari sumber sumber terdekat misal PPL Pertanian atau BPP Pertanian Pelanggaran aturan main dalam penyaluran dana BLM dari UPK ke TPK dalam jumlah besar 1.8. Solusi Permasalahan Tindak lanjut penanganan permasalahan permasalahan tersebut, antara lain : Berhubungan dengan Pengelolaan Dana DOK dan BLM : Pengendalian, pemantauan dan pengawasan UPK secara berjenjang dari Spesialis SADI, Spesialis Monev dan Faskab/Fastekab harus lebih kontinu dilakukan setiap kunjungan ke lapangan IST dan OJT oleh Spesialis SADI, Spesialis Monev harus selalu dilakukan dalam mengelola administrasi keuangan di UPK Berhubungan Pelaksanaan Program Memberikan penguatan kepada FK AP tentang administrasi yang ada di UPK dan TPK, cara pengisian buku kas kolektif dan cara memvalidasi data keuangan Perlunya yang diberikan kepada FK maupun pelaku lainnya baik ditingkat desa dan kecamatan yang kaitannya dengan peningkatan kapasitas agribisnis hulu ke hilir Memberikan penguatan penguatan IST & OJT kepada FK, PL, KAD dan TPK perihal gambaran agribisnis hulu hilir secara menyeluruh (lihat bahan bahan yang sudah didistribusikan ke provinsi oleh Sp SADI maupun Asisten Sp SADI NMC) Perlu diadakanya biaya operasional kantor di Provinsi dan di Kabupaten untuk PNPM Agribisnis Perdesaan Perlu adanya dukungan material tools modul modul agribisnis mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan ======= 0 0 ======= Laporan Bulan Desember 2008- PNPM- AP 6