Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DAN TINGGI OBJEK BERBASIS KAMERA PADA PERANGKAT MOBILE

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

Oleh : Ius Kusnara

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

Antiremed Kelas 08 Fisika

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

OPTIK IRA RAHAYU

PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Kisi kisi Soal Uji Coba

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar

Kisi kisi Soal Akhir

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

13. Cahaya; Optika geometri

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

PEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID

Kode FIS.18. Sumbu Utama

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung

APLIKASI PERUBAHAN CITRA 2D MENJADI 3D DENGAN METODE STEREOSCOPIC ANAGLYPH BERBASISKAN KOMPUTER

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB II LANDASAN TEORI

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

Pembahasan : untum membentuk jarring-jaring, maka setiap sisi yang berimpitan akan berimpitan secara tepat.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

fisika CAHAYA DAN OPTIK

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

UKDW 1. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA

BAB I : KONSEP PEMANTULAN

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Eksperimen 1 : Pemantulan Fenomena pemantulan berulang pada cermin datar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan menurut bunganya. Kebanyakan manusia hanya mengetahui beberapa

Lampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba. Soal Uji Coba Tes

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk

Aplikasi Mobile Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Bagian Wajah Menggunakan Metode Learning Vector Quantization

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab III. Analisa dan Perancangan Sistem

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

10 cm. 168 cm e. 100 cm dan 79 cm

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

Pemantulan dan Pembiasan

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika Vol.5, Desember 2012, 63-73 63 Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile Zulkhairi 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Memen Akbar 3 Program Studi Teknik Informatika Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari no.1 Rumbai Pekanbaru 28265 1 heri_hahihu@yahoo.co.id, 2 yohana@pcr.ac.id, 3 memen@pcr.ac.id Abstrak Perkembangan perangkat mobile saat ini tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi, melainkan sudah dapat menjadi alat bantu bagi manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah kamera dalam sebuah perangkat mobile. Penggunaan kamera pada perangkat mobile dapat lebih dimaksimalkan dengan membuat sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengukuran jarak dan tinggi dari sebuah objek. Metode yang diterapkan pada pengukuran ini dengan menggunakan rumus kesebangunan segitiga yang terbentuk dari proses pembentukan bayangan dengan menggunakan sinarsinar istimewa pada lensa cembung yang ada di dalam sebuah kamera. Hasil pengukuran dipengaruhi oleh spesifikasi pada kamera perangkat mobile serta ketelitian user dalam melakukan pengukuran. Semakin tinggi spesifikasi kamera perangkat mobile yang digunakan akan membantu ketelitian user dalam melakukan pengukuran sehingga memperkecil galat dari hasil pengukuran. Aplikasi ini dirancang untuk digunakan pada perangkat mobile berbasis android. Kata kunci: kamera, pengukuran, perangkat mobile, lensa, android. Abstrak Perkembangan perangkat mobile saat ini tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi, melainkan sudah dapat menjadi alat bantu bagi manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah kamera dalam sebuah perangkat mobile. Penggunaan kamera pada perangkat mobile dapat lebih dimaksimalkan dengan membuat sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengukuran jarak dan tinggi dari sebuah objek. Metode yang diterapkan pada pengukuran ini dengan menggunakan rumus kesebangunan segitiga yang terbentuk dari proses pembentukan bayangan dengan menggunakan sinarsinar istimewa pada lensa cembung yang ada di dalam sebuah kamera. Hasil pengukuran dipengaruhi oleh spesifikasi pada kamera perangkat mobile serta ketelitian user dalam melakukan pengukuran. Semakin tinggi spesifikasi kamera perangkat mobile yang digunakan akan membantu ketelitian user dalam melakukan pengukuran sehingga memperkecil galat dari hasil pengukuran. Aplikasi ini dirancang untuk digunakan pada perangkat mobile berbasis android. Kata kunci: kamera, pengukuran, perangkat mobile, lensa, android. 1 Pendahuluan Saat ini penggunaan perangkat mobile tidak hanya terpaku sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi sudah dapat menjadi pembantu manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti tambahan perangkat keras kamera yang digunakan untuk merekam dan mengambil gambar dari momen tertentu. Suatu gambar yang berada di dalam sebuah kamera atau lensa merupakan hasil penggambaran dari suatu objek nyata. Pembentukan gambar di dalam sebuah kamera dapat membantu untuk melakukan suatu pengukuran jarak dan tinggi objek, sehingga dapat menjadi alternatif pengganti alat ukur yang sudah ada sebelumnya seperti pita ukur dan theodolit yang kadang kala pada saat digunakan mengalami kesulitan. Pratomo [1] menyatakan bahwa pita ukur sering mengalami penyusutan akibat faktor penarikan dan

Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 64 theodolit merupakan alat dengan harga yang cukup mahal dan memerlukan tenaga ahli khusus untuk mengoperasikannya. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sebuah alternatif dalam melakukan proses pengukuran jarak dan tinggi objek dengan menggunakan perangkat mobile, hal ini dikarenakan perkembangan dan jumlah pengguna perangkat mobile yang semakin banyak. 2 Dasar Teori 2.1 Lensa Pada Kamera Jenis lensa pada sebuah kamera merupakan lensa cembung. Supardiono [2] menyatakan bahwa lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya, sehingga sinar-sinar biasnya bersifat mengumpul. Titik fokus aktif dari lensa cembung terletak di belakang lensa (f positif) dan bersifat konvergen (mengumpulkan cahaya). Lensa ini disebut juga lensa konvergen. Titik fokus F1 untuk lensa cembung diperoleh dari perpotongan langsung sinar-sinar bias, sehingga fokus F1 adalah fokus nyata dan lensa cembung disebut lensa positif. Pada lensa cembung titik fokus F1 berada di daerah sinar bias [2]. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung : a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Sinar istimewa lensa cembung (a). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional) b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar sumbu utama. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2 Sinar istimewa lensa cembung (b). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional) c) Sinar datang melalui titik pusat optik O akan diteruskan tanpa dibiaskan. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3 Sinar istimewa lensa cembung (c). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional)

Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 65 2.2 Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung Pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat dilukis dengan menggunakan sinarsinar istimewa. Berikut cara melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung : a) Lukis dua buah sinar istimewa. b) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-putus. c) Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya. 3 Perancangan Aplikasi Gambar 4 Pembentukan bayangan pada lensa cembung. Pada aplikasi pengukuran tinggi dan jarak objek ini ada dua cara pengukuran, yaitu : a) Dengan memasukkan data. Pengukuran dilakukan dengan mengetahui informasi dari objek, seperti tinggi objek atau jarak objek terhadap kamera. b) Tanpa memasukkan data. Pengukuran dilakukan tanpa mengetahui informasi dari objek baik disini jarak ataupun tinggi objek dan outputnya adalah tinggi objek dan jarak objek terhadap kamera. 3.1 Teori Tentang Kesebangunan Dua Bidang Datar Hasil pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat di lihat pada gambar 5. Dari pembentukan bayangan lensa cembung tersebut membentuk dua buah segitiga sebangun. Segitiga dikatakan sebangun, salah satunya adalah apabila sudut yang bersesuaian sama besar [3]. Pada gambar 5 dapat di lihat sudut saling berkebalikan ini membuktikan kedua sudut tersebut sama besar dan terdapat sudut siku-siku pada kedua segitiga. Dua hal ini telah membuktikan bahwa kedua segita tersebut sebangun, dikarenakan sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga sama besar. Dengan menggunakan sifat kesebangunan segitiga, menghasilkan rumus untuk mengukur jarak dan tinggi objek. Gambar 5 Kesebangunan segitiga pada pembentukan bayangan lensa cembung.

Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 66 Keterangan gambar 5 : X 1 = benda terhadap kamera Y 1 = Tinggi benda sebenarnya X 2 = Focal Length camera Y 2 = Tinggi benda pada camera (bayangan) Persamaan : Persamaan (1) merupakan persamaan yang terbentuk dari kesebangunan segitiga [4]. Dari persamaan (1) dapat diturunkan menjadi persamaan (2) dan (3). Dimana persamaan (2) digunakan untuk menghitung jarak benda terhadap kamera dan persamaan (3) digunakan untuk menghitung tinggi benda sebenarnya. Focal lenght dari kamera merupakan jarak dari pusat optik lensa dengan titik fokus yang terletak di sensor atau film [5]. Nilai focal lenght kamera dalam satuan milimeter (mm). Untuk mendapatkan nilai focal length dari kamera pada smart phone android dapat menggunakan perintah berikut [6]: Camera.Parameters p; p= mcamera.getparameters(); float focallength; focallenght=p.getfocallength(); Bayangan dalam sebuah kamera merupakan hasil proyeksi dari lensa [5]. Dimana bayangan tersebut akan jatuh atau terbentuk di atas permukaan sensor yang ada di dalam kamera dan kemudian di proses untuk ditampilkan pada layar perangkat mobile. Untuk menghitung tinggi bayangan di sensor dengan melakukan perbandingan antara ukuran objek di sensor kamera dengan ukuran objek di layar. Tinggi bayangan ini diukur dalam satuan milimeter (mm). Sehingga tinggi sensor dibagi tinggi gambar untuk mendapatkan ukuran 1 pixel yang ada pada sensor dalam milmeter. 3.2 Use case Use case diagram sistem ini hanya memiliki satu aktor yaitu user. Pada gambar 6 menggambarkan use case untuk proses pengukuran dengan memasukkan data. Dapat dilihat bahwa untuk menghitung jarak maka user harus menginputkan tinggi objek dan untuk menghitung tinggi objek user harus menginputkan jarak obejek terhadap kamera.

Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 67 Gambar 6 Use case pengukuran dengan memasukkan data. Pada gambar 7 menggambarkan use case untuk proses pengukuran tanpa memasukkan data. Dapat dilihat user dapat mengetahui langsung tinggi dan jarak objek terhadap kamera setelah melakukan proses pemilihan objek yang akan diukur. 3.3 Flowchart a) Dengan memasukkan data. Gambar 7 Use case pengukuran tanpa memasukkan data. Gambar 8 Flowchart pengukuran dengan memasukkan data. Gambar 8 menjelaskan sistem pengukuran dengan memasukkan data, dimana pada saat aplikasi dijalankan terdapat pilihan apakah akan melakukan perhitungan jarak. Jika jawabanya

Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 68 ya maka user diharuskan menginputkan tinggi objek sebenarnya. Jika tidak maka perhitungan yang dilakukan adalah menghitung tinggi objek sebenarnya dengan memasukkan jarak antara objek dengan kamera. Tahap pemilihan objek yang akan diukur dengan menggunakan sebuah segiempat. User mengatur ukuran tinggi segiempat dengan menyesuaikan tinggi objek yang akan diukur pada layar. b) Tanpa memasukkan data. Gambar 9 Flow Chart pengukuran tanpa memasukkan data. Gambar 9 menjelaskan sistem pengukuran tanpa memasukkan data, dimana proses pengukuran dilakukan dua kali dengan mengubah jarak pengukuran. Setiap melakukan pengukuran user melakukan capture, hal ini untuk mendapat nilai persamaan. Hasil nilai kedua persamaan yang akan digunakan untuk menghitung tinggi dan jarak objek terhadap kamera. Perhitungan perpindahan jarak pengukuran dengan menggunakan sensor proximity yang ada pada perangkat mobile. Untuk tahap pemilihan objek yang akan diukur dengan menggunakan sebuah segiempat. User mengatur ukuran tinggi segiempat dengan menyesuaikan tinggi objek yang akan diukur pada layar. Berikut rumus untuk perhitungan tanpa memasukkan data. Gambar 10 Pengukuran 1 dan pengukuran 2.

Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 69 Keterangan gambar 10 : X 1 = benda terhadap kamera. Y 1 = Tinggi benda sebenarnya. X 2 = Focal Length camera. Y 21 = Tinggi benda pada kamera (bayangan) pada perhitungan pertama. Y 22 = Tinggi benda pada kamera (bayangan) pada perhitungan kedua. Z = Perpindahan pengukuran pertama ke pengukuran kedua. 4 Analisa dan Pembahasan Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan dengan membandingkan data benda sebenarnya dengan hasil pengukuran menggunakan aplikasi yang dibangun. Berikut adalah data dari dua benda yang akan diukur. Tabel 1 Spesifikasi Benda. Spesifikasi Benda Gambar Benda Nama = Benda 1 Tinggi = 430 mm Lebar = 334 mm Nama = Benda 2 Tinggi = 510 mm Lebar = 360 mm Pengukuran akan dilakukan sebanyak lima kali dengan jarak yang berbeda dan menggunakan dua perangkat mobile dengan spesifikasi yang berbeda pula. Berikut adalah spesifikasi dari dua perangkat mobile. Merk Spesifikasi Samsung Galaxy SII Samsung Galaxy Gio Tabel 2 Spesifikasi perangkat mobile yang akan digunakan dalam pengujian. Focal Lenght 3,97 mm 2,78 mm Resolusi Kamera 3264x2448 pixels 2048x1536 pixels Resolusi Layar 480 x 800 pixels 320 x 480 pixels Ukuran Sensor Kamera (mm) Proximity 3,416 x 4,536 7 cm 2,2 x 2,6 7 cm

Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 70 Hasil pengukuran : a. Tabel 3 dan 4 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy Gio: Tabel 3. Hasil pengukuran benda 1 dengan input data. Tabel 4. Hasil pengukuran benda 1 tanpa input data. b. Tabel 5 dan 6 menunjukkan hasil Pengukuran Benda 2 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy Gio: Tabel 5. Hasil pengukuran benda 2 dengan input data. Tabel 6. Hasil pengukuran benda 2 tanpa input data. c. Tabel 7 dan 8 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy SII: Tabel 7. Hasil pengukuran benda 1 dengan input data Tabel 8. Hasil pengukuran benda 1 tanpa input data.

(mm) Tinggi (mm) Lebar (mm) Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 71 d. Tabel 9 dan 10 menunjukkan hasil pengukuran Benda 2 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy SII: Tabel 9. Hasil pengukuran benda 2 dengan input data. Tabel 10. Hasil pengukuran benda 2 tanpa input data. Berikut adalah grafik perbandingan hasil pengukuran dengan menggunakan Samsung Galaxy Gio dan Samsung Galaxy SII : a. 11, 12 dan 13 menunjukkan grafik hasil pengukuran Benda 1 dengan inputan data. Pengukuran tinggi benda 1 dengan input data 435 434 433 432 431 430 429 428 427 426 425 339 338 337 336 335 334 333 332 331 330 329 Pengukuran lebar benda 1 dengan input data Gio SII Tinggi Benda Input (mm) Gambar 11 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 1 dengan input data. Gio SII Lebar Benda 1 Input (mm) Gambar 12 Grafik hasil pengukuran lebar benda 1 tanpa input data. 500 0 Pengukuran jarak benda 1 dengan input data 2998.3321 2504.9979 2002.5154 2997.7291.5895 1507.4967 1999.7903.0755.3269 999.8945 Gio SII Input tinggi benda Gambar 13 Grafik hasil pengukuran jarak benda 1 tanpa input data.

1155 1480 1670 1870 2070 1155 1480 1670 1870 2070 Tinggi (mm) Tinggi (mm) (mm) Tinggi (mm) Lebar (mm) Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 72 b. 14, 15 dan 16 menunjukkan grafik hasil pengukuran Benda 2 dengan inputan data. 513 512 511 510 509 508 507 506 505 504 503 Pengukuran tinggi benda 2 dengan input Pengukuran lebar benda 2 dengan input data 365 364 363 362 361 360 359 358 357 356 355 Gio SII Tinggi Benda 2 Input (mm) Gio SII Lebar Benda 2 Input (mm) Gambar 14 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 dengan input data. Gambar 15 Grafik hasil pengukuran lebar benda 2 dengan input data. 500 0 Pengukuran jarak benda 2 dengan input data 2998.3321 2504.9979 2002.5154 2999.9069 2498.5613 1507.4967 1999.9466.0755 1499.9406 999.9708 Gio SII Input tinggi benda (510 mm) Gambar 16 Grafik hasil pengukuran jarak benda 2 dengan input data. c. 17 dan 18 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 tanpa inputan data. 440 435 430 425 420 Hasil pengukuran tinggi (430 mm) benda 1 dengan tanpa input Hasil pengukuran tinggi (430 mm) benda 1 dengan tanpa input 500 1672.8461 1489.6545 1180.0026 1650.8735 1472.6036 1154.9738 1833.5819 2019.5062 2101.754 1881.1312 415 0 Gio SII Tinggi benda 1 (mm) Gambar 17 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 1 tanpa input data. Gio (mm) Gambar 18 Grafik hasil pengukuran jarak benda 1 tanpa input data SII

1155 1480 1670 1870 2070 1155 1480 1670 1870 2070 Tinggi Tinggi (mm) Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 73 d. 19 dan 20 menunjukkan hasil pengukuran Benda 2 tanpa inputan data. 530 525 520 515 510 505 Hasil pengukuran tinggi (5100 mm) Hasil pengukuran tinggi (510 mm) benda 1 dengan tanpa input 1881.5442 2114.8298 1639.2329 1 1411.1986 1662.4231867.7801 1095.3365 1144.2 1482.5874 2059.2363 500 495 500 0 Gio SII Tinggi Benda 2 Gambar 19 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 tanpa input data. Gio Gambar 20 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 tanpa input data. SII Dari hasil pengujian di atas hasil pengukuran menunjukkan bahwa aplikasi dapat berjalan baik dengan hasil rata-rata galat yang kecil yaitu 0,0001404 utk pengukuran jarak pada benda 2. Hasil pengukuran yang memiliki galat kecil adalah dengan menggunakan perangkat mobile merk Samsung Galaxy SII. Hal ini dikarenakan Samsung Galaxy SII mempunyai spesifikasi hardware yang lebih baik dibandingkan Samsung Galaxy Gio. Ukuran focal length, ukuran sensor kamera, serta resolusi layar perangkat mobile berpengaruh pada hasil pembentukan bayangan sehingga kualitas gambar yang ditampilakan di layar lebih bagus dan lebih detail. Ukuran resolusi layar berpengaruh pada tingkat ketelitian user dalam melakukan pengukuran. 5 Kesimpulan Pembentukan bayangan dengan sinar-sinar istimewa yang membentuk dua segita sebangun dapat membantu dalam proses pengukuran tinggi dan jarak objek terhadap kamera. Dalam hal ini pengukuran dapat menggunakan dua metode yaitu, dengan inputan data atau tanpa inputan data. Pengukuran tanpa inputan harus dilakukan sebanyak dua kali dan harus mengetahui jarak perpindahan antara pengukuran pertama dan kedua. Ukuran focal length, ukuran sensor kamera dan resolusi layar akan mempengaruhi tingkat ketelitian user dalam melakukan pengukuran. 6 Daftar Pustaka [1] Pratomo, Danur Garuh. (Agustus 2004). Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [2] Supardiono. (2004). Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional. [3] Agus, Nuniek Avianti. (2008). Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX (hal 14). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. [4] Gonzalez, Rafael C., & Woods, Richard E. (2002). Digital Image Processing (2 rd ed.) (hal. 37-38). Prentice-Hall, Inc. [5] Purwanto, Wawan (t.t). Digital Photography That I Really New On That Chapter Chapter I : The Camera System (hal. 22-31). [6] Android Developers, Android Documentation, http://developer.android.com