BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ilmu ekonomi dikenal istilah pasar keuangan. Pasar keuangan adalah

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

Pasar Uang Dan Kurva LM

BABI PENDAHULUAN. Fenomena yang sangat penting di perhatikan oleh pemerintah baik negara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. negara. Saat jumlah uang beredar tidak mencukupi kegiatan transaksi pada satu

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

Suku Bunga dan Inflasi

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

By Nina Triolita, SE, MM. Pengantar Bisnis Pertemuan Ke 7

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Permintaan dan Penawaran Uang

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. atau keuangan yang melumpuhkan sendi-sendi perekonomian berbagai negara di

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

Perekonomian Indonesia

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

Keseimbangan di Pasar Uang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

Gambaran Umum: Ekonomi, Uang, dan Bank

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari data Asian Development Bank tahun 2010 kondisi perekonomian Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan 1.2). Hal ini disebabkan oleh perekonomian global yang mengalami krisis ekonomi. Dengan adanya krisis ekonomi tersebut menyebabkan harga-harga kurang stabil yang kemudian timbul permasalahan inflasi. Menurut Murni (2006) inflasi adalah suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan inflasi secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi merupakan permasalahan ekonomi yang tidak dapat dihindari. No. Tahun Southeast Asia Brunei Darussalam Tabel 1.1 Laju Inflasi Asia Tenggara (dalam %) Cambodia Indonesia Lao People's Dem. Rep. Malaysia Philippines Singapore Thailand Viet Nam 1 2008 8.6 2.7 25.0 9.8 7.6 5.4 9.3 6.5 5.5 23.0 2 2009 2.5 1.5 0.8 5.0 0.7 1.1 3.2 0.0-0.5 6.8 3 2010 4.1 1.2 5.0 6.0 4.5 2.6 4.5 2.0 2.0 8.5 Tahun 2010 merupakan angka peramalan Sumber: Asian Development Outlook database; staff estimates, 2010 Data tabel 1.1 merupakan laju inflasi Asia Tenggara versi Asian Development Bank tahun 2008 sampai 2010 cukup tinggi yaitu 8,6% tahun 2008, akan tetapi kondisi inflasi tersebut terus menurun hingga tahun 2009 pada angka 2,5%. Inflasi Asia Tenggara pada tahun 2008 yang tinggi disumbang oleh Negara- 1

2 negara seperti Cambodia 25%, dan Viet Nam 23% dan yang terendah adalah Negara Brunei Darussalam sebesar 2,7%. Untuk tahun 2009 inflasi tertinggi terjadi di Negara Viet Nam sebesar 6,8% dan terendah di Thailand sebesar -0,5%. Sedangkan peramalan inflasi kawasan Asia Tenggara pada tahun 2010 di kisaran angka 4,1%.. Tabel 1.2. Pertumbuhan PDB Asia Tenggara (dalam %) Tahun Southeast Asia Brunei Darussalam Tahun 2010 merupakan angka peramalan Sumber: Asian Development Outlook database; staff estimates, 2010 Data tabel 1.2 merupakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kawasan ekonomi Asia Tenggara versi Asian Development Bank tahun 2010 untuk tahun 2008 sebesar 4,1% dan tahun 2009 0,1% (lihat tabel 1.2). Menurunnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang sedang mengalami krisis. Akan tetapi peramalan untuk tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara mulai meningkat kembali. Kondisi pertumbuhan ekonomi tertinggi kawasan Asia Tenggara tahun 2008 adalah Negara Laos sebesar 7,2% dan terendah pada tahun yang sama adalah Brunei Darussalam sebesar -1,9%. Untuk tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Negara Laos sebesar 5,5% dan terendah pada tahun yang sama adalah Singapura sebesar -5%. Cambodia Indonesia Lao People's Dem. Rep. Malaysia Philippines Singapore Thailand Viet Nam 2008 4,1-1,9 6,7 6,1 7,2 4,6 3,8 1,1 2,2 6,2 2009 0,1-1,2-1,5 4,3 5,5-3,1 1,6-5,0-3,2 4,7 2010 4,3 2,3 3,5 5,4 5,7 4,2 3,3 3,5 3,0 6,5

3 Melihat kondisi perekonomian Asia Tenggara pada tabel 1.1 dan 1.2 diatas maka bisa dikatakan bahwa perekonomian Asia Tenggara berfluktuasi. Kondisi perekonomian Indonesia dengan indikator ekonomi laju inflasi menempati ketiga pada tahun 2008 sebesar 9,8% dan tertingi kedua pada tahun 2009 sebesar 5% di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan posisi ekonomi Indonesia dengan indikator pertumbuhan PDB peringkat ke empat pada tahun 2008 sebesar 6,1% dan peringkat ke tiga tahun 2009 sebesar 4,3%. Dari kedua indikator ekonomi tersebut yaitu laju inflasi dan pertumbuhan PDB, maka dibutuhkan suatu kebijakan yang tepat guna menjaga kestabilan ekonomi. Menurut Manullang (1993) untuk menciptakan perekonomian yang stabil terdapat tiga jenis kebijakan guna mencapai kondisi tersebut, yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan non moneter. Dari ketiga kebijakan yang ada, kebijakan moneter memegang peran sentral dalam mencapai dan memelihara kestabilan ekonomi makro. Hal ini sesuai dengan definisi kebijakan moneter menurut Milgate dalam Sabirin (2003), yaitu actions taken by central banks to affect monetary and other financial conditions in pursuit of the broader objectives of sustainable growth of real output, high employment, and price stability.. Menurut Sukirno (1985) kebijakan moneter adalah kebijaksanaan yang bersifat makroekonomi oleh Bank Sentral bertujuan untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi dengan mengawasi Jumlah Uang Beredar (JUB), atau tingkat suku bunga. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang relatif mandiri, terlepas dari kondisi maupun kebijakan di sektor keuangan. Hal ini didasarkan bahwa bank sentral memiliki kontrol yang nyaris sempurna terhadap penawaran

4 uang sehingga dalam teori moneter penawaran uang dianggap bersifat eksogen. Sehingga dalam bentuk sederhananya kebijakan moneter diartikan sebagai pergeseran kurva LM dalam model IS-LM yang disebabkan oleh perubahan eksogen pada suplai uang melalui intervensi bank sentral. Kebijaksanaan moneter akan menaikkan JUB selama perekonomian mengalami resesi dan kemandegan untuk merangsang pengeluaran dan sebaliknya membatasi atau mengurangi supply uang pada saat inflasi untuk mengurangi pengeluaran. Dapat dikatakan bahwa kebijaksanaan moneter merupakan suatu kebijaksanaan yang mengupayakan agar terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang. Dimana keseimbangan jumlah uang beredar merupakan salah satu cermin fundamental perekonomian suatu negara. Penawaran uang lebih dikenal dengan JUB (Money Supply) dan tingkat perubahannya ditentukan oleh interaksi pelaku ekonomi. Dengan mengendalikan JUB maka laju inflasi yang terjadi dapat dikontrol agar tidak terjadi lonjakan kenaikan harga yang sangat tinggi. Dalam Ascarya (2005) fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit (dan/atau simpanan) yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai dengan arah kebijakan moneter. Tinggi rendahnya tingkat diskonto akan mempengaruhi permintaan kredit dari bank. Fasilitas diskonto juga merupakan patokan suku bunga bagi bank untuk penetapan suku bunga pinjaman dan suku bunga kredit. Kebijakan Bank Indonesia dengan menaikkan tingkat giro wajib minimum (GWM) dari 5% dinaikkan menjadi 7,5% yang tertuang dalam

5 peraturan BI No 10/25/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008. Harapannya dilaksanakan kebijakan menaikkan tingkat GWM yaitu untuk mengurangi JUB dengan jalan meningkatkan likuiditas perbankan. Dengan adanya penurunan JUB diharapkan dapat menekan tingkat inflasi sehingga dapat mewujudkan perekonomian yang relatif lebih stabil. Dari penjelasan diatas, kebijakan moneter memegang peran yang sangat sentral guna menjaga kestabilan makro ekonomi sehingga peneliti mengangkat judul Efektifitas Kebijakan Moneter Terhadap Inflasi Di Indonesia. Karena dalam setiap Negara dibutuhkan suatu kestabilan ekonomi, sehingga perlu adanya kebijakan moneter yang tepat dan cepat guna mewujudkan kestabilan ekonomi tersebut. Dari judul yang diangkat peneliti ingin melihat apakah kebijakan moneter yang telah ditetapkan secara efektif berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan untuk dikaji, yaitu: 1. Apakah kebijakan moneter melalui discount rate dan Giro Wajib Minimum oleh Bank Sentral serta inflasi sebelumnya mempengaruhi tingkat inflasi?

6 2. Apakah kebijakan moneter melalui discount rate dan Giro Wajib Minimum serta inflasi sebelumnya secara efektif mempengaruhi tingkat inflasi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan moneter melalui discount rate dan Giro Wajib Minimum oleh Bank Sentral serta inflasi sebelumnya terhadap tingkat inflasi. 2. Untuk mengetahui efektifitas kebijakan moneter melalui discount rate dan Giro Wajib Minimum serta inflasi sebelumnya dalam mempengaruhi tingkat inflasi. D. Batasan Masalah Dalam penelitian dan pembahasan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel kebijakan moneter yang diambil adalah discount rate dan reserve requirement policy (kebijakan cadangan minimum). 2. Data inflasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Indeks Harga Konsumen (IHK). 3. Tahun analisis dalam penelitian ini adalah kuartal I tahun 1985 sampai kuartal I tahun 2010.

7 E. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dan pelaku ekonomi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan gambaran kepada kalangan akademisi dan pelaku ekonomi tentang efektifitas pengaruh kebijakan moneter melalui discount rate dan Giro Wajib Minimum serta inflasi sebelumnya berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia. 2. Dapat memberikan informasi bagi para peneliti dan rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.